Anda di halaman 1dari 35

PEMANFAATAN APLIKASI DAN SENSOR

PADA SMARTPHONE ANDROID


UNTUK PEMBELAJARAN GELOMBANG BUNYI
DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

Makalah

Diajukan oleh:
Nama : Saroji, M.Pd.
NIP : 197507212008011007
NUPTK : 3053753654200013
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Semarang
Kota : Semarang
Provinsi : Jawa Tengah

SMA NEGERI 3 SEMARANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL:

Pemanfaatan Aplikasi dan Sensor


pada Smartphone Android
Untuk Pembelajaran Gelombang Bunyi
di SMA Negeri 3 Semarang
SAROJI

SMA NEGERI 3 SEMARANG


Jalan Pemuda 149 Semarang

Makalah ini disusun untuk memenuhi unsur Publikasi Ilmiah pada Daftar
Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) Tahun 2017

Semarang, 10 November 2017

Mengesahkan,

Kepala SMA Negeri 3 Semarang Penulis

Drs. Wiharto, M.Si. Saroji, M.Pd.


NIP 196310031988031009 NIP 197507212008011007

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Aplikasi dan Sensor pada
Smartphone Android untuk Pembelajaran Gelombang Bunyi di SMA Negeri 3
Semarang”. Penyusunan makalah ini didasarkan atas pengalaman penulis sebagai
guru SMA Negeri 3 Semarang. Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan salah satu
unsur Publikasi Ilmiah pada Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK)
tahun 2017.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik
moral maupun motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat dibutuhkan karena makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
penulisan selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan, khususnya di kalangan akademisi.

Semarang, 10 November 2017

Penulis

iii
PAKTA INTEGRITAS

JUDUL:

Pemanfaatan Aplikasi dan Sensor pada Smartphone Android


Untuk Pembelajaran Gelombang Bunyi
Di SMA Negeri 3 Semarang

Saroji
SMA NEGERI 3 SEMARANG
Jalan Pemuda 149 Semarang

Menyatakan dengan sebenar-benarnya:

1. Makalah ini merupakan karya asli sendiri yang dibuat berdasarkan


ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
2. Makalah ini telah memenuhi kaidah-kaidah penulisan, similarity dan
sitasi serta mengutip dengan benar karya ilmiah lain yang telah
dipublikasikan.
3. Makalah ini memuat dan mencantumkan referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
4. Penulis menjunjung tinggi integritas, kejujuran dan keteladanan sebagai
pendidik demi kemajuan kulaitas pendidikan nasional.

Semarang, 10 November 2017

Penulis,

Saroji, M.Pd.
NIP 197507212008011007

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBARPENGESAHAN................................................................... . ii
PRAKATA............................................................................................. ii
PAKTA INTEGRITAS........................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... vii
ABSTRAKSI........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………...……. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C. TujuanPenulisan.................................................................................. 3
D. ManfaaPenulisan................................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 5


2.1 Sistem Operasi Android.................................................................... 5
2.2 Sensor dan Aplikasi Android............................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN MASALAH..................................................... 13


3.1Mempresentasikan Pelayangan Bunyi dengan Frequency Sound
Generator
.......................................................................................................
.......................................................................................................
13
3.2 Mentukan Cepat rambat bunyi dengan Stopwatch akustik....... 16
3.3 Menentukan Cepat Rambat Bunyi Melalui Peristiwa Resonansi... 19

BAB IV SIMPULAN ................................................................................. 21


Simpulan............................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Foto-foto kegiatan peserta didik dalam pembelajaran


Lampiran 2. Data hasil eksperimen

vi
ABSTRAKSI

Saroji. 2017. Pemanfaatan Aplikasi dan Sensor pada Smartphone Android


Untuk Pembelajaran Gelombang Bunyi di SMA Negeri 3 Semarang.
Makalah.

Kata kunci : Sensor, Aplikasi, Smartphone Android, Gelombang Bunyi, Android

Umumnya guru dan peserta didik telah menggunakan produk smartphone dan
aplikasinya, namun masih jarang dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran
fisika. Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa fitur, fungsi, dan rancangan
operasional applikasi pembangkit dan penganailsis sinyal (Frequency sound
generator dan Sound Analyzer Free) dan stopwatch akustik untuk pembelajaran
konsep gelombang bunyi. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan studi
kasus pada applikasi pembangkit dan penganalisis sinyal gelombang bunyi,
hingga menyusun langkah operasional dalam rancangan aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian hasil studi di atas, disimpulkan bahwa applikasi Frequency
sound generator, Sound Analyzer Free dan stopwatch akustik memiliki bagian dan
fitur-fitur yang dapat difungsikan sebagai alat pembelajaran fisika konsep
gelombang bunyi untuk sistem akuisisi data yang praktis, efisien, dan efektif
karena dapat merepresentasikan fenomena gelombang bunyi secara audio dan
visual yang dapat diterapkan melalui rancangan aktivitas pembelajaran berbasis
eksperimen.

