Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Kimia

Disusun oleh :
Christoforus Christian K. XII IPA 09

SMA PAX PATRIAE Status TERAKREDITASI A No.02 .00/90/BAP-SM/XI/2007 Jl. Gardenia Raya Utara BA-2 No.41 Villa Galaxy Indah Jakasetia 17147 Bekasi Selatan-JAWA BARAT

Tlp : (021)82413795

Korosi pada besi


I. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari faktorfaktor yang mempengaruhi korosi pada besi dan cara mencegah terjadinya korosi pada besi.

II. Teori
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 x H2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe (s) Fe 2+ (aq) + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode , di mana oksigen tereduksi. O2 (g) + 4H+ (aq) + 4e 2H2O (l) Atau O2 (g) + 2H2O (l) + 4e 4OH- (aq) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida. Untuk mengatasi terjadinya korosi, dapat dilakukan berbagai langkah, diantaranya : - Dicat Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. Sehingga apabila kontak besi dan udara dapt dihindari, maka reaksi perkaratan tidak mungkin terjadi. - Melumuri dengan oli atau minyak Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin oli atau minyak mencegah kontak besi dengan air. Penghindaran kontak besi dengan air sama saja artinya dengan menghindarkan dari kontak dengan oksigen pada air, sehingga korosi tidak terjadi. Selain itu, menghindari kontak dengan air juga sama halnya dengan menghindari salah satu faktor penyebab korosi, yaitu kelembapan. - Dibalut dengan plastik

Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan kerancang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi udara dan air. Penghindaran kontak besi dengan air sama saja artinya dengan menghindarkan dari kontak dengan oksigen pada air, sehingga korosi tidak terjadi. Selain itu, menghindari kontak dengan air juga sama halnya dengan menghindari salah satu faktor penyebab korosi, yaitu kelembapan. - Tin plating (pelapisan dengan timah) Biasanya kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electro plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak adanya kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang cacat, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian timah mendorong korosi besi. - Galvanisasi (pelapisan dengan zink) Pipa besi, tiang telepon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. - Cromium plating (pelapisan dengan kromium) Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bemper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elekrolisis. Sama seperti zink, kromium juga dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak. - Sacrificial protection (pengorbanan anode)

Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

III. Alat / Bahan


4 Tabung reaksi 1 Amplas 4 Paku kecil Spiritus 1 Penjepit 1 Rak tabung reaksi Kapas 10 mL minyak tanah Air Korek api 2 Sumbat tabung reaksi Neraca 2 gr silica gel

IV. Prosedur
1. a. b. dalam tabung 2. c. d. 4. 2. nomor 1 di atas. 3. 4. Tutup tabung 2 dan 3 dengan sumbat sampai rapat. Simpanlah tabung-tabung tersebut. Kemudian amati apa Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih. Kemudian masukkan masing-masing 1 buah paku ke dalam tabung reaksi pada cara kerja Tambahkan air yang sudah di didihkan hingga Tambahkan 10 mL minyak tanah ke dalam tabung hampir penuh ke dalam tabung 3. Ambillah 4 tabung reaksi, kemudian : Tambahkan 5 mL air ke dalam tabung 1. Tambahkan 2 gram Silica gel dan kapas kering ke

yang terjadi. Catat pengamatan anda!

V. Pembahasan
TABUNG
1 (air) 2 (silica gel-ditutup) 3 (air mendidih-ditutup) 4 (minyak tanah)

PENGAMATAN
Terbentuk karat Terbentuk sedikit karat Terbentuk sedikit karat Tidak terbentuk karat

TABUNG 1

TABUNG 2

TABUNG 3

TABUNG 4

VI. Kesimpulan
Dari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air suling tanpa di tutup, karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air. Paku yang tidak dapat berkarat adalah paku yang dimasukkan kedalam tabung yang berisi minyak tanah. Urutan paku yang cepat berkarat adalah sebagai berikut : 1. Paku dalam tabung berisi air suling 2. Paku dalam tabung berisi air mendidih kemudian ditutup 3. Paku dalam tabung berisi silica gel kemudian ditutup Paku yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2, H2O, dan pH. Bila konsentrasi O2, H2O, dan pH naik, maka kecepatan korosi akan naik.lalu,tabung yang berisi air mendidih lama berkarat karena di sebabkan oleh hilangnya kandungan oksigen saat air di didihkan.kemudian paku dalam silica gel lama berkarat karena zat yang terkandung dalam silica gel bersifat

higroskopis/menyerap air,sehingga udara dalama tabung yang mengandung zat tersebut akan bersifat kering,sehingga perkaratan lama terjadinya. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada paku, maka kita harus melapisi paku besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.

VII. Lampiran

VIII. Daftar Pustaka


www.google.co.id Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai