KELAS: XI A2 3
Jl. KH. Agus Salim No.181, RT.010/RW.007, Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur,
Kota Bekasi, Jawa Barat 17112
2023/2024
Tanggal Pelaksanaan: 27 Oktober 2023
A. Tujuan
Mengetahui Laju dan waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi dari suatu percobaan kimia
yang dikenal dengan nama nama berikut:
1. Percobaan Gelembung terbakar
2. Percobaan pembakaran kayu dan tisu
3. Percobaan pembakaran bensin dan alkohol
4. Elephant toothpaste
5. Iodine clock
B. Teori
1. Percobaan Gelembung Terbakar:
Percobaan ini biasanya melibatkan pembakaran gas dalam gelembung sabun atau
detergen. Reaksi pembakaran, di mana gas seperti metana atau hidrogen berinteraksi
dengan oksigen dalam udara untuk menghasilkan panas, karbon dioksida, dan air.
4. Elephant Toothpaste:
Percobaan ini melibatkan reaksi dekomposisi tiba-tiba hidrogen peroksida dengan
menggunakan katalisator seperti kalium iodida. Dasar teori melibatkan reaksi redoks,
di mana hidrogen peroksida mengurai menjadi air dan oksigen.
5. Iodine Clock:
Percobaan ini melibatkan reaksi kimia yang lambat menjadi cepat tiba-tiba, yang
menghasilkan perubahan warna yang mencolok. Hal ini relevan dengan kinetika reaksi
kimia, di mana menjelaskan mengapa reaksi tiba-tiba berubah dari lambat menjadi
cepat dan apa yang memengaruhi laju reaksi tersebut
C. Alat dan bahan
Alat :
1. Erlenmeyer
2. Gelas Arloji
3. Mortar dan alu
4. Labu Ukur
5. Termometer
6. Pinset
7. Tabung Reaksi
8. Gelas Beker
9. Gelas Ukur
10. Pipet Tetes
11. Pipet Ukur
12. Corong
13. Kaki Tiga dan Kasa Kawat
14. Penjepit Logam
Bahan :
1. Gas portable
2. Baskom
3. Sabun sunlight
4. Korek kayu
5. Tisu
6. Stik es krim
7. Bensin
8. Cairan alkohol 70%
9. H2O2
10. Ragi Instan
11. Pewarna
12. Betadine
13. Vitamin C
14. Corn Starch
15. Air Panas
D. Langkah Kerja dan Analisa
1. Percobaan Gelembung terbakar
Langkah kerja :
Tanggapan:
Dalam percobaan "Gelembung Terbakar," kami membentuk gelembung sabun atau
detergen yang diisi dengan gas (biasanya metana atau hidrogen) dengan
menggunakan pipa sabun. Setelah membentuk gelembung, kami membakar
gelembung tersebut dengan menggunakan korek api. Kami mengamati fenomena
pembakaran pada gelembung sabun yang bereaksi begitu cepat menghasilkan api
dan melepaskan panas.
Reaksi Kimia:
Reaksi kimia yang terjadi selama pembakaran gelembung terbakar bergantung pada
jenis gas yang digunakan. Sebagai contoh, jika metana digunakan sebagai gas dalam
gelembung, reaksi kimianya dapat dijelaskan sebagai berikut:
CH₄ (metana) + 2O₂ (oksigen) -> CO₂ (karbon dioksida) + 2H₂O (air) + energi panas
Dalam reaksi ini, metana (CH₄) bereaksi dengan oksigen (O₂) dalam udara untuk
menghasilkan karbon dioksida (CO₂), air (H₂O), dan energi panas. Energi panas
inilah yang menyebabkan api kecil pada gelembung sabun. Dalam percobaan kami
reaksi berlangsung cukup cepat sekiranya kurang dari 10 detik.
Kesimpulan:
Percobaan "Gelembung Terbakar" mengilustrasikan konsep dasar pembakaran.
Ketika gas dalam gelembung terbakar, reaksi kimia mengubah gas tersebut menjadi
produk pembakaran seperti karbon dioksida dan air, sambil melepaskan energi
panas. Percobaan ini juga memperlihatkan bagaimana gelembung sabun dapat
berperan sebagai wadah sementara gas terbakar. Hal ini memberikan pemahaman
visual tentang bagaimana pembakaran berlangsung. Percobaan ini dapat digunakan
untuk mengajarkan prinsip-prinsip dasar reaksi kimia dan pembakaran.
Langkah kerja :
1) Bakarlah korek kayu di atas gelas arloji, dan hitung lama kayu tersebut
bereaksi(terbakar)
2) letakan stik eskrim diatas gelas arloji, dan bakar menggunakan korek, lalu
hitung berapa lama kayu tersebut terbakar
3) letakan tisu diatas gelas arloji, dan bakar menggunakan korek, lalu hitung
berapa lama tisu tersebut terbakar
waktu bereaksi :
1) korek kayu : 25 ssekon
2) stik eskrim : 5 menit
3) Tisu : 15 detik
Analisa :
Waktu bereaksi dapat dipengeruhi berbagai faktor seperti ketebalan, kadar air, suhu
ruangan dan lainnya. Dalam percobaan ini, kami membandingkan pembakaran
korek kayu, stik eskrim, dan tisu. Ketiga bahan ini digunakan sebagai bahan
pembakar, dan kami mengamati perbedaan dalam proses pembakaran dan sifat-sifat
pembakaran masing-masing bahan. Dan dapat kami simpulkan bahwa yang paling
cepat bereaksi adalah tisu, lalu ada korek, dan yang terakhir stik eskrim.
Reaksi Kimia:
Pembakaran adalah reaksi kimia yang melibatkan oksidasi bahan bakar (dalam hal
ini, korek kayu, stik eskrim, dan tisu) dengan oksigen dari udara. Reaksi kimia yang
terjadi selama pembakaran adalah sebagai berikut:
1. Korek Kayu:
Korek kayu terbuat dari kayu yang telah direndam dalam bahan kimia pembakar,
seperti fosfor putih. Saat ujung korek kayu digosokkan, fosfor putih mengalami
oksidasi dengan udara untuk menghasilkan panas dan cahaya:
2. Stik Eskrim:
Stik eskrim biasanya memiliki lapisan lilin pada salah satu ujungnya. Ketika stik
eskrim dinyalakan, lilin tersebut meleleh dan berfungsi sebagai bahan pembakar.
Reaksi kimia yang terlibat dalam pembakaran stik eskrim adalah oksidasi lilin:
Hasil dari reaksi ini adalah pembentukan karbon dioksida (CO₂), air (H₂O), serta
energi panas.
3. Tisu:
Tisu merupakan bahan yang terbuat dari selulosa, dan saat tisu dibakar, reaksi kimia
yang terjadi adalah pembakaran selulosa dengan oksigen:
Reaksi ini menghasilkan karbon dioksida (CO₂), air (H₂O), dan panas sebagai
produk.
Kesimpulan:
Percobaan ini mengilustrasikan perbedaan dalam proses pembakaran antara korek
kayu, stik eskrim, dan tisu. Masing-masing bahan memiliki komposisi dan sifat
pembakar yang berbeda, yang menghasilkan perbedaan dalam warna api, intensitas
cahaya, dan jenis produk pembakaran. Korek kayu menghasilkan cahaya terang
dengan warna yang khas, sementara stik eskrim menghasilkan nyala api yang stabil,
dan pembakaran tisu lebih cepat dan intensitas cahayanya lebih rendah. Eksperimen
ini memberikan pemahaman tentang konsep dasar pembakaran dan pengaruh jenis
bahan bakar pada proses tersebut.
3. Percobaan Pembakaran Bensin dan Alkohol
Langkah kerja :
1) Siapkan alkohol 6 ml dan letakan ke gelas arloji lalu bakar, dan hitung lah
waktu yang dibutuhkan.
2) Lakukan hal yang sama pada bensin dan hitunglah lama waktu bereaksi.
Analisa :
Dalam percobaan ini, kami membandingkan pembakaran bensin (sebagai bahan
bakar fosil) dan alkohol (etanol, sebagai bahan bakar organik). Kami melakukan
pembakaran kedua bahan bakar ini dalam kondisi yang terkendali untuk
mengamati perbedaan dalam proses pembakaran, karakteristik api, dan produk
yang dihasilkan.
Reaksi Kimia:
Pembakaran bensin dan alkohol melibatkan reaksi kimia dengan oksigen (O₂)
dari udara. Reaksi kimia yang terjadi selama pembakaran keduanya adalah
sebagai berikut:
Pembakaran Bensin:
Bensin adalah campuran hidrokarbon yang mengandung berbagai senyawa
karbon dan hidrogen. Reaksi pembakaran bensin dapat dijelaskan sebagai
berikut:
C₈H₁₈ (Bensin) + 12.5O₂ (oksigen) -> 8CO₂ (karbon dioksida) + 9H₂O (air) +
energi panas
Selama pembakaran bensin, karbon dioksida (CO₂) dan air (H₂O) dihasilkan
sebagai produk utama, bersama dengan energi panas.
Pembakaran Alkohol (Etanol):
Etanol adalah alkohol yang digunakan sebagai bahan bakar. Reaksi pembakaran etanol
adalah sebagai berikut:
C₂H₅OH (Etanol) + 3O₂ (oksigen) -> 2CO₂ (karbon dioksida) + 3H₂O (air) + energi
panas
Selama pembakaran etanol, karbon dioksida (CO₂) dan air (H₂O) juga dihasilkan
sebagai produk utama, bersama dengan energi panas.
Kesimpulan:
Percobaan ini mengilustrasikan perbedaan dalam pembakaran bensin dan alkohol
dalam hal reaksi kimia, produk pembakaran, dan sifat-sifat api yang dihasilkan.
