Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN KIMIA SEDERHANA “LILIN AJAIB”

Oleh:

1. Aida Saefa Fitriarieswa (4301417010)


2. Fiki Islami (4301417021)
3. Cahyadini Triani Larasati (4301417027)

A. Latar Belakang
Pelajar kebanyakan menganggap kimia pelajaran yang sulit dan membosankan.
Karena kimia memiliki bahasan yang abstrak. Namun, kita bisa membuat kelas kimia
menjadi lebih menyenangkan melalui percobaan-percobaan sederhana. Disisi lain kita
dapat mempelajari kimia dengan lebih mudah, kita juga bisa menunjukkan bahwa kimia
itu seru. Kimia bisa dijadikan trick magic yang akan membuat tercengang, namun
sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah.
Lilin terbuat dari wax. Ketika kita menyalakan sumbu lilin, panas akan melelehkan
wax dan mengubahnya kembalai menjadi padatan. Cairan ini akan meleleh sepanajang
sumbu. Selama sumbu terbakar, cairan dari lilin akan semakin panas dan menguap
kemudian menjadi gas.
B. Percobaan
1. Lilin Ajaib: Memasukkan Air dalam Gelas Terbalik
a. Uraian
Jika kamu dapat menahan nafasmu untuk beberapa saat hingga tidak ada
udara yang bisa masuk ke paru-parumu, kamu akan mati.
Selama ratusan tahun, orang-orang telah mengetahui bahwa tidak ada
manusia yang bisa hisup tanpa udara. Tapi semenjak seorang ilmuwan Swedia,
pada tahun 1722, Karl Scheele dan Jospeh Priestley menemukan bahwa
oksigenlah yang penting untuk kehidupan manusia.
Kedua ilmuwan itu menemukan bahwa sesuatu dapat terbakar dengan baik
apabila ada oksigen murni daripada oksigen berada dalam campuran gas lain
sehingga disebut udara.
Di laboratorium, oksigen diproduksi dengan mengolah komponen tertentu
yang mengandung oksigen. Yang paling bagus digunakana dalah hidrogen
peroksida. Kamu dapat memperoleh hidrogen peroksida di toko obat dengan
konsentrasi 3% larutan.
Air, yang kita ketahui, terdiri dari dua bagian hidorgen dan 1 oksigen. Kita
dapat menuliskannya H2O (Brent, 1960).

b. Alat dan bahan


Alat:
 Mangkuk (1 buah)
 Gelas transparan (1 buah)
Bahan:
 Air (secukupnya)
 Korek api (1 batang)
 Lilin (1 batang)

c. Prosedur
Tuangkan sedikit air ke dalam mangkuk kira-kira 1 cm dari dasar mangkuk,
kemudian letakkan lilin kecil di tengah-tengahnya. Nyalakan lilin, dan tutup
dengan gelas yang terbalik. Api akan padam bersamaan dengan lebih banyak air
tersedot masuk ke dalam gelas.

d. Pembahasan
Masuknya air ke dalam gelas setelah lilin padam utamanya disebabkan oleh
berkurangnya tekanan di dalam gelas. Ketika lilin dinyalakan, api membutuhkan
oksigen dari udara untuk terus menyala. Api memanaskan udara dan membuat
gas-gas di dalamnya berekspansi, sehingga jumlah udara dalam gelas berkurang.
Karena itu, air tersedot masuk ke dalam gelas untuk mengganti udara. Namun,
dalam penelitian Vera, Rivera dan Nunez (2011) dan Surfing Scientist (2005),
teori mengenai berkrangnya udara (oksigen dari dalam gelas ini salah. Yang
benar bahwa adanya nyala api membuat udara dalam gelas panas, namun karena
ketika gelas ditutupkan rapat dengan air dibawahnya, air akan mati karena
oksigen dalam gelas terbatas. Ketika lilin mati, udara dalam temeratur udara
dalam gelas akan menurun. Jika temperatur menurun maka, udara dalam air akan
bergerak semakin lambat. Selanjutnya tekanan udara di dalam akan turun,
sedangkan tekanan udara di luar gelas tetap. Untuk mencapai kesetimbangan, air
akan naik seiring dengan penurunan temperatur (President and Fellows, 2003).
Kerja termoskop terjadi karena adanya ekspansi termal dari udara panas yang
terperangkap di gelas bagian atas. Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan yang
membuat air naik di dalam gelas. Prinsip yang sama juga menjelaskan kerja dari
mainan kuno yang disebut “drinking bird” dan “hand of boilers”.
Experimen ini dapat diterapkan pada materi kimia fisika, khususnya Hukum
Boyle yang menyatakan bahwa volume sebanding dengan tekanan, jadi ketika
volume oksigen dalam gelas habis untuk reaksi pembakaran, tekanan di dalam
gelas berkurang, sehingga air yang berada di luar gelas akan masuk. Dapatt pula
diterapkan pada pembe;ajaran kimia materi termokimia, untuk menjelaskan
bagaiman proses kesetimbangan terjadi.

2. Lilin Ajaib: Menyalakan Lilin tanpa Menyulut Sumbu


a. Uraian
Ketika lilin dimatikan, akan muncul asap dari sumbu yang telah mati. Jika
kita sigap, kita bisa kembali menyalakan lilin tersebut, namun tidak perlu dengan
langsung menempelkan api ke sumbu lilin.

b. Alat dan bahan


Bahan:
 Korek api (2 batang)
 Lilin (1 batang)

c. Prosedur
Nyalakan lilin dengan korek api, tunggu sejenak sampai api membesar.
Siapkan sumber api (dapat dari korek api yang lain), matikan nyala api lilin,
kemudian dekatkan sumber api ke asap lilin yang muncul.

d. Pembahasan
Saat kita meniup mati lilin, maka akan muncul asap yang mengandung
hawa panas menuju ke atas dan terjadilah pertemuan tiga unsur, yaitu oksigen,
bahan bakar, dan panas. Saat kita memberi api di ujung asap yang masih panas
tadi, maka terjadi konveksi (perpindahan panas melalui udara) menuju ke sumber
panas awal, yaitu sumbu lilin. Dan ya, api kembali menyala.
Lilin merupakan hasil karya yang sangat cerdas. Lilin adalah bahan bakar
namun ini hanya akan terbakar menjadi asap-lilin padat dan cair tidak akan
terbakar. Menyalakan lilin membuat lilin leleh. Asap dari nyala lilin yang
dimatikan mengandung lilin yang tidak terbakar dan merupakan bahan bakar lilin,
karena itu mudah terbakar. Jika asap ini disulut dengan api, nyala akan kembali
ke sumbu dan lilin akan menyala kembali (Meerman, 2004).
Experimen ini dapat diterapkan pada materi perpindahan kalor mengenai
proses konveksi, di mana perpindahan panas disertai dengan perpindahan
perantaranya. Di sini udara sebagai perantaranya jadi ketika api disulutkan pada
ujung asap yang masih panas, maka kalor akan berkonveksi ke sumbu lilin dan
membakarnya.

3. Lilin Ajaib: Mematikan Lilin tanpa Ditiup


a. Uraian
Ketika merayakan ulang tahun, sering kita diminta untuk meniup lilin.
Namun, ketika kita malas untuk meniup lilin, ada cara lain yang lebih keren
untuk memadamkan lilin, yang bisa kita tunjukkan seperti trik sulap. Kita dapat
mematikan lilin tanpa meniupnya. Berikut penjelasan lengkapnya.

b. Alat dan bahan


Alat:
 Gelas (2 buah)
 Korek api (1 buah)
Bahan:
 Lilin (1 batang)
 Cuka (10 ml)
 Soda kue (10 gram)
c. Prosedur
Nyalakan lilin. Campurkan cuka dan soda kue ke dalam gelas. Segera
dekatkan mulut gelas ke api.

d. Pembahasan
Terjadi reaksi antara asam cuka dengan soda kue sehingga menghasilkan
natrium asetat dan asam karbonat. Asam karbonat mudah terurai menjadi air dan
gas karbon dioksida yang dapat memadamkan api.
CH3COOH + NaHCO3 → CH3COONa + H2CO3
H2CO3 → H2 + CO2

Gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan berada di sekeliling lilin


dimana karbon dioksida ini tidak mendukung dalam nayalnay lilin. Hal ini
menyebabkan lilin tidak akan menyala di atmosfer yang penuh dengan karbon
dioksida (Hammack dan DeCoste, 2011).
Experimen ini dapat diterapkan pada topik termokimia dalam pembelajaran
kimia.

