Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah memberi kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas
makalah Pendidikan Agama Islam dengan judul “Akhlak & Aktualisasinya Dalam
Kehidupan Modern” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi


Besar Muhammad SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
yang diridhoi oleh allah SWT.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-
teman kami yang telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang
sangat sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah
ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin

Jember,18 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 1
1.3. Metode Penulisan ...................................................................................... 1

BAB II PERMASALAHAN ................................................................................... 2


BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
3.1. Konsep Etika, Moral, dan Akhlak............................................................. 3
3.2. Hubungan antara Tasawwuf dan Akhlak .................................................. 6
3.3. Indikator Manusia Berakhlak .................................................................... 8
3.4. Akhlak dan Aktualisasinya dalam Kehidupan...........................................9
BAB IV PENUTUP................................................................................................11
4.1. Kesimpulan...............................................................................................11
4.2. Saran .........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin
beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan
bergaya, mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang yanitu
tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada
kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan
akhlak.
Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita
berada di sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan.
Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di
aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah
disampaikan menjadi sia-sia.
Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para
generasi penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu penulis
menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral, dan
akhlak masyarakat.
1.2. Tujuan
1). Untuk mengetahui pengertian etika, moral, dan akhlak itu
2). Untuk mengetahui hubungan tasawuf dengan akhlak
3) . Untuk mengetahui apa Indikator Manusia Berakhlak
4) . Untuk mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat

1.3. Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan untuk pembuatan makalah ini,
research; dimana dalam pencarian teori, peneliti mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Misalnya media
online Internet

1
BAB II PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis temukan


adalah sebagai berikut:
1). Apakah pengertian etika, moral, dan akhlak itu?.
2). Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak?.
3) . Apa Indikator Manusia Berakhlak?.
4) . Bagaimanakah aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat?.

2
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Konsep Etika, Moral, dan Akhlak


Secara substansial etika, moral, dan akhlak memang sama, yakni ajaran
tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang
membedakan satu dengan yang lainnya adalah ikuran kebaikan dan keburukan itu
sendiri.
2.1.1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari kata "ethikos",
berarti "timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Dengan demikian Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk
dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika
adalah bagian dari filsafat.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
2.1.2. Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral
adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah
hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki

3
nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah
dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai
rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap
budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang
berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan
buruk.
2.1.3. Pengertian Akhlak
Asal kata akhlak dari bahasa arab, jama’ dari kata “khuluqun” yang berarti budi
pekerti. Kata “akhlak’’mengandung segi- segi persesuaian dengan khalqun
(ciptaan) serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq (Drajat, 2008).
Perkataan ini bersumber dari kalimat yang bercantum dalam Al-Quran surat al-
Qalam ayat 4 yang bunyinya :
Wa- innaka la’alaa khuluqin ‘azhihiim
Yang artinya:
“ sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai budi pekerti yang
luhur”.
Dan hadits dari nabi Muhammad SAW yang bunyinya:
‫بعثت أل تّمم مكا ر م األخال ق‬
“Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan budi pekerti” (HR.Ahmad)
1. pengertian akhlak menurut beberapa tokoh
1. Ibnu Miskawaih

4
Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran
terlebih dahulu .
2. Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan fikiran.
3. Ahmad Amin
Akhlak adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang baik dan
buruk serta ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan
tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
Menurut (Rois Mahfud 2011 : 98) akhlak sebagai salah satu aspek
penting dalam islam memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :
1. Mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan
menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk
2. Menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang
yang didasarkan kepada Al-Quran dan Al-Hadis yang sahih.
3. Bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan
pedoman oleh seluruh umat manusia kapan pun dan dimana pun mereka
berada, serta dalam keadaan apa pun dan bagaimana pun.
4. Mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur
dan mulia serta meluruskan perbuatan yang luhur dan mulia serta
meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia
(Ya’kub, 1996 : 11 )
Menurut buku Materi Pendidikan Agama Islam ( mukni’ah 2011 : 107 )
perbedaan akhlak, etika, dan moral dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar
ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak
berdasarkan Al-Quran dan Sunnah rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan
adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat. Dilihat dari
objeknya, akhlak menitikberatkan terhadap tuhan dan sesama manusia,sedangkan

5
etika dan moral hanya menitikberatkan perbuatan terhadap terhadap sesama
manusia saja.
3.2. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara
mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan. Dalam
tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh
hati yang suci.
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk
juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni
dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan
lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar
setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah.
Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.
pendapat para sufi adalah dengan ijtinab al-manhiyyat, dan adaa al-wajibat, serta
adaa al-naafilat
Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam
bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah”
adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang
hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia de dunia
dan kebahagian hidup di akhirat.
Para ahli ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada 3 bagian
yaitu tasawuf falsafi, tasawuf akhlaki dan tasawuf amali. Ketiga tasawuf ini
memiliki tujuan yang sama yaitu mendekatkan diri kepada allah dengan cara
membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan
yang terpuji. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan pendekatan rasio atau
akal pikiran. Sedangkan tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli,tahalli dabn tajalli.
Sedangkan tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
amaliayah atau wirid. Tasawuf pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah
seperti sholat, puasa, haji, dzikir, dan lainnya. Ibadah yang dilakukan dalam rangka
tasawuf itu erat hubungannya dengan akhlak. Dalam hubungan ini Harun Nasution