Meskipun produk pembakaran keduanya adalah karbon dioksida (CO₂) dan air (H₂O),
perbedaan dalam komposisi dan sifat-sifat bahan bakar menghasilkan perbedaan dalam
intensitas pembakaran, karakteristik api, dan suhu yang dihasilkan. Bensin cenderung
menghasilkan api yang lebih panas dan intens, sementara alkohol menghasilkan api
yang lebih tenang. Eksperimen ini memberikan pemahaman tentang karakteristik
pembakaran bahan bakar fosil dan bahan bakar organik.
Langkah Kerja:
Hasil perhitungan waktu : Rekasi terjadi memerlukan waktu cukup lama untuk sabun
habis bereaksi yakni berkisar 15 menit dan ini dipengaruhi beberapa faktor seperti suhu,
kadar H2O2 dan ragi yang digunakan.
Analisa :
Percobaan Elephant Toothpaste adalah eksperimen kimia yang melibatkan reaksi
dekomposisi tiba-tiba dari hidrogen peroksida (H₂O₂) dengan bantuan katalisator,
menghasilkan busa besar yang mirip dengan pasta gigi gajah. Eksperimen ini digunakan
untuk memahami konsep reaksi redoks dan kinetika kimia, serta menghasilkan efek
yang spektakuler.
Reaksi Kimia:
Percobaan ini melibatkan dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) yang dipercepat oleh
katalisator kalium iodida (KI). Reaksinya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dalam reaksi ini, hidrogen peroksida (H₂O₂) mengurai menjadi air (H₂O) dan oksigen
(O₂), sambil melepaskan energi panas. Katalisator KI membantu mempercepat reaksi
dekomposisi ini.
Selain reaksi utama di atas, penambahan sabun cair ke dalam campuran dapat
menghasilkan busa yang lebih stabil dan terlihat, tetapi reaksinya bukanlah bagian
utama dari reaksi dekomposisi hidrogen peroksida. Busa yang dihasilkan dari reaksi ini
mirip dengan pasta gigi gajah, sehingga diberi nama "Elephant Toothpaste."
Ini adalah reaksi redoks, di mana hidrogen peroksida kehilangan oksigen (terurai
menjadi air dan oksigen) dengan bantuan katalisator, dan ini adalah dasar dari
spektakuler.
Kesimpulan :
Percobaan Elephant Toothpaste adalah contoh reaksi dekomposisi yang menarik dalam
kimia. Reaksi ini menghasilkan busa besar dan efek visual yang mencolok. Percobaan
ini memungkinkan pemahaman tentang konsep reaksi redoks, kinetika kimia, dan
pengaruh katalisator dalam percepatan reaksi kimia. Penting untuk menjalankan
eksperimen ini dengan hati-hati, mematuhi tindakan keselamatan, dan melakukannya
dalam lingkungan yang aman, seperti dalam lemari asam atau di luar ruangan.
5. Iodine Clock
Langkah Kerja :
1) Siapkan air hangat di dalam eren meyer sebanyak 30 ml dan campurkan dengan
betadine.
2) Tumbuklah vitamin c dengan mortar dan alu, lalu masukan ke eren meyer
tersebut
3) Siapkan erenmeyer yang baru dan masukan air mendidih 10ml lalu tambahkan
corn starch 1 sendok spatula,lalu aduk hingga merata
4) Setelah itu masukan H2O2 sebanyak 20 ml dan aduk kembali
5) Campurkan kedua erenmeyer tadi dan aduk hingga bereaksi
Hasil perhitungan waktu : waktu yang dibutuhkan dengan diaduk memerlukan waktu
2 menit dan ini dipengaruhi berbagai faktor dan yang paling menentukan adalah kadar
dari H2O2 dan suhu dari air panas tersebut.
Analisa:
Dalam percobaan ini, iodine clock adalah efek yang terjadi ketika campuran berubah
warna secara tiba-tiba, menunjukkan bahwa reaksi kimia telah mencapai titik kritis.
Perubahan warna tersebut disebabkan oleh pembentukan ion iodin (I₂) sebagai produk
dalam reaksi. Ion iodin adalah yang memberikan warna reaksi.
Reaksi Kimia:
Reaksi iodine clock melibatkan beberapa tahap reaksi kimia. Reaksi utamanya adalah
reaksi antara H₂O₂, Betadine, dan Vitamin C untuk menghasilkan ion iodin (I₂) dalam
keadaan yang sangat lambat. Waktu yang dibutuhkan untuk reaksi mencapai titik kritis
ditentukan oleh pembentukan iodin (I₂). Reaksi utama adalah:
H₂O₂ (hidrogen peroksida) + I₃⁻ (dari Betadine) + H⁺ (dari Vitamin C) -> I₂ (iodin) +
2H₂O (air)
Kesimpulan:
Percobaan Iodine Clock adalah contoh reaksi kimia yang menunjukkan efek perubahan
warna yang spektakuler. Reaksi ini melibatkan pembentukan ion iodin (I₂) sebagai
produk akhir dan menciptakan efek iodine clock yang dramatis. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai perubahan warna adalah parameter yang menarik yang
dapat digunakan untuk mempelajari kinetika reaksi kimia dalam konteks percobaan ini.