Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KIMIA

PENGKOROSIAN LOGAM
Nama ; Riyan N. Kelas ; XII IPA 1
N ; 34

LAPORAN KIMIA

Perkaratan Besi
A. Tujuan 1. Menyelidiki penyebab terjadinya korosi pada logam 2. Menyelidiki peranan air dan zat kima lainnya dalam suatu pengkorosian logam 3. Mengetahui pengaruh oksigen dalam laju perkaratan logam B. Dasar Teori Korosi atau yang sering kita kenal dengan nama perkaratan yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.sebagai contoh adalah: pagar rumah yang dibuat dari besi, lama kelamaan pagar tersebut akan mengalami perkaratan. Apakah sebenarnya perkaratan atau korosi itu?perkaratan merupakan proses oksidasi reduksi dari logam, dimana logam yang mengalami korosi akan bertindak sebagai anoda, sedangkan zat yang bereakis dengan logam mengalami reduksi. Semakin negative harga potensial elektroda suatu logam, semakin mudah pula logam tersebut mengalami perkaratan. Kecualibeberapa logam seperti Al dan Zn. Hal ini oksidasi aluminnium atau seng yang terbentuk melekat pada logam bagian dalam dan akan melindungi logam dari proses korosi berikutnya. Peristiwa korosi yang paling sering kita temukan adalah perkaratan besi. Zat apakah yang sebenarnya bereaksi dengan logam?terutama pada besi, sehingga dapat mengalami korosi? C. Alat dan Bahan 1. 5 buah paku besi (bukan paku baja) 2. 5 buah gelas 3. 2 buah penutup gelas 4. Amplas 5. Air 6. NaCl (garam) 7. Minyak

8. Kapas D. Cara Kerja 1. Siapkan 5 buah gelas bersih (I, II, III, IV dan V) dan isilah masing masing gelas tersebut dengan : a. gelas I dan II dengan air b. gelas III dengan garam dan dilapisi kapas c. gelas IV dengan minyak d. gelas V tidak diberi apapun (biarkan kosong) 2. Ambil 5 buah paku yang disediakan kemudian amplas hingga bersih dan masukan paku-paku tersebut kedalam gelas yang disiapkan di langkah 1, masing-masing satu buah 3. Pasang penuutup gelas pada gelas II dan III hingga rapat, dan pastikan tidak ada celah diantaranya 4. Simpan dan amatilah perkembangan yang terjadi selama 7 hari
Gelas II : Air tertutup Gelas III : NaCl + Kapas Gelas IV : minyak Gelas V : udara hampa

E. Hasil Pengamatan Gelas I Hari ke1 Hari ke2 Hari keLarutan berwarna sedikit kuning dan paku sedikit berkarat Larutan bertambah keruh, karat bertambah sedikit dan

Gelas II
Tidak ada reaksi Larutan berwarna sedikit keruh

Gelas III
Tidak ada reaksi Tidak ada reaksi Terlihat sedikit warna kuning

Gelas IV
Tidak ada reaksi reaksi Tidak ada

Gelas V
Tidak ada reaksi reaksi Tidak ada

Tidak ada reaksi

Larutan mengeruh dan mulai sedikit

Tidak ada

Tidak ada

3 Hari ke4

terdapat endapan Larutan semakin keruh sedikit coklat, karat melebar, dan endapan menggumpal di dasar

mengendap Larutan berwarna kuning endapan lain terbentuk sedikit, dan paku berkarat sedikit Larutan berwarna kuning kecoklatan dan endapannya berwarna coklat cerah

kecoklatan pada garam Warna kuning kecoklatan pada garam semakin meluas Warna kecoklatan pada kapas

reaksi

reaksi Toidak ada reaksi Tidak ada reaksi

Tidak ada reaksi

Hari ke5

Larutan berubah semakin coklat terdapat endapan mengapung, endapan dasar semakin banyak dan karat semakin menutupu bagian paku yang terendam air

Tdak ada reaksi

Hari ke6

Larutan berwarna coklat, endapan didasar dan permukaan, menutupi ujung runcing paku

Larutan tetap berwarna kuning kecoklatan, endapan di dasar dan sedikit di permukaan, serta timbul sedikit karat pada paku

Noda kuning masih terdapat

Tidak ada reaksi

Tidak ada reaksi

pada garam dan kapas

Hari ke7

Larutan berwarna coklat, terdapat endapan dasar dan permukaan, karat semakin menutupi paku dan nada penurunan volume air

