Anda di halaman 1dari 9

.

DASAR TEORI
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue apabila
mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun dalam
keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang
bekerja padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah berubahbentuk tanpa pemisahan massa.
Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu Sifat cairan yang menentukan
besarnya perlawanan terhadap gayageser. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi
antara molekul-molekul cairan.
Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara
lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity), kemampatan(compressibility), tegangan
permukaan (surface tension), dan kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat fluida pada
kenyataannya merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan
kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita ketahui, fluida
adalah gugusan yang tersusun atas molekulmolekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan
kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak
bebas terhadap satu sama lain

Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan
viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan
antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak
satu melewati lainnya. Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak
seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak
bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar. Pada
zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gaya-gaya kohesi antar molekul.

Hukum Stokes

Viskositas dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak benda padat.
Untuk fluida ideal, viskositas = 0 sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak
dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda
tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan
dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida benda tersebut.
F=Av=Av=kv
Koefisien k tergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang bentuk geometrisnya
berupa bola dengan jari-jari (r), maka dari perhitungan laboraturium ditunjukan bahwa
k=6r
maka
F=6rv
Persamaan itulah yang hingga kini dikenal dengan Hukum Stokes.
Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui
persamaan (rumus) :
v = 2 r2 g ( 0)
9
IV. PENGOLAHAN DATA

ZAT CAIR BOLA JARAK (d) WAKTU


140 cm 14 Sekon
A 150 cm 16,16 sekon
160 cm 18,72 sekon
140cm 9 sekon
OLI B 150cm 10,21 sekon
160cm 12,91 sekon
140cm 0,63 sekon
C 150cm 0,75 sekon
160cm 0,79 sekon
140cm 4,81 sekon
A 150cm 5,66 sekon
160cm 5,72 sekon
140cm 3,34 sekon
MINYAK GORENG B 150cm 3,72 sekon
160cm 4,37 sekon
140cm 0,32 sekon
C 150cm 0,34 sekon
160cm 0,44 sekon

Menentukan koefisien kekentalan zat cair

Informasi benda untuk praktikum:


N Benda Diameter (m) Massa (kg) Volume (m3) Massa jenis
o V=
=

1 Bola A 5,8 x 10-3 0,10 x 10-3 3,520 x 10-5 2,84


2 Bola B 7,7 x 10-3 0,20 x 10-3 6,204 x 10-5 3,2
3 Bola C 1 x 10-2 1 x 10-3 10,4 x 10-5 9,6
Bola A :
Volume,
Dengan diameter 5,8 x 10-3
V= .

V= 3,14 . 8,41 x 10-6

V = 35,20x 10-6
V = 3,520 x 10-5 (m3)

Masa jenis,
Dengan massa 0,10 x 10-3
=

= 0,0284 x 102
= 2,84

Bola B :
Volume,
Dengan diameter 7,7 x 10-3
V= .

V= 3,14 . 14,82 x 10-6

V = 62,04 x 10-6
V = 6,204 x 10-5 (m3)

Masa jenis,
Dengan massa 0,20 x 10-3
=

= 0,032 x 102
= 3,2

Bola C :
Volume,
Dengan diameter 10 x 10-3
V= .

V= 3,14 . 25 x 10-6

V = 104,6 x 10-6
V = 10,4 x 10-5 (m3)

Masa jenis,
Dengan massa 0,20 x 10-3
=

= 0,096 x 102
= 9,6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.
Rumus yang digunakan yaitu:
1. Untuk pengukuran massa jenis minyak:
a. Berdasarkan persamaan (1) maka persamaan massa jenis yang digunakan:

Untuk memperoleh b dapat menggunakan rumus regresi linier :

Dengan ketidakpastian:
1. Pengukuran viskositas:
a. Pengukuran waktu
Dalam percobaan dengan suhu yang sama, pengukuran waktu dilakukan sebanyak 3 kali
maka digunakan rumus :

b. Pengukuran viskositas :

Dengan ketidakpastiannya, yaitu :

Tehnik Pengukuran :
1. Pengukuran dilakukan secara langsung, pada massa jenis zat cair hA dan hB diukur
langsung menggunakan mistar dengan skala 1mm

2. Untuk kekentalan zat cair, yaitu menjaga suhu tetap konstan untuk mendapatkan
waktu yang diperlukan 50ml sampel(minyak) dengan pengatur tegangan

A. Alat dan Bahan


1. Alat untuk mengukur massa jenis zat cair, yaitu:

2. Alat untuk mengukur viskositas zat cair adalah Viscosimeter Redwood. Dimana bagian-
bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Tabung minyak (Shimadzu)
b. Penutup tabung minyak

3. Bahan :
Untuk kedua pengukuran tersebut bahan yang digunakan adalah minyak goreng
( bimoli).
A. Prosedur
Untuk prosedur penelitian dibagi menjadi 2 yaitu prosedur pengukuran massa jenis zat
cair dan prosedur pengukuran massa jenis zat cair
a. Prosedur pengukuran massa jenis zat cair ( minyak ), yaitu :
1. Menarik pipa penghisap sehingga kedua zat cair naik permukaanya pada pipa A dan pipa B
setinggi dan
2. Mengukur tinggi kedua permukaan zat cair dengan mistar
3. Mencatat hasil pengukuran
b. Prosedur pengukuran Viskositas zat cair ( minyak ), yaitu :
1. Mengatur level instrumen dengan menggunakan level N
2. Percobaan ini dilakukan dengan temperatur mulai dari , , dan . setiap percobaan dilakukan
sebanyak 3 kali.
3. Mengatur jarak antara tempat pelepasan dan alas tabung penerima yaitu sekitar 180 mm.
4. Menuangkan sampel kedalam bejana 50 ml, dan menaikkan temperaturnya sambil
dilakukan pengadukan.
5. Jika sampel telah mencapai suhu yang diinginkan, kemudian menuangkan kelebihan jumlah
sampel dengan membuka katub dan aturlah sampai volume dibawah tanda yang ada.
6. Ketika membuka katub secara serentak operasikan micro-chronometer.
Selanjutnya
catatlah waktu yang diperlukan 50 ml sampel untuk mengalir kebawah.

BAB IV

DATA HASIL PERCOBAAN


DAFTAR PUSTAKA

Triatmojo, Bambang. 1996. Hidraulika I Beta Offset. Yogyakarta.


Streteer, victor and E Benjamin Wylie. 1999. Mekanika Fluida jilid IA edisi kedelapan. Jakarta :
Erlangga.
Frank M, White. 1994. Mekanika Fluida jilid I Edisi kedua. Jakarta : Erlangga.
Maryanto, Al dan kawankawan. 2006. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. Yogyakarta : FMIPA
UNY.
Soedarjana dan Amir Achmad. 1962. FISIKA UNTUK UNIVERSITAS I. Jakarta :
Binacipta Bandung

Anda mungkin juga menyukai