Anda di halaman 1dari 18

Aplikasi Giomer sebagai Material Restorasi

Alternatif pada Kedokteran Gigi Anak


Afif R. Thabrani, Septina Anggun Putri, Putri Bintang Pamungkas
Mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sriwijaya 2012

Pendahuluan
Karies adalah kasus yang sering ditemukan di kedokteran gigi. Hampir
seluruh penduduk dunia pernah mengalami karies gigi. Riset Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2009 menunjukkan bahwa
89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita karies gigi. Data terbaru yang
dirilis oleh Oral Health Media Centre pada April 2012 menunjukkan bahwa 60
90% anak usia sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia memiliki
permasalahan gigi.1,2 Gigi desidui berada pada rongga mulut dalam waktu yang
singkat tetapi ketika terjadi karies, gigi desidui perlu mendapatkan perhatian
khusus terutama dalam pemilihan bahan restorasi. Menggunakan restorasi yang
tepat dapat membantu mencegah terjadinya karies sekunder, kerusakan lapisan
gigi yang lebih luas dan dapat mempertahankan gigi desidui sampai waktunya
tanggal.3
Seiring kemajuan jaman, senyum adalah sarana penunjang pergaulan, pasien
menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati warna gigi asli.
Warna memiliki peran penting dalam meraih tingkat estetik yang optimum. Syarat
bahan tambal estetik harus sesuai dengan gigi asli baik dari warna, translusensi,
maupun tekstur. Bahan tambal estetik juga harus mampu menjaga stabilitas warna
dalam jangka waktu yang lama.4
Samra dkk melaporkan bahwa warna, bentuk dan tekstur permukaan
restorasi sangat penting dalam estetika serta memberikan karakter pada senyum
seseorang.v Salah satu bahan restorasi pada kedokteran gigi yang estetis adalah
resin komposit. Tetapi kekurangan dari bahan ini adalah mengalami pengerutan
saat polimerisasi sehingga kemungkinan terjadinya karies sekunder lebih besar.5
Untuk mencegah insidensi karies sekunder dibutuhkan bahan restorasi yang dapat

mendekati karakeristik restorasi yang ideal yaitu mudah dimanipulasi, sewarna


gigi, adhesif dengan gigi, tidak mengalami perubahan volume saat mengeras
(setting), melindungi gigi dari karies rekuren, memiliki kekuatan adekuat, tidak
terlarut dan terkorosi dalam mulut, tidak toksik dan mengiritasi pulpa dan jaringan
gingival, mudah di-trim dan dipoles, resisten terhadap pembentukan plak gigi,
memiliki koefisien ekspansi termal serta koefisien difusi termal sama dengan
email dan dentin, sedikit menyerap air, radiopak, murah, jangka waktu pemakaian
lama dan memiliki sifat antibakteri.6,7 Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
restorasi yang dapat melepaskan fluor memiliki insidensi karies sekunder lebih
rendah dibandingkan restorasi yang tidak dapat melepaskan fluor.8,9 Hal ini terjadi
karena pelepasan fluor dari bahan restorasi dapat membantu proses remineralisasi
gigi dan menguatkan struktur gigi agar tidak mudah terjadi demineralisasi gigi.10
Bahan restorasi yang dapat melepaskan fluor adalah GIC (Glass Ionomer
Cement). GIC memiliki kemampuan untuk melepaskan fluor dan berikatan secara
kimiawi dengan jaringan keras gigi sehingga meningkatkan retensi dan resistensi
restorasi. Namun, GIC memiliki beberapa kekurangan yaitu ketahanan terhadap
tekanan kompresi yang rendah sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan
pada gigi yang memiliki beban tekan kunyah besar. Selain itu, GIC memiliki
warna yang kurang estetis karena lebih opaque.11
Bahan restorasi resin komposit dan GIC memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Sejumlah penelitian menggabungkan sifat terbaik GIC dan resin
komposit seperti resin modified glass ionomer cement (RMGIC) dan kompomer.
Semen ionomer kaca modifikasi resin (RMGIC) merupakan semen ionomer kaca
yang mengandung resin sehingga dapat dipolimerisasi dengan aktivasi sinar.
Dengan tambahan resin, waktu yang dibutuhkan semen ionomer kaca modifikasi
resin untuk setting menjadi lebih singkat. Bahan ini memiliki waktu kerja yang
lebih lama, pengerasan yang cepat, estetis serta translusensi dan kekuatan yang
baik.12 Kompomer merupakan pilihan restorasi yang tepat untuk merestorasi gigi
anterior dan posterior sulung karena konduktivitas termisnya yang relatif rendah,
dapat mempertahankan struktur gigi dalam preparasi kavitas, kuat, ekonomis, dan
memiliki estetis yang baik.13 Selain itu, karena kompomer mengandung dua

monomer asam dan dan glass ionomer yang dapat mengabsorpsi air, dia dapat
memicu reaksi yang bisa melepaskan fluor dan bias menetralkan lingkungan
rongga mulut yang asam. Banyak peneliti yang mengamati kompomer dan telah
disimpulkan bahwa kompomer dapat beradaptasi dengan baik pada gigi anakanak dan memiliki teknik penanganan yang sederhana sehingga sangat berguna
dalam kedokteran gigi anak.14
Giomer adalah bahan restorasi berbasis resin yang diisi dengan bahan GIC
yang telah direaksikan terlebih dahulu adalah kategori terkini dari bahan restorasi
hibrid sewarna gigi. Giomer berbasis pada teknologi PRG (Pre Reacted Glass
Ionomer Filled Composite), yaitu ionomer kaca yang sudah direaksikan
sebelumnya sehingga menghasilkan partikel kaca fluoride yang dikelilingi oleh
hidrogel ionomer kaca. Partikel PRG diintegrasikan ke dalam matriks resin,
kemudian digunakan sebagai filler atau bahan pengisi. Dengan demikian giomer
berpotensi sebagai bahan restorasi komposit yang memiliki sifat fisik dan estetis
yang baik.15 Giomer dapat melepaskan fluor serta mempunyai sifat estetik dan
fisik yang tahan terhadap beban tekanan kunyah besar.
Tujuan
Makalah ini akan membahas mengenai Aplikasi Giomer sebagai material
restorasi alternatif pada kedokteran gigi anak.
Tinjauan Pustaka
Definisi Giomer
Giomer adalah kelompok baru bahan restoratif langsung maupun adhesif
yang menawarkan estetika, penanganan dan sifat fisik resin komposit dengan
manfaat tambahan dari radiopacity tinggi, efek anti plak, pnereapan dan pelepasan
fluoride.16
Kinerja klinis jangka panjang yang sangat baik telah ditunjukkan oleh
bahan giomer sebagai kelompok yang unik dari bahan restoratif. Beautifil II
adalah salah satu brand yang merupakan pencetus adanya bahan giomer dimana
bahan tersebut merupakan nano-komposit hibrida universal yang memasukkan

teknologi S-PRG, berisi fase stabil glass ionomer sehingga menghasilkan estetik
yang baik, tahan lama dan mampu melepaskan ataupun mengikat fluoride. Di saat
yang sama Beautifil II dapat merespon konsentrasi fluoride di mulut sekaligus
mempertahankan kekuatan dan stabilitas resin komposit. Dalam JADA, sebuah
studi klinis besar diterbitkan dan menunjukan bahwa restorasi giomer tidak
memperlihatkan adanya karies sekunder setelah 8 tahun penggunaan. 17 Kemudian
dalam penelitian tingkat lanjut, setelah 13 tahun pemakaian, karies sekunder
hanya ditemukan pada 2 dari 61 restorasi, dengan tingkat retensi 66% 2, membuat
bahan ini bisa menjadi pilihan untuk perawatan anak dan pasien dengan risiko
karies tinggi.
Konsep Giomer
Konsep giomer ini didasarkan pada teknologi baru PRG (Pre- Reacted
Glass), di mana filler PRG khusus dimasukkan dalam matriks resin. Teknik ini
memungkinkan untuk perlindungan inti kaca dari kelembaban, memberikan
estetika jangka panjang dan daya tahan komposit konvensional dengan pelepasan
dan penyerapan fluor.
Surface Pre-Reacted Glass (S-PRG) ionomer cement

