Oleh:
Abstrak
A. LATAR BELAKANG
Menurut Tim Laboratorium Kimia FTK (2020:8) menyatakan bahwa Laju reaksi
menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau zat hasil reaksi dalam satuan waktu.
Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari, atau tahun. Dalam suatu reaksi kimia
terjadi perubahan zat pereaksi menjadi produk. Bersamaan dengan bertambahnya waktu,
jumlah pereaksi akan berkurang sedangkan zat hasil reaksi bertambah.
Laju suatu reaksi zat berbeda-beda, misalnya besi akan lebih cepat berkarat dalam
udara lembab dari pada dalam udara kering, makanan lebih tahan lama jika dimasukan
dalam lemari dingin. Zat dalam bentuk serbuk akan lebih akan lebih cepat melarut
dibandingkan dalam bentuk padatan,butiran gula akan lebih cepat melarut dalam air panas
dibandingkan dalam air dingin.
Cepat lambatnya suatu zat bereaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, suhu, katalis. Tidak semua reaksi yang
memiliki laju yang cepat itu berdampak baik terhadap suatu zat bahkan sebaliknya
kadangkala merugikan zat itu sendiri.
Menurut Andi (2017:57) menyatakan bahwa keberadaan katalis dalam suatu reaksi
akan meningkatkan laju reaksi. Meskipun katalis berpengaruh terhadap kecepatan reaksi,
namun katalis tidak ikut bereaksi dan tidak mengalami perubahan secara kimiawi pada
akhir reaksi. Katalisator juga berfungsi untuk menurunkan energy aktivasi. Jika jumlah
katalisator dinaikkan, maka energy aktivasi turun sehingga laju reaksinya meningkat.
Menurut fanny (2016:6673) menyatakan bahwa banyak padatan yang bersifat basa
yang telah diteliti sebagai katalis untuk produksi brodiesel, antara lain: oksida-oksida dari
logam transis, alkali dan alkali tanah, oksida logam-logam transisi cenderung bersifat
asam, berbeda dengan oksida logam alkali dan alkali tanah yang bersifat basa dan
menghasilkan konversi yang tinggi. Katalis basa heterogen umumnya erupa oksida logam
berpenyangga.
Menurut Haryono (2017:44-46) menyatakan bahwa “ tetapan laju reaksi disebut juga
kofisien laju atau laju reaksi jenis, dengan lambing K (konstanta). Tetapan laju adalah tetapan
perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi spesi yang memengaruhi laju
reaksi. Tetapan laju juga merupakan perubahan konsentrasi pereaktan atau produk reaksi
persatuan waktu dalam suatu reaksi jika konsentrasi semua perekasi sama dengan satu.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas, sendok, botol aqua,
penjepit, balon , stopwatch, lilin, dan korek. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan
ini adalah NaHCo3 (Natrium bikarbonat / soda kue), CH 3COOH (Asam Asetat) C15H15NO2
( Pil Asam Mefenamat), C16H9N4Na3O9S2 ( Pewarna makanan), C12H22O11 ( Gula batu), abu
gosok, H2O (air panas dan air mineral).
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah percobaan pertama yaitu pengaruh
konsentrasi zat yang bereaksi, mula- mula disediakan dua buah botol aqua kemudian ukuran
sedang masing- masing di isi cuka dengan perbandingan 1:2 ditambahkan aquadest kedalam
botol aqua yang kedua sehingga jumlahnya sama dengan botol aqua yang pertama,
dimasukan soda kue kedalam balon, dipasangkan balon dimulut botol,dilihat soda kue tidak
masuk didalam botol,dimasukan soda kue secara bersamaan kedalam masing-masing botol,
diamati perubahannya. Percobaan kedua yaitu pengaruh luas permukaan bidang sentuh
mula- mula disediakan 2 buah gelas masing-masing ditandai gelas dengan gelas I dan II dan
diisi air kedalam gelas tersebut, dimasukkan 2 butir pel kedalam gelas I dan 2 butir pel yang
sudah dihaluskan kedalam gelas II, kemudian diaduk kedua pel tersebut, diamati
perubahannya. Percobaan ketiga yaitu pengaruh suhu, mula-mula disiapkan 2 buah gelas dan
masing-masing diisi dengan air panas dan air mineral. Dimasukan perwarna makanan
kedalam gelas yang berisi air panas, dihitung waktu bereakasi dengan menggunakan
stopwatch, dimasukan perwarna makanan kedalam gelas yang berisi air mineral,dihitung
waktu bereaksinya dengan menggunakan stopwatch, kemudian dibandingkan hasil
percobaan pada kedua gelas tersebut. Percobaan yang terakhir yaitu pengaruh katalis mula-
mula, disiapakan 2 buah botol aqua, masing-masing botol dimasukan cuka, ditambahkan
pemutih kedalam botol aqua yang kedua,selajutnya di dimasukan klip kesetiap botol yang
sudah berisi cuka dan pemutih, ditunggu beberapa menit dan diamati perubahannya.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan tentang kinetika kimia. Cepat
lambatnya suatu zat bereaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi, luas
permukaan bidang sentuh, suhu, dan katalis. Tidak semua reaksi yang memiliki laju yang
cepat itu berdampak baik terhadap suatu zat bahkan sebaliknya kadangkala merugikan zat itu
sendiri.
Percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan perbedaan jumlah cuka dan soda kue dapat mempengaruhi
pengembangan balon, dimana balon yang dimasukkan soda kue kedalam botol cuka balon
lebih besar dari pada balon yang dimasukkan cuka dan air. Pada percobaan ini menghasilkan
larutan berwarna putih keruh dan terdapat gelembung. Hal ini membuktikan bahwa
konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka
semakin tinggi laju reaksi yang dihasilkan.
Percobaan kedua yaitu pengaruh luas permukaan bidang sentuh. Dari hasil percobaan
yang telah dilakukan yang lebih cepat larut yaitu pil yang sudah dihaluskan dari pada pil yang
masih dalam bentuk padatan. Hal ini membuktikan bahwa luas permukaan benar-benar
mempengaruhi laju reaksi, semakin luas permukaan bidang sentuh pada larutan maka
semakin cepat laju reaksi dari larutan tersebut. Percobaan ini sesuai dengan dasar teori Tim
Laboratorium Kimia FTK (2020) menyatakan bahwa zat dalam bentuk serbuk akan lebih
cepat melarutdibandingkan dalam bentuk padatan.
Percobaan ketiga yaitu pengaruh suhu. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan
bahwa pewarna makanan yang bereaksi didalam air panas lebih cepat melarut dari pada
pewarna makanan yang bereaksi di air mineral. Hal ini membuktikan bahwa suhu sangat
mempengaruhi terjadinya laju reaksi, apabila suhu air semakin tinggi maka reaksi akan lebih
cepat terjadi dibandingkan suhu air yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan dasar teori Tim
Laboratorium Kimia FTK (2020).
Percobaan keempat yaitu pengaruh katalis. Dalam percobaan ini abu sebagai
katalisator dapat mempercepat pembakaran gula baru, dapat dilihat gula batu tanpa katalisator
lebih lambat terbakar dari pada yang dicampurkan abu sebagai katalisator. Hal ini
membuktikan bahwa meskipun katalis berpengaruh terhadap kecepatan reaksi namun katalis
tidak ikut bereaksi dan tidak mengalami perubahan secara kimiawi pada akhir reaksi.
Katalisator juga berfungsi untuk menurunkan energy aktivasi. Percobaan ini sesuai dengan
penelitian Andi (2017).
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: laju
reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, suhu dan katalis.
Semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin tinggi laju reaksi yang dihasilkan.
Semakin luas pemukaan bidang sentuh pada larutan maka semakin cepat laju reaksi dari
larutan tersebut. Semakin tinggi suhu semakin cepat laju reaksinya. dan Semakin banyak
katalis yang digunakan dalam suatu reaksi maka laju reaksi semakin cepat.
E. REFERENSI
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fanny. 2016 “ Pengembangan katalis kalsium Oksida untuk Sintesis Brodesel”. Jurnal
Teknik Kimia Indonesia. Vol.11. NO- 2. Hal 6673
Haryono. 2017. “Analisa Kinetika Reaksi Pembentuk Kerak”. Jurnal Traksi. 17(2):44.
Risky, Andi. Umi Mei Rizkiyaningrum dan Nuzulia 2017. Pengaruh Konsentrasi Katalis dan
Reusability Katalis pada SintesisTriasetin dengan Katalisator Lewatt. Jurnal
Teknoin. 23(1): 57.
Tim Laboratorium Kimia FTK. 2020. Modul Kimia Dasar II. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry.