Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wax adalah bahan lentur yang dikumpulkan oleh serangga / didapatkan
daritumbuh-tumbuhan. Wax dental adalah campuran dua atau lebih bahan sintetis
danalami seperti lilin, damar, zat pewarna dan bahan tambahan lainnya.
Digunakandalam bidang kedokteran gigi untuk membuat cetakan, membuat
konstruksi gigi palsu non logam, membuat catatan tentang hubungan rahang, sebagai
bahan penolong kerja laboratorium 1
Proses manipulasi dimulai dari pemanasan, pendinginan, pembentukan,
pelengkungan sampai menjadi bentuk yang diinginkan untuk melengkapi kegunaan
suatu proses dalam material kedokteran gigi. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, wax berfungsi sebagai model dalam restorasi gigi sehingga pada tahap
akhir wax akan menghilang dan tidak meninggalkan sisa. Dengan demikian tidak ada
cara manipulasi khusus wax karena selalu dipadukan dengan material lain dan wax
hanya digunakan pada tahap awal dan kemudian dimanipulasi dengan material lain. 2
Model malam (wax)

banyak digunakan dalam kedokteran gigi maupun

laboratorium, Meskipun tidak digunakan sebagai hasil akhir tetapi sangat penting
peraan wax dalam proses pembuatan suatu material kedokteran gigi2.
Komposisi Wax terdiri atas banyak komponen, antara lain sebagai berikut2:
Mineral (paraffin, mikrokristalin, barndahl, ozokerite, keresin, dan montan).
Tumbuhan (carnauba, ouricury, candelilla, japan wax, cocoa butter).
Hewan (spermaceti).
Sintetik (acrawax, aerosol OT, castrowax, flexo, epolene, N-10, albacer, aldo
33, durawax 1032)
1

Lemak (stearic acid, glyceril, tristearate).


Rosin (copal, dammer, sandarac, mastic, shellac, kauri).
Asam lemak.
Minyak.
Resin (sintetik, elvax, polyethylene, polystyrene).
Pewarna
Serangga (beeswax).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model malam kedokteran gigi
atau wax ?
2. Apa manfaat wax ?
3. Apa kegunaan wax untuk kedokteran gigi ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Di akhir praktikum, mahasiswa mampu melakukan pemanasan malam
Kedokteran Gigi (WAX) dan pembentukan dengan benar dan tepat.
b. Di akhir praktikum, mahasiswa mampu mengukur dapat menentukan
pengukuran jarak awal dan jarak akhir serta menentukan persentase
deformasi.
1.4. Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswwa dapat melakukan pemanasan Malam Kedokteran gigi
(WAX)
b. Mahasiswa dapat mengukur dan menentukan pengukuran jarak awal dan
jarak akhir serta menentukan persentase deformasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WAX
Modelling wax

atau malam model digunakan

sebagai malam pola pada

pembuatan gigi tiruan lengkap, alat-alat ortodonsi, dan alat-alat protesa lain yang

menggunakan konstruksi plastik.Persyaratan yang harus dimiliki malam model agar


dapat digunakan dengan baik yaitu harus memiliki kekuatan dan kekakuan yang
tinggi pada temperatur mulut dan rentang pelunakan yang lebar di atas temperatur
mulut. Malam model sebagai malam pola harus dapat memberikan ukuran, bentuk,
dan kontur dari alat yang akan dibuat dan tidak ada perubahan dimensi setelah
dibuat. Kestabilan dimensi malam pola berpengaruh terhadap keakuratan restorasi,
hal ini dipengaruhi oleh adanya ekspansi termal. Menurut standar American Dental
Association (ANSI/ ADA) no. 24, ekspansi termal linier malam model antara
temperatur 25C dan 40C harus lebih kecil dari 0,8%.3
Komposisi malam model merupakan campuran dari berbagai komponen
malam dan bahan tambahan lain. Beberapa komposisi malam model disebutkan
dalam literatur, tetapi tidak ada satu pun yang sama. Komponen utama malam model
adalah parafin. Malam model dapat terdiri atas 70-80% parafin atau ceresin, dengan
sedikit campuran malam lain, resin, dan bahan tambahan lainnya. Penelitian tentang
komposisi malam model telah dilaku-kan dengan menggunakan malam parafin dan
malam lebah yang berasal dari Indonesia. Malam model dibuat dengan perbandingan
paraffn dan malam lebah 70:20; 72,5:17,5; 75:15; 77:12,5 dan 80:10. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kekerasan dan titik leleh malam model sesuai dengan standar
ANSI/ADA no.24, namun belum diketahui besarnya ekspansi termal linier malam
model tersebut. Komponen kimiawi malam alami dan sintetis dalam komposisi
malam akan mempengaruhi sifat fisik malam yang digunakan dalam kedokteran gigi.3

2.2. Klasifikasi Wax


2.2 A. Klasifikasi WAX berdasarkan fungsinya2 :
1. Wax pattern untuk membuat model sebelum menjadi hasil
Casting wax berguna untuk membentuk wax pattern dari framework metal
dari partial denture yang removable (bisa dipindahkan).

baseplate wax berguna untuk membuat kontur denture dan menguatkan


posisi gigi sebelum dipasang akrilik (pada proses resin akrilik,

sebelumnya ditanam model malam)


inlay wax berguna untuk membuat wax pattern menjadi mahkota, inlay

atau jembatan.
2. Processing wax untuk membuat pengecoran atau mencetak atau menambal.
Boxing dan utility berguna untuk membantu pembuatan model, cetak, dan

selama solder.
Sticky wax berguna untuk memasang metal atau resin berupa lempeng
pada posisinya atau melapisi plaster ke model gips untuk membentuk

porcelain facings.
Corrective impression wax berguna untuk pelapis cetakan original untuk

membentuk jaringan lunak dan fungsinya.


Bite registration wax berguna untuk membuat hasil yang tepat pada
artikulasi model yang melintang.

2.2 B. Klasifikasi WAX berdasarkan sumbernya4 :


1. Wax alami
a. Animal wax, contohnya yaitu pada bee wax yang merupakan hasil sekresi
dari abdominal lebah jenis Apis Mallifera. Warna wax tergantung pada
jenis

bunga,

komponennya

berupa

palmitat,

palmitoelate,

hidroksipalmitat, dan oelate ester dengan panjang rantai alkohol.


Digunakan sebagai bahan modeling dan memiliki titik leleh 62-65C.
b. Vegetales wax, contohnya pada jenis carnauba wax dan candelila wax
Pada carnauba wax juga dikenal sebagai queen of waxes. Merupakan hasil sekret
dari pohon palem, komposisinya terdiri dari fatty ester (80-85%), free alcohol (1015%), asam (3-6%), dan hidrokarbon (1-3%)
Pada candelila wax merupakan hasil ekstraksi dari tumbuhan Euphorbia Cerifera dan
Euphorbia Antysyphilitica, komposisinya berupa hidrokarbon (sekitar 50% dari C29C33), ester (28-29%), alkohol, asam, dan lemak bebas (7-9%) dan resin (12-14%
triterpenoid ester). Titil leleh candelila wax berada dalam rentang 66-71C.