yang digunakan

sebagai filler dalam GIOMER diperoleh dengan mereaksikan kaca yang


mengandung fluoride (reaksi asam) dengan polyacid dalam lingkungan berair.
Fluorida ini nantinya akan berfungsi untuk mengurangi kelarutan mineral gigi dan
menurunkan produksi asam dari bakteri kariogenik.

Gambar 1. Teknologi s-prg yang digabungkan dalam giomer.18


Produksi partikel PRG dimulai dengan reaksi asam-basa pada lingkungan berair
antara asam poliakrilat dan kaca yang dibuat dari campuran alumina, silika,
aluminium fluoride dan kalsium fluoride. Proses ini adalah reaksi yang sama yang
terjadi dalam pembentukan ionomer kaca konvensional, namun dilakukan dengan
jumlah air yang lebih besar sehingga membatasi adanya residu kaca yang tidak
bereaksi. Reaksi terjadi selama beberapa hari dalam autoclave bertekanan pada
suhu 70 C dan akhirnya hidrogel yang mengandung silika basah diproduksi.
Ketika reaksi asam-basa hampir selesai, air yang terkandung dalam hidrogel
tersebut diambil melalui proses pengeringan beku. Produk yang dihasilkan dari
reaksi tersebut (xerogel) digiling untuk membentuk partikel filler PRG.
Ukuran partikel PRG yang diproduksi bergantung pada kisaran
penggilingan ,01-100 m, namun kisran ukuran yang lebih baik adalah 0.05 m
sampai 30 m dengan ukuran 0,1 m sampai 10 m adalah ukuran yang paling
diinginkan. Ada atau tidak adanya perlakuan permukaan partikel tersebut
menghasilkan 2 jenis partikel Pre-reaktif partikel ionomer kaca, yaitu Full
Reaction PRG (FPRG) yang tidak mendapat perlakuan permukaan dan Surface
Reaction PRG tambahan (SPRG) yang mendapatkan perlakuan permukaan

sebelum integrasi ke dalam matriks polimer, menggunakan bahan silane coupling


dan gamma-methacryloxypropyl trimetoksisilan. Fungsi perlakuan ini adalah
untuk memfasilitasi adhesi matriks resin. Yang penting lapisan silikon dioksida
permukaan, yang dihasilkan pada partikel SPRG memiliki porus. Porositas
permukaan ini memfasilitasi pertukaran ion dari partikel filler ke dalam matriks
resin sekitarnya. Komposisi kaca, jenis asam polyalkenoic dan kondisi
pengeringan xerogel akan mempengaruhi volume pori akhir. Partikel PRG rentan
terhadap panas sehingga perlakuan dengan silane coupling agent diselesaikan
pada suhu kurang dari 100 C, bukan di atas 100 C.
Komposisi
Bahan restoratif giomer (Beautifil) mengandung filler PRG dengan reaksi
pada permukaan (S-PRG) dan sistem adhesif (FL-BOND) mengandung filler PRG
dengan reaksi penuh (F-PRG). Bahan giomer yang saat ini beredar adalah
Komposit Bul-fill flowable dan packable (sealant, nano-hibrida dan mikrohibrida)
yang menampilkan karakteristik klinis yang sangat baik, anti-plak dan fitur antisensitivitas.11 Baris giomer juga mencakup flowables, sealant, nano-hibrida , dan
microhybrids posterior. Mengingat pelepasan ion dan sifat anti-plaknya, giomer
adalah pilihan yang sangat baik untuk penumpatan pada margin dan dentin
sebelum bahan restoratif masal ditempatkan.
Komposisi bahan bonding: Bis-GMA, TEGDMA, monomer asam

fosfonik, monomer asam karboksilik, aseton, air


Komposisi bahan restorasi: Bis- GMA/ TEDGMA,

filler

kaca

multifungsional dan filler S-PRG (83wt%).

Tabel 1. Komposisi dari Giomer.19

Giomer Generasi 2
Perusahaan pembuat giomer, SHOFU, membuat perbaikan lebih lanjut
dalam teknologi PRG dan berhasil mengembangkan S-PRG filler termodifikasi,
yang terdiri dari struktur trilaminar. Struktur filler unik ini terdiri dari inti kaca
fluoroboroaluminosilikat multifungsi, lapisan inomoer kaca pre-rekasi, dan
lapisan permukaan termodifikasi.
Efisiensi17
Dalam melakukan suatu tindakan operatif seperti penumpatan, praktisi
harus menyelesaikannya dengan kualitas setinggi mungkin namun dengan waktu
dan tenaga yang seminimal mungkin. Hal ini terutama berlaku untuk penambalan
pada regio posterior. Bahan komposit posterior adalah bahan yang selalu
digunakan dalam praktek saat ini, namun ada masalah klinis yang harus ditangani
termasuk

potensi

sensitivitas,

integritas

marginal,

kebocoran,

efisiensi

penempatan, kedalaman reaksi, shrinkage, pembentukan kontak, dan ketahanan


jangka panjang. Untuk itu banyak bahan yang lebih baru dan teknik saat ini telah
dirancang untuk mengatasi hal tersebut.

Sifat Giomer17
a. Kekuatan Lentur: 130 Mpa
7

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Vickers Hardness: 62 Hv
Wear Resistance: 0,52% berat
Filler beban: 83,3% berat
Kedalaman Cure: 5,9 mm
radiopacity: 3.4 Al: mm
Fluoride Rilis & Recharge: Ya
Stabilitas warna diatas rata-rata
Radiopasitas: 70% lebih besar dari enamel dan 200% lebih besar dari dentin
Shrinkage rendah
Mudah dibentuk tanpa menempel
Penutupan margin penuh dan akurat
Transmisi cahaya dan karakteristik optik Ideal: menyampaikan reproduksi
warna yang sangat baik dengan efek bunglon yang mensimulasikan struktur

internal gigi alami.


n. Filler tinggi dan kekuatan lentur tinggi memastikan stabilitas jangka panjang
di bawah kondisi buruk untuk restorasi anterior dan posterior, veneers
laminasi langsung dan core build-up
o. Efek Anti-plak: meminimalkan adhesi plak, menghambat kolonisasi bakteri
dan akumulasi plak empertahankan sifat alami dari ionomer kaca
p. Cepat dan mudah dipoles
Indikasi dan kontraindikasi Giomer17
Indikasi Giomer
Restorasi estetis direct
Restorasi karies Kelas III,IV,V
Restorasi kelas I dan II selektif
Restorasi untuk erosi serviks, karies akar
Perbaikan fraktur insisal
Perbaikan diastem gigi.
Veneer laminasi dan core build-up
Kontraindikasi Giomer
Pada kavitas dengan basis/ liner yang mengandung eugenol.
Prosedur Restorasi Giomer16
Tabel 2. Prosedur restorasi giomer

t o

t i f

t o

H
P
P

P
P
F
I

P
K
P
O
B
P
M
S

o
e

n
d

l u
n

t u
e
m
e
e n
c
e
l e
k

c
i s
r
i
k
r
i
s

a
i
i k
,
k
,
i k
p
t
i
w

a
a
i g
i
a
a
o
n
t
t e k
s
s a
a
a
k
a
a
r n

r
a

k
t u

t i p
e
r e s t o
r a
s i
n
g
b
e r d
e
k
a
t a
i w
a
y
a
t
k
e s e h
i n
t e
r k
u
s p
a l
&
r ,
d
a n
k
a
r a
k
t e

