Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AMALGAM

Instruktur : drg. M.Aminullah Majedi


Disusun Oleh :

Noor Aulia Hafizah I1D115060

Pandu Rana Yudhisi I1D115061

Restia Marta’ul Jannah I1D115062

Rezki Herawati I1D115063

Rizki Fajar Fauzan I1D115064

Shaula Chintyasari I1D115065

Sri Hardianti I1D115066

Sulfirdayanti Alfiani I1D115067

Wijayanti Diah Wasi Hutami I1D115069

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat atas Kehadiran Allah SWT Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, November 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3

2.1 Definisi Amalgam............................................................................... 3

2.2 Komposisi Amalgam.......................................................................... 3

2.3 Sifat-Sifat Amalgam........................................................................... 4

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Amalgam.......................................... 9

2.5 Teknik Pengadukan Amalgam...................................................... 10

BAB III PENUTUP................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 13

3.2 Saran.................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah amalgam merupakan paduan dari merkuri dan satu atau lebih
logam lainnya. amalgam gigi diproduksi dengan mencampur merkuri cair
dengan partikel padat dari paduan mengandung dominan perak, timah, dan
tembaga. Seng dan paladium juga dapat hadir dalam jumlah kecil. Kombinasi
dari logam padat yang dikenal sebagai paduan amalgam. Hal ini penting untuk
membedakan antara amalgam gigi dan amalgam alloy yang diproduksi secara
komersial dan dipasarkan sebagai pengajuan kecil, partikel bulat, atau
kombinasi dari ini, cocok untuk pencampuran dengan merkuri cair untuk
menghasilkan amalgam gigi.

Setelah paduan amalgam segar dicampur dengan merkuri cair, ia


memiliki plastisitas yang memungkinkan untuk dengan mudah dikemas atau
kental ke dalam rongga gigi disiapkan. Setelah kondensasi, amalgam gigi
diukir untuk menghasilkan fitur anatomi yang diperlukan dan kemudian
mengeras dengan waktu. Amalgam paling sering digunakan untuk langsung,
permanen, restorasi posterior dan untuk restorasi besar yayasan, atau inti, yang
merupakan prekursor untuk menempatkan mahkota. restorasi amalgam gigi
adalah cukup mudah untuk memasukkan, tidak terlalu teknik sensitif,
mempertahankan bentuk anatomi, memiliki ketahanan yang cukup memadai
untuk fraktur, mencegah kebocoran marginal setelah periode waktu di mulut,
dapat digunakan di daerah stres-bantalan, dan memiliki kehidupan pelayanan
yang relatif lama. Kerugian utama dari amalgam gigi adalah bahwa warna
perak tidak cocok struktur gigi. Selain itu, restorasi amalgam yang agak rapuh,
tunduk terhadap korosi dan tindakan galvanik, mungkin menunjukkan tingkat
kerusakan pada margin gigi dan amalgam, dan tidak membantu
mempertahankan struktur gigi yang lemah. Akhirnya, ada kekhawatiran
peraturan tentang amalgam yang dibuang dalam air limbah. Meskipun
kekurangan, amalgam gigi adalah bahan restoratif yang sangat sukses dan
biaya yang efektif. Namun, alternatif seperti emas cor, keramik, dan resin
komposit bahan restoratif sekarang kompetitif dalam hal frekuensi
penggunaan. Banyak yang berpendapat, bagaimanapun, bahwa penggunaan
amalgam harus sangat didukung diberikan manfaat kesehatan masyarakat yang
besar di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya. Dalam bab ini, komposisi
dan morfologi gigi amalgam yang berbeda disajikan, diikuti dengan diskusi
tentang rendah dan tinggi tembaga amalgam, reaksi kimia yang terjadi selama
penggabungan, dan mikro yang dihasilkan. Berbagai sifat fisik dan mekanik
akan dibahas dalam bagian berikutnya, serta faktor-faktor yang berhubungan
dengan manipulasi amalgam.