Larutan berwarna tetap, endapan permukaan sedikit bertambah, karat semakin banyak Larutan tetap warnanya, terdapat banyak karat, namun tidak menutupi seluruhnya, karat hanya menutupi bagian paku yang ada dalam air, ujung runcing tidak terbentuk lagi

Noda kuning pada garam dan paku berkarat Karat

Tidak ada reaksi

Tidak ada reaksi

mulai sedikit
Terdapat sedikit kotoran di permukaan

Hari ke10

Larutan berwarna keruh, banyak endapan, karat diseluruh paku bahkan dibagian yang keluar dari permukaan air dan ujung lancip paku tidak terbentuk lancip lagi. Dan volume air berkurang hingga tinggal nya

menutupi beberapa bagian paku

Tidak ada reaksi

F. Pembahasan Setelah masing-masing gelas diberikan beberapa larutan dan diamati selama 10 hari. Dapat dilihat berdasarkan data pengamatan diatas, bahwa peristiwa korosi lebih cepat terjadi pada gelas I, hal ini terjadi dikarenakan paku diatas mengalami peristiwa redoks

antara besi dan oksigen terlarut dalam air tersebut, ditambah dengan terbukanya gelas I yang menunjukkan besar kemungkinan bagi air (larutan) ini untuk mengambil oksigen bebas yang ada di udara untuk mempercepat proses korosi, sehingga korosi pun pada gelas I ini berlangsung sangat cepat. Kemudian yang tercepat selanjutnya adalah pada gelas II, dimana paku masih ditempatkan dalam air, namun kondisinya berbeda yaknin gelas tersebut ditutup sehingga tidak memungkinkan air (larutan) tersebut mengambil oksigen dari udara bebas. Akibat sedikitnya oksigen yang ditangkap oleh larutan, maka laju korosi yang terjadi pada gelas II ini pun sedikit lebih lambat disbanding yang pertama, namun tergolong cepat karena masih dibantu oleh oksigen terlarut ddalam air serta suasana oaku yang berada dilingkungan korosif. Pada gelas III yang diisi kapas dan NaCl, besi juga mengalami korosi. Hal ini dikarenakan NaCl dapat bereaksi dengan udara lembab (sebagaimana udara lembab mengandung H2O) sehingga terjadi reaksi NaCl + H2O NaOH + HCl. Pada reaksi ini yang berperan dalam proses pengaratan paku adalah HCl akibat reaksi garam dengan kelembaban sekitar. Korosi terjadi karena sifat asam (HCl) juga termasuk salah satu zat yang korosif atau dapat menyebabkan karat, bahkan, NaCl pun dapat menyebabkan karat pada logam yang telah dilapisi dengan stainless steel. . kemudiana pada gelas IV, paku sama sekali tidak berkarat, hanya saja terdapat kotoran mengapung diatasnya. Namun dapat dikatakan bahwa kotoran mengapung itu bukanlah endapan hasil korosi yang mengapung, melainkan kotoran yang diakibatkan oleh sifat minyak yang koloid sehingga dapat membersihkan besi dari karat ataupun kotoran lainnya yang menempel pada paku. Jadi, minyak termasuk salah satu zat yang bagus untuk melapisi besi agar tidak terjadi korosi, karena sifatnya yang justru membersihkan besi, bukat mengkorosikannya. Yang terakhir adalah gelas V, tidak terjadi karat apalagi endapan sebagaimana paku diletakkan diruang hampa bukan dimedium yang korosif seperti air maupun NaCl, sehingga kemungkinan terjadinya korosi kecil. Namun, bukan berarti korosi tidak dapat terjadi, korosi tentu dapat terjadi, bahkan pada paku di gelas V sekalipun yang tidak berada dilingkungan korosif. Korosif pada gelas V tentu dapat terjadi seperti halnya pada gelas I dan II, bahwa terdapat unsur oksigen dan H2O diudara. Namun karena tingkat kelembaban yang tidak terlalu signifikan menyebabkan korosi pada gelas V seolah-olah tidak terjadi, padahal tetap terjadi namun hanya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding paku di gels lain yang berada di lingkungan korosif.