d
n
a
r

i r e c
d
a n
t a
n
k
e b
i s t i k

t
d
e
n
g
a
r e
s t o
r a
p
a
s i e n
i a s a a n
b
g
i g
i

r
r

e
o

a
r a
s e
s
A
i s h
i n
l a
s i
b

i n
s o

G
s

i o

i
u

m
n

e
g

i
d

i g

i
i v

&

i d

o
e
e

m
m
r

e
C
a
r e
l i h
a
r a
a
a
t a
n
p

e
a

n
r

t o

R
f

e
e

s
s

t i f

t o
i o

P
n

l i s h
p
e

i n
a

g
s

r
t e

l a

n
n
a

l i n
d
a

k
n

u
n
j e
n

a
i s

n
g

r
i o

s
m

t o
r
e
r

i k

Prosedur penumpatan:
1. Preparasi gigi awal dilakukan dengan bur 330 karbida, lau jaringan karies
dieskavasi menggunakan eskavator dan bur #6. Desain kavitas sesuai dengan
metode konvensional.

r
n

a
a

s
l

Gambar 1. Preparasi kavitas konvensional


2. Teknik etsa selektif dilakukan hanya pada enamel dengan asam fosfat selama
10 detik dan dibilas secara menyeluruh (Gambar 2).

Gambar 2. Sebuah teknik etsa selektif digunakan.


3. Permukaan dibiarkan lembab namun tanpa air menggenang
4. Bonding agent diaplikasikan dalam beberapa lapisan pada dentin.

Gambar 3. Aplikasi bonding pada dentin


5. Penipisan menggunakan semprotan udara dilakukan untuk menghilangkan zat
pelarut bonding

dan untuk meminimalkan ketebalannya. Penyemprotan

dengan udara ringan sekitar 3 detik lalu disemprut dengan udara deras hingga
lapisan bonding tipis dan merata.

10

Gambar 4. Penipisan dilakukan untuk menguapkan pelarut


sehingga sensitivitas berkurang dan kekuatan ikatan meningkat.
6. Pemberian cahaya menggunakan light curing unit dilakukan selama 10 detik
bila menggunakan lampu halogen (panjang gelombang:400-500nm dan
intesitas cahaya:> 500mW/cm2) dan 5 detik bila menggunakan lampu LED
(panjang gelombang:440-490nm dan intesitas cahaya:> 1200mW/cm2).16,18
7. Bahan flowable giomer ditempatkan dengan ketebalan 0,5-1,0 mm pada
dentin lalu disinar selama 10 detik. Lanjutkan prosedur yag sama pada
cavosurface margin.16,20

Gambar 5. Bonding dan polimerisasi dilakukan pada permukaan yang


paling penting yaitu dentin dan cavosurface margin.

11

Gambar 6. Sisa restorasi siap diisi. Hampir semua jenis bahan dapat
digunakan pada saat ini tergantung pada estetika dan sifat fisik.
8. Penempatan bahan pada kavitas:
Teknik Incremental: Bila kedalaman kavitas lebih dari 2 mm. Pada teknik
ini komposit dimasukkan dan disinar selapis demi selapis hingga kavitas
penuh. Ketebalan per lapis < 2 mm. Lapisan disinar selama 20 detik bila

menggunakan lampu halogen dan 10 detik bila menggunakan lampu LED.


Teknik Bulk: Sejumlah kecil bahan flowable ditempatkan ke dalam
kavitas dan bahan bulk dimasukan hingga bahan flowable mengalir
keluar. Tumpatan disinar selama 30 detik dari seluruh permukaan yang

terkena.
9. Buang ekses dan bentuk permukaan sesuai anatomi gigi. Setelah dibentuk
dengan bur bulat high speed #6, restorasi yang dihasilkan akan sangat baik
dengan tidak terlihatnyat bagian tepi restorasi.

Gambar 7. Margin tertutup dengan baik dan


tidak ada tanda-tanda polimerisasi tekanan.

12

10. Oklusi kemudian diperiksa dan polishing dilakukan dengan white stone/
rubber cup white. Penyinaran dilakukan lagi setelah semua proses finishing
dan polishing selesai.

Gambar 8. Polishing dilakukan dengan rubber cup sehingga


terbentuk permukaan yang halus dan mencegah retensi plak.