vii
0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

April 2016, lembaga riset digital marketing Emarketer menyatakan


bahwa Indonesia adalah pasar smartphone nomor tiga terbesar di Asia Pasifik
setelah Cina dan India. Emarketer memperkirakan pada tahun 2018 jumlah
pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan
jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif
smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Smartphone (ponsel pintar) bukan lagi menjadi barang langka, terutama di
kalangan pelajar SMA.
Smartphone serta berbagai aplikasi di dalamnya merupakan produk
teknologi yang mempengaruhi aktivitas manusia saat ini. Hasil survei DI
Marketing, Asian Research Firm pada Juli 2016 menunjukkan bahwa lebih
80% penduduk Indonesia menggunakan smartphone untuk kepentingan
media sosial. Artinya, masih sangat minim penduduk Indonesia yang
menggunakan smartphone untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Khairil
Anwar (2016) menyatakan bahwa hampir seluruh peserta didik di sekolah
menengah (96,34%) telah memiliki dan pernah menggunakan produk smartphone
namun penggunaannya masih sebatas sebagai alat komunikasi dan sebagai media
pembentukan jaringan sosial saja, sedangkan penggunaan smartphone untuk
media belajar sangatlah minim (24,56%), itupun hanya sebagai alat hitung berupa
stopwatch dan kalkulator saja.
Minimnya penggunaan smartphone untuk pengembangan ilmu
pengetahuan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
ketidaktahuan pengguna smartphone. Sebagian besar pengguna hanya
mengetahui fungsi software, seperti browsing, gaming, dan chating. Tidak
banyak konsumen memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aplikasi
dan sensor yang ada di smartphone.

1
Sensor yang dimiliki oleh smartphone dan berbagai aplikasi yang
dapat di install di dalamnya dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran, baik sebagai presenter informasi, sistem akuisisi data,
maupun sebagai alat bantu eksperimen untuk merepresentasikan suatu fenomena
atau konsep sehingga dapat membantu para peserta didik menguji/memverifikasi
teori dengan data yang diperoleh.
Sebenarnya, alat-alat eksperimen yang bertujuan untuk
menggambarkan besaran fisis yang tidak terlihat secara kasat mata sudah
sangat banyak tersedia di pasaran. Masalahnya adalah tidak semua sekolah
memiliki cukup dana untuk membelinya. Terutama alat-alat eksperimen yang
menggunakan sensor sebagai detektor besaran fisis. Selain mahal, alat-alat
eksperimen yang menggunakan sensor juga rentan rusak. Akibatnya, tidak
banyak sekolah yang menyediakan alat-alat tersebut.
Penggunaan smartphone sebagai alat ukur besaran fisis dalam eksperimen
merupakan ranah baru pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan. Yavuz
(dalam Khairil Anwar, 2016) memanfaatkan aplikasi Function generator dan
spectrum view untuk melakukan eksperimen resonansi bunyi. Mikrajudin (2016)
dalam bukunya “Fisika Dasar 1” mengatakan bahwa konsep perpindahan di
permukaan bumi dapat ditentukan dengan menggunakan applikasi GoogleMap.
Jochen Kuhn (2013) menggunakan ponsel untuk menganalisis percepatan
gravitasi dan menganalisis fenomena difraksi gelombang inframerah pada remote
control. Pablo Martín-Ramos (2017) melakukan percobaan gerak peluru (gerak
vertikal dan gerak parabola) dengan menggunakan aplikasi foto editor GNU
Image Manipulation Program. Aan Suciarahmat (2016) menggunakan sensor
Accelerometer yang ada di smartphone dan aplikasi analisis video Logger Pro
untuk penentuan percepatan gravitasi.
Pembelajaran gelombang bunyi di SMA termasuk di SMAN 3 Semarang
cukuplah sulit, penyebabnya adalah konsep gelombang bunyi merupakan materi
yang abstrak karena pola gelombang bunyi tidak dapat diindra oleh mata dan
peralatan untuk mengukur besaran-besaran fisika yang berhubungan dengan bunyi
misalkan intensitas bunyi, taraf intensitas bunyi, frekuensi bunyi, dan kecepatan
bunyi umumnya tidak tersedia dilaboratorium sekolah.

