Pendahuluan
Karies adalah kasus yang sering ditemukan di kedokteran gigi. Hampir
seluruh penduduk dunia pernah mengalami karies gigi. Riset Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2009 menunjukkan bahwa
89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita karies gigi. Data terbaru yang
dirilis oleh Oral Health Media Centre pada April 2012 menunjukkan bahwa 60
90% anak usia sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia memiliki
permasalahan gigi.1,2 Gigi desidui berada pada rongga mulut dalam waktu yang
singkat tetapi ketika terjadi karies, gigi desidui perlu mendapatkan perhatian
khusus terutama dalam pemilihan bahan restorasi. Menggunakan restorasi yang
tepat dapat membantu mencegah terjadinya karies sekunder, kerusakan lapisan
gigi yang lebih luas dan dapat mempertahankan gigi desidui sampai waktunya
tanggal.3
Seiring kemajuan jaman, senyum adalah sarana penunjang pergaulan, pasien
menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati warna gigi asli.
Warna memiliki peran penting dalam meraih tingkat estetik yang optimum. Syarat
bahan tambal estetik harus sesuai dengan gigi asli baik dari warna, translusensi,
maupun tekstur. Bahan tambal estetik juga harus mampu menjaga stabilitas warna
dalam jangka waktu yang lama.4
Samra dkk melaporkan bahwa warna, bentuk dan tekstur permukaan
restorasi sangat penting dalam estetika serta memberikan karakter pada senyum
seseorang.v Salah satu bahan restorasi pada kedokteran gigi yang estetis adalah
resin komposit. Tetapi kekurangan dari bahan ini adalah mengalami pengerutan
saat polimerisasi sehingga kemungkinan terjadinya karies sekunder lebih besar.5
Untuk mencegah insidensi karies sekunder dibutuhkan bahan restorasi yang dapat
monomer asam dan dan glass ionomer yang dapat mengabsorpsi air, dia dapat
memicu reaksi yang bisa melepaskan fluor dan bias menetralkan lingkungan
rongga mulut yang asam. Banyak peneliti yang mengamati kompomer dan telah
disimpulkan bahwa kompomer dapat beradaptasi dengan baik pada gigi anakanak dan memiliki teknik penanganan yang sederhana sehingga sangat berguna
dalam kedokteran gigi anak.14
Giomer adalah bahan restorasi berbasis resin yang diisi dengan bahan GIC
yang telah direaksikan terlebih dahulu adalah kategori terkini dari bahan restorasi
hibrid sewarna gigi. Giomer berbasis pada teknologi PRG (Pre Reacted Glass
Ionomer Filled Composite), yaitu ionomer kaca yang sudah direaksikan
sebelumnya sehingga menghasilkan partikel kaca fluoride yang dikelilingi oleh
hidrogel ionomer kaca. Partikel PRG diintegrasikan ke dalam matriks resin,
kemudian digunakan sebagai filler atau bahan pengisi. Dengan demikian giomer
berpotensi sebagai bahan restorasi komposit yang memiliki sifat fisik dan estetis
yang baik.15 Giomer dapat melepaskan fluor serta mempunyai sifat estetik dan
fisik yang tahan terhadap beban tekanan kunyah besar.
Tujuan
Makalah ini akan membahas mengenai Aplikasi Giomer sebagai material
restorasi alternatif pada kedokteran gigi anak.
Tinjauan Pustaka
Definisi Giomer
Giomer adalah kelompok baru bahan restoratif langsung maupun adhesif
yang menawarkan estetika, penanganan dan sifat fisik resin komposit dengan
manfaat tambahan dari radiopacity tinggi, efek anti plak, pnereapan dan pelepasan
fluoride.16
Kinerja klinis jangka panjang yang sangat baik telah ditunjukkan oleh
bahan giomer sebagai kelompok yang unik dari bahan restoratif. Beautifil II
adalah salah satu brand yang merupakan pencetus adanya bahan giomer dimana
bahan tersebut merupakan nano-komposit hibrida universal yang memasukkan
teknologi S-PRG, berisi fase stabil glass ionomer sehingga menghasilkan estetik
yang baik, tahan lama dan mampu melepaskan ataupun mengikat fluoride. Di saat
yang sama Beautifil II dapat merespon konsentrasi fluoride di mulut sekaligus
mempertahankan kekuatan dan stabilitas resin komposit. Dalam JADA, sebuah
studi klinis besar diterbitkan dan menunjukan bahwa restorasi giomer tidak
memperlihatkan adanya karies sekunder setelah 8 tahun penggunaan. 17 Kemudian
dalam penelitian tingkat lanjut, setelah 13 tahun pemakaian, karies sekunder
hanya ditemukan pada 2 dari 61 restorasi, dengan tingkat retensi 66% 2, membuat
bahan ini bisa menjadi pilihan untuk perawatan anak dan pasien dengan risiko
karies tinggi.
