OVERVIEW
Gigi desidui sebaiknya dipertahankan hingga tiba waktunya tanggal karena gigi desidui memiliki
fungsi yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak bagi secara fisik maupun psikologis. Gigi
desidui membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan rahang serta menyediakan ruang bagi
gigi permanen pengganti yang akan tumbuh di bawahnya. Gigi desidui juga berperan dalam
pengucapan dan estetika (Law, 2019).
Kehilangan dini gigi desidui dapat terjadi baik pada gigi anterior maupun gigi posterior. Penyebab
utama kehilangan dini gigi anterior adalah trauma dan karies gigi, sedangkan pada gigi posterior
penyebab terbesar adalah karies gigi yang luas dan parah sehingga gigi tidak dapat dipertahankan dan
harus dilakukan pencabutan (Law, 2019).
Kehilangan dini gigi anterior desidui dapat mengganggu estetik dan fungsi bicara. Gangguan
karakteristik akustik pada suara dapat terjadi pada kasus ini. Hal ini disebabkan banyak bunyi yang
dihasilkan terutama pada pengucapan huruf tertentu dengan menempatkan lidah pada bagian palatal
gigi insisif rahang atas, seperti pada pengucapan huruf f, s, v, th dan z (Dean, 2011).
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa penutupan ruang jarang terjadi pada gigi anterior,
tetapi hal ini tidak selalu benar karena setiap kasus harus dievaluasi secara kritis. Oklusi dan diastema
di antara gigi anterior desidui merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan. Bila terdapat
diastema anterior maka kemungkinan terjadi penutupan ruang kecil, tetapi apabila tidak terdapat
diastema anterior maka kegagalan perkembangan lengkung rahang dapat terjadi (Dean, 2011).
Kehilangan dini gigi posterior desidui akan berakibat lebih buruk daripada kehilangan dini gigi
anterior desidui. Kehilangan dini gigi molar desidui akan mengakibatkan gigi di sebelahnya baik di
mesial maupun distal cenderung bergeser ke arah ruang gigi yang tanggal. Penutupan ruang akibat
kehilangan dini gigi posterior desidui diperberat oleh pergeseran molar pertama permanen yang
cenderung erupsi ke arah mesial (Gillgrass, 2012; Syahruddin, 2015).
Gambar 1. Pergeseran gigi molar pertama permanen ke mesial dan premolar pertama ke distal,
mengakibatkan impaksi gigi premolar kedua.
Waktu yang tepat untuk menggunakan alat penahan ruang adalah sesegera mungkin setelah hilangnya
gigi desidui. Tetapi apabila hilangnya gigi desidui terjadi pada usia mendekati waktu erupsi normal,
kecil kebutuhan untuk mempertimbangkan penggunaan alat penahan ruang. Penyempitan ruang yang
terjadi akibat pergeseran gigi-gigi di sebelah mesial dan distal gigi desidui yang tanggal secara dini
dapat terjadi pada enam bulan pertama setelah tanggalnya gigi desidui tersebut. Terdapat
kecenderungan gigi bergeser ke mesial walaupun belum erupsi dalam mulut dan fenomena ini disebut
mesial drifting tendency (Syahruddin, 2015).
Analisis Model pada Periode Mixed Dentition
Analisis model pada mixed dentition (Rao, 2012; Marwah, 2018):
1. Analisis Huckaba
Huckaba menggunakan model study dan radiograf periapical untuk menentukan lebar
gigi yang belum erupsi
Sebagai kompensasi perbesaran gambar pada radiograf, dilakukan pengukuran obyek
yang dapat terlihat pada radiograf dan pada model misalnya gigi molar sulung.
Akurasi metode ini dalam mengukur lebar gigi yang belum erupsi adalah sedang
hingga baik, tergantung kualitas radiograf dan posisi dalam rahang.
Teknik ini dapat digunakan baik pada rahang atas maupun rahang bawah
Menggunakan rumus perbandingan :
Lebar gigi molar sulung sebenarnya (X1) = Lebar gigi premolar sebenarnya
(Y1)
Lebar gigi molar sulung dalam rontgent (X) Lebar premolar gigi premolar
dalam rontgent (Y2)
Y1 = X1 x Y2
X2
2. Analisis Moyers
Terdapat korelasi yang besar antara ukuran masing-masing gigi pada individu yang sama.
Oleh karena itu dapat diprediksi ukuran gigi yang belum erupsi dengan mengukur gigi yang
ada dalam rongga mulut.
