Anda di halaman 1dari 5

1. Mahasiswa mampu memahami menjelaskan konsep teoritis tentang syarat GTL.

A. Menurut Bakser (1996) syarat GTL yang baik :


1. Material tidak berbau, berasa, halus, bersih, dan tidak mengiritasi,
ukuran dan bentuk harus sesuai, serta mempunyai retensi dan
stabilisasi waktu dipakai dan berfungsi sehingga enak dipakai.
2. Dapat berfungsi untuk mengunyah makanan, mengucapkan kata
dengan jelas, gerakan seperti tertawa, menguap, batuk, minum dan
lain-lain.
3. Estetis dalam ukuran, bentuk, warna gigi dan gusi.
4. Tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa sakit.
5. Cukup kuat terhadap tekanan pengunyahan dan pengaruh zat dalam
makanan, minuman, cairan ludah dan obat (Basker, 1996).
B. Syarat GTL yang lain :
1. Memiliki retensi dan stabilisasi yang baik (Pridana, 2016).
2. Memberikan rasa nyaman saat digunakan pasien (Falatehan, 2018).
3. Dapat memperbaiki fungsi mastikasi, estetik, dan fonetik (Falatehan,
2018).
a. Fungsi mastikasi
Berdasarkan skenario, kondisi gigi geligi pasien tidak baik
yaitu 11, 12, 13, 15, 23, 24, 31, 32, 41, 42 resesi gingiva,
goyang o3, kalkulus di daerah lingual, gigi 43 tinggal sisa akar,
gigi 35 karies profunda preforasi, gigi yang lain hilang. Hal
tersebut menimbulkan tekanan kunyah yang dibebankan pada
jaringan pendukung tidak merata, sehingga pasien kesulitan
untuk mengunyah makanan. Apabila dibuatkan gigi tiruan yang
sesuai, maka pasien akan merasakan perbaikan. Perbaikan ini
terjadi karena sekarang tekanan kunyah dapat disalurkan secara
lebih merata ke seluruh bagian jaringan pendukung. Dengan
demikian gigi tiruan ini berhasil mempertahankan atau
meningkatkan efisiensi kunyah (Adnan, 2016).
b. Fungsi estetik
Perubahan bentuk, susunan, warna, serta hilangnya maupun
berjejalnya gigi-geligi sangat mengganggu penampilan wajah
pasien. Apabila dibuatkan gigi tiruan yang sesuai, maka pasien
akan lebih percaya diri dengan penampilan wajahnya. Hal
tersebut dikarenakan gigi tiruan yang digunakan menyerupai
gigi dan jaringan pendukung yang asli (Adnan, 2016).
c. Fungsi fonetik
Organ untuk berbicara dapat dibagi kedalam dua bagian.
Pertama, bagian yang bersifat statis yaitu gigi geligi, palatum
dan tulang alveolar. Kedua, yang bersifat dinamis yaitu lidah,
bibir, pita suara dan mandibula. Organ pengucapan yang tidak
lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara
pasien, misalnya berdasarkan skenario pasien banyak
kehilangan gigi oleh karena karies. Kesulitan saat berbicara
dapat timbul meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini
gigi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan
berbicara seperti mampu mengucapkan kembali kata-kata dan
berbicara dengan jelas terutama bagi lawan bicaranya (Adnan,
2016).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi GTL :


