“L A R U T A N”
Disusun oleh:
Kelompok 1
C. Kelarutan
Setiap zat terlarut memiliki batasan jumlah tertentu untuk dapat melarut.
Kemampuan melarut setiap zat dalam pelarut berbeda-beda. Kemampuan ini
dinyatakan sebagai kelarutan, yaitu jumlah maksimum zat yang larut pada
pelarut teetentu untuk membentuk suatu larutan homogen. Proses pelarutan
suatu zat jika dilakukan terus-menerus, akan mencapai batas maksimum
kelarutannya pada suatu waktu yang disebut keadaan tempat jenuh.
F. Molaritas
Adalah jumlah mol zat dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan
dengan notasi M dan satuannya adalah mol/lliter.
Rumus molaritas adalah :
M= molaritas zat,
n= mol zat, dan
V= volume
Sebagai contoh:
G. Normalitas
Adalah jumlah mol ekuivalen zat terlarut per liter larutan. Umumnya,
normalitas digunakan dalam netralisasi asam-basa. Ekuivalen merupakan
banyaknya proton (H+) dalam suatu asam basa atau banyaknya ion
hidroksida (OH-) dalam suatu basa.
Rumus normalitas adalah :
N= Normalitas (N),
M= Moralitas larutan, dan
valensi= Ekuivalen asam atau basa
Sebagai contoh:
H. Fraksi mol
Adalah perbandingan jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total mol
seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total bernilai satu.
Konsentrasi dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan
perbandingan. Secara daerah fraksi mol terlarut dan fraksi mol pelarut dalat
dirumuskan sebagai berikut:
m= molalitas (m),
n= mol zat, dan
p= massa pelarut