6
mengetakan bahwa ibadah dalam islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan
akhlak. Ibadah dalam al-Qur‟an dikaitkan dengan takwa dan takwa berarti
melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi larangannya yaitu orang-orang yang
berbuat baik dan jauh dari yang tidak baik. Inilah yang disebut denagn ajaran amar
ma‟ruf nahi munkar. Mengajak orang pada kebaikan dan mencegah orang dari hal-
hal yang tidak baik.
Untuk mengetahui hubungan Akhlak dengan Tasawuf dalam islam, maka
ada beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan keterangan; misalnya Ulama yang
mengatakan bahwa akhlak itu merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan
Tasawuf adalah batas akhir akhlak. Begitu juga halnya pernyataan Al-Kattaniy
yang telah dikemukakan oleh Imam Al-Gazali yang menyatakan hubungan yang
sangat erat antara akhlak dengan Tasawuf yang dilukiskan dalam pernyataan yang
berbunyi :

Artinya: Tasawuf itu adalah budi pekerti, barang siapa yang menyiapkan bekal atas
mu dalam budi pekerti, maka berarti ia menyiapkan bekal atas dirimu dalam
Tasawuf.
Untuk memperkuat pemahaman tentang keseimbangan dunia dengan urusan
akhirat yang harus diperhatikan oleh Islam, maka ada salah satu hadits yang
menerangkannya :

Artinya: Kerjakanlah (sesuatu yang sama dengan)amalan seseorang yang


tidak akan mati selama-lamanya, dan lakukanlah (sesuatu yang sama dengan)
perbuatan seseorang yang akan mati besok. Perawi hadits ini terdapat dalam Kitab
Sunnah, yang bersumber dari ’Amr.
Ada dua macam pemahaman untuk yang terkandungan dalam hadits ini, yaitu:
a) Mengandung pemahaman untuk menyeimbangan urusan dunia dengan akhirat,
yang harus dilakukan dengan volume waktu dan tenaga yang seimbang.

7
b) Mengandung pemahaman tentang keharusan bersungguh-sungguh bila
melakukan urusan dunia, dan berbuat dengan rajin bila mengerjakan urusan
istirahat.
Mahjuddin. Akhlak tasawuf I.(jakarta: kalam mulia,2009 ) h.195

3.3. Indikator Manusia Berakhlak


Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman
dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang
tidak berakhlak (su’al-khulug) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di
dalam hatinya. Nifak adalah sikap mendua terhadap allah. Tidak ada kesesuain
antara hati dan perbuatan.
Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat
menyilaukan hati. Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan
hati. Barang siapa melakukan dosa kemudian menghapusnya dengan kebaikan
tidak akan gelap hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.
Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara
lain adalah memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak
menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya,
tidak banyak bicara tapi banyak berbuat, penyabar, tenang hatinya selalu bersama
allah, bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak
pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan
hasad, cinta karena allah dan benci karena allah.
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak adalah
manusia yang menjaga keseimangan antara hak dan kewajibannya dalam
hubungannya dengan allah, sesama makhluk dan alam semesta.
Didalam al-quran banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang berima dan
memiliki akhlak mulia.
 Istiqamah atau konsekwan dalam pendirian (QS. Al Ahqof:13),
 Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah:112),
 Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’:58),
 Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron:160),
 Disiplin waktu dan produktif (QS.Al Ashr:1-4),

8
 Melakukan sesuatu secara profesional dan harmonis (QS. Al’Araf:31).

3.4. Akhlak dan Aktualisasinya dalam Kehidupan


Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus
dipertahankan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus di hilankan
, karena kebiasaan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk
karakter manusia berakhlak.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Dan akhlak seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini.
a. Akhlak terhadap Allah
 Mentauhidkan Allah (QS. Al-Ihlas: 1-4)
 Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)
 Bertaqwa pada allah (QS. An Nisa’: 1)
 Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al-Ahzab: 41-44)
 Bertawakkal hanya pada Allah (QS. Ali Imron: 159)
b. Akhlak terhadap diri sendiri
 Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)
 Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)
 Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)
 Sikap tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)
 Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imron: 135)
c. Akhlak terhadap sesama manusia
 Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)
 Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2)
 Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imron: 134 & 159)
 Menepati janji (QS. At Taubah: 111).

Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.

9
1. Akhlak merupakan anugrah dan rahmat allah, yakni orang, memiliki akhlak
baik secara almiah.
2. Mujahadah, selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan
tetap dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
3. Riyadloh, ialah melatih diri secara spritual untuk senantiasa dzikir (ingat)
kepada allah dengan dawam al-dzikir.

10
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah
bagian dari filsafat. Dan Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya
adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta, Akhlak dalam
kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah
ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah
wahyu tuhan
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf.”
Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman
dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada
tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia.

4.2. Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan
sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

11
Daftar Pustaka
Abdul Hayyie al-Kattani, Sutrisno Hadi, Uqinu attaqi. Cet. 1. Jakarta: Gema
Insani Press
Daradjat, Zakiah, Dkk, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Mahjuddin. Akhlak tasawuf I.(jakarta: kalam mulia,2009 ) h.195
Mukni’ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi
Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rois, Mahfud, 2011, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Erlangga.
http://depeberbagiilmu.blogspot.com/2013/12/makalah-agama-islam-akhlak-etika-
dan.html (Diakses pada tanggal 18 September 2018, pukul 06:06)
http://books.google.co.id/books?id=2Kvp4lYPpAC&pg=PA55&lpg=PA55&dq=i
ndikator+manusia+berakhlak&source=bl&ots=EYaGgYTBRt&sig=nNVsw
fjps1_PYzeiN4mDWmSa9Q&hl=id&sa=X&ei=jpw5VPHIN5aVuASqmIG
gCA#v=onepage&q=indikator%20manusia%20berakhlak&f=true (Diakses
pada tanggal 18 september 2018, pukul 06:45)
http://nurdinfivers1.blogspot.com/2014/02/makalah-agama-tentang-etika-moral-
dan.html (Diakses pada tanggal 18 september 2018, pukul 07:07)

12

Anda mungkin juga menyukai