FLOWMETER
I. TUJUAN
Mendemonstrasikan aplikasi plat orifice dalam pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran di
dalam pipa
Mendemonstrasikan aplikasi sebuah venturi meter dalam pengukuran laju aliran dan kecepatan
aliran di dalam pipa.
Mendemonstrasikan aplikasi pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran di dalam pipa dengan
memakai plat berbentuk U dan V.
Lubang lubang dalam piringan orifice baja berupa concentric accentric ataupun
segmental. Piringan orifice cenderung rusak akibat erosi.
Koefisien Cd pada orifice meter tertentu adalah sebuah fungsi lokasi keran tekanan, rasio
diameter lubang orifice pada garis tengah bagian dalam dari pipa di/d1. Jumlah Reynolds
dalam pipa saluran Nre, dan ketebalan piringan orifice . Referensi yang penting seharusnya
dikonsultasikan untuk nilai Cd. Data yang diberikan berturut turut seperti log- log Cd terhadap
NRe. Hal tersebut seharusnya dicatat apakah jumlah Reynolds didasarkan pada diamter bagian
dalam dari pipa atau lubang orifice. Pada umumnya kebanyakan Cd berkisar antara 0,6 sampai
dengan 0,7.
Orifice meter rusak akibat murah dan mudah untuk diinstal apabila dapat dimasukkan
pada gabungan piringan roda.
Venturymeter teorinya sama dengan orificemeter tetapi proporsi tekanan yang diberikan
lebih tinggi dapat melindungi daripada orificemeter.
Kebanyakan tabung tabung pitot tidak mahal namun tabung tersebut tidak banyak
dipergunakan. Tabung pitot memiliki kesensitifan yang tinggi untuk mengakibatkan pencemaran,
tabung tersebut tidak dapat mengukur rata rata arus volume Q atau kecepatan linear U.
Akhirnya dapat dihitung dari ukuran tunggal jika hanya distribusi kecepatan diketahui.
Orifice Tube
Pitot Tube
VIII.PERHITUNGAN
Plat Orifice secara praktikum (selisih didalam manometer Hg )
Dik : Cd = 0,6
do = 22 mm = 0,022 m
d1 = 39 mm = 0,039 m
h = x 0,036 m = 0,4536 m
Ao = = 3,7994.10-4 m2
A1 = = 1,19.10-3 m2
Q = Cd . Ao
Q = 0,6 x 3,7994.10-4 m2 x
Q = 0,000718 m3/s
Q1 = = 0,001020 m3/s
% Error =
% Error = 29,6725 %
Tabel Hasil Perhitungan untuk Plat Orifice
P (m H20)
No Volume T(s) Q (Praktikum) Q (Teoritis) % Error
A1 = = 1,19.10-3 m2
Q = Cd . A0
Q = 0,98 x 2,5447.10-4 m2 x
Q = 0,000434 m3/s
Q1 = = 0,000248 m3/s
% Kesalahan pada Venturi Meter
% Error =
% Error =
% Error = 75,1524 %
h = x 0,015 m = 0,189 m
Q = Cd . A1
Q = 1 x 1,19.10-3 m2 x
Q = 0,002292 m3/s
% Error =
% Error = 509,5495 %
Hasil yang didapatkan dengan menggunakan plat orifice (seperti pada gambar disebelah),
menunjukkan bahwa dengan menggunakan laju alir air sebesar 0,00138 m 3/s maka akan
didapatkan % error yang kecil (20,30%), sehingga apabila ini kita terapkan pada alat tersebut
akan memberikan hasil maksimal.
Apabila kita ingin membandingkannya dengan % Teoritisnya maka perbedaan yang timbul
hanya sekitar 0,00035%, dimana selisih ini sangat kecil sekali, mungkin saja selisih ini timbul
dari kesalahan-kesalahan dalam pembacaan selisih manometer atau dalam mengukur
kecepatan laju alir dengan menggunakan stop watch, akan tetapi kesalahan ini masih didalam
batasan normal karena mempunyai perbedaan yang sangat kecil sekali.
Dari keseluruhan praktikum pula kita melihat bahwa ternyata yang paling banyak terdapat %
kesalahannya adalah pada pitot tube, hal ini disebabkan karena memang sewaktu praktikum
kami melakukan kesalahan yang sangat fatal yaitu kami tidak menghubungkan salah satu pipa
untuk mengukur tekanannya, dan ditambah lagi yang kami gunakan adalah manometer Hg,
dimana kita ketahui bahwa pitot tube merupakan pipa dengan diameter dalam yang sangat kecil
sekali, dimana sebenarnya yang harus kita pergunakan adalah manometer jenis bahan air, jadi
tidaklah aneh apabila kita melihat pada grafik bahwa semua nilai yang ada pada grafik pitot
semuanya dibawah nol (semuanya menghasilkan angka minus), dan jika kita melihat nilai
tertingginya adalah pada ( 65,6684 %), dimana untuk nilai % error tidaklah separah ini.
Sehingga kita bisa katakan bahwa pada penggunaan pitot tube yang harus kita pergunakan
adalah manometer Hg dan kedua ujung keluarannya dipasangkan pipa untuk mengukur
tekanannya.
X. KESIMPULAN
Kesimpulan
Semakin tinggi/cepat Q(laju alirnya) maka semakin tinggi pula P-nya.
Pitot tube dan Venturi meter mempunyai selisih tekanan yang relatif kecil sehingga
membutuhkan pula manometer yang mempunyai sensitifitas yang cukup tinggi (manometer
Hg).
Pada hasil praktikum dapat kita melihat bahwa % error yang ada dapat digunakan sebagai
patokan didalam menjalankan alat flow meter untuk menyesuaikan pada laju alir berapa alat
bekerja dengan maksimal.
Gelembung pada pipa yang menghubungkan antara manometer dengan alat flow meter akan
menyebabkan penyimpangan tekanan yang akan terbaca, karena air harus lebih dahulu
mengisi ruang kosong yang ada didalam pipa baru memberikan keterangan berapa selisih
perbedaan tekanannya
Saran
Dalam mengukur perbedaan head teoritis dari manometer harus lebih memperhatikan
keakuratannya.
Pemilihan manometer harus pula diperhatikan (jika mau mengukur laju alir pada pitot tube dan
venturi meter disarankan menggunakan manometer Hg), begitupula dalam pipa yang
menghubungkan alat dengan manometer harus diperhatikan jangan sampai ada gelembungnya
karena akan menyebabkan perbedaan tekanan yang sesuangguhnya dengan yang terbaca.
Pada saat pengukuran manometer harus dalam keadaan stabil dan bersih supaya didapatkan
hasil yang lebih akurat dan dapat mengurangi % kesalahan.
Kebersihan alat harus diperhatikan sebelum memulai praktikum.