Menurut Zarb dan Bolender (2004), faktor yang mempengaruhi retensi
gigi tiruan lengkap dikelompokan menjadi dua yaitu faktor fisik dan faktor
muskular. Faktor fisik yang berperan dalam retensi gigi tiruan adalah : 1)
perluasan maksimal dari basis gigi tiruan; 2) kontak seluas mungkin dari
membran mukosa dan basis gigi tiruan; 3) kontak yang rapat antara basis gigi
tiruan dan daerah pendukungnya. Faktor muskular dapat digunakan untuk
meningkatkan retensi dan kestabilan gigi tiruan, otot-otot buccinator,
orbikularis oris, serta otototot lidah merupakan kunci dalam aktivitas retensi,
sehingga perlu latihan khusus bagi otot-otot mulut untuk meningkatkan retensi
gigi tiruan di dalam rongga mulut.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi retensi dan stabilisasi GTL :
1. Memiliki retensi yang baik
Retensi adalah kemampuan gigi tiruan menahan gaya yang
melepaskan dari arah vertikal atau dari arah yang berlawanan dari arah
pasang (Pridana, 2016). Sehingga retensi ini berfungsi untuk
mempertahankan posisinya agar tetap melekat pada jaringan
pendukungnya. Retensi yang baik didapat dari hasil pencetakan
mukosa yang akurat agar kontak antara mukosa dan gigi tiruan
maksimal (Kusmawati dkk, 2013). Dalam retensi gigi tiruan lengkap,
memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:
a. Adhesi
Mekanisme ketertarikan fisik antara molekul yang berbeda.
Adhesi yang terjadi antara saliva dengan mukosa dan basis gigi
tiruan terjadi akibat tekanan ion antara c glikoprotein saliva dan
permukaan epitel atau resin akrilik (Pridana, 2016).
b. Kohesi
Mekanisme ketertarikan fisik antara molekul yang sama.
Kekuatan retensi ini dihasilkan dari lapisan cairan saliva yang
terdapat diantara basis gigi tiruan dan mukosa yang bekerja
mempertahankan integritas permukaan cairan (Pridana, 2016).
c. Tekanan atmosfer
Ketika suatu gaya tegak lurus terjadi searah dari daerah
dukungan gigi tiruan, maka tekanan antara gigi tiruan dan
mukosa menurun dibandingkan dengan keadaan sekitarnya, hal
inilah yang menahan gaya yang dapat melepaskan gigi tiruan
(Pridana, 2016).
d. Muskular oral dan fasial
Kekuatan retensi tambahan yang didapatkan jika (1) posisi
anasir yang tepat pada neutral zone antara otot pipi dan lidah,
(2) permukaan gigi tiruan yang halus dengan bentuk yang tepat.
Apabila kedua hal diatas tercapai maka otot-otot secara
otomatis dapat menahan gigi tiruan (Pridana, 2016).
e. Tegangan permukaan antar fasial
Daya tahan dua permukaan yang merekat dengan perantaraan
selapis tipis cairan terhadap gaya yang memisahkannya. Semua
bahan basis mempunyai tegangan permukaan yang lebih besar
jika dibandingkan dengan mukosa rongga mulut, tetapi setelah
dilapisi oleh pelikel saliva maka tegangan permukaan semakin
menurun yang dapat memaksimalkan luas permukaan antara
saliva dan basis gigi tiruan (Pridana, 2016).
Gambar Tegangan Permukaan yang Terjadi pada Gigi Tiruan
Lengkap
f. Undercut
Rotasi arah pasang dan kesejajaran dinding merupakan faktor
retensi karena kelenturan mukosa dan submukosa pada
permukaan daerah pendukung gigi tiruan memungkinkan
adanya sedikit undercut yang dapat menambah retensi gigi
tiruan.Pada undercut yang diduduk terlebih dahulu pada saat
arah pasang, biasanya pada arah berlawanan dari arah vertikal
dibutuhkan rotasi pada saat pemasangan maka gigi tiruan akan
memiliki ketahanan terhadap gaya vertikal yang melepaskan
(Pridana, 2016).
2. Memiliki stabilisasi yang baik
Stabilisasi adalah daya tahan terhadap gerakan horizontal dan
tekanan yang menyebabkan perubahan hubungan antara basis gigi
dengan tiruan dan daerah pendukung dalam arah horizontal atau rotasi
(Pridana, 2016).

Daftar pustka

Pridana S dan Nasution I D. 2016. Bentuk Residual Ridge dan Hubungannya dengan Retensi
Gigi Tiruan Penuh. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. 8 (1): 1-76s.

Kusmawati F N, dkk. 2013. Luas Kontak Permukaan Hasil Cetakan Anatomis Basis Gigi
Tiruan Penuh dengan Bahan Cetak Polyvinyl Siloxane. Jakarta: Universitas Prof. dr.
Moestopo. Vol. 62, No. 2, hal 31-34.
Falatehan , Niko. 2018. Relining Gigi Tiruan Rahang Bawah secara Langsung dengan
Percetakan Tertutup (Laporan Kasus). Jakarta: Universitas Trisakti. 14 (1): 27-32.
Adnan Asti P. 2016. Tingkat Kebersihan Gigi Tiruan Lepasan pada Pasien Pengguna Gigi
Tiruan Lengkap Aktilik di Puskesmas Kecamatan Malili (Skripsi). Makassar:
Universitas Hasanuddin
Basker, R. M.,   Davenport, J. C., Tomlin, H. R. 1996. Perawatan  Prostodontik  bagi
Pasien Tak Bergigi (terj.). Ed III. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai