Anda di halaman 1dari 16

Nama : Nur Fauziana Hayuningtyas

NPM : 160112200501

1. Minimal invasif itu apa?

Teknik restoratif minimal invasif dilakukan dengan meminimalkan kehilangan jaringan


gigi serta mengurangi risiko kerusakan pada jaringan keras dan lunak yang berdekatan.
Teknik ini juga memaksimalka kekuatan struktur gigi yang tersisa dengan menggunakan
bahan restoratif adhesif yang dirancang untuk mengembalikan fungsi serta estetika.1

2. Modern dental ceramic restorasi material bagaimana?


Bahan dental keramik modern diantaranya : keramik matriks kaca, keramik matriks
resin, keramik polikristalin. Keramik matriks kaca dibedakan menjadi 3 subgrup yaitu
keramik feldspathic, keramik sintetik dan keramik kaca infitrated. Keramik polikristlain
dibedakan menjadi alumina dan zirconia. Keramik matriks resin dibedakan menjadi resin
nano ceramic. 4

3. Dental ceramic apa? Bahannya apa? Indikasi dan kontraindikasi?


Dental ceramic didefinisikan sebagai bahan yang dirancang dengan tujuan
menghasilkan protesa gigi untuk menggantikan struktur gigi yang hilang atau rusak. 2
Ceramic sendiri didefiniskan sebagai senyawa yang terbentuk dari unsur logam
(aluminium, kalsium, litium, magnesium, kalium, natrium, timah, titanium, zirkonium) dan
unsur non logam (silikon, fluor, boron, oksigen). Sedangkan porselen adalah keramik yang
terdiri dari dari fase matriks gelas dan satu atau lebih fase kristal, contohnya seperti leucite.
Semua porselen adalah ceramic, tetapi tidak semua ceramic merupakan porselen.
Contohnya, mahkota all-zirconia. Mahkota all-zirconia dirujuk sebagai ceramic
berkekuatan tinggi yang tidak memiliki matriks kaca, sehingga all-zirconia bukan
merupakan porselen.3
Klasifikasi dental ceramic berdasarkan komposisinya dapat dibagi menjadi 3 yaitu
dental ceramic yang dominan dari kaca, dental ceramic yang terdapat bahan pengisi
(particle-filled glass), dan yang tediri dari polikristalin. Dental Ceramic yang dominan kaca
terbuat dari bahan yang mengandung silikon dioksida atau dikenal sebagai silika atau
kuarsa yang mengandung berbagai jumlah alumina. Aluminosilikat yang ditemukan di alam
mengandung beragam kalium dan natrium yang dikenal sebagai feldspars. Feldspars
dimodifikasi dengan berbagai cara untuk membuat kaca yang digunakan dalam kedokteran
gigi. Bentuk sintetik dari kaca aluminasilikatif yang dibuat untuk dental cereamic yang
sebagian besar tersusun dari glass memiliki sifat estetika yang tinggi sedangkan dental
ceramic yang ditambahkan bahan pengisi (particle-filled glass) memiliki sifat yang dapat
menghasilkan warna yang lebih menyerupai enamel dan dentin alami. Secara umum,
semakin banyak partikel pengisi yang ditambahkan ke dental ceramic. Namun semakin
besar peningkatan sifat mekaniknya, akan tetapi hal tersebut dapat mengakibatkan semakin
besar penurunan sifat estetika. Keramik polikristalin tidak mengandung gelas sama sekali.
Kandungan kristal memberikan bahan keramik ini sifat mekanik yang tinggi, tetapi
umumnya kurang estetik. Polikristalin yang mengandung non glass ceramic terdiri dari
aluminium oksida atau matriks dan filler zirkonium oksida yang merupakan elemen yang
mengubah sifat optik.3
Indikasi penggunaan dental ceramic : pada karies gigi yang besar atau kegagalan
restorasi sebelumnya, pasien mengutamakan estetis, keadaan sosil ekonomi pasien yang
memungkinkan, tekanan kunyah normal, gigi anterior patah, diskolorisasi, pasien usia
muda dengan ruang pulpa masih leba, kebersihan mulut baik. Kontraindikasi yaitu : pasien
dengan tekanan oklusal besar, pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau
clenching, pasien dengan maloklusi, mahkota klinis terlalu pendek, kebersihan mulut
buruk, memiliki penyakit periodontal 4

4. Bahan ceramic yang terbaik apa? Apa kelebihannya?


Keramik silikat sempurna dalam hal estetika namun lebih lemah dari keramik
polikristalin dan keramik berbasis resin dalam hal kekuatan mekanis sehingga saat ini
digunakan untuk membuat keramik veneer. Keramik berbasis resin lebih mudah digiling
dan disesuaikan dalam rongga mulut dibandingkan keramik lainnya karena modulus
elastisitasnya relatif terhadap dentin. Keramik polikristalin kurang dalam hal translusesni
namun kekuatan mekaniknya lebih unggul dan sifat estetiknya lebih baik dibandingkan
dengan bahan restorasi nonkeramik lainnya.9

5. Bagaimana hubungan restorasi ceramic dengan konsep minimal invasive?


Perawatan dengan konsep minimal invasive menjadi tren dominan dalam kedokteran
gigi. Adanya evolusi dalam bahan adhesive dan keramik membuat restorasi keramik
diusulkan dalam konsep minimal invasive sebagai pilihan perawatan guna menghindari
pengurangan gigi yang tidak perlu. Keuntungan dari menggunakan restorasi keramik dalam
konsep minimal invasive adalah penghilangan jaringan gigi yang minimal sehingga
permukaan gigi yang tersisa lebih banyak di enamel. Banyak penulis memperlihatkan
bahwa restorasi keramik yang ditempatkan pada enamel memiliki tingkat ketahanan yang
lebih tinggi daripada yang ditempatkan pada dentin.10

6. Bagaimana menggunakan ceramic pada gigi?


Crown all porcelain berbahan litium disilikat IPS E.max
Data Model Studi
1. Nama Gigi Tiruan

Tahapan pembuatan Crown All Porcelain Berbahan E-Max pada gigi


Incisivus Centralis Regio Maxilla Sinistra.
2. Desain model
Gambar 2. Desain model

Istrumen Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam tahapan pembuatan Jacket
Crown berbahan IPS E-Max Press adalah sebagai berikut :
a. Alat terdiri dari sendok cetak, Spatula , Rabber bowl , lecron,
trimmer, mesin sandblasting, mesin vacuum, mesin polish, kuas , mesin
furnace, wadah keramik, alat polish, handuk putih, vibrator, plunger,
arteri clamp, ultrasonic cleaner, caliver, dan bumbung tuang.
b. Bahan terdiri dari gips biru tipe III , alginate, phosphate-
bonded investmen, ingot,
picosep, glazing, hardener, die master,Ips e-max, Transpa incical,
Liquid aplikasi ( e-max build up all aroud), Liquid glazing ( Ips ivocdor
mixing liquid all around), dan Ips e-max ceram transpa neutral
(transparant).

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan Prosedur Pembuatan Crown All Porcelain berbahan

E-Max pada gigi Incisivus Centralis Regio Maxilla Sinistra


1. Penerimaan dan duplikasi model kerja
Model kerja yang sudah dicetak oleh dokter gigi, lalu dikirim ke
laboratorium lalu diduplikat untuk dibuatkan All Porcelain.

3a 3b

Gambar 3a. Penerimaan , 3b. Duplikasi model kerja

2. Trimmer dan ditching


Trimmer adalah alat yang digunakan untuk merapikan atau
menggrinding model kerja. Setelah itu dilakukan ditching untuk
memperjelas daerah servikal pada model kerja atau daerah yang telah
dipreparasi.
4a 4b

Gambar 4a. Trimmer, 4b. Ditching

3. Coating
Coating adalah proses pemberian hardener, picosep dengan die
master.

5a 5b

Gambar 5a. Bahan Coating 5b. Proses Coating

4. Moderer malam/Coping malam


Tahapan ini adalah tahapan pemberian malam pada daerah gigi yang telah di
preparasi oleh dokter pada gigi I1 Regio Maxilla Sinistra sesuai bentuknya
dengan menggunakan wax biru, coping malam yang dibuat harus tebal agar
pada saat melakukan press tidak bocor.

