Macam-macam bahan pengisi saluran akar

kriteria bahan pengisi saluran akar yang ideal sebagai berikut.

1. Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar

2. Mengisi saluran akar baik secara lateral dan apikal
3. Tidak menyusut setelah dimasukkan ke dalam saluran akar
4. Tahan pada suasana lembab
5. Harus bakteriostatik atau tidak mendukung pertumbuhan bakteri
6. Harus radiopak
7. Tidak merubah struktur gigi
8. Tidak mengiritasi jaringan periradikuler
9. Harus steril, atau mudah dan cepat disterilkan sebelum insersi
10. Mudah dikeluarkan dari saluran akar jika diperlukan

Bahan pengisi saluran akar diklasifikasikan dalam 3 bentuk yaitu bentuk solid, semi-solid,
dan pasta.

1. Bentuk solid (silver point)

Silver point memiliki diameter yang sama dengan file ataupun reamer, dengan
begitu sering digunakan pada kanal-kanal yang kecil. Kentungan dari bahan ini selain
mudah dimasukkan juga lebih mudah untuk mengontrol panjangnya. Sayangnya silver
point tidak mengisi dengan baik secara lateral atau apikal karena sifatnya yang kurang
plastis. Hal ini menyebabkan bahan tidak memenuhi semua ruang kanal dan tidak
dapat dipadatkan sehingga ruang tersebut banyak diisi oleh sealer yang mana
meningkatkan penyebab kebocoran. Kebocoran yang terjadi bersifat sitotoksik jika
mengenai jaringan. Di era modern jarang sekali digunakan material ini.
2. Bentuk semi-solid (gutta-percha)

Gutta-percha paling umum digunakan, meskipun begitu memiliki kerugian yaitu

kurang kekakuan jika menjadi bahan pengisi saluran akar. Komposisi dari gutta-
percha point terdiri dari 18-22% gutta-percha, 59-76% seng oksida, 1-4% lilin dan
resin, 1-18% logam sulfat. Gutta-percha berfungsi sebagai matriks, seng oksida
sebagai pengisi, lilin dan resin berfungsi sebagai pemlastis, sedangkan logam sulfat
untuk mengidentifikasi material secara radiografis. Telah dikembangkan bahan
iodoform yang terletak didalam gutta-percha untuk memhambat mikroba dan
membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk larut ke permukaan. Gutta-percha point
memiliki berbagai ukuran sesuai standar ISO (figure 2) dengan kebutuhan ukuran
saluran akar yang berbeda-beda yang diberi kode berupa warna. Pada gutta-percha
tradisional tidak mengikuti standar ISO jadi dikategorikan extra-fine, fine-fine,
medium-fine, fine, fine-medium, medium, medium-large, large, dan extra-large) telah
lama digunakan pada teknik obturasi vertical warm dan juga mencocokan ukuran
spreader yang digunakan pada teknik pemadatan lateral. Penempatan gutta-percha
menggunakan teknik injeksi termoplastik saat obturasi kanal telah ada saat ini dengan
gutta-percha dikemas dalam bentuk pellete.

Termoplastis gutta-percha ialah gutta-percha yang dimasukkan dalam jarum

suntik dalam bentuk lunak karena telah dipanaskan. Obturasi teknik ini lebih efektif
mengisi saluran akar gigi menggunakan sealer maupun tidak. Diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu termoplasti suhu tinggi (150˚C- 200 ˚C) dan suhu rendah (<150˚C).
Termoplastik pertama yang tersedia secara komersial adalah unit obtura III (figure 3),
sistem gutta-percha termoplastik suhu tingga yang membutuhkan pelet gutta-percha
untuk dimasukkan ke dalam injeksi yang kemudia pelet gutta-percha dipanaskan
150˚C- 200 ˚C sebelum dimasukkan ke dalam saluran akar. Gutta-percha tersebut
dimasukkan dengan perlahan menggunakan jarum ukuran 20, 23 atau 25. Obtura
gutta-percha ini juga ada dengan suhu rendah (<150˚C). Bisa digunakan dengan pelet
resilon. Kedua, sistem elemen sybron endo (figure 4) yaitu sistem termoplastis gutta-
percha dengan suhu tinggi (200 ˚C) menggunakan katrid gutta-percha yang telah
diletakkan sebelum dipanaskan dan dimasukkan ke dalam saluran akar dengan jarum
ukuran 20,23, atau 25. Ketiga, sistem calmus (figure 5) menggunakan suhu tinggi
dengan memanaskan kanula gutta-percha dari 60˚C- 200 ˚C. Sistem ini selain
mengatur suhu juga dapat mengendalikan laju aliran gutta-percha. Pemasukkan sistem
 ini menggunakan jarum ukuran 20 dan 23. Keempat, ultafil yaitu sistem termoplastik
gutta-percha dengan suhu rendah menggunakan jarum ukuran 22. Gutta-percha
melukan pada suhu 70˚C- 90 ˚C, setelah itu siap dimasukkan ke dalam saluran akar.
Beberapa metode pemadatan termomekanis guttap-percha yang telah dipasarkan ada
McSpadden yang menyerupai jarum file dengan kekuatan putar hingga 20.000rpm.
panas yang dihasilkan membuat gutta-percha smooth jadi material dapat terdorong
hingga apikal. Kemudia ada sybron endo pengembangan dari McSpadden yang
didesain ulang dari compactor ke kondensor menggunakan microseal sistem dengan
kecepatan 1000 hingga 4000 rpm. Gutta-percha dalam katrid dipanaskan dengan
microseal dengan kondensor mekanis berputar dihandpiece dan masuk ke kanal.

3. Bentuk solid terbaru

Resilon dengan bahan inti polikaprolaktor dengan resin metakrilat, glass
bioaktif, garam bismut dan barium sebagai pengisi, serta pigmen, yang digunakan
sebagai resin sealer/Epiphany (figure 8). Produk ini terdiri dari sealer resin dengan tak
resin yang masuk dan berikatan dengan tubuli dentin. Penggunaan resilon dan
 epiphany lebih rendah tingkat kebocoran dibandingkan kombinasi gutta-percha dan
sealer AH plus.

4. Bentuk pasta
Seng oksida adalah bahan utama dari banyak pasta yang digunakan dalam
endodontik. Sifatnya yang sangat antimikroba tetapi kerugiannya mengalami
penyusutan dalam kanal dan sering membuai stain berwarna merah tuapada stuktur
gigi
5. Mineral Trioxide Aggregat
Mineral trioksida agregat (MTA) (figure 9) digunakan sebagai bahan pulp
capping, agen perbaikan perforasi, bahan pengisi ujung akar, penghalang apikal,
penghalang intraorifiece, dan juga dapat dijadikan pasta pengisi saluran akar. Hal ini
karena kemampuan sealing, biokompatibel, namun kelemahannya sulit
penanganannya.

6. Pasta Paraformaldehyde
Pasta paraformaldehida digunakan sebagai sealer. Pasta N2 dan Rekan AS,
RC2B adalah pasta cair dan bubuk. Cairan tersebut mengandung seng oksida, bismut
nitrat, bismut karbonat, paraformaldehida, dan titanium oksida, eugenol, minyak
kacang tanah, dan minyak mawar. Isi N2 tahun ke tahun diidentifikasi zat beracun.
Sehingga jarang sekali digunakan sekarang ini