Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL

Topik : Distorsi model malam kedokteran gigi (wax) akibat


stress release
Kelompok : 4
Asisten : 1. Caesar Mubarak, S.KG
2. Desak Putu Anggreni
3. Aliyah Mufidah

Penyusun :

1. Athillah Muflih Irwanto (J011191123)


2. Joe Mz Wattimena (J011191041)
3. Mauliandini Putri A.S.Attamimi (J011191002)
4. Nur Ain Latjompoh (J011191011)
5. A. Apriliiqa Megumi A. L (J011191014)
6. Mitha Wijaya Wahyuningrat (J011191034)
7. Virly Medina Andalusia (J011191049)
8. Fiona Veronica Sangian (J011191060)
9. Mulyanti (J011191069)
10. Nurul Aulia Ramadhani (J011191073)
11. Frischiapri Athler Papalangi (J011191097)
12. Andi Thatia Rezky Pajallangi (J011191125)

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2020
1. TUJUAN
Praktikum Distorsi Model Malam Kedokteran Gigi (Wax) Akibat Stress
Release bertujuan agar:
1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan kegunaan malam.
1.2 Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat praktikum.
1.3 Mahasiswa mampu menjelaskan cara manipulasi malam.
1.4 Mahasiswa mampu menjelaskan cara mengukur distorsi malam.

2. ALAT DAN BAHAN


2.1 Bahan

 Malam inlay

Gambar 1. Malam inlay

 Air PDAM

2.2 Alat
 Mangkuk karet

Gambar 2. Bowl
 Spiritus brander

Gambar 4. Spiritus brander

 Jangka sorong

Gambar 5. Jangka sorong

 Thermometer

Gambar 6. Termometer
3. CARA KERJA

Dilakukan dua percobaan yaitu pertama malam inlay dimasukkan kedalam


air, dan yang kedua dibiarkan di udara terbuka:
a. Mengisi mangkuk karet dengan air 100 ml air PDAM.
b. Melunakkan malam inlay diatas api spiritus brander sampai homogen dengan
menggerakan ke kanan, ke kiri dan memutar malam agar panasnya merata selama
5 menit dengan jarak antara malam dengan api adalah 10 cm.
c. Membengkokkan malam inlay hingga berbentuk tapal kuda.
d. Membiarkan malam inlay menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit.
e. Mengukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak
awal).
f. Memasukkan malam inlay tersebut ke dalam mangkuk karet yang telah diisi
dengan air.
g. Membiarkan malam inlay yang lain di udara terbuka.
h. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan mengukur jarak antara dua ujung
malam inlay dengan jangka sorong ( sebagai jarak akhir).
i. Melakukan pengukuran untuk malam inlay baik yang di dalam air maupun di
udara terbuka setiap 15 menit selama 1 jam. Persentase distorsi bentuk yang
terjadi dihitung dengan rumus :
4. PEMBAHASAN

4.1.1 Malam (Wax)


Malam (wax) adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar
tetapi meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada
suhu yang lebih tinggi. Malam yang digunakan di kedokteran gigi terdiri dari dua
atau lebih komponen, bisa berupa natural atau sintesis, resins, oils, fats, and
pigments. 2
Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost-
wax adalah membuat model malam.2 Fungsi model malam dalam pembuatan gigi
tiruan lengkap adalah untuk mendapatkan dimensi vertikal, dataran oklusi, dan
bentuk rahang awal.1 Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan kemudian model
malam diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang merupakan
reproduksi gigi dan kavitas. 2
Jika model malam langsung dibuat pada gigi, maka dibuat dengan teknik
langsung (direct wax technique). Jika dibuat pada die, maka prosedur ini disebut
teknik tidak langsung (indirect wax technique). 2

4.1.2 Kegunaan Malam (Wax) 3


Berdasarkan kegunaan dari dental wax (malam) yang digunakan dalam
kedokteran gigi secara spesifik dapat dijabarkan berdasarkan klasifikasi dental
wax menurut kegunaannya, sebagai berikut.

A. Pattern Wax
Pattern wax sering kali digunakan untuk pembuatan restorasi atau protesa
dalam kedokteran gigi. Wax ini mulai digantikan dengan jenis dental wax
yang besifat permanen, seperti cast gold alloys, cobalt-chromium-nichel
alloys, atau resim polimetil metakrilat.
Adapun tipe-tipe dari pattern wax adalah sebagai berikut.
1. Inlay Wax
Kegunaan :
- Pembuatan inlay, crown, dan FPD.
2. Casting Wax
Kegunaan :
- Untuk membuat pola pada gigi tiruan berbahan logam.
3. Basepalte Wax
Kegunaan :
- Untuk membuat occlusal rim.
- Untuk membentuk kontur pada gigi tiruan setelah set.
- Untuk membuat pola pada ortodonti dan protesa.

B. Processing Wax
Dental wax yang satu ini sering digunakan pada berbagai jenis bahan
tambahan dalam pembuatan protesa dan ortodonti, seperti boxing wax,
beading wax, utility wax, blockout wax, carding wax, dan sticky wax.
1. Boxing Wax dan Beading Wax
Kegunaan :
- Untuk membuat batasan / dinding secara vertikal mengelilingi
cetakan, bertujuan untuk memudahkan dalam menuang stone dan
membuat cetakan. Prosedur ini disebut boxing.
2. Utility Wax
Kegunaan :
- Untuk memperbaiki kontur, menambah bagian posterior cetakan, dan
untuk menambah/menaikkan pada bagian palatal pada cetakan apabila
cetakan terlalu dalam.
3. Sticky Wax
Kegunaan :
- Untuk menggabungkan bagian logam sebelum disolder dan untuk
menyambungkan patahan atau bagian gigi tiruan yang rusak sebelum
dilakukan prosedur reparasi. Namun, dental wax jenis ini sering
digunakan dalam menyambungkan patahan gigi tiruan.

C. Impression Wax
Impression wax digunakan untuk merekam bagian non-undercut gigi
edentulous dan biasanya digunakan bersamaan dengan bahan lainnya, seperti
polysulfide rubber, ZOE, atau dental impression compound (corrective
impression wax dan bite registration wax).
1. Corrective Impression Wax
Kegunaan :
- Untuk mendapatkan detail pada jaringan lunak di keadaan fungsional.
2. Bite Registration Wax
Kegunaan :
- Untuk mengetahui hubungan antara gigi atas dan bawah. Hal ini perlu
dilakukan agar dapat menentukan posisi cast secara tepat pada
artikulator.

4.2. Distorsi
Distorsi Wax adalah masalah yang serius yang dapat terjadi selama
pembentukan dan penghapusan pola FIOM mulut atau die. Distorsi ini
merupakan hasil dari perubahan termal dan relaksasi stlesses yang disebabkan
oleh kontraksi pada pendingin, udara tersumbat, molding, ukiran, penghapusan,
dan waktu dan suhu penyimpanan.4

Faktor yang mempengaruhi distorsi inlay wax:

1. Thermal Expansion4

Inlay Wax memiliki


ekspansi termal yang lebih
tinggi dibanding bahan
kedokteran gigi yang lain. Cara
pengukuran/perhitungan
persentase distorsi yang
dibentuk yaitu dengan rumus:

Jarak akhir− jarak awal


× 100 %
jarak awal
2. Internal Stress

Wax dimanipulasi tanpa dilakukan pemanasan yang cukup hingga


diatas suhu transisi padat-padat sehingga dapat terjadi tekanan yang sangat
besar pada material. Tekanan ini disebut dengan internal stress.
Stress ini timbul dari kontraksi pada saat pendinginan, udara yang
terjebak mengakibatkan perubahan bentuk (distorsi) selama molding serta
waktu dan suhu selama penyimpanan. Tekanan yang dilepaskan oleh wax
tersebut pada saat didiamkan menimbulkan suatu kontraksi.4

3. Elastic memory

Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah
menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam malam
akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami distorsi dan
kembali mengeras atau cenderung ke bentuk semula sesudah dimanipulasi
(elastic memory). Elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar
selama pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara
bebas daripada malam yang didiamkan dalam air.4

4.3. Implikasi Hasil pengamatan dengan teori

Pada percobaan ini, inlay wax dilakukan dengan dua perlakuan yang
berbeda yaitu dibiarkan di udara terbuka dan direndam dalam air dengan suhu
normal. Masing – masing dilakukan sebanyak empat kali dan berlangsung selama
satu jam. Inlay wax yang sudah dipanaskan kemudian dibentuk seperti tapal kuda
dengan membentuk cross (X) pada kedua ujung nya untuk sebagai pedoman
dalam percobaan distorsi yang akan diamati. Setelah itu, malam akan mengalami
distorsi.5

 Percobaan inlay wax yang dibiarkan dalam keadaan terbuk


1. Wax pertama dengan jarak awal 2,33 cm dan jarak akhir 2,6 cm, memiliki
persentase distorsi 11 %
2. Wax kedua dengan jarak awal 1,81 cm dan jarak akhir 2,1 cm, memiliki
persentase distorsi 16 %
3. Wax ketiga dengan jarak awal 1,85 cm dan jarak akhir 2,5 cm, memiliki
persentase distorsi 35 %

Dari percobaan diatas, hasil rata – rata percobaan 1, 2, dan 3 mengalami


pertambahan panjang, meskipun pada percobaan pertama dan kedua mengalami
penurunan panjang pada menit ke 60. Hal tersebut di karenakan inlay wax tidak
selalu terus menerus mengalami distorsi, ada saat nya distorsi berhenti sesaat atau
sedang tidak distorsi. Rata-rata persentase distorsi pada ketiga percobaan pada
suhu ruangan adalah 20,6 %.

 Percobaan inlay wax yang direndam dalam air


1. Wax pertama dengan jarak awal 3,9 cm dan jarak akhir 4,83 cm dengan
suhu 28°C, memiliki persentase distorsi 23,8 %
2. Wax kedua dengan jarak awal 4 cm dan jarak akhir 4,84 cm dengan suhu
28°C, memiliki persentase distorsi 21 %
3. Wax ketiga dengan jarak awal 2,74 cm dan jarak akhir 3,19 cm dengan
suhu 28°C, memiliki persentase distorsi 16,4 %

Dari hasil percobaan diatas, percobaan 1 dan 2 terus mengalami


pertambahan panjang, sedangkan pada percobaan 3 pada menit ke 45 sama
dengan menit 60 (panjang yang tetap). Rata - rata persentase distorsi pada ketiga
percobaan yang direndam dalam air yaitu 20,4 %

Dari percobaan diatas, hasil keduanya diambil rata-rata kemudian


mendapaktkan hasil:
 Wax dibiarkan dalam keadaan terbuka dengan hasil rata-rata jarak awal
1,9cm dan jarak akhir 2,4cm, memiliki persentase distorsi 26,3%
 Wax direndam dalam air dengan hasil rata-rata jarak awal 3,54cm dan
jarak akhir 4,28cm, memiliki persentase distorsi 20,9%
Faktor elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama
pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas
daripada malam yang didiamkan dalam air.
Maka dapat dilihat dari hasil rata-rata percobaan pada wax yang dibiarkan
pada udara terbuka memiliki persentase distorsi yang lebih besar. Dilihat dari
grafik pada hasil praktikum, malam 1 pada inlay wax dibiarkan diudara, memiliki
grafik yang lebih signifikan dibanding dengan di rendam pada ar walaupun pada
menit terakhir grafik menurun karena sifat inlay wax tidak terus menerus
mengalami ditorsi.

5. KESIMPULAN

Untuk memanipulasi malam harus dengan benar, yaitu malam diberi panas
yang merata pada seluruh permukaan. Beberapa faktor yang mepengaruhi distorsi
yang terjadi pada inlay wax yaitu pelepasan internal stress, elastic memory dan
termal ekspansi yang tinggi.
Jarak kedua ujung malam baik yang direndam dalam air mapun di udara
bebas akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa malam yang telah
dipanaskan dan dibengkokan akan cenderung kembali ke bentuk semula karena
sifat elastic memory yang dimiliki oleh malam.
Saat terpapar panas (dari suhu ruangan) dan saat kompresi dan kontraksi
yang dilakukan operator, maka molekul-molekul bagian dalam malam yang
mengalami kompresi akan berdekatan dan molekul-molekul bagian luar yang
mengalami kontraksi akan berjauhan sehingga timbul suatu perubahan dimensi
malam yang berupa pertambahan panjang (ekspansi), pengurangan (penyusutan)
dan tetap tergantung tahapan dari proses malam tersebut (residual stress).
DAFTAR PUSTAKA

1. Isnaini F, Irnawati D, Siswomihardjo W. Efek komposisi parafin dan malam lebah


terhadap ekspansi termal linier malam model. J Dentila dental. 2009: 14(1). p.7
2. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th ed. Blackwell Munksgaard: 2008;
pp. 40-1
3. Manapallil JJ. Basic dental materials. 4th ed. New Delhi: Jaypee. 2016: 330-43.  
4. Anusavice KJ, Shen, Rawls HR. Philip’s science of dental materials. 12th ed. St Louis:
Elsevier : 2013. pp. 198-9
5. Pratinu DNP. Laporan skill lab biomaterial TKG I Distorsi Malam Inlay Kedokteran Gigi;
2019.
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai