manipulasi fungsional atau manual pada jaringan lunak yang berdekatan dengan tepi untuk mengikuti
kontur dan ukuran vestibulum sehingga dapat mempertahankan peripherial seal selama berfungsi.
- Mendapat batas mukosa bergerak dan tidak bergerak dari rahang atas dan rahang bawah
penderita selama berfungsi
- Perpanjangan protesa dengan menggunakan fungsi jaringan/manipulasi jaringan yang
membentuk daerah tepi dari bahan cetak
Tujuan dari Border Moulding intinya adalah membentuk retensi pada gigi tiruan, dimana akan sinkron
dengan sendok cetak perseorangan yang dibuat. Mereka harus memiliki hubungan yang rapat antara
tepi gigi tiruan dengan jaringan disekitarnya. Pencetakan mukofungsional ini dilakukan untuk mendapat
peripheral seal.
Tepi sendok cetak dibuat 2-3 mm lebih rendah dibandingkan tepi yang pada proses pencetakan akhir
yang berguna sebagai tempat pelekatan bahan border moulding.
(Kusmawati, 2013)
Bahannya harus halus dan memiliki viskositas rendah yang nantinya akan berubah menjadi semi rigid
- Modeling compound
- Heavy bodied vinyl polysiloxane
- Polyether
- Terakhir, yang biasa digunakan adalah greenstick compound
Tepi dari sendok cetak harus lebih pendek 2 mm dari sulkus dan harus memberikan jarak ruang
frenulum yang adekuat.
Perpanjangan posterior pada maksila harus menutupi hamular notch dan diperpanjang sampai vibrating
line.
Jika ada spacer, hanya boleh diambil setelah dilakukannya border moulding
Selain itu modeling compound harus dipanaskan dan diletakkan pada tepi sendok cetak secara bertahap
dan didinginkan sedikit demi sedikit sebelum dimasukkan ke mulut.
(Rahn, 2009)
Rangarajan V, Padmanabhan TV. 2017. Textbook of Prostodontic. 2nd ed. India : Elsevier. p. 65-75 6.
Rahn AO, Ivanhoe JR, Plummer KD. 2009. Textbook of Complete Denture. 6 th ed. Shelton, Connecticut :
People’s Medical Publishing House. p. 97-119
Kusmawati FN, Taher P, Dewi SRP. 2013. Luas Kontak Permukaan Hasil Cetakan Anatomis Basis Gigi
Tiruan Penuh Dengan Bahan Cetak Polyvinyl Siloxane. Jurnal PDGI. Vol. 64, No 2. p. 31-34.
1. Pertama yaitu menggambar desain gigi tiruan penuh yang akan dibuat pada model kerja dengan
memerhatikan batas-batas anatomical landmark rahang atas dan rahang bawah.
2. Tentukan garis tengah model, dengan cara:
3. Tentukan area post dam / posterior palatal seal.Cara pembuatan post dam:
- Gambar midline pada model
- Gambar garis batas posterior yaitu daerah vibrating line yang terletak pada 1- 2 mm di belakang
fovea palatina dan melalui kedua hamular notch
- Lakukan pengerokan dengan lekron dari posterior ke anterior, membentuk tepi yang landai di
sebelah anterior mengikuti bentuk anatomis permukaan model. Model kerja dibasahi dengan
air.
4. Ambil selembar malam merah/ wax, panaskan diatas api spiritus sampai menjadi lunak
5. Malam merah/ wax yang sudah lunak diletakkan diatas model kerja dan ditekankan mulai
bagian palatum dengan batas-batas sesuai dengan desain. Untuk rahang bawah, agar
malam lebih mudah dilekukkan sesuai dengan lengkung rahang dapat dibuat belahan pada
lembaran malam.
6. Tekuk kelebihan malam pada tepi baseplate pada area yang berbatasan dengan
mucobuco fold, sehingga terbentuk peripherial seal engan tebal 0,5 mm dan lebar 0,5 mm
sepanjang tepian base plate yang menghadap mucobucofold.