G. Jawab Pertanyaan 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi suatu logam mengalami korosi ?

Jawab : Faktor yang dapat mempengaruhi suatu logam mengalami korosi antaa lain adalah factor lingkungan, yakni apakah lingkungan tersebut bersifat korosif atau tidak. Berikutnya adalah factor kelembaban udara, sebagaimana kita tahu, semakin tingginya tingkat kelembaban udara akan menyebabkan kadar H2O di udara pun semakin tinggi sehingga menyebabkan logam dapat terkorosi akibat adanya uap-uap air yang berlebihan di lingkungannya.
2. Mengapa korosi lebih cepat terjadi pada lingkungan terbuka (kondisi gelas I) ketimbang di lingkungan tertutup (kondisi gelas II) ?

Jawab : Pengaruh yang mempercepat laju korosi dalam ha ini adalah banyak tidaknya kadar oksigen bebas yang mampu diikat oleh larutan. Sebagaimana dalam kondisi I yang terbuka, larutan mempunyai kemampuan besar untuk mengambil oksigen bebas disekitarnya karena oksigen babas jumlahnya sangat banyak diudara, sehingga larutan akan banyak mengikat oksigen (penyebab korosi) sehingga korosi pun cepat terjadi. Sedangkan di kondisi II yang tertutup, oksigen bebas yang tersedia sangat terbatas akibat batas ruangnya, sehingga larutan di kondisi II tidak memiliki kemampuan sebesar larutan kondisi I dalam mengikat oksigen guna mempercepat laju korosi.
3. Mengapa pada kondisi IV, paku didalam gelas tidak berkarat ? dan mengapa ada endapan di permukaannya ?

Jawab : Pada kondisi IV yang berisi minyak, paku tidak mengalami pengkaratan karena sifat minyak yang tergolog koloid. Sebagaimana salah satu sifat koloid yaitu adsorbsi dan koagulasi. Endapan di permukaan minyak dikarenakan kedua sifat koloid tersebut. Dalam hal ini, minyak menyerap (adsorbsi) partikel-partikel kotoran yang menempel pada paku dan kemudian menggumpalkannya/mengendapkannya (koagulasi). Namun, karena massa jenis minyak yang lebih besar dari partikel kotoran tadi menyebabkan partikel-partikel kotoran tersebut terangkat ke permukaan minyak, sehingga terlihat terdapat endapan diatas permukaannya (minyak).

4. Bagaimana cara mencegah korosi pada logam ?

Jawab : mencegah terjadinya korosi pada logam dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan menjauhkan logam dari lingkungan yang korosif (air, suasana asam, kelembaban udara yang ekstrem, klorida, dll), melapisinya dengan minyak ataupun dengan memberinya cat, serta dengan melapisi logam dengan campuran alooy s seperti stainless steel.
H. Kesimpulan Korosi merupakan proses oksidasi reduksi dari logam, dimana logam yang mengalami korosi akan bertindak sebagai anoda, sedangkan zat yang bereakis dengan logam mengalami reduksi. Factor yang dapat mempengaruhi laju korosi adalah factor lingkungan (korosif atau tidak), tingkat kelembaban udara, tingkat keasaman serta kadar oksigen yang ada. Korosi akan lebih cepat terjadi pada logam yang berada di kondisi terbuka, karena ia akan terus menerus di oksidasi oleh oksigen bebas yang ada dilingkungan sekitarnya. Selain itu, setiap larutan memiliki sifat oksidasi yang berbedabeda sehingga mampu membuat karat pada paku dengan jumlah endapan karat yang berbeda-beda. Adanya kontak terhadap oksigen juga sangat penting, sebab ada beberapa unsure yang membutuhkan oksigen yang diambilnya dari lingkungan sekitarnya untuk beroksidasi. Maka dari itu, langkah yang paling awal untuk dapat mencegah terjadinya korosi adalah menghindari logam berkontak langsung dengan lingkungan yang korosif seperti air, asam, udara yang lembab, dsb. Selain itu pelapisan logam dengan campuran alooy seperti stainless steel atau chrom pun dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi.

I. Daftar Pustaka
Maria Kuswati, Tine, dkk. 2007. Sains Kimia 3. Jakarta :Bumi Aksara http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-1/sifat-sifat-koloid/ http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid http://www.scribd.com/doc/46508477/Pengujian-Korosi-Baja-Pada-LarutanNatrium-Klorida http://id.wikipedia.org/wiki/Karat

Lampiran Kondisi paku hari ke-1

Kondisi Paku pada hari ke-2

Kondisi paku pada hari ke-10

Anda mungkin juga menyukai