Prosedur :
a. Mengukur lebar mesiodistal insisif mandibular
b. Mengukur ruang yang diperlukan untuk kaninus dan premolar mandibula dari aspek distal
insisif lateral yang sudah disusun dalam lengkung (alignment) hingga aspek mesial gigi
molar permanen
c. Mengukur ruang yang diperlukan untuk kaninus dan premolar maksila dari aspek distal
insisif lateral yang sudah disusun dalam lengkung (aligment) hingga aspek mesial gigi
molar permanen
d. Menggunakan moyers probability chart, didapatkan jumlah lebar mesiodistal kaninus dan
premolar dengan memasukkan jumlah lebar mesiodistal insisif sentral dan lateral rahang
bawah pada probability 75%
e. Membandingkan ruang yang tersedia dan ruang yang diperlukan pada ke empat kuadran
untuk menentukan diskrepansi lengkung rahang
Keuntungan :
Waktu penghitungan singkat
Tidak membutuhkan peralatan khusus
Dapat dilakukan langsung dalam rongga mulut maupun dalam model
Dapat digunakan untuk mengukur kedua lengkung rahang
3. Analisis Tanaka-Johnston
Prosedur :
a. Mengukur lebar keempat insisif permanen rahang bawah
b. Mengukur lebar ruang yang tersedia untuk kaninus dan premolar
c. Perkiraan lebar kaninus dan premolar rahang bawah pada satu kuadran = ½ lebar mesio-
distal keempat insisif permanen rahang bawah + 10,5 mm
d. Perkiraan lebar kaninus dan premolar rahang atas pada satu kuadran = ½ lebar mesio-
distal keempat insisif permanen rahang bawah + 11 mm
e. Mengukur diskrepansi ruang yang tersedia dan perkiraan lebar kaninus dan premolar
Diskrepansi
Jika hasilnya positif, maka terdapat ruang yang cukup untuk erupsi kaninus dan
premolar
Jika hasilnya negatif, maka terdapat kekurangan ruang untuk erupsi gigi kaninus dan
premolar
4. Analisis Nance
a. Mengukur lebar mesiodistal gigi permanen yang sudah erupsi
b. Mengukur lebar masing-masing gigi yang belum erupsi, kaninus dan permanen dari
radiografi periapikal
c. Lebar mesiodistal total dari semua gigi pada masing-masing kuadran mengindikasikan
ruang yang dibutuhkan untuk mengakomodasi gigi permanen
d. Menggunakan brass wire, ukur panjang lengkung rahang
e. Membandingkan ruang yang dibutuhkan dan ruang yang tersedia untuk mendapatkan
diskrepansi lengkung rahang
Space maintainer adalah alat pasif yang digunakan sebagai penahan ruang pada saat gigi desidui
tanggal dini dengan tujuan untuk mencegah hilangnya ruang dan meningkatkan perkembangan
rahang. Space regainer adalah alat aktif yang digunakan untuk menggerakkan gigi permanen yang
mengalami displacement dan menyebabkan penyempitan ruang agar posisi gigi kembali ke posisi
normal dalam lengkung rahang sehingga didapatkan kembali ruang yang diperlukan untuk erupsi gigi
permanen (Law, 2019).
A. Space maintainer
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan space maintainer (Fricker dkk, 2013;
Dean, 2011; Syahruddin, 2015):
1. Usia gigi pasien
Gigi akan erupsi setelah tiga perempat akarnya terbentuk tanpa bergantung pada usia pasien.
2. Jaringan tulang yang menutup gigi permanen yang belum erupsi
Bila masih terdapat selapis tipis tulang yang menutupi gigi permanen menandakan bahwa
erupsi gigi permanen masih cukup lama. Gigi premolar biasanya membutuhkan waktu 4-5
bulan untuk bergerak menembus jaringan tulang sebanyak 1 mm. Apabila tulang yang
menutupi gigi permanen telah rusak karena infeksi, perkiraan erupsi gigi berdasarkan
perkembangan akar dan saat eksfolisasi tidak dapat diandalkan. Dalam kasus seperti ini
biasanya gigi permanen akan erupsi lebih cepat meskipun akar yang terbentuk masih pendek.
3. Urutan erupsi gigi
Jumlah penutupan ruang akan minimal bila gigi molar pertama permanen sudah erupsi
sempurna ketika gigi molar desidui tanggal. Penutupan ruang akan semakin besar akan terjadi
pada kehilangan dini gigi molar kedua desidui dan gigi molar pertama atau kedua permanen
sedang aktif erupsi.
4. Lama waktu setelah tanggalnya gigi desidui
Penyempitan ruang biasanya terjadi enam bulan setelah tanggalnya gigi desidui. Alat penahan
ruang sebaiknya dipasang segera setelah tanggalnya gigi desidui.
5. Terlambatnya erupsi gigi permanen
Erupsi gigi permanen dapat bervariasi pada setiap individu. Apabila variasi ini berkisar antara
6 bulan hingga 1 tahun masih dianggap normal. Erupsi pada anak permempuan umumnya
lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Bila gigi desidui tanggal saat usia 4-5 tahun, gigi
permanen penggantinya akan cenderung terlambat erupsi. Bila waktu tanggal gigi desidui
berdektan dengan waktu eksfolisasi normal, gigi permanen pengganti akan lebih cepat erupsi.
6. Agenesis atau anodonsia gigi permanen
Jika benih gigi permanen tidak ada secara kongenital, harus dipertimbangkan apakah perlu
mempertahankan ruang selama beberapa tahun atau membiarkan penutupan ruang terjadi.
Indikasi space maintainer (Rao, 2018; Syahruddin, 2015):
1. Pada kehilangan dini gigi desidui dan gigi permanennya belum siap erupsi, dan hasil analisis
ruang menunjukkan bahwa terdapat ruang yang memungkinkan untuk erupsi gigi permanen
pengganti
Gigi siap erupsi ketika pertumbuhan akar mencapai ¾ panjang akar
Premolar biasanya membutuhkan 4-5 bulan untuk erupsi / menembus tulang sebesar 1
mm yang diukur pada radiografi bitewing
Gigi akan mengalami pergeseran / penutupan maksimum dalam 6 bulan setelah
ekstraksi, sehingga space maintainer harus segera dipasang setelah ekstraksi
2. Pada pencabutan dini gigi desidui regio posterior, terutama gigi molar kedua desidui
3. Kehilangan gigi anterior desidui pada usia kurang dari 4 tahun dan kehilangan dini gigi
anterior desidui lebih dari satu yang letaknya bersebelahan.
4. Kehilangan dini gigi anterior permanen (nantinya direncanakan pembuatan jembatan).
5. Terdapat gangguan pada erupsi gigi permanen
6. Delayed eruption pada gigi permanen
7. Pada kasus agenesis jika dipertimbangkan suatu alat penahan ruang.
Kontraindikasi space maintainer (Rao, 2012; Syahruddin, 2015):
1. Mahkota gigi permanen yang akan erupsi sudah tidak tertutup oleh tulang alveolar
2. Ruang yang tersedia lebih besar dari dimensi mesio-distal gigi permanen pengganti dan
diperkirakan tidak akan terjadi penyempitan ruang
3. Jika terdapat diskrepansi ruang yang besar sehingga membutuhkan ekstraksi dan perawatan
ortodonti
4. Gigi permanen pengganti tidak ada (agenesis atau anodonsia) dan diharapkan terjadi
penutupan ruang
Syarat space maintainer (Rao, 2012; Syahruddin, 2015):
1. Dapat mempertahankan jarak mesiodistal ruang bekas pencabutan untuk memungkinkan
terjadinya erupsi gigi permanen
2. Tidak mengganggu proses tumbuh kembang dan erupsi gigi serta lengkung tulang alveolar
3. Bila memungkinkan berupa alat fungsional yang dapat mempertahankan ruang dan
memberikan fungsi pengunyahan serta mencegah ekstrusi gigi antagonis
4. Mudah dibersihkan dan tidak menjadi sarang berkumpulnya kotoran yang dapat
menyebabkan karies dan kerusakan jaringan lunak
5. Tidak mengganggu pergerakan fungsional mandibula dan pergerakan individual gigi pada
waktu berfungsi
6. Tidak membahayakan gigi yang masih ada dengan menimbulkan tekanan yang berlebih
7. Tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan dan penelanan serta memiliki desain
sederhana
Pembuatan alat ini memerlukan kawat bulat yang dapat beradaptasi dengan baik pada
daerah singulum gigi insisif dan permukaan lingual gigi posterior, serta kawat dapat
melekat erat pada band (Law, 2019).
Indikasi, kontraindikasi, keuntungan dan kerugian hampir sama dengan lingual arch
space maintainer. Perbedaannya pada nance holding arch space maintainer kawat
bagian anterior tidak menyentuh bagian palatal gigi tetapi dibentuk sesuai lengkung
palatum bagian anterior. Alat ini memiliki fungsi tambahan yaitu sebagai dasar
pembuatan alat untuk menghilangkan kebiasaan buruk (menghisap jari atau
menjulurkan lidah) (Law, 2019).
Digunakan pada kasus kehilangan gigi molar kedua desidui sebelum gigi molar
pertama permanen erupsi. Disebut juga intraalveolar appliance. Terdiri atas cincin
yang disemen pada molar pertama desidui dan dihubungkan dengan kawat logam
tahan karat yang meluas ke posterior di atas jaringan gusi sampai tepat di atas
permukaan mesial gigi molar pertama permanen yang belum erupsi (Law, 2019).
B. Space regainer
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan space regainer (Nonong, 2011):
1. Cukupnya jarak yang dibutuhkan untuk erupsi gigi permanen secara normal
2. Pergerakan gigi yang dibutuhkan (rotasi, tipping, bodyli)
3. Apakah terdapat gangguan oklusi dari gigi antagonis
4. Bentuk gigi dan akar gigi yang akan digeser
Indikasi space regainer (Fricker dkk, 2013) :
Pada kasus telah terdapat penyempitan ruang akibat tanggalnya gigi desidui sehingga
menghambat gigi permanen tumbuh
Kontraindikasi space regainer (Chandak dkk., 2015) :
1. Ruang yang tersedia lebih besar atau cukup untuk erupsi gigi permanen pengganti
2. Panjang lengkung gigi tidak memadai
3. Pemasangan space regainer akan memperparah oklusi
Tipe Space regainer
1. Space regainer lepasan (Nonong, 2011)
Split saddle space regainer
Digunakan bila jarak yang harus dikembalikan memerlukan jarak yang lebih banyak
Expansion screw regainer
Menggunakan jack screw untuk mengembalikan ruangan. Jarak 3mm dapat dicapai
dengan menggunakan skrew ekspansi yang diaktivasi dengan kunci yang diputar
searah jarum jam ¼ putaran seminggu 2x
Per (helical spring) ada dalam dua konfigurasi. Dapat menggerakkan gigi hingga 3-4
mm. untuk mendapatkan ruangan, diameter koil harus dilebarkan.
Keuntungan space regainer lepasan (Nonong, 2011) :
Chair side time lebih cepat
Mudah dibersihkan dan pemeliharaan oral hygiene yang baik
Dapat digunakan bersamaan dengan prosedur preventif yang lain
Tidak memerlukan persiapan dari gigi yang berdekatan
Resiko karies rendah
Kerugian space regainer lepasan (Nonong, 2011) :
Terdapat kemungkinan pasien tidak mau menggunakan alatnya
Lebih mudah patah/rusak
Dapat terjadi hambatan pada pertumbuhan lateral rahang karena adanya
“clasps/sayap”
Dapat terjadi ulserasi atau iritasi jaringan lunak
Alat dapat hilang
Memerlukan kerjasama yang baik dari pasien
Hanya menimbulkan gerakan tiping
DAFTAR PUSTAKA
Chandak, P., Baliga, S., Thosar, N. Space regainers in Pediatric Dentistry. International Dental &
Medical Journal of Advanced Research 2015. 1 : 1-5
Dean, J.A. Managing the Developing Occlusion. In Dean, J.A., Avery, D.R., Mc Donald, R.E. 2011.
McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent. 10th ed. Mosby Elseviers,
Missouri
Fricker J, Kharbanda OP, Dando J. Orthodontic Diagnosis and Treatment in the Mixed Dentition. In
Cameron AC and Widmer RP. 2013. Handbook of Pediatric Dentistry. 4 th ed. Mosby
Elseviers, Canberra
Gillgrass, T.J. The Paedodontic-Orthodontic Interface. In Welbury, R., Duggal, M.S., Hosey M.T.
2012. Paediatric Dentistry. 4th ed. Oxford University Press, Oxford
Law, C.S. Space Maintenance in the Primary Dentition. In: Nowak AJ, Christensn JR, Mabry TR,
Townsend JA, Wells MH. 2019. Pediatric Dentistry: Infancy through Adolescence. 6th ed.
Elseviers Saunders, St.LouisNonong, Y.H. Removable Space regainer (Laporan Kasus).
Proceeding Regional Dental Meeting & Exhibition-V 2011. 294-306
Marwah, N. 201. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.,
New Delhi
Muthu, M.S. and Sivakumar, N. 2011. Pediatric Dentistry. Priciples and Practices. 2 nd ed. Elseviers,
New Delhi
Rao, A. 2012. Priciples and Practice of Pedodontics. 3 rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers (P)
Ltd., New Delhi
Syahruddin, F.L.D. 2015 Space Maintainer pada Anak. EGC, Jakarta