Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI

PADA PAKU

OLEH :

 I MADE YASA BHUANA PUTRA (10)


 NI GUSTI AYU EKA CANTIKA AMBARAWATI (20)
 NI LUH MANICK WIDIASTARY NESSA (27)
 NI WAYAN PITRIYANI (35)

SMA N 2 KUTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


KOROSI PADA PAKU

I. Judul : Korosi Pada Paku Besi.


II. Tujuan :
- Untuk menambah pengetahuan siswa tentang materi korosi.
- Untuk menambah pengetahuan siswa tentang faktor apa saja yang
mempercepat terjadinya korosi pada besi.
- Untuk menambah pemahaman siswa mengenai paku besi mana
yang cepat dan lambat berkorosi dan penyebabnya.

III. Landasan Teori


 Korosi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya reaksi kimia
antara logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa yang tak
dikehendaki. Korosi berasal dari bahasa latin yaitu “Corrodere” yang berarti
perusakan logam. Korosi sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang
juga disebut pengkaratan. Korosi biasanya terjadi pada benda-benda logam, seperti
besi. Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang
bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembab (mengandung uap air) dan diinduksi
oleh adanya O2, CO2 atau H2S. Alat atau mesin yang mengalami korosi biasanya
mengalami perubahan warna menjadi coklat kemerahan.Selain itu, senyawa karat juga
membahayakan kesehatan.
Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses yang dapat
menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan dengan usaha-usaha untuk
pencegahan terbentuknya korosi, seperti mencegah terjadinya oksidasi yang
merupakan proses utama dalam korosi. Oksidasi sendiri dapat dicegah dengan
antioksidan. Salah satu usaha yang telah ada adalah chemical inhibitor.
Berbicara mengenai korosi maka kita harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korosi:
a. Suhu
Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal
ini terjadi karena semakin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-
partikel yang bereaksi akan meningkat sehingga melampaui besarnya harga
energi aktivasi dan akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi) juga akan makin
cepat, begitu juga sebaliknya.
b. Oksigen dan Air
Oksigen adalah unsur yang sangat penting dalam peristiwa korosi, secara
sempit peristiwa korosi adalah proses oksidasi sehingga mutlak oksigen sangat
berperan dalam peristiwa tersebut. Adanya oksigen yang terdapat didalam
udara dapat bersentuhan dengan permukaan logam yang lembab. Sehingga
kemungkinan menjadi korosi lebih besar. Didalam air (lingkungan terbuka),
adanya oksigen menyebabkan korosi.
c. pH
pada suasana yang lebih asam, pH<7 maka reaksi korosi pada besi akan lebih
cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan
yang ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam
suasana netral ataupun basa.
d. Keberadaan Elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan
mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu
menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di
daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
e. Galvanic Coupling
Bila besi terhubung pada logam lain yang kurang reaktif maka akan timbul
beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode)
ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih
mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif.
 Pencegahan korosi
 Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe
dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Satria, 2015).
Besi ( Fe) adalah logam transisi yang memiliki sifat sangat kuat, tahan panas, mudah
di murnikan, tetapi muda korosi. Besi ( Fe ) memiliki nomor atom 26 dan memiliki
berat atom 55, 845 g/mol, serta titik leleh 1.538 0 C dan titik didih 2.861 0 C.
 Baja
Paku yang digunakan adalah jenis paku beton dimana paku ini terdiri dari besi
dan baja. Baja sendiri dikenal dengan besi yang super kuat. Sebenarnya baja bukan
hanya berasal dari unsure besi saja melainkan beberapa paduan material seperti besi,
mangan, fosfor, karbon, silicon, sulfur, dan sedikit aluminium, nitrogen dan oksigen
dengan kandungan CO sebanyak 0,2%-2,1%. Dimana kandungan karbon inilah yang
sangat mempengaruhi kekerasan dan kekuatan benda itu sendiri.

IV. Alat dan Bahan


 Alat :
- 5 buah paku besi
- 5 buah gelas plastik
- 2 buah plastik kiloan
- 2 buah karet gelang
- 1 buah kapas
 Bahan :
- Air laut
- Air panas
- Air biasa/mineral

V. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum.
2. Memberikan label pada masing-masing gelas.
3. Perlakuan paku pada setiap gelas sebagai berikut;
a) Pada gelas 1 diisi paku saja dengan keadaan terbuka.
b) Pada gelas 2 diisi paku dan ditutupi dengan kapas, lalu bagian atas
gelas ditutup menggunakan plastik kiloan dan diikat dengan karet
gelang.
c) Pada gelas 3 diisi paku yang diberi air panas, lalu bagian atas gelas
ditutup menggunakan plastik kiloan dan diikat dengan karet gelang.
d) Pada gelas 4 diisi paku yang diberi air biasa/mineral dengan keadaan
terbuka.
e) Pada gelas 5 diisi paku yang diberi air laut dengan keadaan terbuka.
4. Setelah selesai, semua perlakuan paku pada gelas 1-5 disimpan ditempat
yang aman.
5. Mengamati perubahan pada paku selama seminggu dan mencatat perubahan
tersebut pada buku tulis.