2
Berdasarkan berbagai rujukan dan masalah di atas, applikasi dan sensor
dalam smartphone memberikan peluang yang menarik untuk memperkaya alat
dan media pembelajaran fisika untuk mempelajari konsep gelombang bunyi. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dipaparkan bagian, fungsi, dan langkah
pengoperasian suatu applikasi dan sensor smartphone berbasis android yaitu
Frequency Sound Generator sebagai pembangkit sinyal, Sound Analyzer sebagai
penganalisis frekuensi, dan Acoustic Stopwatch sebagai pencatat waktu bunyi
dalam rancangan kegiatan pembelajaran konsep gelombang bunyi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah dalam


makalah ini adalah:

1. Bagimanakah cara menggunakan Frequency Sound Generator untuk


mempresentasikan terjadinya pelayangan bunyi?
2. Bagimanakah cara menggunakan aplikasi Frequency Sound Generator
dan sensor Sound Analyzer dalam percobaan resonansi untuk mengukur
cepat rambat bunyi?

3. Bagimanakah cara menggunakan sensor Sound Analyzer untuk


mempresentasikan terjadinya efek Doppler?

4. Bagimanakah cara menggunakan sensor Acoustic Stopwatch untuk


mengukur cepat rambat bunyi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memaparkan cara menggunakan Frequency Sound Generator


untuk mempresentasikan terjadinya pelayangan bunyi?

2. Untuk memaparkan cara menggunakan aplikasi Frequency Sound


Generator dan sensor Sound Analyzer dalam percobaan resonansi untuk
mengukur cepat rambat bunyi?

3
3. Untuk memaparkan cara menggunakan sensor Sound Analyzer untuk
mempresentasikan terjadinya efek Doppler?

4. Untuk memaparkan cara menggunakan sensor Acoustic Stopwatch untuk


mengukur cepat rambat bunyi?

1.4 Tujuan Penulisan

1. Para guru khususnya guru Fisika agar dapat memanfaatkan aplikasi dan
sensor dalam smartphone untuk mengukur besaran fisis.

2. Para guru pada umumnya agar dapat memanfaatkan smartphone sebagai


alat bantu dapam proses pembelajaran.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Operasi Android

Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk


perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar (smartphone)
dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan
dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.
Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan
didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-
perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan
untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel Android
pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.
Smartphone dengan system operasi android merupakan perangkat seluler
yang terlaris di dunia mengalahkan popularitas Apple yang menggunakan sistem
operasi iOS. Salah satu faktor keberhasilan Android adalah terbukanya Google
terhadap perangkat lunak yang diperbolehkan masuk (Open Source). Android juga
telah mempunyai komunitas pengembang (developer) applikasi sendiri sehingga
sampai saat ini sudah jutaan aplikasi yang bisa dioperasikan melalui Android dan
Google Play menjadi apps shop utamanya.
Antarmuka pengguna Android umumnya menggunakan gerakan sentuh
untuk memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual untuk menulis teks.
Selain perangkat layar sentuh, Google juga telah mengembangkan Android TV
untuk televisi, Android Auto untuk mobil, dan Android Wear untuk jam tangan,
masing-masingnya memiliki antarmuka pengguna yang berbeda. Varian Android

5
juga
Versi Nama kode Tanggal rilis
8.0 Oreo 21 Agustus 2017
7.0 Nougat 22 Agustus 2016
6.0 Marshmallow 19 Agustus 2015
5.x Lollipop 15 Oktober 2014
[179]
4.4.x KitKat 31 Oktober 2013
4.3.x Jelly Bean 24 Juli 2013
4.2.x Jelly Bean 13 November 2012
4.1.x Jelly Bean 9 Juli 2012
4.0.3–4.0.4 Ice Cream Sandwich 16 Desember 2011
3.2 Honeycomb 15 Juli 2011
3.1 Honeycomb 10 Mei 2011
2.3–2.3.2 Gingerbread 6 Desember 2010
2.3.3–2.3.7 Gingerbread 9 Februari 2011
2.2 Froyo 20 Mei 2010
2.0–2.1 Eclair 26 Oktober 2009
1.6 Donut 15 September 2009
1.5 Cupcake 30 April 2009
digunakan pada computer jinjing, kamera digital, konsol permainan, dan peralatan
elektronik lainnya.
Dari awal peluncuran hingga saat ini Android sudah mengalami beberapa
kali pengembangan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan versi Android

Versi terbaru Android yaitu Oreo menghadirkan fitur baru yang belum
ada pada versi Android sebelumnya. Beberapa di antaranya adalah fitur Autofill,
Smart Text Selection, Picture-in-picture, Emoji, WiFi Aware, Background Limit,
Notification option, dan Audio option.

2.2 Sensor dan Aplikasi Android


Beberapa sensor yang ada pada Smartphone Android adalah:
1. Accelerometer Sensor
Berfungsi untuk mendeteksi arah (orientasi) suatu perangkat yang diukur ketika
perangkat mengalami perubahan posisi terhadap tiga sumbu XYZ atau kanan, kiri,
atas, bawah, dan datar. Sensor dapat mengetahui apakah smartphone sedang
dalam posisi berdiri (portrait) atau memanjang (landscape).

6
2. Gyroscope Sensor
Sensor ini digunakan untuk mendeteksi rotasi atau perputaran suatu perangkat
berdasarkan gerakan. Berfungsi untuk mendeteksi sudut kemiringan dan
mengukur kecepatan sudut yang umumnya diperlukan dalam navigasi. Gyro
Sensor agak mirip dengan Accelerometer Sensor. Yang membedakan yakni
Accelerometer dipengaruhi oleh gravitasi, sementara itu Gyro Sensor tidak
dipengaruhi oleh gravitasi.
3. Ambient Light Sensor
Berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya/kuat penerangan di sekitar
smartphone. Berperan dalam perubahan brightness/kecerahan layar. Berkat sensor
ini, jika smartphone berada ditempat yang terang, maka otomatis layar akan
meningkatkan kecerahannya supaya layar tetap terlihat jelas. Jika smartphone di
tempat yang redup atau gelap, maka layar akan menurunkan kecerahannya
sehingga akan menghemat daya baterai.
4. Proximity Sensor
Proximity sensor atau sensor jarak. Berfungsi untuk mendeteksi keberadaan suatu
objek tanpa kontak fisik dalam jarak tertentu.
5. Magnetometer Sensor
Berfungsi untuk mendeteksi adanya medan magnet dan mengukur besarnya
intensitas medan magnetik di sekitar smartphone.
6. Sound Sensor
Berfungsi untuk mengukur taraf intensitas bunyi di sekitar smartphone.
7. Barometer Sensor
Sensor ini berguna untuk mengukur tekanan udara atau atmosfer, sehingga bisa
mendapatkan perkiraan secara umum tentang apa yang akan terjadi apakah
tekanan udara naik atau turun.
8. Temperature Sensor
Sensor ini digunakan untuk mengukur suhu atau gradien suhu lingkungan. Tidak
banyak smartphone yang memiliki sensor ini, tapi terdapat sensor Thermistor
yang berada dalam baterai untuk mengetahui suhu baterai dan mengkonversinya
menjadi nilai numeric
9. Pedometer

7
Sensor ini digunakan untuk menghitung jumlah langkah yang telah dilakukan oleh
pengguna. Walaupun biasanya Accelerometer sudah dapat melakukan hal tersebut,
sensor Pedometer dapat melakukannya jauh lebih akurat dan hemat daya. Sensor
ini mendeteksi gerakan, mengukur setiap gerak langkah dari jarak yang ditempuh
dalam satuan panjang.
Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak
ketiga, baik yang diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon
Appstore, ataupun dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs pihak
ketiga. Di Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui
aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai
dengan persyaratan kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar
aplikasi yang tersedia berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna,
dan pengembang dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau
negara tertentu untuk alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan
keinginan pengguna dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah
pengunduhan
Beberapa aplikasi Android kategori Education yang dapat didownload
secara gratis di Google Play store diantaranya:

1. Phyphox

Phyphox dikembangkan di Institut Fisika 2 Universitas RWTH Aachen


Jerman oleh Sebastian Staacks, dkk. Phyphox dapat dijalankan di semua sistem
operasi yaitu minimal Android versi 4.0 dan iOS versi 8. Aplikasi ini gratis dan
tersedia di toko aplikasi (Google Play atau App Store).
Phyphox memungkinkan penggunaan sensor ponsel untuk eksperimen
fisika. Aplikasi ini memberikan akses ke sensor ponsel baik secara langsung
(melalui eksperimen siap pakai) termasuk analisis data dan data ekspor untuk
analisa lebih lanjut atau membuat eksperimen sendiri atau mengubah dan
memperluas yang sudah ada untuk kebutuhan pengguna sendiri menggunakan
editor di situs Phyphox, http://phyphox.org. Pengguna juga dapat mengekspor
data ke berbagai format diantaranya CSV (Comma separated values) dan Excel.
Phyphox juga dilengkapi dengan fitur mengontrol eksperimen dari jarak jauh (dari

8
PC atau notebook) pada jaringan yang sama dengan ponsel melalui antarmuka
web dan mengunduh data yang dihasilkan langsung ke desktop.

Gambar 2.1: Aplikasi phyphox kompatibel dengan


banyak sensor dan menawarkan pilihan eksperimen
langsung pakai.

Salah satu fitur yang ada di Phyphox adalah stopwatch akustik. Stopwatch
akustik merupakan alat ukur waktu seperti stopwatch biasa, perbedaannya adalah
waktu mulai dan berhenti stopwatch akustik didasarkan pada suara yang tersensor
oleh mikrofon ponsel.

9
Gambar 2.2: Aplikasi Phyphox menawarkan
stopwatch akustik yang dapat mengukur waktu
antara dua kejadian akustik.

Stopwatch akustik (Gambar 2.2) menggunakan mikrofon untuk menerima bunyi


dan memicu stopwatch aktif segera setelah amplitudo bunyi melebihi ambang
batas waktu yang diberikan dimulai. Ketika sensor mikrofon menerima bunyi
dengan amplitudo melebihi ambang kedua kalinya, pengukuran berhenti dan
waktu antara dua peristiwa akustik ditampilkan.

2. Frequency Sound Generator (Pembangkit Frekuensi Suara)


Software aplikasi Frequency Sound Generator merupakan applikasi
pembangkit sinyal audio stereo. Dalam satu smartphone dapat menghasilkan tiga
chanel sumber audio sekaligus. Pemilihan fungsi audio terdiri dari 3 model/tipe
sinyal, yaitu: sine wave oscillator (gelombang sinus), square wave oscillator
(gelombang persegi), dan triangle wave oscillator (gelombang segitiga). Tampilan
applikasi Frequency Sound Generator dan bagiannya ditunjukkan dalam Gambar
2.3.

10
Gambar 2.3. Tampilan icon dan halaman utama software applikasi
Frequency Sound Generator

Aplikasi ini dikembangkan oleh Aleksandar pengembang


FinestAndroid.com dan kompatibel dengan Android minimal versi 3.0. Aplikasi
ini terpasang di Play store sejak 17 Januari 2015. Frequency Sound Generator
adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan suara di telepon dengan berbagai
macam frekuensi dan sinyal. Fitur-fitur yang ada diaplikasi ini diantaranya
terdapat 3 osilator (setiap osilator dapat menghasilkan 3 bentuk gelombang),
tombol pemilih frekuensi yang akurat, pengatur suara, kontrol modulasi sinyal
gelombang, Audio CD - 16 bit pengkodean PCM /tingkat pengambilan sampel
pada 44100Hz, rentang oscillator adalah dari 20Hz hingga 20KHz, dan 2 pemilih
frekuensi, mengecilkan atau memperbesar frekuensi (Alex Muhenge, 2015).

3. Sound Analyzer Free


Sound Analyzer Free adalah penganalisa spektrum bunyi dengan resolusi
frekuensi yang halus. Pengembang aplikasi ini adalah nobapp-Japan dan

11
pemegang hak ciptanya adalah Nokubi Tadaharu. Aplikasi ini pertama kali
diluncurkan pada tahun 2015. Fitur yang tersedia:
- Parameter yang dapat dikonfigurasi secara luas.
- Skala logaritmik dan skala linier untuk frekuensi (sumbu horizontal).
- Memperbesar dan menggulir dengan operasi sentuh.
- Kedua orientasi portrait/landscape tersedia.
- Tampilan real-time puncak frekuensi dan amplitudo (maks 10).
Parameter analisis:
- Frekuensi maks: dipilih dari 96 kHz - 1.38 Hz (tergantung pada model
perangkat)
- Frekuensi minimum: 50Hz, 25Hz, 10Hz, 5Hz, 2.5Hz, 1.0Hz, 0.5Hz, 0.25Hz
- Refresh rate: 45fps, 30fps, 15fps, 5fps, 1fps

Gambar 2.4 Screenshoot Soud Analyzer Free

12
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Mempresentasikan Pelayangan Bunyi dengan Frequency Sound