4. Air Terjun Asap “Smoke waterfall”


a. Uraian
Jika kita perhatikan yang sering kita temui di sekitar, umumnya asap
bergerak membumbung ke atas dari sumbernya. Padahal normalnya, asap lebih
berat daripada udara. Asap bergerak ke atas karena suhunya panas. Pada
percobaan ini, asap bergerak ke bawah seperti air terjun. Percobaan ini dapat
digunakan untuk menginvestigasi bagaimana suhu dapat mempengaruhi massa
jens gas.

b. Alat dan bahan


Alat:
 Garpu (1 buah)
 Korek api (1 buah)
Bahan:
 Kertas (1 lembar)
 Lilin (opsional) (1 batang)

c. Prosedur
Gulunglah selembar kertas, kemudian selipkan di sela-sela garpu. Bakarlah
ujung atas kertas menggunakan korek api secara langsung atau dengan
menyalakan lilin terlebih dahulu, kemudian membakar kertas tersebut dengan
lilin. Asap akan mulai keluar dari bagian bawah kertas.

d. Pembahasan
Asap memiliki massa jenis lebih besar daripada udara, tapi normalnya
bergerak ke atas seakan-akan memiliki massa jenis lebih rendah daripada udara,
disebabkan suhu yang panas. Gulungan kertas di sini memberi waktu pada asap
untuk mendingin, sehingga kemudian asap bergerak ke bawah seperti air terjun.
Ketika gas atau cairan dipanaskan, molekul-molekulnya bergerak lebih
cepat dan saling bertumbukan satu sama lain, sehingga berpisah lebih jauh.
Karena molekul terpisah lebih jauh, artinya terdapat lebih sedikit molekul gas
untuk volume yang sama: massa jenis berkurang. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran lilin merupakan karbon dioksida yang memiliki massa jenis lebih
besar atau dapat dikatakan lebih berat dari udara atmosfer. Dua liter karbon
dioksida memiliki massa 3,6 gram sementara hidrogen memiliki massa 0,16 gram
oksigen 2,62 gram, nitrogen 2,29 gram dan udara 2,37 gram. Kita dapat melihat
bahwa karbon dioksida densitasnya lebih tinggi dari udara karena itu kita dapat
mengambil se tabung karbon dioksida dan memindahkannya ke wadah lain. Maka
itu karbon dioksida akan selalu di bawah dari udara atmosfer (Hammack dan
DeCoste, 2011).

Experimen ini dapat diterapkan pada materi perpindahan kalor. Pada suhu
panas, asap akan memilik massa jenis yang lebih besar dari udara. Asap akan
bergerak turun ke dasar tabung reaksi yang suhunya lebih rendah dari asap.
Dalam hal ini asap mengalami konvensi, di mana kalor berpindah bersama
partikel-partikelnya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Sehingga asap
akan terlihat seperti air terjun dalam tabung reaksi.
Daftar Pustaka
Brent, R. 1960. The Golden Book of Chemistry. New York : Golden Press.
Hammack, Bill dan DeCoste, Don. 2011. Michael Faraday’s The Chemical
History of a Candle. Illinois : Articulate Noise Book.
Meerman, Ruben. 2004. Leaping Candle Flame. ABC Science.
President and Fellows. 2003. Charles’ Law and The Rising Water Activity.
Cambridge : Harvard University.
Surfing Scientist. 2005. Lesson Plan Classic Candle Experiment. ABC Science
Online.

Anda mungkin juga menyukai