1.2 Tujuan Penulisan

a) Untuk mengetahui apa pengertian dari amalgam


b) Untuk mengetahui komposisi amalgam
c) Untuk mengetahui sifat-sifat dari malgam
d) Untuk mengetahui triturasi amalgam
e) Untuk mengetahui kelebihan amalgam
f) Untuk mengetahui kekurangan amalgam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Amalgam

Amalgam gigi merupakan bahan tumpatan yang paling sering digunakan di


kedokteran gigi, pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi
campuran air raksa dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah
menjadi metode restoratif pilihan selama bertahun-tahun. Faktor menurunnya
pegunaan bahan ini dapat merugikan bagi kesehatan, kurang dalam segi estetika,
dan pencemaran lingkungan. Masalah estetika warna metalik pada amalgam
mengakibatkan tidak berbaur dengan warna asli gigi. Terutama pada gigi anterior.
Amalgam adalah campuran antara dua atau lebih logam (alloy). Amalgam
umumnya digunakan untuk gigi posterior.kata amalgam juga didefinisikan untuk
menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan seperti merkuri,
perak, timah, tembaga dan lain-lain.

2.2 Komposisi Amalgam

1) Bubuk
a) Ag (perak) 35% : membentuk senyawa logam dan merkuri, meningkatkan
pemuaian, meningkatkan waktu pengerasan, menambah kekuatan dan
menigkatkan resistensi terhadap karat. Aloi dengan jumlah perak yang
tinggi membuat amalgam amat eras, tapi cepat berubah warna menjadi
hitam.
b) Sn (timah putih) 14% : bersifat menurukan pemuaian saat pengerasan dan
membentuk antimerkuri, mengurangi sifat ekspansi amalgam.
c) Cu (tembaga) 0,3%: mempunyai sifat menambah kekuatan dan kekerasan,
meningkatkan pemuaian saat pengerasan tetapi, menurunkan kelenturan.
Aloi dengan jumlah Cu banyak bersifat mengurangi sifat disklorasi, proses
karat sangat sedikit, menambah keras amalgam, dan secara klinis
menjadikan tambalan lebih baik.
d) Zn (seng) 0,1% : mempunyai ifat mengurangi oksidasi dalam campuran aloi
dan mempercepat reaksi, pembersih dan mengurangi oksidasi.
2) Cairan
Cairan merupakan merkuri (Hg) 50% yang bersifat meningkatkan
ekspansi dan kelenturan amalgam. Terlalu banyak Hg dapat menyebabkan
ekspansi bertamabh besar dan memperpanjang waktu pengerasan.

2.3 Sifat Amalgam

A. Sifat Fisik Amalgam


1.       Creep
Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi
secara bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban.
Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah yang berulang dapat
menyebabkan creep. ANSI-ADA specification no.1 menganjurkan agar
creep kurang dari 3%. Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi
mempunyai nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari
0,1%.

2.      Stabilitas Dimensional


Idealnya amalgam harus mengeras tanpa perubahan pada dimensinya
dan kemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dimensi awal pada saat pengerasan dan stabilitas
dimensional jangka panjang. Namun, amalgam dapat memuai dan menyusut
tergantung pada cara manipulasinya, idealnya perubahan dimensi kecil saja.
Kontraksinya yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran
mikro dan karies sekunder.
Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa
banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran
dimulai. Spesifikasi ADA no.1 menyebutkan bahwa amalgam dapat
berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 μm/cm, diukur pada 300C, 5
menit dan 24 jam sesudah dimulainya triturasi dengan alat yang
keakuratannya tidak sampai 0,5 μm. Beberapa faktor penting yang dapat
mempengaruhi perubahan dimensi adalah :
a.     Komposisi Alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam,
maka akan lebih besar pula expansi yang terjadi.
b.     Rasio mercury:alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar
tingkat expansinya.
c.     Ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel
menyusut, maka total area permukaan alloy akan meningkat.
d.    Waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum,
semakin lama waktu triturasi, maka ekspansi akan lebih kecil.
e.    Tekanan kondensasi : Jika amalgam tidak mengalami kondensasi
setelah triturasi, akan terjadi kontraksi dalam skala besar karena tidak
terganggunya difusi mercury ke alloy.

3.      Difusi termal


Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari
dentin sedangkan koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari
dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.

4.      Abrasi
Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada
hilangnya sebuah substansi / zat, biasa disebut wear. Mastikasi melibatkan
pemberian tekanan pada tumpatan, yang mengakibatkan kerusakan dan
terbentuknya pecahan/puing amalgam.

B. Sifat Mekanik Amalgam


1.      Kekuatan
Dental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan kekuatan
struktur tersebut tergantung dari sifat individu dan hubungannya antara satu
struktur dengan struktur yang lainnya. Dental amalgam adalah material yang
brittle/rapuh. Kekuatan tensile amalgam lebih rendah dibanding kekuatan
kompresif. Kekuatan kompresif ini cukup baik untuk mempertahankan
kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesar
kemungkinan terjadinya fraktur/retakan.
Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam :
a.       Rasio mercury:alloy : jika mercury yang digunakan terlalu sedikit,
maka partikel alloy tidak akan terbasahi secara sempurna sehingga bagian
restorasi alloy tidak akan bereaksi dengan mercury, menyisakan
peningkatan lokal porositas dan membuat amalgam menjadi lebih rapuh.
b.      Komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap
kekuatan amalgam. Beberapa sumber mengatakan amalgam yang tinggi
copper dengan tipe dispersi lebih kuat dibanding alloy dengan komposisi
konvensional.
c.       Ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh dengan
ukuran partikel yang kecil, mendukung kecenderungan fine atau microfine
particles.
d.      Porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan
mempengaruhi kekuatan. Porositas dapat dikurangi dengan triturasi yang
tepat, dan yang lebih penting adalah teknik triturasi yang baik.

C. Sifat Kimia Amalgam


1.      Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik
Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam
berbeda atau alloy berkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah
saliva . Besarnya arus galvanis dipengaruhi oleh lama/usia restorasi ,
perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dan daerah permukaan. Jarak
yang cukup lebar/besar dihasilkan dan kontak elektrik dari beberapa
restorasi secara in vivo . Untuk restorasi amalgam–amalgam , perbedaan
potensial korosi sebelum berkontak mungkin akan berguna dalam
memprediksi besarnya arus galvanis, yang mana paling tidak perbedaan
keluarnya adalah 24 mV. Hubungan lama restorasi dengan besar arus
galvanic berbanding terbalik .artinya semakin lama usia restorasi amalgam
dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanic yang dihasilkan.
2.      Korosi
Korosi adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan
degradasi struktur dan properti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi
pada bagian pits dan cervical. Korosi dapat mengurangi kekuatan tumpatan
sekitar 50%, serta memperpendek keawetan penggunaan.
3.      Tarnish
Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film
yang terlihat dapat menyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang
paling terkenal adalah campuran silver dan copper sulfida karena reaksi
dengan sulfur dalam makanan dan minuman.

D. Sifat Biologi Amalgam


1.       Alergi
Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi
yang ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn bernafas,
pembengkakan, dan gejala lain. Dermaititis kontak atau reaksi hipersensitif
tipe 4 dari Commbs mewakili efek samping fisiologis yang paling mungkin
terjadi pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini terjadi oleh kurang dari 1 % dari
populasi yang di rawat.
  
2.       Toksisitas
Sejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air
raksa sudah mulai dipertanyakan. Kadang-kadang masih ada dugaan bahwa
keracunan air raksa dari tambalan gigi adalah penyebab dari penyakit-
penyakit tertentu yang diagnosisnya tidak jelas dan ada bahaya bagi dokter
gigi atau asistennya. Ketika uap air raksa terhirup selama pengadukan
penempatan dan pembuangan. Tidak diragukan bahwa air raksa merembes
ke dalam struktur gigi. Suatu analisis pada dentin dibawah tambalan
amalgam mengungkapkan adanya air raksa yang turut berperan dalam
perubahan warna gigi.
Sejumlah air raksa dilepaskan pada saat pengunyahan tetepi
kemungkinan keracunan dari air raksa yang menembus gigi atau sensititasi
terhadap garam-garam air raksa yang larut dari permukaan amalgam sangat
jarang terjadi . kemungkinan pyang paling menonjol bagi asimilasi air raksa
dari amalgam gigi adalah melalui tahap uapnya. Debu merkuri bisa
dikeluarkan ke udara selama triturasi, kondensasi atau pembuangan
tunpatan amalgam yang telah lama. Tumpatan merkuri dalam proses
pembedahan dapat mengakibatkan kontaminasi udara dalam jangka panjang
.
2.5 Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan amalgam :

1. Kuat, tahan lama, dan tahan terhadap tekanan kunyah, sehingga


amalgam dapat bertahan alam jangka waktu yang cukup lama di
dalam mulut.
2. Paling murah diantara bahan kedokteran gigi yang lainnya.
3. Resiko terjadinya kebocoran yang menyebabkan masuknya bakteri
dan makanan sangat kecil.
4. Dapat ditambal dalam suasa lembab sehingga cocok digunkan pada
anak-anak dan pasien dengan kebutuhan khusus
5. Tidak larut dalam cairan mulut
6. Adaptasi terhadap dnding kavitas relatif baik
7. Dapat dipole dengan baik

Kekurangan amalgam :

1. Secara estetik kurang baik, karena warnanya yang tidak sesuai


dengan warna gigi
2. Dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan masalah yaitu
tepi tumpatan yang berbatasan ;angsung dengan gigi dapat
menyebabkan perubahan warna, pada gigi shingga tampak
membanyang kehitaman karena amalgam bersifat korosi
3. Perbaikan tumpatan amalgam yang membutuhkan perlakuan khusus
untuk menghindari bahaya merkuri yang mungkin terlepas pada saat
penongkaran tumpatan
4. Mengandung Hg yang bersifat toksik dan mudah menguap pada
temperatur kamar
5. Bahan yang rapuh(mudah pecah/patah meskipun kuat)
6. Membutuhkan banyak pengambilan jaringan gigi yang sehat
sehingga cenderung melemahkan struktur gigi yang tersisa.
2.6 Teknik pengadukan amalgam

Triturasi : pengadukan bubuk dan cairan yang dpat dilakukan secra manual
dengan menggunkan mortar dan pastel atau secra mekanis dengan menggunakan
amalganator. Hasil proses tritursi adalah massa plastis yang disebut amalgam.
Tujuan dari triturasi adalah agar terjadi reaksi pencampuran antar aloi dengan
merkuri.

A. Langkah triturasi secara manual

Persiapan alat :

1. Mortar dan pastel


2. Dispenser bubuk (aloi) amalgam
3. Dispenser cairan merkuri
4. Kan kasa
5. Spatel semen
6. Pinset

Langkah kerja :

1. Masukkan bubuk (aloi) dan cairan (Hg) ke dalam mortar dengan


menggunakan amalgam dispenser, yaitu dengan cara amalgam dispenser
ditegak luruskan kemudian ditekan satu kali sampai bubuk (aloi) dan cairan
(Hg) keluar.
2. Setelah bahan tambalan dimasukn ke dalam mortar dan lalu bahan
tamabalan tersebut diaduk menggunakan pastle dengan cara memutar searah
jaum jam selama ±1 menit atau sampai bahan tambalan homogen dengan
thumb & palm grasp
3. Kemudian hasil pengadukan bahan tambalan tersebut diambil dengan
menggunakan spatel semen dan diletakan pada kain kasa.
4. Kain kasa dilipat 2-3 kali sampai berbentuk kerucut, lalu diperas untuk
membuang cairan (Hg) yang berlebih dengan menggunakan pinset. Jika
hasil pengadukan bahan tambalan tersebut bagus akan terdengar suara,
5. Setelah itu bahan tamblan diambil dengan menggunakan amalgam stopper.

