Definisi larutan
Campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya merata atau serba sama (homogen)
disebut dengan Larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam
pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut. Berbicara tentang
larutan, kata-kata solven (pelarut) dan Solut (zat yang terlarut) sudah umum disebutkan, Solven
sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk, sedangkan solut sebagai
semua komponen yang larut dalam pelarut.
Ditinjau dari ukuran partikel yang terlarut, Larutan homogen dibedakan menjadi 2 yaitu larutan
sejati dan koloid:
Tabel 1.1 Tabel perbedaan larutan sejati dengan koloid
Hpelarutan = H1 + H2 + H3
Dimana: H1 = kalor permutasian ikatan pelarut-pelarut
H2 = kalor permutasi ikatan zat terlarut-zat terlarut
h3 = kalor pembentukan ikatan pelarut-zat terlarut
Kalau interaksi pelarut-zat terlarut lebih kuat dibandingkan interaksi pelarut-pelarut dan
interaksi zat terlarut-zat terlarut, maka proses pelarutannya disebut eksoterm (Hpelarutan < 0);
sebaliknya kalau interaksi pelarut zat terlarut lebih lemah dibandingkan interaksi pelarut-pelarut
dan interaksi zat terlarut-zat terlarut, maka proses pelarutnya disebut endoterm (Hpelarutan > 0).
3. Konsentrasi larutan
Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya dapat berbeda. Misalnya dua
buah larutan garam yang pelarutnya samasama satu liter, sedangkan jumlah garam terlarut
berbeda. Dari dua larutan tersebut orang lain tidak bisa mengetahui secara langsung berapa garam
yang tekandung di dalamnya. Sebagai informasi mengenai jumlah realtif solut dan sovent dalam
larutan digunakan istilah konsentrasi larutan. Konsentrasi Larutan adalah Jumlah zat terlarut
dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan, agar
larutan tersebut bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perbandingan jumlah zat
terlarut dan jumlah pelarutnya. Konsentrasi larutan yang sering dipergunakan dilaboratorium
diantaranya adalah molaritas (M), Normalitas (N), Fraksi Mol ( X), molalitas (m) dan ppm. Berikut
ini akan dibahas bagaimana mengungkapkan konsentrasi larutan beberapa satuan.
4. molaritas
Ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan secara kuantitatif. Suatu istilah yang
sangat berguna yang berkaitan dengan stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi
molar atau molaritas, dengan simbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solut dalam larutan
dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
M = molaritas (mol/l)
n = mol
v = volume larutan (L)
G = massa padatan (gram)
Mr = massa molekul relative (g/mol)
Larutan yang mengandung 1 mol NaCl dalam 1 L larutan mempunyai molaritas 1 M. Jika
larutan ada larutan tertulis HCl 0,1 M berarti dalam satu liter larutan terdapat 0,1 mol HCl.
- Menentukan molaritas larutan pekat
Bahan atau zat berupa larutan yang tersedia dilaboratorium, seperti HNO3, H2SO4, NH3,
HCl dan lain-lain umumnya berupa larutan pekat yang dikemas dalam suatu botol. Masing-masing
larutan pekat tersebut diberi label perihal keterangan mengenai larutan. Konsentrasi larutan pekat
yang tersedia di laboratorium umumnya diberikan dalam bentuk persen (%). Larutan H2SO4/p
biasanya mempunyai persentase 95 - 97 %, HCl/p antara 31 - 33 %. Bila kita menginginkan
konsentrasi larutan dalam bentuk molaritas atau yang lainnya, maka perlu diperhatikan keterangan
lain yang terdapat pada label dari larutan tersebut, seperti berat jenis, Molekul relatif (Mr), dan
yang lainnya. Sebelumnya Telah dibicarakan bahwa konsentrasi larutan dalam molaritas
menyatakan banyaknya mol suatu senyawa setiap liter larutan. Yang perlu diperhatikan dalam
mengubah konsentrasi dari % ke konsentrasi lainnya adalah masalah satuan. Kalau kita akan
merubah konsentrasi menjadi molaritas. Maka kita harus tahu terlebih dahulu satuan dari molaritas
molaritas yaitu mol suatu zat per liter larutan. Untuk mengubahnya dapat dilakukan sebagai
berukut :
1000g
Masa zat per liter larutan = (kg/L) x persen (/100) x , sehingga konsentrasi molaritas
1kg
dapat ditulis:
1000g
( ). % .
1kg
Molaritas (zat X) =
Mr(X)
Sedangkan untuk zat berupa padatan molaritas larutan dapat dihitung dengan persamaan
m(X) 1
Molaritas = x
mr(X) V(liter)
5. Molalitas
Molalitas merupakan suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol senyawa
atau zat setiap kilogram pelarut (solvent).
Jika Mm adalah massa molar (g mol-1), maka :
1000g
Masa zat = (kg/L) x persen (/100) x ,
1kg
Kemudian jika dalam larutan tersebut hanya terdiri dari satu macam zat terlarut dan pelarut
saja, maka masa pelarutnya adalah sebagai berikut:
Massa pelarut = (kg/L) x (100% - %),
Molalitas = mol/kg pelarut
1000g
(/) .% .
1kg
Molalitas =,
Mm(X).().().(100%%)
Untuk zat padat yang dilarutkan dalam air molalitas (m) larutan dihitung dengan
persamaan.
m(X) 1
Molalitas = x
mr(X) m(pelarut)
6. Normalitas
Normalitas didefinisikan sebagai jumlah mol ekivalen dari suatu zat per liter larutan.
molekivalen
Normalitas = atau
V(liter) masa ekivalen x liter larutan
1,84kg 96 1000
L 100 1
Normalitas = xn
Mm(H2SO4)
Catatan:
Harga n suatu zat dapat dihitung dari bobot ekivalennya. Bobot ekuivalen suatu zat yng terlibat
dalam suatu reaksi, yang digunakan sebagai dasar untuk suatu titrasi, didefinisikan sebagai:
- Asam basa Bobot ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang diperlukan
untuk memberikan atau bereaksi dengan i mol (1,008 g) H+
- Redoks. Bobot ekuivalen adalah botot dalam gram (dari suatu zat yang diperlukan untuk
memberikan atau bereaksi dengan i mol elektro.
- Pengendapan atau pembentukan kompleks bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram
(dari) zat itu yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan i mol kation
univalen, mol kation divalen, 1/3 mol kation trivalen dan seterusnya
Mr
gram ekuivalen =
n
dimana untuk asam basa n = jumlah mol ion H+, untuk Redoks n = banyaknya elektron, dan
untuk kompleks n = jumlah muatan kation Yaitu menyatakan banyaknya gram suatu zat dalam
106 gram larutan.
()
ppm = x 106 ppm
m(sampel)
Dimana :
N1 = konsentrasi (normalitas ) larutan sebelum diencerkan
V1 = volume larutas sebelum diencerkan
N2 = konsentrasi (normalitas) larutan setelah diencerkan
V2 = volume larutan setelah diencerkan
Berat jenis Persen
Reagen Molaritas
(g/mL) massa
Asam sulfat (H2SO4) 1,84 96 18
Asam klorida (HCl) 1,18 36 12
Asam fosfat (H3PO4) 1,7 85 15
Asam nitrat (HNO3) 1,43 70 16
Asam asetat (HC2H3O2) 1,05 100 17,5
Larutan ammonia dalam
0,90 28 15
air ( NH3)