7. Dilakukan pemotongan sesuai dengan desain pada model kerja, semua frenulum harus
bebas dan ketebalan malam merata 1,5 – 2 mm untuk daerah tepi 2 - 3 mm
Pemilihan anasir gigi bertujuan untuk mengganti gigi yang hilang, dan juga mengembalikan
fungsi utama yaitu mastikasi. Fakato-faktor dalam pemilihan anasir gigi antara lain yaitu ukuran,
bentuk, warna, bahan, jenis kelamin dan umur pasien, serta inklinasi dari gigi tersebut. Untuk
warna dan tingkat keausan gigi dapat melihat profil wajah pasien, jenis kelamin dan umur pasien,
sedangkan untuk menentukan ukuran gigi dapat melihat garis orientasi pada bite rim.
Curing
Proses curing adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan polimernya bila
dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya. Sifat dari bahan ini adalah eksotermis. Oleh karena
itu suhu air saat melakukan flasking harus diperhaikan dengan baik. Bila polimerisasi telah
dimulai maka temperature resin akrilik akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomernya akan
mendidih pada temperatur 1000C. Temperatur air harus dijaga jangan terlalu tinggi. Dengan
demikian panas yang timbul dari reaksi polimerisasi dapat dialihkan ke bahan investingnya, dan
pemanasan yang berlebihan sehingga monomer mendidih akan mengakibatkan terjadinya
porositas pada hasil curing. Porositas dapat juga disebabkan oleh mold yang kurang terisi atau
selama curing kurang di press sehingga terjadi shrinkage porosity.
.
Alat dan bahan curing:
1. Masukkan kuvet dan air di dalam panci (air yang masih dingin)
2. Panaskan kuvet hingga air mendidih dan pertahankan selama 15 menit.
3. Matikan api dan biarkan kuvet dalam panci sampai dingin.
4. Setelah kuvet dingin, buka dan lepaskan model dari kuvet.
5. Bersihkan sisa gips yang masih melekat pada gigi tiruan akrilik.
Insersi GTL pada pasien dibagi menjadi dua, yaitu pre insersi dan post insersi.
Pre insersi :
1. Preparasi mulut
Bertujuan untuk mempersiapkan mulut terhadap gigi tiruan yang akan dipasang. Langkah yang
umumnya dilakukan adalah tindakan periodontal atau bedah. Selanjutnya adalah pengubahan
kontur, mencari bidang bombing dan menciptakan daerah-daerah untuk retensi mekanis.
2. Tindakan bedah praprostetik
Seperti membuang jaringan hiperplastik, eksotosis, dan frenectomy.
Post insersi :
Pasien diberitahu bahwa terjadi perubahan suara dan rasa tidak nyaman setelah pemakaian gigi tiruan
dan tidak berlangsung lama. Selanjutnya pasien diinstruksikan memakai protesa siang dan malam
selama 2-3 hari pertama dan hanya dilepas untuk dibersihkan saat setelah makan, sebelum tidur dan
pagi hari.
Pasien diinstruksikan untuk membaca atau bicara keras-keras 20 menit/hari demi penyesuaian protesa
serta sering minum untuk membahasi rongga mulut.
Pasien diinstruksikan untuk control 3-4 hari setelah pemakaian protesa untuk pasien biasa dan 1-2 hari
untuk pasien yang menua dengan mukosa mudah luka.
Pasien diberikan Dental Hygiene Education
Edukasi pasien cara membersihkan gigi tiruan. Gigi tiruan dibersihkan dengan sikat gigi dan bahan
pembersih khusus. Pembersih harus dapat beroksidasi (mengandung alkali perkarbonat), larutan
hipoklorida, pembersih asam mineral, bubuk dan pasta yang mengandung bahan abrasive ringan.
Gigi tiruan dibersihkan setelah selesai makan dan direndam dengan air untuk mencegah pengeringan.