Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MODUL KULIAH 311

BAHAN KEDOKTERAN GIGI

OLEH:

Hana Fauziyah Nurrahman

NIM: 040001500079

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena atas nikmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tugas dalam modul 311. Penulisan makalah ini
dilakukan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti
serta untuk menambah pengetahuan lebih dalam mengenai Bahan Kedokteran Gigi .

Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari kekurangan baik dari aspek kualitas
maupun kuantitas. Semua ini didasarkan oleh keterbatasan yang saya miliki. Maka dari
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dapat saya
terima. Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca.

Jakarta, 27 Maret 2019

Penulis
GLASS IONOMER CEMENT

Dalam kedokteran gigi, adhesi bahan restoratif pada struktur gigi merupakan hal
penting sehingga diperlukan bahwa restorasi harus menyerupai gigi. Bahan restorasi
harus memiliki sifat yang identik dengan gigi dan agar dapat melekat pada enamel dan
dentin. Glass ionomer cement adalah salah satu produk bahan kedokteran gigi yang
dikembangkan untuk memenuhi semua kriteria ini. Glass ionomer cement atau GIC
terdiri dari beberapa komposisi yaitu powder yang merupakan ionleachable
aluminosilicate glass dan liquid yang merupakan copolymer acrylic acid. Komposisi
powder pada GIC yang merupakan ionleachable aluminosilicate glass adalah silica,
alumina, calcium fluoride, alumunium fluoride, sodium alumunium floride dan
alumunium phosphate. Sedangkan untuk liquid pada GIC yang merupakan
copolymer acrylic acid memiliki komposisi yaitu polyacrilic acid, itaconic acid, malleic
acid, tatric acid dan air.

Terdapat klasifikasi pada GIC berdasarkan penggunaan klinis nya yaitu:

TIPE KEGUNAAN RASIO


POWDER /
LIQUID
Luting Crown, bridge, 1,5:1
inlay, orhtodontics
Restoratif Kelas III, kelas V 3:1

Lining/ basing Sebagai 1,5:1


lining/basing dari
restorasi

I. SIFAT GIC
Semen ionomer kaca memiliki kekuatan tekan yang tinggi, rentan terjadi fraktur,
kekuatan lentur, modulus elastisitas yang tinggi dan ketahanan aus, sehingga dapat
dianggap sebagai bahan yang keras namun rapuh. Karena sifat ini, GIC tidak boleh
digunakan sebagai restorasi gigi dengan tekanan tinggi. Selain itu, GIC yang dapat
dimodifikasi seperti semen cermet akan tetapi memiliki kekuatan lebih dan ketahanan
frakturnya tetap masih rendah. Lalu, GIC yang dimodifikasi dengan resin memiliki
kekuatan lentur dan tarik yang lebih besar dan modulus elastisitas yang lebih rendah
jika dibandingkan dengan GIC konvensional. Hal ini membuat resin modifikasi GIC
lebih tahan terhadap fraktur tetapi resistensi aus masih belum begitu bagus. GIC
dianggap sebagai bahan kedokteran gigi yang biokompatibel karena dapat mencegah
penetrasi ke tubulus dentin dan juga dapat terjadinya adhesi antara GIC dengan lapisan
gigi akibat terdapatnya unsur kalsium dan fosfat. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan GIC adalah kelebihan nya yaitu GIC memiliki ikatan adhesi terhadap
enamel dan dentin, memiliki efek antikariogenik, estetika bagus. Dan kekurangan dari
GIC yang perlu juga diperhatikan adalah peka akan kelembaban dan mudah fraktur.

II. MANIPULASI

Pencampuran GIC harus dilakukan menggunakan rasio powder dan liquid yang
telah direkomendasikan oleh pabrik.. Pengurangan rasio powder terhadap liquid dapat
menghasilkan sifat fisik yang buruk, sehingga rasio dalam pencampuran harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik agar didapatkan konsistensi GIC yang maksimal. Selain itu,
pencampuran powder dan liquid harus dilakukan pada suhu ruangan 21°C - 25°C dengan
keadan lembab selama 45 sampai dengan 60 detik menggunakan spatula pada glass plate.
Penggunaan glass plate lebih disarankan untuk pencampuran karena dapat
memperpanjang waktu kerja dibandingkan dengan paper pad.

Untuk pencampuran, rasio powder dan liquid dibagi menjadi dua bagian yang sama
lalu campur sebagian bubuk dengan liquid yang ada dan lakukan selama 20 detik,
kemudian tambahkan lagi sebagian bubuk yang tersisa dengan campuran yang ada
selama 20 detik sehingga mendapatkan GIC yang homogen. Pencampuran harus selesai
selama 40 samapi dengan 60 detik. Lalu, working time yang diperlukan untuk GIC
adalah 60-90 detik, hilangnya kilap pada permukaan GIC menunjukan bahwa semen
sudah mulai setting. Apabila melebihi waktu working time semen tidak akan melapisi
permukaan gigi dengan baik sehingga kekuatan bonding akan berkurang. Permukaan GIC
peka akan kontaminasi kelembaban sehingga finishing dan polishing dapat dilakukan 24
jam setelah penempatan semen, berbeda dengan resin modified GIC yang langsung
dilakukan finishing dan polishing. Untuk mencegah kontaminasi kelembaban dari air
setelah finishing dan polishing dapat dilakukan dengan bantuan agen peningkat resin atau
varnish untuk memberikan perlindugan dari micro porusitas sehingga dapat bertahan
untuk waktu yang lebih lama. Perlu diperhatikan pada penggunaan klinis penggunaan
GIC harus disertakan dengan penggunaan rubber dam pada pasien.

III. Penggunaan GIC

a. Indikasi
 Sebagai pit & fissure sealant
 Restorasi kelas I, III, dan V
 Karies pulpa
 Luting cement
 Endodotik
b. Kontraindikasi
 Pada pasien yang melakukan mouth breathing
 Restorasi labial
 Cusp coverage
DAFTAR PUSTAKA

1. Powers, John M : Dental Materials; Properties and Manipulation. Edisi 9. Jakarta.


Elsevier
2. J Funct Biomater. 2016 Sep; 7(3): 16. Published online 2016 Jun 28.
3. Garg, Nisha. Textbook of operative dentistry. 2010. Jaypee

Anda mungkin juga menyukai