1
4.) Mercury dipergunakan dalam amalgam untuk tambalan gigi, uap
mercury bersifat racun.
5.) Debu dan cetak alginate bisa terhirup, beberapa macam bahan ini
mengandung senyawa lead.timah.
6.) Monomer yang terkandung didalam landasan gigi tiruan akrilik
dapat mengiritasi bila jumlahnya terlalu banyak.
7.) Ada beberapa powder porselen gigi yang mengandung uranium
8.) Beberapa pasien memperlihatkan reaksi alergi terhadap alloy yang
mengandung Nickel.
d. Evaluasi Biologis
1.) Acute systemic toxicity, dapat diperoleh dengan percobaan pada
hewan misalnya tikus dan pemberian bahan dapat dilakukan
dengan melalui jalur mulut/vena.
2.) Skin irritation, missal menggunakan tikus putih untuk menguji
adanya erythema/odema pada kulit.
3.) Skin sensitization, dengan menggunakan kelinci.
e. Sifat-Sifat Kimia
Suatu bahan didalam mulut harus tidak larut dalam saliva atau
dalamsegala macam cairan yang dapat dimasukkan ke dalam mulut
tidak luntur dan tidak berkarat.
f. Sifat-Sifat Mekanis dan Termis
Bahan-bahan yang dipergunakan untuk berbagai pemakaian
kedokteran gigi harus cukup kuat, cukup kaku dank eras, serta tahan
terhadap abrasi dan lain-lain.
Perubahan Suhu
Dibutuhkan bahan landasan gigi tiruan yang dapat
meneruskan sebagian panas ke permukaan mukosa dibawahnya,
sehingga pasien yang memakai gigi tiruan masih mempunyai
sensasi terhadap makanan hangat dan dingin. Sebaliknya bahan
tambal seharusnya tidak meneruskan panas kedalam pulpa gigi.
2
Bahan semen yang mempunyai sifat penghantar panas rendah
digunakan untuk melindungi pulpa.
Perubahan Dimensi
Bahan tambal seharusnya mempunyai koefisien ekspansi
termis yang sama dengan email dan dentin. Bahan landasan gigi
tiruan dan bahan gigi tiruan seharusnya mempunyai koefisien
ekspansi yang serupa. Bahan termoplastis seperti malam (Wax)
sering mempunyai koefisien ekspansi termis yang besar.
g. Sifat-Sifat Lainnya
Estetis, missal untuk gigi tiruan dan bahan restorasi tertentu.
Rheologi/sifat flow dari bahan dalam bentuk baku, setelah
pencampuran selama setting setelah jadi.
1.) Polimer
Semen-polyacrylic adalah suatu konstitusi semen zinc
polykarboksilat dan semen glass-ionomer, bahan tambal-komposit.
Polimer yang digunakan pada adhesive techniques Varnish
mengandung resin alam seperti.copal/ resin, bahan cetak- agar,
alginate, elastomer jenis polysulphida silicon dan polyster bahan
polimer untuk keperluan mahkota & jembatan, bahan untuk
landasan gigi tiruan.
Polimer untuk soft lining dan plasticized methacrylate
derajat tinggi dan silicon rubber polimer untuk bahan landasan
peralatan ortodonsia. Beberapa patron untuk pembuatan gigi tiruan
sebagian dapat dibuat dari polimer seperti polyethylene, mouth
protector dibuat dari bahan polimer.
2.) Logam
Logam adalah suatu elektro positif, yaitu memberi ion
positif dalam larutan. Logam dapat diperoleh baik sebagai elemen
murni/gabungan dari elemen lain dalam bentuk bijih. Contoh: emas
diperoleh sebagai logam murni, perak diperoleh sebagai logam
murni/sebagai Ag2S/AgC1. Logam murni sangat jarang digunakan
3
dalam kedokteran gigi karena terlalu lunak dan terlalu liat, kecuali
lembaran emas dan platinum dalam prosedur pembuatan porselen
di lab.
3.) Alloy
Alloy atau aliase adalah campuran dua atau lebih elemen
logam kadang-kadang konstitusi terpentingnya mungkin berupa
metalloid/bahkan suatu non logam (missal carbon di dalam besi)
Alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi. Dental amalgam
paling banyak digunakan untuk bahan tambal gigi merupakan alloy
silver dan tin kadang-kadang diberi sedikit kuprum dan zinc.