c. Mineral wax, contohnya pada parafin yang merupakan hasil dari


petroleum yang mengalami pemanasan tinggi. Komposisinya berupa
campuran kompleks hidrokarbon sari metan, dengan sejumlah kecil fase
amorf
2. Wax sintetik, seperti wax alami yang serba guna. Wax sintetik bisa tahan pada
perubahan kualitas dan ketersediaan. Terbuat dari etil glikol diaster atau
triester dengan rantai panjang asam lemah (C18-C36), titik lelehnya dengan
rentang 60-65C.
2.3. Sifat-Sifat yang Mempengaruhi WAX
Sifat-sifat yang mempengaruhi WAX adalah2 :
1. Meltingrange
Karena terdiri atas banyak komponen, wax tidak mencair pada temperature
tertentu dan tidak memiliki titik cair tetapi memiliki rentang cair. Meskipun
telah dipanaskan menjadi wax tetap akan berubah menjadi padat kembali.
2. Non-residui (tak memiliki sisa)
Karena wax akan habis ketika proses, maka wax yang dibakar akan memanas
tetapi tidak meninggalkan sisa (ampas) yang dapat menurunkan kualitas dari
akhior restorasi.
3. Daya alir (flow)
Flow adalah perubahan bentuk di bawah tekanan. Hal ini disebabkan oleh
adanya molekul yang saling berikatan sesamanya yang menyebabkan
terjadinya reaksi. Pada suhu rendah, wax akan mengalir tetapi pada suhu yang
mendekati cair, daya alir meningkat sangat dramatis.
4. Thermal expansion
Ketika wax memanas maka wax akan berekspansi. Cara menghitung thermal
expansi wax adalah bagian wax dikali 1000 dibagi denagn 0C temperaturnya.
5. Residual stress
Yaitu waktu stress wax yang hasil manipulasi selama pemanasan,
pendinginan, pelengkungan, pembentukan atau manipulasi. Stress pada wax

akan terjadi ketika suhu wax meningkat sehingga molekul wax dapat bergerak
dengan bebas. Munculnya residual stress pada suhu tinggi menyebabkan
irreversible deformasi yang dapat merusak wax pattern
6. Ductility
7. Modulus elastis

BAB III
PENGAMATAN DISTORSI MALAM INLAY
WAX
1.

3.1. Pengukuran Distorsi WAX


Bahan:
a. Malam inlay
b. Air PAM

2.

Alat:
a. Mangkuk karet
b. Spritus Brader
c. Jangka sorong

3.

Cara Kerja:
1. Isi mangkuk karet dengan 100 ml air.
2. Lunakkan malam inlay di atas api spritus brader sampai lunak merata.

3. Bengkokkan malam inlay hingga berbentuk tapal kuda.


4. Biarkan malam inlay menjadi dingin di udara terbuka, ukur jarak kedua
ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal).
5. Masukkan malam inlay tersebut ke dalam mangkuk karet yang telah diisi air.
6. Amati perubahan bentuk malam inlay setelah 24 jam
7. Ukur jarak antara 2 ujung malam inlay dengan jangka sorong (sebagai jarak
akhir)
4.

Pengukuran persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus :


jarak akhir jarak awal
jarak awal

x 100%

3.2. Hasil Pengamatan


1. Percobaan pertama (W: P = 25 ml : 50 gram )
Suhu ruangan
: 280C
Suhu air
: 280C

6,805,16
X 100 =31,78295
5,16

2. Percobaan kedua (W: P = 25 ml : 40 gram )


Suhu ruangan
: 280C
Suhu air
: 280C

5,924,06
X 100 =45,81281
4,06

BAB IV
Pembahasan Hasil Praktikum
Hasil dari praktikum yang telah kami lakukan menunjukan :
Berdasarkan dari teori yang dikemukakan oleh Kenneth J. Anusavie bahwa4:
1.
Jenis Malam Inlai
The Aerican National Standards Institue/American Dental Association
(ADA) Specification No.4 untuk malam inlai gigi cor mencakup dua jenis
malam gigi inlai : Tipe ! adlaah malam medium yang digunakan pada
teknik langsung, dan tipe II adalah malam lunak yang digunakan pada
teknik tidak langsung, dan diperlukan sifat yang berbeda untuk kedua
jenis malam ini.
2.