6a

Gambar 6a dan 6b.. Moderer malam/coping malam

5. Spruing
Proses ini adalah pemasangan sprue malam biru dengan ukuran kurang
lebih 2 mm dengan meletakkan di atas incical coping gigi.Setelah
pemasangan coping selesai, selanjutya pemasangan sprue pada
crusibel dengan cara memanaskan ujung sprue lalu dipasang.
Selanjutnya, wetting agent di semprotkan pada sprue dan coping.
6. Investing
Investing adalah penanaman model kerja ke dalam bumbung tuang dengan
menggunakan bahan investment yang di aduk secara homogeny. setelah itu
tuang adonan ke dalam bumbung tuang (muvel) yang di letakkan di atas
vibrator.
7. Burn out furnace
Burn out adalah proses pembakaran ke dalam oven furnace bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa malam.
7a 7b 7c

Gambar :7a. Oven Furnace , 7b. Mould space dimasukkan kedalam Oven
Furnace, 7c. Pembakaran dilakukan sekitar ±30 menit dengan suhu
8300℃

8. Pressing, divesting, dan sandblasting


Tahapan dilakukan dengan teknik press menggunakan bahan ingot dengan alox
plunger. Kemudian mengeluarkan coping e-max yang telah dipressing dengan
menggunakan mesin sandblasting. Jenis partikel yang di gunakan saat
sandblasting e-max adalah Alumina Oxide (ALO2) dan ukuran partikel saat
sandblasting adalah 11

8a 8b 8c
Gambar 8a. Pressing, 8b. Divesting, 8c. Sandblasting

9. Pemotongan Sprue, fitting, grinding, dan washing


Memotong sprue dengan micromotor bur dist, kemudian mencocokkan
kembali coping e-max kedalam model kerja tanpa mengubah
bentuk coping. Setelah itu memotong sprue yang melekat pada coping e-
max dengan menggunakan disk, haluskan dan rapikan permukaan gigi sesuai
bentuk gigi yang telah dipreparasi. Penipisan coping e- max dengan
menggunakan stone hijau dengan ketebalan 0,5 mm.

10. Washing
Mengolesi bagian coping dengan menggunakan liquid aplikasi( e- max build
up all around) secara merata. Kemudian memberikan bahan Ips E-max
Dentin dengan cara menyerbukkan bahan menggunakan kuas secara merata.

Gambar 9 Whasing
11. Margin Firing pertama ( pembakaran), pengaplikasian,
Tahapan ini adalah tahap pembakaran coping ke dalam mesin furnace
khusus dengan memasukkan coping ke dalam mesin programant khusus
dengan suhu 800-1472℃ selama 40 menit. Setelah pembakaran
selesai tunggu coping benar-benar dingin. Kemudian dilanjutkan
dengan tahapan pengaplikasian bahan Ips E- max ceram transpa
Neutral dan Ips E-mas transpa incical. Setelah itu dilakukan margin
firing dentine pertama dan kedua

Gambar 10. Margin Firing pertama dan kedua

12. Fitting dan Grinding


Tahapan ini adalah tahap pembentukan bentuk crown all porcelain
sesuai bentuk anatomi gigi.

13. Staining dan Glazing


Tahapan ini adalah tahapan akhir atau tahapan pengkilapan pada crown
all porcelain. Bahan glazing diaplikasikan pada crown all
porcelain sampai semua bagian crown merata. Kemudian
memasukkan kembali ke mesin programant dengan suhu 750C

14. Hasil pengamatan gigi tiruan Crown All porcelain berbahan E-max
pada gigi Incicivus Centralis Regio Maxilla Sinistra.5
Gambar : 4. 49 Hasil pengamatan

Teknik preparasi pada crown dental ceramic

Teknik preparasi pada penggunaan restorasi zirconia sama dengan


teknik preparasi pada all ceramic restorations. Preparasi single crown
untuk gigi anterior dilakukan pengurangan 1,5 - 2 mm di bagian incisal.
Pengurangan 1 1,5 mm di bagian fasial dan 1,5 mm di bagian palatal. Dan
yang paling penting adalah bentukan butt joint margin yaitu bentukan
sudut 90° pada daerah margin gigi yang dipreparasi dan pembentukan
bevel pada seluruh permukaan insisal dan proksimal. (Gbr.2.15 & Gbr

2.16).'6
Pada gigi posterior dilakukan pengurangan oklusal sedikitnya 2 mm
dari pit dan fossa yang paling dalam, pengurangan bagian aksial 1,5 mm,
Bentukan shaulJer 1 mm dengan mengurangi bagian proksimalnya. Mahkota
yang tersisa +

4 mm dengan sudut taper antara 6O 8O. Serta yang paling


1
penting adalah pembuatan bevel. (Gbr.2.17 dan Gbr 2.18)

Teknik Sementasi

Setelah pasang coba coping zirconia, kemudian dilakukan pembuatan keramik


yang wanna dan coraknya sesuai dengan gigi sekitarnya. Restorasi zirconia
diinsersikan pada gigi yang telah dipreparasi dengan teknik sementasi
konvensional atau teknik adhesfve bonding (Gbr.2.19). Hasil dari sementasi dan
penempatan zirconia harus dapat menjaga kesehatan gingival margin (bersih dari
sisa semen), tidak menghasilkan efek toksik dan bersifat
biokompatibel.Selanjutnya dilakukan occlusal adjustment dengan bantuan
articulating paper.6
7. Bagaimana pertimbangan dalam memilih jenis ceramic untuk restorasi?
Restorasi untuk single unit mempertimbangakan 4 faktor estetik diantaranya : translusensi
gigi tetangga, nilai kecerahan gigi tetangga, jarak yang tersedia pada area bukal serta derajat
diskolorisasi dari gigi penyangga. Sedangkan restorasi untuk multi unit fixed dental protesa
harus mempertimbangkan spekturm, panjang dari jarak tak bergigi.8
8. Apa kekurangan dari ceramic restoration?
Restorasi dari keramik bersifat rapuh yang berarti memiliki kekuatan te8kan yang tinggi
namun kekuatan tarik rendah dan dapat retak di bawah regangan yang sangat rendah yaitu
0,1-0,2%. Sebagai bahan restoratif, dental keramik memiliki kelemahan karena
ketidakmampuannya untuk menahan kekuatan fungsional yang ada di rongga mulut sehingga
mudah mengalami pecah dan berpotensi fraktur akibat beban atau tekanan yang berlebihan.
Semua keramik gigi menunjukan ketangguhan retak yang rendah jika dibandingkan dengan
bahan gigi lainnya seperti logam.7

9. Apa maksud modulus elastisitas resin keramik relatif terhadap dentin?


Keramik matriks resin memiliki modulus elastisitas yang sebanding dengan dentin dan
dapat dengan mudah digiling dan disesuaikan secara intraoral. Modulus elastisitas resin
nanoceramic 12 GPa dan resin polimer infiltrated ceramic 37 Gpa sedangkan modulus
elastisitas dentin dengan mineral tinggi berkisar 40-42 GPa dan mineral rendah sekitar
17GPa.11

10. Resin keramik terbuat dari bahan apa?


1. Keramik matriks resin tersusun dari matriks organik yang terdiri dari porselen, gelas, gelas
dan keramik.
Berdasar kandungan anorganiknya, mereka dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sub
famili keramik matriks resin :
A. Resin Nano keramik
B. Kaca keramik dalam matriks interpenetrasi resin
C. Keramik zirkonia-silika dalam matriks interpenetrasi resin

2.1 Resin Nanoceramics (Misalnya: Lava Ultimate)


Dalam matriks resin organik terdiri dari partikel nano-keramik sekitar 80% . Bagian keramik
nano anorganik terdiri dari nanopartikel silika diskrit, nanopartikel zirkonia dan zirkonia –
silika kluster nano

2.2 Keramik Kaca Dalam Matriks Interpenetrasi Resin (Misalnya: Vita Enamik)
Pabrikan menggambarkannya sebagai keramik hibrida. Keramik hibrida terdiri dari jaringan
polimer uretan berpasangan dimetakrilat {UDMA} dan trietilena glikol dimetakrilat
{TEGDMA}

2.3 Keramik Zirkonia-Silika Dalam Matriks Interpenetrasi Resin (Paradigma M Z100)


Terdiri dari 85% konten anorganik dan 15% matriks organik berbeda. Konten anorganik
terdiri dari keramik zirkonia-silika ultrafine partikel dikemas dalam matriks polimer
Bisphenol A Glycidyl methacrylate (BIS-GMA) dan trietilena glikol dimetakrilat
(TEGDMA).11
DAFTAR PUSTAKA

1. (Mackenzie L, Banerjee A. Minimally invasive direct restorations: a practical guide. Br Dent J. 2017
Aug 11;223(3):163-171. doi: 10.1038/sj.bdj.2017.661. PMID: 28798466)
2. ARANGO SANTANDER, SANTIAGO, PELÁEZ VARGAS, ALEJANDRO, SALDARRIAGA
ESCOBAR, JORGE, MONTEIRO, FERNANDO JORGE, & RESTREPO TAMAYO, LUIS FELIPE.
(2010). CERAMICS FOR DENTAL RESTORATIONS - AN INTRODUCTION. DYNA, 77(163), 26-
36. Retrieved March 19, 2023, from http://www.scielo.org.co/scielo.php?
script=sci_arttext&pid=S0012-73532010000300003&lng=en&tlng=en.
3. Helvey, G.A., 2013. Classification of dental ceramics. Inside Continuing Education, 13, pp.62-8
4. Bajraktarova-Valjakova E, Korunoska-Stevkovska V, Kapusevska B, Gigovski N, Bajraktarova-
Misevska C, Grozdanov A. Contemporary Dental Ceramic Materials, A Review: Chemical
Composition, Physical and Mechanical Properties, Indications for Use. Open Access Maced J Med Sci.
2018 Sep 24;6(9):1742-1755. doi: 10.3889/oamjms.2018.378. PMID: 30338002; PMCID:
PMC6182519.
5. Talli R, Ana A. Prosedur pembuatan jacket crown berbahan IPS E-Max Press pada gigi incisivus
centralis regio maxilla sinistra. Indonesia health journal. 2022 Feb 11;1(1):35-47
6. Hegenbarth, Ernst.Zirconium Oxide: Ultimate Strength fo All-Ceramic Restorations. 20 Anniversary
International Symposium on Ceramics Explore New Vistas of Esthetic Materials.San Diego
California. Available from: http://www.quintpub.com/isc/index.htm. June 20-23, 2002
7. Shenoy A, Shenoy N. Dental ceramics: An update. J Conserv Dent. 2010 Oct;13(4):195-203. doi:
10.4103/0972-0707.73379. PMID: 21217946; PMCID: PMC3010023.
8. Fehmer V, Mulemann S, Hammerle C, Sailer I. Criteria for the selection of restoration materials.
Quintesence Zahntech 2013:39(4):462-470. doi: 10.3290
9. Shi HY, Pang R, Yang J, Fan D, Cai H, Jiang HB, Han J, Lee ES, Sun Y. Overview of Several
Typical Ceramic Materials for Restorative Dentistry. Biomed Res Int. 2022 Jul 18;2022:8451445. doi:
10.1155/2022/8451445. PMID: 35898679; PMCID: PMC9314004.
10. Archangelo C, Romanini J, Archangelo K, Hoshino I, Anchieta R. Minimally Invasive Ceramic
Restorations: A Step-by-Step Clinical Approach. Compendium. 2018 April. Vol 39:4
11. Shetty R, Shenoy K, Dandekeri S, Syedsuhaim K, Ragher M, Francis J. Resin Matrix Ceramic-an
Overview. International Journal of Recent Scientific Research. 2015

Anda mungkin juga menyukai