Sewaktu dicampur dengan mercury akan memadat dengan cepat
dan menghasilkan suatu masa yang keras dan kuat. Alloy emas,
digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan. Sebagai pengganti
emas dapat digunakan silver-palladium, nickel-chromium. Alloy
emas, alloy cobat-chromium, alloy silver-palladium, aluminium
bronze adalah alloy yang dapat atau telah pernah digunakan
sebagai landasan gigi tiruan tuangan alloy.
4.) Korosi Korosi
Korosi/berkarat adalah reaksi kimia antara sebuah logam
dan lingkungannya membentuk suatu senyawa logam. Banyak
logam yang dapat bereaksi secara spontan dengan gas/cairan yang
ada di sekitarnya.
4
2. Semen
a. Klasifikasi Bahan:
1.) Semen dengan reaksi asam
2.) Bahan yang berpolimerisasi : cyanoacrylates
3.) Polimer dimethacrylate, Composit polymer- ceramic.
4.) Bahan lain: Calcium hydroxide, gutta percha, varnish.
Bahan Utama :
Semen tersedia dalam bentuk puder dancairan. Puder bersifat basa
dan cairan bersifat asam. Pada pengadukan keduanya terbentuk pasta
kental yang selanjutnya mengeras membentuk masa padat. Klasifikasi
semen berdasarkan bentuk puder : Zinc Oksida, ini dapat bereaksi dengan
sejumlah cairan Ion-leachable glasses, terutama aluminosilicate yang
mengandung fluoride.
b. Pemakaian di Kedokteran Gigi
5
Bahan Semen untuk Inlay, Mahkota, Jembatan : Semen EBA, Zinc
Phosphat, Zinc polycaboxylate(polyacrilate), Semen silico-
phosphat, Semen Glass –Ionomer.
Bahan Semen untuk Splint dan Peralatan Orthodonsi : ZPhosphat
Semen copper, Zinc Polycarboxylate inc (Poliacrilic).
Alat untuk Penyemenan Langsung Alat Orthodonsi : Polymer
acrylic, Zinc polycarboxylates.
Bahan Perekat untuk Jaringan Lunak : Adhesive bandage,
Cyanoacrylates.
Pembebat Periodontal : Zinc oxide eugenol, Zinc polyacrylates,
Cyanacrylate.
Sealants untuk Tip dan Fissure : Polimer dimethacrylates,
Cyanacrylates, Semen Glass Iomomer/GI.
6
Tabel Konstitusi Utama Semen dengan Reaksi Asam
7
4) Perlindungan jaringan pulpa terhadap pengaruh bahan restorasi
lainnya.
Penghambat panas, lapisan semen diberi di bawah suatu
restorasi besar yang terbuat dari bahan logam ( misal
amalgam) untuk melindungi pulpa terhadap perubahan
suhu.
Pelindung kimia, suatu semen haruslah dapat mencegah
penetrasi zat kimia yang bersifat merusak dari bahan
restorasi ke dalam pulpa.
Penghambat arus listrik antara restorasi logam untuk
mengurangi pengaruh galvanis.
Suatu semen sebaiknya bersifat merekat terhadap enamel dan dentin, alloy
emas, porselen, akrilik, tetapi tidak terhadap instrument atau alat-alat. Suatu
semen haruslah bersifat bakteriostatis bila dimasukkan ke dalam kavitas yang
masih mengandung sisa-sisa karies. Semen harus mempunyai pengaruh yang
tidak merusak pulpa. Adonan semen haruslah mempunyai viskositas rendah
sehingga bisa didapatkan lapisan semen yang tipis dan waktu kerja yang
cukup pada suhu mulut untuk memungkinkan pemasangan bahan restorasi.
