Hukum Kelipatan Perbandingan
Hukum Kelipatan Perbandingan
I.
TUJUAN
Dapat melakukan langkah-langkah percobaan dengan benar
Dapat mentukan rumus empiris suatu senyawa
Dapat menghitung hasil percobaan yang telah dilakukan
DASAR TEORI
Beberapa unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa dengan oksigen atau unsur
bukan logam lain. Sebagai contoh besi membentuk tiga oksida dengan rumus FeO ; Fe2O3 dan
Fe2. Oksida ini seperti senyawa biner berisi dua unsur yang sama, dapat digunakan untuk
mengilustrasikan hukum kelipatan perbandingan jika kita mulai dengan 1 mol Fe : banyaknya
mol yang bergabung dengan jumlah besi berurutan 1, 3/2, dan 4/2. semua bilangan ini
merupakan fraksi sederhana seperti diperoleh hukum. Oleh analisa suatu zat senyawa seperti
oksida besi, kita dapat menemukan rumus dan cek validitas dari hukum kelipatan perbandingan.
Dalam eksperimen ini, kita akan mempelajari beberapa senyawa biner yang berisi tembaga dan
clorida. Kita akan diberi suatu sampel yaitu senyawa 1 (tembaga klorida).
Pada pemanasan sampel A akan terurai menjadi senyawa tembaga klorida yang lain
(senyawa 2), yang membebaskan klorida (CL2).
Reaksi
yang
terjadi
dapat
dikemukakan
sebagai
berikut
CuCl x panaskan CuCl y + Cl2
12
Kita akan merubah senyawa 2 menjadi tembaga oksida (senyawa 3) dengan perlakuan asam
nitrat yang kemudian dipanaskan.
Reaksi
yang
terjadi
seperti
pada
persamaan
berikut
CuCl y + O2
CuO + Cl2
Tembaga oksida kemudian direduksi menjadi tembaga oleh pemanasan dengan adanya
gas alam. Dengan penimbangan sampel pada akhir sebuah step dalam deret reaksi ini, kita dapat
menentukan massa dari senyawa 1, 2 dan 3 bersama massa tembaga yang ada. Dari data ini, dan
massa atom tembaga klorida dan oksigen, kita dapat menemukan rumus dari dua klorida dan
oksida dan menentukan hukum kelipatan perbandingan menggunakan senyawa tembaga klorida.
VI. DATA PENGAMATAN
Berat tabung reaksi kosong
= 30,4063 gram ( a )
Berat tabung reaksi + tembaga klorida
= 31.3982 gram (b)
Berat Tabung setelah pemanasan I
= 31,1752 gram
Berat tabung reaksi setelah pemanasan II (CuO) = 30,8510 gram ( c )
Berat tabung reaksi setelah pemanasan III (Cu)
= 30,7285 gram ( d )
Berat CuCl (b-a)
= 0,9919 gram ( e )
Berat CuO (c-a)
= 0,4447 gram ( f )
Berat Cu (d-a)
= 0,3222 gram ( g )
Berat Cl
(e-g)
= 0,6697 gram (h )
Berat O (f-g)
= 0,1225 gram (i)
VII. PERHITUNGAN
Menghitung jumlah Cu dan Cl yang ada dalam sampel.
CuxCly
Cux + Cly
Dimana :
Cux = g Cu
= 0,3222 = 0,0050 mol
Mr Cu
65
Cly = g Cl
= 0,6697 = 0,0189 mol
Mr Cl
35,5
Jadi mol Cux : mol Cly
= 0,0050 : 0,0189 = 1: 3
Jadi rumus CuxCly = CuCl3
Untuk menghitung perbandingan antara Cu dan CuCl3 adalah
g Cu
0,3222
= 0,0050 mol
Mr Cu
65
Oy = g O = 0,1225
Mr O
16
Jadi perbandingan antara Cu dan O adalah
Cu : O = 0,0050 : 0,0077 = 1 : 1
Jadi rumus CuxOy adalah CuO
Perbandingan dengan Cu terhadap CuO
VIII.
= 0,0077 mol
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, kita akan membuktikan adanya hubungan kelipatan perbandingan dengan
menentukan rumus sederhana suatu senyawa, misalnya tembaga klorida dan tembaga oksida.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini yaitu pada saat pemanasan dan
pencampuran bahan dengan larutan yang lain harus dilakukan dalam lemari asam, agar gas-gas
yang dikeluarkan pada saat pemanasan tidak terhirup langsung. Kedua pada saat penimbangan,
Zat yang akan ditimbang harus benar-benar dingin, karena apabila tidak dingin maka akan
mempengaruhi hasil penimbangan yang diperoleh. Setelah dilakukan tahap pemanasan dan
penimbangan maka dilanjutkan dengan perhitungan mol Zat yang digunakan dari data yang
diperoleh.
IX. KESIMPULAN
Dari data percobaan hukum kelipatan perbandingan diperoleh :
Rumus senyawa X untuk tembaga klorida = CuCl3
Rumus tembaga oksida = CuO
Kita lihat dari banyaknya mol yang bergabung dengan jumlah 1/1 untuk Cu/CuCl3 dan 1/1 untuk
Cu/CuO, yang merupakan fraksi sederhana, seperti yang diperoleh dari hukum kelipatan
perbandingan yang berbunyi: Bila 2 unsur bersenyawa membentuk lebih dari satu senyawa
maka bobot-bobot unsur lain berbanding sebagai bilangan bulat sederhana
X. DAFTAR PUSTAKA
E.J.Slowinski, Chemical Principle in laboratory with qualitative Analysis, New York,1983.
Diposkan oleh dyan vanessa di 04:48
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Lokasi: Makassar, Indonesia
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Massa Oksigen
(gram)
(gram)
Nitrogen monoksida
0,875
1,00
1,875 g
Nitrogen dioksida
1,75
1,00
2,75 g
Jenis Senyawa
Massa senyawa
yang terbentuk
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa
nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen monoksida merupakan bilangan bulat sederhana.
Massa nitrogen dalam nitrogen dioksida : Massa nitrogen dalam nitrogen monoksida = 2 : 1
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan
(Hukum Dalton) yang berbunyi :
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa
salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur-unsur lainnya
berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat sederhana.