VI. Data Pengamatan


Tabel 1.1 data pengamatan terjadi atau tidaknya korosi pada paku besi

Terjadi atau Tidaknya Korosi


Hari Ke- Paku Paku + air Paku + air
Paku saja Paku + kapas
+ air panas biasa laut
Hari ke-1 - - - - √
Hari ke-4 - - √ - √
Hari ke-5 - - √ - √
Hari ke-6 √ - √ √ √
Hari ke-7 √ - √ √ √
Keterangan :
√ : terjadi korosi
̶ : tidak terjadi korosi

VII. Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa paku
pada gelas ke 5 yang direndam dengan air laut selama seminggu dalam keadaan
terbuka lebih cepat mengalami korosi karena pada air laut mengandung garam NaCl
yang merupakan senyawa elektrolit, dimana ion-ion elektrolit membantu
menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah
anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode. Selain faktor keberadaan elektrolit,
konsentrasi H2O dan O2 juga mempercepat terjadinya korosi pada paku karena
bagian atas gelas plastik dalam keadaan terbuka. Sedangkan paku yang sulit
mengalami korosi adalah paku pada gelas ke 2 yang hanya ditutupi kapas dan dalam
keadaan tertutup oleh plastik kiloan yang diikat dengan karet gelang. Karena
keadaan paku yang tidak berhubungan langsung dengan faktor-faktor penyebab
terjadinya korosi seperti konsentrasi H2O dan O2, pH, suhu, keberadaan elektrolit,
dan galvanic coupling maka paku tersebut tidak mengalami korosi berbeda dengan
percobaan pada gelas yang lainnya.

VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat kita tarik kesimpilan bahwa;
1. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya korosi. Faktor-faktor tersebut
dibedakan menjadi 2 yaitu faktor dari bahan itu sendiri dan faktor dari lingkungan.
Faktor dari bahan itu sendiri seperti kemurnian bahan, struktur bahan, dan unsur-
unsur pada bahan itu sendiri. Sedangkan faktor dari lingkungan seperti konsentrasi
H2O dan O2, pH, suhu, keberadaan elektrolit, dan galvanic coupling.
2. Paku pada gelas 1 yaitu yang berisi paku saja dan dalam keadaan terbuka mengalami
korosi pada hari-hari akhir pengamatan. Karena paku tersebut berhubungan langsung
dengan O2 daru udara luar. Seperti yang kita ketahui O2 mempercepat korosi pada
besi.
3. Paku pada gelas 2 yaitu diisi paku yang ditutupi dengan kapas dan bagian atas gelas
ditutup dengan plastik kiloan dan diikat dengan karet gelang tidak mengalami korosi
karena permukaan paku besi tidak berhubungan langsung dengan faktor-faktor yang
mempercepat terjadinya korosi pada besi.
4. Paku pada gelas ke 3 yaitu diisi paku yang direndam dengan air panas dalam keadaan
bagian atas gelas ditutup plastik kiloan dan diikat dengan karet gelang mengalami
korosi karena selain pengaruh konsentrasi H2O juga dipengaruhi dengan suhu di
dalam gelas, karena semakin tinggi suhu maka dapat mempercepat proses korosi pada
besi.
5. Paku pada gelas ke 4 yaitu diisi paku yang direndam dengan air biasa/mineral dam
keadaan terbuka mengalami korosi karena permukaan paku di dalam air yang kadar
O2 terlarutnya lebih tinggi akan mempercepat korosi pada besi.
6. Paku pada gelas ke 5 yaitu paku yang direndam dengan air laut dan dalam keadaan
terbuka mengalami korosi yang lebih drastis dibandingkan percobaan yang lainnya
karena keberadaan elektrolit yaitu garam NaCl yang sangat mempercepat terjadinya
korosi pada besi.
IX. Lampiran

Paku dalam gelas air laut pertama Kondisi paku dalam gelas pada hari ke-4 – ke-5: korosi terjadi
kororsi di hari ke-1 pada gelas berisi air laut dan air panas

Kondisi paku dalam gelas pada hari ke-6 – ke-7: korosi terjadi Paku dalam gelas air biasa
pada gelas berisi air laut, air panas dan air biasa pada hari ke-7

Anda mungkin juga menyukai