Konsep Giomer
Konsep giomer ini didasarkan pada teknologi baru PRG (Pre- Reacted
Glass), di mana filler PRG khusus dimasukkan dalam matriks resin. Teknik ini
memungkinkan untuk perlindungan inti kaca dari kelembaban, memberikan
estetika jangka panjang dan daya tahan komposit konvensional dengan pelepasan
dan penyerapan fluor.
Surface Pre-Reacted Glass (S-PRG) ionomer cement
yang digunakan
filler
kaca
Giomer Generasi 2
Perusahaan pembuat giomer, SHOFU, membuat perbaikan lebih lanjut
dalam teknologi PRG dan berhasil mengembangkan S-PRG filler termodifikasi,
yang terdiri dari struktur trilaminar. Struktur filler unik ini terdiri dari inti kaca
fluoroboroaluminosilikat multifungsi, lapisan inomoer kaca pre-rekasi, dan
lapisan permukaan termodifikasi.
Efisiensi17
Dalam melakukan suatu tindakan operatif seperti penumpatan, praktisi
harus menyelesaikannya dengan kualitas setinggi mungkin namun dengan waktu
dan tenaga yang seminimal mungkin. Hal ini terutama berlaku untuk penambalan
pada regio posterior. Bahan komposit posterior adalah bahan yang selalu
digunakan dalam praktek saat ini, namun ada masalah klinis yang harus ditangani
termasuk
potensi
sensitivitas,
integritas
marginal,
kebocoran,
efisiensi
Sifat Giomer17
a. Kekuatan Lentur: 130 Mpa
7
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Vickers Hardness: 62 Hv
Wear Resistance: 0,52% berat
Filler beban: 83,3% berat
Kedalaman Cure: 5,9 mm
radiopacity: 3.4 Al: mm
Fluoride Rilis & Recharge: Ya
Stabilitas warna diatas rata-rata
Radiopasitas: 70% lebih besar dari enamel dan 200% lebih besar dari dentin
Shrinkage rendah
Mudah dibentuk tanpa menempel
Penutupan margin penuh dan akurat
Transmisi cahaya dan karakteristik optik Ideal: menyampaikan reproduksi
warna yang sangat baik dengan efek bunglon yang mensimulasikan struktur
t o
t i f
t o
H
P
P
P
P
F
I
P
K
P
O
B
P
M
S
o
e
n
d
l u
n
t u
e
m
e
e n
c
e
l e
k
c
i s
r
i
k
r
i
s
a
i
i k
,
k
,
i k
p
t
i
w
a
a
i g
i
a
a
o
n
t
t e k
s
s a
a
a
k
a
a
r n
r
a
k
t u
t i p
e
r e s t o
r a
s i
n
g
b
e r d
e
k
a
t a
i w
a
y
a
t
k
e s e h
i n
t e
r k
u
s p
a l
&
r ,
d
a n
k
a
r a
k
t e
d
n
a
r
i r e c
d
a n
t a
n
k
e b
i s t i k
t
d
e
n
g
a
r e
s t o
r a
p
a
s i e n
i a s a a n
b
g
i g
i
r
r
e
o
a
r a
s e
s
A
i s h
i n
l a
s i
b
i n
s o
G
s
i o
i
u
m
n
e
g
i
d
i g
i
i v
&
i d
o
e
e
m
m
r
e
C
a
r e
l i h
a
r a
a
a
t a
n
p
e
a
n
r
t o
R
f
e
e
s
s
t i f
t o
i o
P
n
l i s h
p
e
i n
a
g
s
r
t e
l a
n
n
a
l i n
d
a
k
n
u
n
j e
n
a
i s
n
g
r
i o
s
m
t o
r
e
r
i k
Prosedur penumpatan:
1. Preparasi gigi awal dilakukan dengan bur 330 karbida, lau jaringan karies
dieskavasi menggunakan eskavator dan bur #6. Desain kavitas sesuai dengan
metode konvensional.
r
n
a
a
s
l
dengan udara ringan sekitar 3 detik lalu disemprut dengan udara deras hingga
lapisan bonding tipis dan merata.
