TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi semen kedokteran gigi berdasarkan kegunaan yang digunakan
menurut Anusavice (2003) :
Seng fosfat Bahan perekat untuk Restorasi jangka
restorasi dan peralatan menengah, basis penahan
orthodontik panas.
Seng oksida eugenol Restorasi sementara dan Restorasi saluran akar,
menengah, bahan perekat penutup luka bedah
sementara dan oermanen periodontal
untuk restorasi, basis,
penahan panas, pelapik
kavitas, penutup pulpa.
Polikarboksilat Bahan perekat untuk Bahan perekat untuk
restorasi, basis penahan peralatan orthodontik,
panas restorasi jangka
menengah.
Silikat Restorasi gigi anterior Restorasi jangka
menengah, bahan perekat
untuk peralatan
orthodontik.
Silikofosfat Bahan perekat untuk
restorasi
4
Macam-macam semen KG
kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi sebagai tekanan selama proses
kondensasi serta dapat memberi bentuk yang structural bagi kavitas (kadariani,
2001).
d. Semen sebagai Liner dan Varnish
Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan
berfungsi utamanya adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia. Liner
tidak berfungsi sebagaii insulator terhadap thermal shock.
Varnish adalah rosin alami atau sintetik yang dilarutkan dalam pelarut
seperti etr atau chloroform yang dioleskan disekeliling kavitas.pelarut menguap
meninggalkan selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang
terjadi di sekeliling restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah rstorasi logam
tidak efektif sebagai insolator panas meskipun bahan varnish merupakan
penghantar panas yang rendah. (kadariani, 2001).
9. Radiopaq
Karena air sangat berpengaruh untuk reaksi asam basa, maka jelas
komposisi cairan harus dipertahankan untuk menjamin adanya reaksi yang
konsisten. Perubahan komposisi dan kecepatan reaksi bisa terjadi karena degradasi
semen atau karena penguapan air dari cairan. Efek degradasi dapat dikenali dengan
memburamnya cairan yang sudah terlalu lama. Akibatnya akan dihasilkan semen
dengan kualitas rendah (Anusavice, 2003).
1. Compressive strength 104 MPa dan tensile strength 5,5 Mpa kekuatan ini
dapat berubah tergantung dengan perbandingan bubuk dan cairan yang
digunakan. Pemakaian bubuk semen yang optimal akan menambah
kekuatan sedangkan penurunan rasio bubuk dan cairan akan mengurangi
sifat fisis dan kekuatan mekanisnya (Anusavice, 2003).
3. Daya larut semen seng fosfat di dalam air yang relatif lebih rendah jika dites
menurut spesifikasi ADA (Anusavice, 2003).
5. Sifat biologis : Asam fosfor dalam cairan semen seng fosfat memiliki nilai
keasaman yang cukup tinggi. Dua menit setelah pengadukan, pH semen
seng fosfat berkisar 2, kemudian naik dengan cepat sekitar 5,5 setelah 24
jam. Adukan yang terlalu encer akan menyebabkan pH semen seng fosfat
menjadi lebih rendah pada waktu yang lama. Keasaman ini akan
mengakibatkan kerusakan pulpa, dan pada semen seng fosfat yang
cairannya terbuat dari asam fosfor radioaktif menunjukkan bahwa asam dari
semen dapat menembus ketebalan dentin sampai sebesar 1, 5 mm. Jika
dentin yang terletak di bawah semen tidak dilindungi terhadap penembusan
asam melalui tubulus dentin, dapat terjadi cidera pulpa (Anusavice, 2003).
Proses pencampuran dan pengadukan bubuk dan cairan sedikit demi sedikit
dengan waktu pengadukan selama 15 detik setiap penambahan bubuk.
Gerakan mengaduk semen seng fosfat memutar melawan jarum jam dari
spatula pada area yang luas.
Penyelesaian pengadukan 1.5 menit (Anusavice, 2003).