3. Ca (OH)2
a. Pengertian
8
Kalsium hidroksida (Ca(OH)₂) merupakan bahan medikamen
saluran akar yang paling efektif. Ca(OH)₂ mempunyai aksi melalui
pelepasan ion Ca²⁺ yang berperan dalam proses mineralisasi jaringan
dan ion OH⁻ yang dapat memberikan efek antimikroba melalui
peningkatan pH. Ca(OH)₂ memiliki sifat biologis yang
menguntungkan sebagai medikamen intrakanal, namun terdapat hasil
penelitian menunjukkan bahwa kontak langsung Ca(OH)₂ dengan
saluran akar, berpengaruh terhadap perubahan sifat fisik dentin.
b. Efek
Bakteriostatik (pH:12,4) dan merangsang pembentukkan dentin
sekunder.
c. Kegunaan
Pulpa Capping/amputasi pulpa, pengisi saluran akar, dan perlindungan
gigi sensitive/cavity lining.
d. Kemasan
Suspension in pasta (calxyl) base pasta + katalysator pasta (calcidor)
dycall, hydcall pulp dent, cosialasept base : catalys = 1:1
e. Penyimpanan
Dry and cool area (23⁰C) lebih lama jika disimpan dalam lemari es
jika akan dipakai, suhu=suhu kamar.
c. Kontra Indikasi
Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang.
9
Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan
tinggi.
Lesi karies kelas IV/fraktur insisal.
Lesi yang melibatkan area lunas pada email labial yang
mengutamakan factor estetika.
d. Klasifikasi Glass Ionomer Cement
1.) Glass Ionomer Cement Konvensional
Bahan ini berasal dari asam polialkenoat cair seperti asam
poliakrilat dan komponen kaca yang biasanya adalah fluoroalumino
silikat Glass Ionomer. Salah satu contohnya yaitu Fuji 7, merupakan
bahan semen Glass Ionomer yang mengeluarkan fluor kadar tinggi
untuk proteksi permukaan pada daerah resiko tinggi. Restorasi
pengganti dan restorasi oklusal minimal.
Indikasi :
Melindungi permukaan oklusal di atas gigi molar yang sedang
erupsi.
Perlindungan permukaan akar.
Mengontrol hipersensitif gigi.
Stabilitas karies & remineralisasi internal lesi aktif.
Perantara sealing endodontic.
Restorasi kavitas kecil.
Pupa capping indireck.
10
Jenis semen ini memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis semen ionomer konvensional.
4.) Tri Care Glass Ionomer Cement
Semen ini terdiri dari kaca silikat, sodium fluoride dan moner yang
dimodifikasi polyacid tanpa kandungan air.
e. Mekanisme Perlekatan GIC pada Struktur Gigi
Retensi semen ionomer kaca terhadap gigi berupa ikatan fisiko
kimia tanpa menggunakan tehnik etsa asam. Ikatan kimia berupa ikatan
ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH
(karboksil). Gugus Karboksil multiple membentuk ikatan hydrogen yang
kuat. Dan memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi dan
melekat pada permukaan email. Air memegang peran penting selama
proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan
mengubah sifat fisik GIC.
Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan GIC mengalami
pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun dan juga rentan
terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimum , maka selama proses
pengerasan GIC perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi
kontaminasi dengan saliva dan udara dengan isolasi dan bahan yang kedap
air.
Varnish
11
a. Pengertian
b. Keuntungan
Mengurangi kebocoran tepi
Menghilangkan sengatan galvanic
Memberikan perlindungan terhadap daerah dentin-pulpa
Bahan baku dg.tingkat kemurnian tinggi
c. Cara Pemakaian
Varnis harus diaplikasikan agar mendapatkan lapisan yang
seragam dan continue di seluruh permukaan kavitas yang dipreparasi.
Aplikasikan seperti ini harus dilakukan dengan brush disposable/cotton
ball. Untuk pelapis permukaan dan pelindung terhadap kelembaban atau
dehidrasi pada semua jenis GI. Oleskan segera setelah penambalan GI
semen dan secara perlahan dikeringkan. Untuk pelapis permukaan dan
pelindung terhadap kelembaban/dehidrasi pada semua jenis GI.
Catatan :
Brush disposible/cotton ball harus tidak menempel dengan sisa
varnish. Disarankan untuk 2 kali aplikasi, untuk mengurangi kemungkinan
porus dan membentuk sebuah lapisan yang continue.
Waktu Pengolesan :
Dibutuhkan jangka waktu 15–20 detik tiap pengaplikasian, agar
lapisan pertama mengering terlebih dahulu. Jikalau dibutuhkan, produk
dapat diencerkan dengan pelarut yang sesuai (dimetilseton) agar
didapatkan ketebalan lapisan yang diinginkan.
12