B. langkah triturasi secara mekanik


Persiapan alat :

1. Amalgamator dan kapsul


2. Pinset
3. Kain kasa
4. Amalgam stopper
5. Amalgam pistol

Langkah kerja :

1. Bubuk (aloi) dan cairan (Hg) biasanya sudah dikemas oleh pabrik didalam
kapsul. Disini peran kapsul adalah juga sebagai mortar dan pastle. Di dalam
kapsul terdapat sebuah logam berbentuk silinder atau piston plasitik yang
lebih kecil dari kapsul. Kemudian kapsul dimasukan ke dalam amalgamator.
2. Sebelum mesin dihidupkan, terlebih dahulu diatur kecepatannya yakni
rendah, sedang atau tinggi. Setelah semua siap, hidupkan amalgamatornya.
Waktu pengerjaan dengan amalgamator ini biasanya 5-8 detik.
3. Setelah selesi ambil kapsulnya dan dibuka dngan menggunakan pinset
4. Kemudian hasil pengadukan bahan tambalan diletakan pada kain kasa
5. Kain kasa dilipat 2-3 kali sampai berbentuk kerucut, lalu diperas untuk
membuang cairan (Hg) yang berlebih dengan menggunakan pinset. Jika
hasil pengadukan bahan tambalan tersebut bagus akan terdengar suara,
6. Setelah itu bahan tamblan diambil dengan menggunakan amalgam stopper
atau amalgam pistol untuk dimasukan kedalam kavitas sedikit demi sedikit.

Hasil pencampuran ada 3 macam :

a. Under mix/under worked amalgam yaitu massa keabu-abuan, agak kering


dan rapuh sekali, sukar saat kondensasi dan pengukiran.
b. Normal mix/normal worked amalgam yaitu massa campuran kelihatan halus
dan mengkilap serta tidak lengkat pada mortar. Kekuatan tumpatan akan
maksimal dan permukaan halus saat pengukiran.
c. Over mix/over worked amalgam yaitu massa campuran melekat pada
dinding mortar dan tidak dapat diambil dengann mudah. Massa amalgam
terlalu plastis sehingga susah aktu kondensasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Amalgam merupakan paduan dari merkuri dan satu atau lebih logam lainnya.
amalgam gigi diproduksi dengan mencampur merkuri cair dengan partikel padat dari
paduan mengandung dominan perak, timah, dan tembaga. Seng dan paladium juga
dapat hadir dalam jumlah kecil. Kelebihan dari amalgam kuat, tahan lama, dan tahan
terhadap tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan alam jangka waktu
yang cukup lama di dalam mulut. Selain itu, resiko terjadinya kebocoran yang
menyebabkan masuknya bakteri dan makanan sangat kecil. Namun adapun
kekurangannnya adalah secara estetik kurang baik, karena warnanya yang tidak
sesuai dengan warna gigi dan mengandung Hg yang bersifat toksik dan mudah
menguap pada temperatur kamar. Pengadukan bubuk dan cairan yang dapat
dilakukan secra manual dengan menggunakan mortar dan pastel atau secra mekanis
dengan menggunakan amalgamator. Hasil proses tritursi adalah massa plastis yang
disebut amalgam. Tujuan dari triturasi adalah agar terjadi reaksi pencampuran antar
aloi dengan merkuri.

3.2 Saran

Setelah kita mengenal definisi, komposisi, sifat, kelebihan dan kekurangan


dari amalgam. Diharapkan mahasiswa lebih mengerti tentang amalgam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Roberson, T et al. Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry, 5e


(Roberson, Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry) 5th Edition.
New York : Elsevier ; 2009.
2. Ronald L. Sakaguchi, DDS, MS, Phd, MBA, John M. Powers, Phd. Craig’s
Restorative Dental Materials. 13th Edition. Elsevier Mosby. 2012.
3. Deynilisa, Saluna. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta. EGC ;2015

Anda mungkin juga menyukai