Anda di halaman 1dari 3

Teori Dasar

Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις [sýnthesis],
"menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu prosesbiokimia pembentukan zat makanan
karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau
daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang
berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan
menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley.
Ia memperlihatkan bahwa cahaya Matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat
"memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori
udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari
rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya.

Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara
yang "dipulihkan" dan "merusak" itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan
dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan
hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia
menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon
dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para
ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan
makanan (seperti glukosa).

Alat dan Bahan :

 Beaker glass
 Corong kaca
 Tabung reaksi
 Kawat
 Air
 Tanaman hydrilla / chara
 Air es
 Air hangat

Cara Kerja :

1. Siapkan sebuah beaker glass yang berisi air


2. Ambil tanaman hydrilla yang masih segar, kemudian susun dan masukkan ke corong
(usahakan tanamannya tidak bercabang)
3. Masukkan tanaman yang ada di corong ke dalam beaker glass yang telah berisi air
4. Isi air pada tabung reaksi kemudian masukkan pipa corong ke tabung reaksi (air pada
tabung reaksi jangan sampai berkurang)
5. Gunakan 2 atau 4 kawat dengan ukuran yang sama sebagai penyangga corong
6. Letakkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena cahaya matahari
7. Ukur suhu air dengan memasukkan termometer ke dalam air
8. Perhatikan perubahan atau reaksi yang terjadi, kemudian tulis hasil pengamatan pada
tabel pengamatan
9. Lakukan juga di tempat yang terkena cahaya matahari, suhu tinggi (menggunkan air
hangat), dan suhu rendah (menggunakan air dingin)
Tabel Pengamatan
No. Variable manipulasi Gelembung O2 Suhu Waktu
1. Di tempat teduh + 290 C 5 menit
2. Di tempat terkena cahaya +++ 300C 5 menit
3. Di air hangat ++++ 400C 5 menit
4. Di air es - 100C 5 menit
5. Di tambah NaHCO3

Keterangan :
+ : Sedikit
++ : Sedang
+++ : Banyak
++++ : Sangat banyak
- : Tidak ada

Kesimpulan :

Berdasarkan dari hasil percobaan, suhu dan cahaya dapat mempengaruhi hasil fotosintesis.
Pada tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung, gelembung yang dihasilkan
banyak. Sedangkan pada tempat yang teduh, gelembung yang dihasilkan sedikit. Hal ini
membuktikan bahwa kadar O2 yang dihasilkan pada tempat yang terkena cahaya matahari
langsung lebih banyak daripada di tempat yang teduh. Begitu pula dengan suhu. Pada air
hangat (suhu tinggi) gelembung yang dihasilkan lebih banyak. Sedangkan pada air es (suhu
rendah) tidak ada gelembung yang dihasilkan. Dengan demikian, dalam percobaan ini dapat
dibuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2 dan intensitas cahaya serta suhu dapat
mempengaruhi proses fotosintesis tanaman.

Pembahasan:

 Variabel :

Variabel manipulasi/ bebas : suhu, cahaya


Variabel respon/terikat : gelembung udara
Variabel kontrol : volume H2O, banyaknya tanaman Chara, alat, waktu (5 menit)

 Di tempat yang terkena cahaya matahari dihasilkan gelembung udara lebih banyak
daripada di tempat teduh. Hal ini disebabkan karena dalam proses fotosintesis,
matahari sangat diperlukan sebagai sumber energi. Makin tinggi intensitas cahaya,
makin banyak aktivitas fotosintesis yang dapat dilakukan sehingga gelembung udara
O2 lebih banyak dihasilkan.
 Suhu dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Untuk berlangsungnya proses
fotosintesis diperlukan enzim-enzim. Enzim dapat bekerja secara maksimal jika suhu
lingkungannya optimum. Jika suhu di atas optimum, laju fotosintesisnya berkurang
karena aktivitas enzimnya makin lambat. Demikian pula jika di bawah suhu optimum,
laju fotosintesis akan berkurang karena aktivitas enzim juga berkurang.
 Tujuan dari penambahan NaHCO3 adalah untuk menambah banyaknya gelembung O2
yang dihasilkan. NaHCO3 akan bereaksi dengan H2O terurai menjadi CO2 sehingga
NaHCO3 dapat menjadi katalisator atau zat yang dapat mempercepat laju fotosintesis.

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O


CO2 berpengaruh terhadap fotosintesis yaitu mempercepat laju fotosintesis.

 Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini
terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan
muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

2H2O → 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.

 Gelembung O2 keluar dari batang tanaman chara. Di batang tanaman itu terdapat
pembuluh floem, tempat terjadinya proses fotosintesis.

 Faktor yang mempengaruhi kecepatan fotosintesis:

1. Faktor Internal : Genetik, Kandungan klorofil, Morfologi dan anatomi daun, Enzim
fotosintesis, Umur daun, Kebutuhan fotosintat
2. Faktor eksternal : Cahaya, Suhu, Air, CO2, Nutrisi dan Mineral

DAFTAR PUSTAKA

wikipedia

http://fitribby.blogspot.com/2013/04/biologi-percobaan-ingenhousz.html

Anda mungkin juga menyukai