Generator
Applikasi Frequency Sound Generator dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan
peserta didik tentang hubungan antara bentuk gelombang (waveform) terhadap kualitas
bunyi yang terdengar. Sebagaimana telinga merasakan perbedaan kualitas bunyi dari
berbagai jenis alat musik saat dibunyikan pada satu nada dengan frekuensi yang sama.
Dalam kegiatan pembelajaran Guru dapat menstimulus dengan suatu pertanyaan seperti:
Bagaimana fisiologi pendengaran anda jika salah satu chanel bunyi Frequency Sound
Generator diaktifkan namun dengan berbagai fitur tipe sinyal yang berbeda?
Frequency Sound Generator juga dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena
superposisi. Untuk menstimulus peserta didik dalam mempelajari fenomena superposisi,
Guru dapat mengaktifkan dua chanel osilator dengan pengaturan tipe sinyal, frekuensi,
dan amplitudo yang sama, kemudian mengarahkan peserta didik dengan pertanyaan:
Bagaimana perbedaan fisiologi pendengaran anda jika salah satu chanel bunyi Frequency
Sound Generator dinonaktifkan dan pada saat keduanya aktif? Maksud dari kegiatan ini
adalah untuk mengarahkan peserta didik dalam memahami fenomena superposisi
gelombang bunyi yang dipengaruhi oleh fase kedua gelombang dan pengaruhnya
terhadap amplitude gelombang hasil superposisi.
Selain itu, Frequency Sound Generator dapat dimanfaatkan sebagai sumber
bunyi untuk merepresentasikan fenomena pelayangan. Salah satu teknik pembelajarannya
dapat dilakukan dengan mengaktifkan dua chanel. Melalui pengaturan frekuensi bunyi
yang sedikit berbeda, guru dapat menstimulus dengan beberapa pertanyaan seperti:
Bagaimana fisiologi pendengaran anda jika salah satu saja chanel yang aktif?, bagaimana
jika kedua chanel diaktifkan namun dengan frekuensi dan amplitudo yang sama?, dan
bagaimana pula jika amplitudo sama namun frekuensi sedikit berbeda?. Bagaimana
pendengaran anda jika interval frekuensi bunyi dari kedua chanel semakin besar?
Stimulus ini dapat dilakukan untuk menghantarkan pemahaman dasar peserta didik pada
fenomena pelayangan. Selanjutnya guru dapat melanjutkannya aktivitas pembelajaran
dengan contoh permasalahan seperti: Prinsip fisika apa yang mendasari terbentuknya
pelayangan?

13
Selama ini, untuk mepresentasikan terjadinya pelayangan bunyi dalam
proses pembelajaran di kelas relatif susah. Faktor utamanya adalah sulitnya
mendapatkan dua sumber bunyi yang frekuensinya mudah diatur. Hadirnya
Frequency Sound Generator membuat permasalahan ini dapat teratasi. Untuk
mempresentasikan terjadinya pelayangan bunyi dapat menggunakan satu ponsel
atau dua ponsel yang telah terisntal aplikasi Frequency Sound Generator.

A. Langkah-langkah kegiatan mempresentasikan pelayangan bunyi dengan satu


ponsel:

1. Mengatur frekuensi pada dua chanel osilator sehingga menghasilkan nilai


frekuensi sedikit berbeda dengan cara menggeser searah atau berlawanan
arah jarum jam tombol scroll yang berbentuk lingkaran.

Tombol scroll
untuk memilih
frekuensi
Tombol
volume

Tombol
Modulasi
Gambar 3.1: Fitur Frequency sound generator

2. Menekan tombol play sehingga kedua chanel osilator mengeluarkan bunyi.


3. Mendengarkan perpaduan bunyi yang dihasilkan oleh dua osilator yang
terdengar kadang keras kadang lemah,

4. Menggeser tombol scroll frekuensi pada salah satu chanel untuk agar
selisih frekuensi kedua chanel berubah dan mendengarkan adanya
pelayangan bunyi dengan frekuensi yang berbeda.

B. Langkah-langkah kegiatan mempresentasikan pelayangan bunyi dengan dua


ponsel:

14
1. Meletakkan kedua ponsel berdekatan supaya fenomena pelayangan bunyi
yang dihasilkan terdengar lebih jelas

2. Mengatur frekuensi chanel osilator pada tiap-tiap ponsel dengan nilai


frekuensi sedikit berbeda.

3. Mengatur modulasi dan volume pada osilator pada tiap-tiap ponsel dengan
secara berimbang sehingga tidak ada ketimpangan volume dan kualitas
suara antar kedua ponsel.

4. Menekan tombol play pada osilator tiap-tiap ponsel

5. Mendengarkan fisiologi bunyi hasil perpaduan bunyi kedua pensel.

Untuk menghasilkan percobaan yang lebih akurat digunakan pula


aplikasi sound analyzer free yang difungsikan untuk menganalisis bentuk
gelombang, frekuensi dan taraf intensitas bunyi. Saat pelayangan bunyi terjadi
(terdengarnya suara keras-lemah secara periodik) grafik yang ditampilkan oleh
sound analyzer free kan teramati mengalami perubahan. Grafik yang
menunjukkan nilai taraf intensitas akan naik saat terdengar bunyi keras dan akan
terlihat naik saat terdengan bunyi lemah. Hal ini sangat membantu jika telinga
pendengar dalam percobaan ini kurang peka dalam mendeteksi keras-lemahnya
bunyi karena adanya peristiwa pelayangan.