Komposisi
Malam parafin adalah komposisi utama, biasanya dalam konsentrasi
40-60% berat. Parafin didapat dari potreleum yang mengalami pemanasan
tinggi. Terdiri terutama dari campuran kompleks hidrokarbon seri metan,
dengan sejumlah kecil fase amorf atau mikrokristin. Malam dapat
diperoleh dalam kisaran cair ataun lunak yang lebar, tergantung dari berat
molekul dan distribusi bahan pengisiannya.
Hubungan temperatur-waktu selama

pendinginan

menunjukkan

pemadatan berurutan dari fralsi dengan berat molekul yang lebih rendah.
Kondisi semacamini dapat dilihat dari sudut pandang gigi karena dapat
menghasilkan malam dengan daya bentuk di bawah temperatur leleh.
3.

Distorsi Malam
Malam seperi bahan termoplastis lainnya, cenderung kembali ke
bentuk semula sesudah dimanipulasi, keadaan ini umum disebut sebagai
memori elastik. Batang malam inlai dapat dilunakkan dengan api bunsen,
dibengkokkan menjadi berbentuk tapal kuda, dan didinginkan pada posisi

ini. Jika malam ini dibiarkan mengembang dalam air bertemperatur kamar
selama beberapa jam, bentuk kapal kuda tersebut akan terbuka. Pada
malam inlai hal ini lebih penting dibanding bahan cetak lain, karena
restorasi logam yang dihasilkan harus masuk tepat pada jaringan keras
yang tidak dapat mengembang. Memori elastik dari malam ditunjukkan
lebih jauh selama pengukuran ekspansi termal dari malam yang mendapat
tekanan selama pendinginan. Jika malam dibengkokkan menjadi tapal
kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami kompresi dan
molekul bagian luar mengalami ketegangan. Begitu stres dilepaslan
perlahan-lahan pada temperatur kamar, malam cenderung menjadi lurus
kembali.
4.

Manipulasi Malam Inlai


Saat batangan malam dilunakkan di atas nyala api, malam harus
diputar-putar sampai menjadi mengkilap dan dijauhkan dari nyala api.
Proses ini diulang sampai malam menjadi hangat seluruhnya. Kemudian
diuli dan dibentuk ke dalam kavitas preparasi. Malam tipe I mempunyai
plastisitas yang memadai pada kisaran temperatur yang aman bagi pulpa.
Tekanan harus diaplikasikan dengan jari atau dengan meminta pasien
menggigita pada malam. Malam menjadi dingin secara berangsur-angsur
pada temperatur mulut, tidak perlu direndam dalam air dingin.

BAB V
PENUTUP

10

5.1.

kesimpulan
Dari praktikum malam atau dental wax ini dapat disimpulkan yaitu
untuk melakukan manipulasi yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:
malam yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai malam yang baik
untuk dipergunakan di kedokteran gigi. Praktikan atau mahasiswa harus mengetahui
sifat-sifat malam sehingga memudahkan manipulasi dan aplikasi serta hati-hati dan
teliti. Dibutuhkan keterampilan yang cukup dengan cara latihan.
5.2.Saran
Diharapkan kepada semua mahasiswa anggota kelompok untuk saling
berpartisipasi aktif dalam melaksanakan praktikum ini dan memperhatikan setiap
tahap praktikum agar mengerti apabila terjadinya perbedaan hasil praktikum dari
beebrapa percobaan dengan rasio yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:
EGC.
2. Craig, et all. 2004. Dental Materials, Properties and Manipulation. USA:
Elsevier.

11

3. Fitri Isnaini, Dyah Irnawati, Widowati Siswomihardjo. EFEK KOMPOSISI


PARAFIN DAN MALAM LEBAH TERHADAP EKSPANSI TERMAL LINIER
MALAM MODEL. dentika Dental Journal, Vol 14, No. 1, 2009: 7-100
4. Annusavice, Kenneth J. 2003.Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran
Gigi.Jakarta: EGC.

LAMPIRAN

12

13

14

Anda mungkin juga menyukai