Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya
matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan
hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan
diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang
terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut, dan
karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung
dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini
dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai
klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau
daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktorfaktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal

yang

melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.

Tujuan Percobaan
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis dan hasilnya
Variabel pengamatan

Variabel bebas : cahaya dan Na HCO3


Variabel kontrol : tanaman hidrilia
Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Dasar teori
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi
cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan
dalam fotosintesis. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen
yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Sel-sel

tanaman

mengandung

struktur

yang

disebut

kloroplas

(Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah


organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung
klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Pada umumnya
kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir
yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam
klorofil, yaitu:
klorofil-a

: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua

klorofil-b

: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian


tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan
tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu
ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz
menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen.

BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan :

Gelas kimia
Corong kaca kecil
Tabung reaksi
Termometer
Air
Air panas
Es batu
NaHCO3
Baskom plastik / ember kecil
Tumbuhan hydrilla sp.

5 buah
5 buah
5 buah

Langkah kerja :
1.
2.

Mengisi gelas kimia dengan air


Meletakan 5 batang hydrilla yang masih segar yang panjangnya masingmasing 10 cm dengan ujung tanaman mengarah ke bawah dalam corong
kaca. Mengikat batang hydrilia lebih dahulu supaya tidak memisah

3.

sewaktu berada di air


Memasukan corong yang berisi hydrilla ke dalam gelas kimia yang telah
berisi air, lalu letakan tabung reaksi yang penuh berisi air tertelungkup
di atas corong kaca. Untuk menghindari adanya ruang dalam tabung

4.

reaksi, lakukan penyusunan perangkat di bawah permukaan air


Menyimpan perangkat percobaan A di tempat yang teduh

5.

Membuat 4 perangkat lagi seperti yang sebelumnya dengan perbedaan


seperti berikut
Percobaan B sama dengan A tetapi diletakan di tempat yang
langsung terkena sinar matahari

Percobaan C sama dengan B, ditambah sendok teh NaHCO3


Percobaan D sama dengan B, tetapi menggunakan air hangat

sehingga suhu akhir 400C


Percobaan E sama dengan B tetapi menggunakan air dingin atau

es sehingga suhu akhir 50C


Mengamati apa yang terjadi pada masing-masing perangkat dan

6.

mencatatnya pada tabel

Tabel pengamatan:
Jumlah gelembung
Perangkat percobaan
A
B
C
D
E

5 menit
+
+++
++
-

10 menit
+
+++
++
-

15 menit
+
+++
+
++
-

20 menit
+
+++
+
++
-

Pembahasan
Pada gelas kimia A yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya
rendah , proses fotosintesisnya ternyata lambat. Hal ini terjadi karena walaupun di
dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia (cahaya) untuk
melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Sehingga, walaupun ada
bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak akan
terbentuk hasil.
Pada gelas kimia B dengan kondisi normal (tempat terkena cahaya
matahari langsung), proses fotosintesis berjalan cepat tersedia energi untuk
melakukan proses fotosintesis tersebut. Jumlah gelembung yang dihasilkan juga
banyak.
Pada gelas kimia C diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3
dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O

Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi.
Namun pada percobaan tidak terlihat gelembung pada 10 menit pertama. Pada
menit ke-15 mulai terlihat gelembung walaupun sedikit. Seharusnya jika jumlah
CO2 terlarut banyak maka fotosintesis akan berjalan cepat karena tersedia jumlah
bahan baku yang banyak. Kemungkinan konsentrasi NaCO3 yang ditambahkan
terlalu banyak sehingga keaadan air menjadi basa.
Pada gelas kimia D menggunakan air hanngat dengan suhu 400C.
Gelembung yang dihasilkan tidak terlalu banyak namun juga tidak terlalu sedikit.
Pada suhu 400C, enzim yang bekerja pada fotosintesis masih bekerja dengan baik
Pada gelas kimia E menggunakan air es dengan suhu 5 0C. Tidak ada
gelembung yang dihasilkan karena pada suhu tersebut fotosintesis tidak berjalan
lancar. Fotosintesis akan bekerja pada suhu yang optimal.
Gelembung yang dihasilkan dalam percobaan merupakan gas hasil
fotosintesis yaitu gas O2 dari proses fotolisis air.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Hal
ini bukan berarti suhu yang sangat tinggi akan membuat proses fotosintesis
menjadi cepat, justru tanamannya akan layu. Suhu yang optimalah yang akan
membuat proses fotosintesis menjadi maksimal. Faktor intensitas cahaya yang
terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat tetapi bila
cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat. Faktor kadar
CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan
dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
Saran
Tanaman hidrilla yang digunakan untuk setiap tabung hendaknya disama ratakan,
karena akan mempengaruhi data. Perlu diperhatikan saat penambahan NaHCO3

karena jika terlalu banyak maka keadaan air menjadi basa sehingga tanaman
menjadi terganggu.

Daftar pustaka
http://ayosinauonline.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikumfotosintesis-sachs.html
http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis
http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20110924040904AAshsyq
http://bundelantugas.blogspot.com/2013/04/praktikum-pembuktianfotosintesis pada.html

LAPORAN BIOLOGI

Percobaan Ingenhousz

Disusun oleh :
I Komang Gandung Semaraputra
XII MIA 2
12

SMA Negeri 1 Mataram

Anda mungkin juga menyukai