15
Gambar 3.2: Mempresentasikan pelayangan gelombang menggunakan
dua ponsel yang terinstal Frequency sound generator dan satu ponsel
yang terinstal Sound Analyzer Free

3.2 Mentukan Cepat rambat bunyi dengan Stopwatch akustik

Metode eksperimen untuk menentukan cepat rambat gelombang


bunyi umumnya dapat dibagi menjadi dua yaitu pengukuran waktu
menjalarnya bunyi (sering menggunakan gema) atau pengukuran berbasis
resonansi. Sayangnya, kedua metode tersebut memiliki kekurangan. Sejauh
ini, metode pengukuran waktu menjalarnya bunyi mengharuskan peserta
didik untuk menentukan waktu dari aplikasi yang tidak dirancang untuk
memberikan informasi secara langsung, yaitu dengan menganalisis
representasi bentuk gelombang visual dari sinyal audio yang direkam,
sehingga menjadi sulit dan terlalu abstrak untuk peserta didik SMA.
Percobaan berbasis resonansi membutuhkan tingkat pemahaman yang lebih
tinggi karena peserta didik perlu mengetahui konsep gelombang stasioner
dan hubungan frekuensi resonansi dengan geometri resonator (missal
panjang resonator) untuk menghasilkan kecepatan bunyi.

Eksperimen ini menggabungkan keuntungan dari kedua metode


dengan hanya membutuhkan latar belakang pemahaman fisika yang
sederhana, yaitu pemahaman tentang prinsip penjalaran bunyi dan
kecepatan (adalah jarak tempuh dibagi waktu).

Percobaan dilakukan oleh dua peserta didik dengan smartphone


masing-masing. Mereka menempatkan telepon pada jarak yang ditentukan
yaitu 5 meter. Kedua peserta didik mengaktifkan stopwatch akustik mereka
dan berdiri di samping smartphone masing-masing (Gbr.3.3).

16
d

Gambar 3.3: Peserta didik A membuat sinyal akustik (dengan bertepuk


tangan sekali) sehingga kedua ponsel mulai penghitung waktu,
kemudian beberapa saat kemudian peserta didik B membuat sinyal
akustik (dengan bertepuk tangan) untuk menghentikan pengukuran
waktu di kedua ponsel.

Kemudian peserta didik pertama (A) membuat sinyal akustik keras dengan
bertepuk tangan untuk memulai pengukuran waktu pada kedua smartphone.
Stopwatch ponsel A akan memulai mengukuran sesata ketika peserta didik A
tepuk tangan sedangkan stopwatch ponsel B akan baru akan memulai
pengukuran setelah penundaan waktu yang besarnya sama dengan waktu
yang dibutuhkan bunyi untuk merambat sejauh d (jarak antara kedua
ponsel). Ketika kedua ponsel aktif mengukur waktu yang dimulai dari sinyal
akustik dari peserta didik A, sesaat kemudian peserta didik kedua (B)
membuat sinyal akustik kedua untuk menghentikan kedua ponsel. Jadi
telepon A memulai pengukuran lebih awal dengan selang waktu ∆t
dibandingkan ponsel B, dan akan berhenti terlambat dengan selang waktu ∆t
dibandingkan ponsel B. Oleh karena itu telepon A mengukur waktu total t A
sama dengan waktu tB yang diukur oleh ponsel B ditambah dua kali ∆t

t A  t B  2t

t A  tB
t 
2
17
Oleh karena itu, kecepatan bunyi dapat dihitung dengan:

d 2d
v 
t t A  t B

Hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:

tA tB v

4,437 4,406 322,6

3,693 3,662 322,6

2,504 2,474 333,3

3,759 3,730 344,8

3,206 3,176 333,3

rata-rata 331,3

Tabel 3.1: Data hasil percobaan penentuan cepat rambat bunyi


dengan stopwatch akustik

Berdasarkan literatur, kecepatan bunyi di udara adalah 340 m/s sedangkan dari
hasil percobaan cepat rambat bunyi di udara adalah 331,3 m/s. Hal ini
menunjukkan bahwa metode penentuan cepat rambat bunyi menggunakan
stopwatch akustik memiliki akurasi yang tinggi.

3.3. Menentukan Cepat Rambat Bunyi Melalui Peristiwa Resonansi.


Penentuan cepat rambat bunyi melalui resonansi bisanya menggunakan
garputala sebagai sumber bunyi. Aplikasi Frequency Sound Generator sebagai
pengganti garputala dilatar belakangi karena cara lama/tradisional yang
menggunakan garputala memiliki keterbatasan seperti adanya kesulitan untuk
mendeteksi adanya bunyi dengung yang kuat akibat resonansi setelah memukul
garputala akibat durasi bunyi yang sangat singkat, dan keterbatasan dalam
menghasilkan frekuensi sumber bunyi yang diinginkan.
Penggunaan Frequency Sound Generator memberikan keuntungan karena
frekuensi bunyi sumber dengan mudah divariasi hanya dengan menggeser tombol

18
scroll yang tersedia di aplikasi ini. Keuntungan lainnya adalah kerasnya bunyi
yang dihasilkan oleh aplikasi ini terjaga konstan sehingga penentuan terjadinya
resonansi pada kolom udara pipa organa dengan mudah dapat ditentukan.
Penentuan kapan resonansi terjadi akan semakin mudah ketika percobaan juga
memakai aplikasi Sound Analyzer Free. Saat resonansi terjadi grafik gelombang
bunyi yang ditampilkan oleh alpikasi ini akan menunjukkan nilai taraf intensitas
bunyi dalam satuan dB mengalami peningkatan.

Gambar 3.4: Percobaan


resonansi menggunakan aplikasi Frequency sound generator dan Sound
Analyzer Free

19
Gambar 3.5: Screenshoot tampilan Sound Analyzer
Free dalam Percobaan resonansi.

Hasil percobaan penentuan cepat rambat gelombang bunyi dengan


metode resonansi menggunakan alat bantu Frequency sound generator dan Sound
Analyzer Free diperoleh nilai cepat rambat 310 m/s. Nilai ini jika dibandingkan dengan
data literatur, masih cukup akurat. Dengan demikian aplikasi ini cocok untuk digunakan
dalam percobaan penentuan cepat rambat bunyi.

20
BAB IV
SIMPULAN

Aplikasi pembangkit dan analisis sinyal audio (Frequency sound generator dan
Sound Analyzer Free) dan stopwatch akustik ini dapat diperoleh dengan mengunduh
secara gratis di menu laman Google melalui play store smartphone android.
Berdasarkan uraian hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi Frequency
sound generator, Sound Analyzer Free, dan Stopwatch akustik berbasis smartphone
android memiliki bagian dan fitur-fitur yang dapat difungsikan sebagai alat
pembelajaran dan pengajaran fisika konsep gelombang bunyi untuk sistem
akuisisi data yang praktis, efisien, dan efektif.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-
digital-asia/0/sorotan_media. Diakses tanggal 18 September 2017

Alex Muhenge. 2015. Frequency Sound Generator.


Website: http://finestandroid.com/frequency-sound-generator-oscillator-app/ .
Diakses tanggal 20 September 2017

https://play.google.com/store/apps/details?
id=jp.nokubi.nobapp.soundanalyzer.free&hl=in. Diakses tanggal 20 September
2017

Khairil Anwar, dkk. 2016. Pemanfaatan Applikasi Smartphone Android sebagai


Media Belajar Fisika Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Program Studi
Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan |

Pablo Martín-Ramos. 2017. Smartphones in the teaching of Physics Laws:


Projectile motion. Revista Iberoamericana de Educación a Distancia. 20(2), pp.
213-231. Universidad de Zaragoza, EPS (España)

Aan Suciarahmat, Yudhiakto Pramudya. 2015. Aplikasi Sensor Smartphone


dalam Eksperimen Penentuan Percepatan Gravitasi . Jurnal Fisika Indonesia No:
55, Vol XIX.

A. Mikrajudin.2016. Fisika Dasar 1. Institut Teknologi Bandung.

22
Lampiran foto-foto kegiatan eksperimen.

23
Foto Kegiatan pemanfaatan Frequency sound generator dan Sound
Analyzer Free untuk percobaan resonansi

Foto kegiatan pemanfaatan stopwatch akustik dan tampilan stopwatch akustik untuk
menentukan cepat rambat bunyi

24
Foto penampakan requency sound generator dan Sound Analyzer Free untuk kegiatan
merepresentasikan pelayangan bunyi

25
Data hasil eksperimen resonansi bunyi

f= 550 Hz
L (cm)  (cm) v (m/s)
15,5 46,5 255,75
46 61,3 337,33
77,5 62,0 341,00
103,25 59,0 324,50 Vrata-rata=310 m/s
Rata-rata 314,65

f= 600 Hz
L (cm)  (cm) v (m/s)
13,5 40,5 243,00
41 54,7 328,00
71 56,8 340,80
93,5 53,4 320,57
Rata-rata 308,09

f= 650 Hz
L (cm)  (cm) v (m/s)
13 39,0 253,50
37,5 50,0 325,00
65,5 52,4 340,60
86,5 49,4 321,29
Rata-rata 310,10

f= 700 Hz
L (cm)  (cm) v (m/s)
10,5 31,5 220,50
36 48 336,00
59 47,2 330,40
84,5 48,28571 338,00
Rata-rata 306,23

26
Data hasil percobaan pengukuran cepat rambat bunyi dengan stopwatch akustik.

tA (s) tB (s) v (m/s)

4,437 4,406 322,6

3,693 3,662 322,6

2,504 2,474 333,3

3,759 3,730 344,8

3,206 3,176 333,3

rata-rata 331,3

27

Anda mungkin juga menyukai