Kelebihan Giomer18
1. Menawarkan fluoride release dan recharge mirip ionomer kaca dengan
efek anti-plak yang unik khusus berguna ketika merawat pasien risiko
tinggi karies.

13

Gambar 9. Pelepasan dan penyerapan fluoride oleh Giomer


2. Menjamin estetik yang sesuai, stabilitas warna yang sangat baik,
kemampuan poles yang tinggi dan kilau permukaan luar biasa karena
distribusi filler nano-hybrid dalam materi.
3. Ketahanan aus sangat baik, radiopacity 3 kali dari dentin alami untuk
diagnosis yang akurat, namun fluoresensi mirip dengan gigi alami dan
biokompatibel.
4. Sifat fisik optimal untuk memastikan restorasi ketahanan jangka panjang
dalam kondisi intraoral yang buruk.
5. Tahan digunakan pada gigi posterior
6. Shade yang sesuai dengan warna gigi (properti optik)

14

Gambar 10. Sifat optik dari giomer yang menyerupai gigi alami
7. Tersedia dalam 14 warna:
a. Shade Universal: A1, A2, A3, A3.5, A4, B1, B2, B3, C2, C3;
b. Shade opak Dentin: A2O, A3O;
c. Shade Enamel: Inc dan Bleach white shade: Bw.

15

Perbandingan material restoratif direk


Tabel 3. Perbandingan material-material restoratif direk21
Faktor pembanding

Glass Ionomer
Cement (GIC)

Resin Komposit
(RK)

Resin modified
glass ionomer
cement
(RMGIC)
Kimia +
Mikromekanik

Kompomer

Giomer

Ikatan ke
jaringan keras
gigi
Kekuatan
Fleksural (MPa)
Kekuatan
Kompresif
(MPa)27
Kekerasan (N)
Fluoride Release
(ppm)27
Fluoride Recharge
(ppm)27
Stabilitas warna
(<3,3E)26
Biokompatibilitas1

Kimia

Mikro-mekanik

Mikro-mekanik
+ Kimia

50-902

50-60

20-40

Kimia +
Mikromekanik
130

7-15
10-1521

238,5

200-25021

203,4

271,3

26,37 4,4024
8,5

60-9523
-

42,28 1,8224
-

54,075 1,53825
2,1

6218
1,2

1,3

0,4

0,3

16

Simpulan
Giomer adalah material restorasi dengan filler partikel PRG yang dapat
memperbaiki sifat material. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai:
o Pelepasan dan recharging fluoride jangka panjang
o Stabilitas sifat mekanik jangka panjang.
o Perbandingan kontraksi polimerisasi
Daftar Pustaka
1. Soemardini, Susmarini Dian, Jennora Ayu. Hubungan Mengosok Gigi
dengan Tingkat Karies Gigi Pada Anak usia Sekolah (6-12) Tahun di SDN
Tunggulwulung 3 Malang, 2008
2. Wala Ch. Hansen, Wicaksono A. Dinar, Tambunan Elita. Gambaran Status
Karies Gigi Anak Usia 11-12 Tahun pada Keluarga Pemegang
JAMKESMAS di Kel. Tumatangtang I Kec. Tomohon Selatan, Repository
UNSRAT; Manado;2014
3. Gjorgievska, E., Nicholson, J.W., Iljovska, S., Slipper I.J., 2007, Marginal
adaptation and performance of bioactive dental restorative materials in
deciduous and young permanent teeth, Journal of applied oral
science16(1):1-6
4. Ibrahim M.A.M, Bakar W.Z.B, Husein A., 2009, A Comparison of
Staining Resistant of Two Composite Resins, J Archives of Orofacial
Science, 4(1): 13-16
5. Samra AP, Pereira SK, Delgado LC, Borges CP. Color stability evaluation
of aesthetic restorative materials. Brazilian Oral Research 2008;22:205
10.
6. Banerjee A, Watson TF: Pickards Manual of Operative Dentistry, ed 9.
Oxford, Oxford University Press, 2011.
7. Millar BJ, Robinson PB, Davies BR. Effects of the removal of composite
resin restorations on Class II cavities. British Dental Journal.173(6):210-2.
8. Mickenautsch S, Mount G, Yengopal V. Therapeutic effect of glass
ionomers: an overview of evidence. Australian Dental Journal.
2011;56(1):10-5.
9. Yengopal V, Mickenautsch S, Bezerra AC, Leal SC. Caries-preventive
effect of glass ionomer and resinbased fissure sealants on permanent teeth:
a meta analysis. Journal of Oral Science. 2009;51(3):373
10. Mickenautsch S, Yengopal V, Leal S, Oliveira L, Bezerra A, Bonecker M.
Absence of carious lesions at margins of glass-ionomer and amalgam
restorations: a meta-analysis. European Journal of Paediatric Dentistry.
2010;10(1):41.
11. Abu Bakar, drg. Buku Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta.
Quantum. 2012.

17

12. Lohbauer U., 2010. Dental Glass Ionomer Cements as Permanent Filling
Materials? Properties, Limitations and Future Trends. Materials; 3: 7696.
13. Pascon FM, Kantovitz KR, Teixeira ASC,et al. Clinical evaluation of
composite and compomer restorations in primary teeth: 24-month results.
Journal of Dentistry 2006;34: 381-8. 3.
14. Soncini JA, Maserejian NN, Trachtenberg F, Tavares M, Hayers C. The
longevity of amalgam versus compomer/composite restorations in
posterior primary and permanent teeth . J Am Dent Assoc 2007; 138: 76372
15. Tian F, Yap AU, Wang X, Gao X. Effect of staining solutions on color of
pre-reacted glass-ionomer containing composites. Dent Mater J
2012;31:384-8.
16. Griffin, JD. Where It Matters Most Giomer Pre-Sealing of the Margins
and Dentin When Bulk Filling. Oral health group. 2014
17. Margolis, FS. Using Giomers in Pediatric Care. Dentalaegis. 2011; 7(10)
18. Grifin, JD. Beautifil 2brocure. Shofu Dental Corporation.
19. Grifin, JD. Unique Characteristics of the Giomer Restorative System. .
Inside dentistry. 2014
20. Gordan, VV, Eduardo M. Ronald EW, Cyndi G and Ivar AM. A clinical
evaluation of a self-etching primer and a giomer restorative material.
JADA. 2007; 138 (5) :621-627
21. Sakaguchi RL, Powers JM. Craigs restorative dental materials. 13 th Ed.
2012. Philadephia: Elsevier Mosby.
22. Petronijevic B, Markovic D, Sarccev I, Andelkovic A, Knezevic MJ.
Fracture resistance of restored maxillary premolars. Contemporary
materials. 2012; 220-5
23. D'Alpino P, Bechtold J, dos Santos P, Di Hipolito V, Silikas N, Rodrigues
F. Methacrylate and siloranebased composite restorations: hardness, depth
of cure and interfacial gap formation as a function of the energy dose.
Dental Materials. 2011;11:1162-9.
24. Bala O, Arisu HD, Yikilgan I, Arslan S, Gullu A. Evaluation of surface
roughness and hardness of different glass ionomer cements. European
Journal of Dentistry. 2012. 6 : 79-86.
25. Setty JV, Singh S, Subba RVV. Comparison of the effect of topical
fluorides on the commercially available conventional Glass Ionomers,
Resin modified Glass Ionomers and Polyacid modified Composite resins
An in vitro study. J Indian Soc Pedo Prev Dent. 2003 ; 21 (2) : 55-69
26. Mohan M, Shey Z, Vaidyanathan J, Vaidyanathan TK, Munisamy S, Janal
M. Color changes of restorative materials exposed in vitro to cola
beverage. Pediatric dentistry. 2008; 30 (4) : 309 16
27. Quader SMA, Alam MS, Bashar AKM, Gafur A, Al-Mansur MA.
Compressive strength, fluoride release and recharge of Giomer. Updat
Dent. Coll J. 2012; 2(2):28-37.

18

Anda mungkin juga menyukai