10
11
Gambar 6. Sisa restorasi siap diisi. Hampir semua jenis bahan dapat
digunakan pada saat ini tergantung pada estetika dan sifat fisik.
8. Penempatan bahan pada kavitas:
Teknik Incremental: Bila kedalaman kavitas lebih dari 2 mm. Pada teknik
ini komposit dimasukkan dan disinar selapis demi selapis hingga kavitas
penuh. Ketebalan per lapis < 2 mm. Lapisan disinar selama 20 detik bila
terkena.
9. Buang ekses dan bentuk permukaan sesuai anatomi gigi. Setelah dibentuk
dengan bur bulat high speed #6, restorasi yang dihasilkan akan sangat baik
dengan tidak terlihatnyat bagian tepi restorasi.
12
10. Oklusi kemudian diperiksa dan polishing dilakukan dengan white stone/
rubber cup white. Penyinaran dilakukan lagi setelah semua proses finishing
dan polishing selesai.
Kelebihan Giomer18
1. Menawarkan fluoride release dan recharge mirip ionomer kaca dengan
efek anti-plak yang unik khusus berguna ketika merawat pasien risiko
tinggi karies.
13
14
Gambar 10. Sifat optik dari giomer yang menyerupai gigi alami
7. Tersedia dalam 14 warna:
a. Shade Universal: A1, A2, A3, A3.5, A4, B1, B2, B3, C2, C3;
b. Shade opak Dentin: A2O, A3O;
c. Shade Enamel: Inc dan Bleach white shade: Bw.
15
Glass Ionomer
Cement (GIC)
Resin Komposit
(RK)
Resin modified
glass ionomer
cement
(RMGIC)
Kimia +
Mikromekanik
Kompomer
Giomer
Ikatan ke
jaringan keras
gigi
Kekuatan
Fleksural (MPa)
Kekuatan
Kompresif
(MPa)27
Kekerasan (N)
Fluoride Release
(ppm)27
Fluoride Recharge
(ppm)27
Stabilitas warna
(<3,3E)26
Biokompatibilitas1
Kimia
Mikro-mekanik
Mikro-mekanik
+ Kimia
50-902
50-60
20-40
Kimia +
Mikromekanik
130
7-15
10-1521
238,5
200-25021
203,4
271,3
26,37 4,4024
8,5
60-9523
-
42,28 1,8224
-
54,075 1,53825
2,1
6218
1,2
1,3
0,4
0,3
16
Simpulan
Giomer adalah material restorasi dengan filler partikel PRG yang dapat
memperbaiki sifat material. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai:
o Pelepasan dan recharging fluoride jangka panjang
o Stabilitas sifat mekanik jangka panjang.
o Perbandingan kontraksi polimerisasi
Daftar Pustaka
1. Soemardini, Susmarini Dian, Jennora Ayu. Hubungan Mengosok Gigi
dengan Tingkat Karies Gigi Pada Anak usia Sekolah (6-12) Tahun di SDN
Tunggulwulung 3 Malang, 2008
2. Wala Ch. Hansen, Wicaksono A. Dinar, Tambunan Elita. Gambaran Status
Karies Gigi Anak Usia 11-12 Tahun pada Keluarga Pemegang
JAMKESMAS di Kel. Tumatangtang I Kec. Tomohon Selatan, Repository
UNSRAT; Manado;2014
3. Gjorgievska, E., Nicholson, J.W., Iljovska, S., Slipper I.J., 2007, Marginal
adaptation and performance of bioactive dental restorative materials in
deciduous and young permanent teeth, Journal of applied oral
science16(1):1-6
4. Ibrahim M.A.M, Bakar W.Z.B, Husein A., 2009, A Comparison of
Staining Resistant of Two Composite Resins, J Archives of Orofacial
Science, 4(1): 13-16
5. Samra AP, Pereira SK, Delgado LC, Borges CP. Color stability evaluation
of aesthetic restorative materials. Brazilian Oral Research 2008;22:205
10.
6. Banerjee A, Watson TF: Pickards Manual of Operative Dentistry, ed 9.
Oxford, Oxford University Press, 2011.
7. Millar BJ, Robinson PB, Davies BR. Effects of the removal of composite
resin restorations on Class II cavities. British Dental Journal.173(6):210-2.
8. Mickenautsch S, Mount G, Yengopal V. Therapeutic effect of glass
ionomers: an overview of evidence. Australian Dental Journal.
2011;56(1):10-5.
9. Yengopal V, Mickenautsch S, Bezerra AC, Leal SC. Caries-preventive
effect of glass ionomer and resinbased fissure sealants on permanent teeth:
a meta analysis. Journal of Oral Science. 2009;51(3):373
10. Mickenautsch S, Yengopal V, Leal S, Oliveira L, Bezerra A, Bonecker M.
Absence of carious lesions at margins of glass-ionomer and amalgam
restorations: a meta-analysis. European Journal of Paediatric Dentistry.
2010;10(1):41.
11. Abu Bakar, drg. Buku Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta.
Quantum. 2012.
17
12. Lohbauer U., 2010. Dental Glass Ionomer Cements as Permanent Filling
Materials? Properties, Limitations and Future Trends. Materials; 3: 7696.
13. Pascon FM, Kantovitz KR, Teixeira ASC,et al. Clinical evaluation of
composite and compomer restorations in primary teeth: 24-month results.
Journal of Dentistry 2006;34: 381-8. 3.
14. Soncini JA, Maserejian NN, Trachtenberg F, Tavares M, Hayers C. The
longevity of amalgam versus compomer/composite restorations in
posterior primary and permanent teeth . J Am Dent Assoc 2007; 138: 76372
15. Tian F, Yap AU, Wang X, Gao X. Effect of staining solutions on color of
pre-reacted glass-ionomer containing composites. Dent Mater J
2012;31:384-8.
16. Griffin, JD. Where It Matters Most Giomer Pre-Sealing of the Margins
and Dentin When Bulk Filling. Oral health group. 2014
17. Margolis, FS. Using Giomers in Pediatric Care. Dentalaegis. 2011; 7(10)
18. Grifin, JD. Beautifil 2brocure. Shofu Dental Corporation.
19. Grifin, JD. Unique Characteristics of the Giomer Restorative System. .
Inside dentistry. 2014
20. Gordan, VV, Eduardo M. Ronald EW, Cyndi G and Ivar AM. A clinical
evaluation of a self-etching primer and a giomer restorative material.
JADA. 2007; 138 (5) :621-627
21. Sakaguchi RL, Powers JM. Craigs restorative dental materials. 13 th Ed.
2012. Philadephia: Elsevier Mosby.
22. Petronijevic B, Markovic D, Sarccev I, Andelkovic A, Knezevic MJ.
Fracture resistance of restored maxillary premolars. Contemporary
materials. 2012; 220-5
23. D'Alpino P, Bechtold J, dos Santos P, Di Hipolito V, Silikas N, Rodrigues
F. Methacrylate and siloranebased composite restorations: hardness, depth
of cure and interfacial gap formation as a function of the energy dose.
Dental Materials. 2011;11:1162-9.
24. Bala O, Arisu HD, Yikilgan I, Arslan S, Gullu A. Evaluation of surface
roughness and hardness of different glass ionomer cements. European
Journal of Dentistry. 2012. 6 : 79-86.
25. Setty JV, Singh S, Subba RVV. Comparison of the effect of topical
fluorides on the commercially available conventional Glass Ionomers,
Resin modified Glass Ionomers and Polyacid modified Composite resins
An in vitro study. J Indian Soc Pedo Prev Dent. 2003 ; 21 (2) : 55-69
26. Mohan M, Shey Z, Vaidyanathan J, Vaidyanathan TK, Munisamy S, Janal
M. Color changes of restorative materials exposed in vitro to cola
beverage. Pediatric dentistry. 2008; 30 (4) : 309 16
27. Quader SMA, Alam MS, Bashar AKM, Gafur A, Al-Mansur MA.
Compressive strength, fluoride release and recharge of Giomer. Updat
Dent. Coll J. 2012; 2(2):28-37.
18