1. Pembagian bubuk dan cairan tidak perlu diukur karena kekentalan yang
diinginkan bervariasi sesuai kebutuhan klinis.
2. Tidak dianjurkan untuk menukar bubuk dan cairan dari merek yang
berlainan, karena akan mengubah sifat manipulasi dan sifat fisik semen
yang dihasilkan.
3. Alas pengaduk yang dingin akan memperpanjang waktu kerja. Bahan
jangan dituang ke alas pengaduk jika belum siap mengaduk. Kontak cairan
dengan udara mengakibatkan hilangnya air karena menguap.
12
b. Kekurangan
Kekuatan menghancurkan rendah yang bervariasi antara 12.000 dan 19.000
psi
Larut dalam cairan mulut meskipun dengan intensitas rendah
Bahan yang opaque tidak cocok untuk daerah yang terlihat.
Gambar 3. ZOE
A. Definisi
Suatu semen tipe sedative yang lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk
bubuk dan cair, dan berguna untuk basis insulatif (penghambat). Bahan ini juga
sering digunakan untuk balutan sementara. PH-nya mendekati 7 yang
membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi
(Baum , 1997).
Seng oksida semen eugenol adalah salah satu semen tertua yang digunakan.
Karena itu tindakan pada jaringan pulpa, eugenol memiliki sifat anestesi topikal.
Semen seng oksida eugenol semen paling sering digunakan karena seng oksida
eugenol semen jauh lebih sedikit iritasi pada pulpa, kurang larut dalam cairan
mulut dan menghasilkan segel marginal lebih baik dari seng fosfat. (Anusavice,
2003).
B. Komposisi
Bahan-bahan Fungsi
Powder Zinc oxide 69,0% Bahan utama
White rosin 29,3% Untuk mengurangi
kerapuhan pada semen
Zinc stearate 1,0% Akselerator, plasticizer
Zinc acetate 0,7% Akselerator, menambah
kekuatan
Magnesium oxide Ditambahkan pada bubuk,
beraksi dengan eugenol sama
seperti zinc oxide
14
3. ZOE tipe 3 > untuk restorasi sementara dan basis penahan panas
1. sifat fisik
2. Sifat kimiawi
Komponen utama dari ZOE adalah oksida seng dan eugenol jadi reaksi
pengerasan dan struktur mikronya pada dasarnya sama cengan pasta cetak.
3. Sifat biologi
Keuntungan
Kekurangan
Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat. Konsentrasi asam dapat
bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya
sekitar 40%.
Bubuknya mengandung Zink-Oksida dengan sejumlah Magnesium
Oksida (Anusavice, 2003) .
Sifat umum
Sifat mekanis.
Compressive strength dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 MPa
(40-70 MPa), relatif lebih rendah daripada semen Zink Fosfat.
ketebelan lapisan
Secara klinistindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan
mengurangi kekentalan semen, dan prosedur ini menghasilkan lapisan
dengan ketebalan 25 m atau kurang.
Daya larut
Daya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asam-
asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat
besar.
Semen silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuat dari alumino-
Fluoro-Silikat glass dengan liquid 37% asam fosfat. Secara kimia asam melarutkan dan
menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu matriks yang sangat
18
keras dan rapuh. Campuran cairan semen ini sama dengansemen Seng fosfat,
bagaimanapun, penggunaan utama dalam kedokteran gigi adalah sebagai material
yang sewarna dengan gigi. Karena matriks sangatkeras, rapuh dan kurangnya
ketahanannya terhadap abrasi membatasi penggunaannya sebagai bahan basis
restorative. Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi hanya
mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif untuk amalgam
perak sebagai (non emas) sederhana bahan pengisi permanen.
Penggunaannyaterbatas pada gigi depan, atau daerah kerusakan tidak pada
permukaan gigi belakang yang mempunyai kekutan tekan besar (Anusavice, 2003).
Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat fluoride dari
glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat dalam
pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah karies
lebihlanjut di sekitar margin, (kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua
formulasi menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama
dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya. Partikel-partikel
kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna dan kasar. Kesulitan lain
adalah kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan permukaan krasing dan
marjinal chipping sebagai usia restorasi danmenciptakan lebih banyak tempat
potensial untuk noda untuk memperparah (Anusavice, 2003).
- Komposisi : Bubuk semennya adalah kaca yang terdiri atas silika (SiO2), alumina
(Al2O3), senyawa fluorida seperti NaF, CaF2, dan Na3AlF6, dan beberapa garam
kalsium seperti Ca(H2PO4)2.2H2O dan CaO. Bahan-bahan ini dipanaskan sampai
temperatur 1400 C untuk membentuk kaca. Senyawa fluorida digunakan untuk
menurunkan temperatur pencampuran dari kaca.
Waktu setting terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan
mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi yang lama, Waktu setting yang
sesuai ada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada
temperatur 37C.
Sifat Mekanis
Berbentuk butiran kasar, baik sebagai perekat restorasi tuang emas dan
porselen
Sifat Kimia
Ketahanan terhadap kelarutan dan disintegrasi di dalam mulut. Kelarutan
tergantung pada manipulasi adonan
Sifat Biologis
Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan asam
fosfat, ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas
setelah setting 1 jam yaitu 4-5.Oleh karena itu, harus diberi perlindungan
pada pulpa agar tidak teriritasi pulpa, sehingga diperlukan CaH(Calcium
Hidroksida) agar tidak terjadi iritasi .(OBrien dalam Hermanto,
L.FM.2007)
Basis
Sementasi untuk mulut yang angka karies nya tinggi
Kontraindikasi :
Kasus pulpa gangren atau mati (Harty, 2012).
Gambar 5. GIC
A. Definisi
Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan
bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan.
GIC/SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimia baik pada email maupun
dentin. Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil,
juga disebut sebagai semen polialkenoat.(Anusavice, 2003). Bahan restorasi yang
paling akhir berkembang dan mempunyai sifat perlekatan yang baik , semen ini
melekat pada enamel dan dentin melalui ikatan kimia. (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca melepaskan ion fluor dalam jangka waktu yang cukup
lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies
sekunder. Kemampuan dalam melepaskan ion fluor terhadap compressive strength
dari bahan restorasi Semen ionomer kaca, mengakibatkan korelasi negatif antara
pelepasan ion fluoride dengan compressive strength. Bahan material yang memiliki
tingkat pelepasan ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum mempunyai kekuatan
yang lebih rendah dari material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang
rendah (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and
polyacrylic acid ). Reaksi yang terbentuk dari Semen ionomer kaca adalah reaksi
antara alumina silikat kaca dalam bentuk powder dengan asam poliakrilik sebagai
liquid. Selain sebagai bahan restorasi, Semen ionomer kaca dapat digunakansebagai
bahan perekat, bahan pengisi untuk restorasi gigi anterior dan posterior,
pelapiskavitas, penutup pit dan fisur, bonding agent pada resin komposit, serta
sebagai semen adhesif pada perawatan ortodontik. Ukuran partikel gelas Semen
24
ionomer kaca bervariasi, yaitu sekitar 50 m sebagai bahan restorasi dan sekitar 20
m sebagai bahan luting (Robert, 2002).
1. Konvensional
Semen ionomer kaca konvensional secara luas digunakan untuk kavitas Klas V,
hasil klinis dari prosedur ini cukup baik, meskipun penelitian in vitro berpendapat
bahwa semen ionomer kaca modifikasi resin dengan ketahanan fraktur yang lebih
tinggi dan peningkatan kekuatan perlekatan memberikan hasil yang jauh lebih baik.
(Gladwin, 2009).
Terdiri dari partikel kaca silicate, sodium florida dan monomer yang dimodifikasi
polyacid tanpa air.bahan ini sangat sensitif terhadap cairan, sehingga biasanya
disimpan didalam kantong anti air. (Gladwin, 2009).
Semen glass ionomer ini kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya
mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan
dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik.
(Gladwin, 2009).
SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota,
jembatan,veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit. Secara
kimiawi berikatan dengan dentin enamel, logam mulia dan porselen. Memiliki
translusensiyang baik dan warna yang baik, dengan kekuatan tekan tinggi. (Craig,
2004).
b. Type II Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, SIK juga
digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi servikal.
Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi yang
terlalu keras (Craig, 2004).
Pada teknik sandwich, merupakan suatu teknik penumpatan berlapis dengan SIK
dilibatkan sebagai pengganti dentine, dan komposit sebagai pengganti enamel.
(Anusavice, 2003).
Tipe IV SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant. Pencampuran bahan
dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi
posterior yang sempit (Powers, 2008).
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin komposit.
Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK memiliki ikatan langsung
ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan
demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki efek
antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. (Powers, 2008).
Sebagai bahan restorasi adhesif yang mampu melepaskan ion fluour. ART adalah
metode manajemen karies atau merupakan bagian minimal intervensi meliputi komponen
restorasi dan pencegahan karies. (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan
kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer kaca
dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan
SIK untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras gigi, serta
memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan
keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak (Craig, 2004).
a. Komposisi Bubuk
b. Komposisi Cairan
27
Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat
dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk
gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat
adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik, maleic atau asam trikarbalik.
Asam-asam ini cenderung menambah resktifitas dari cairan, mengurangi
kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel (Anusavice, 2003).
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam akan
memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk lapisan
semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium, aluminium,
sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca akan memasuki
partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2+) kemudian ion aluminium
(Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah timbulnya karies sekunder.
Selanjutnya partikel-partikel kaca lapisan luar membentuk lapisan (Anusavice,
2003).
a. Sifat Fisis
1) anti karies ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih
tahan terhadap karies.
2) Termal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
3) Tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam
restorasi dari groove (Power, 2008).
b. Sifat Mekanis
1) Compressive strength: 150 Mpa, lebih rendah dari silikat
2) Tensile strength : 6,6 Mpa, lebih tinggi dari silikat
3) Hardness : 4,9 KHN, lebih lunak dari silikat
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur (Power, 2008).
c. Sifat Kimia
semen ionomer kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini
berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari semen
28
ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan
dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi. Semen
ionomer kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang
diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena adanya
polyanion dengan berat molekul yang tinggi ( Anusavice, 2003).
d. Biologis
Indikasi :
kelebihan:
1) Potensi antikariogenik
29
2) Translusen
3) Biokompatibel
4) Melekat secara kimia dengan struktur gigi
5) Sifat fisik yang stabil
6) Mudah dimanipulasi (Craig, 2004).
Kekurangan :
campur amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk ionomer kaca Tipe II.
Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode kedua adalah
mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan pemanasan
yang tinggi. Semen ini sering disebut Cermet (Anusavice, 2003).
B. Sifat Umum
Pengisi logam hanya sedikit atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap
sifat mekanis dari semen ionomer kaca tipe II. Bahan Cermet jauh lebih tahan
terhadap keausan dari luncuran dibandingkan semen ionomer kaca tipe II.
Peningkatan ketahanan terhadap keausan berkaitan dengan penambahan bahan
pengisi logam.
Pelepasan Fluorida
Jumlah fluorida yang dilepaskan dari kedua sistem modifikasi logam ini cukup
besar. Namun, fuorida yang dilepaskan dari semen Cermet lebih sedikit daripada
yang dilepaskan dari semen ionomer kaca Tipe II. Pada awalnya, semen gabungan
melepas lebih banyak fluorida daripada semen Tipe II. Tetapi besarnya pelepasan
ini menurun dengan berjalannya waktu (Anusavice, 2003).
C. Pertimbangan Klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan potensi anti-
kariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam ini telah dianjurkan
untukpenggunaan yang terbatas sebagai alternatif dari amalgam atau komposit
untuk restorasi gigi posterior. Meskipun demikian bahan ini masih dikategorikan
sebagai bahan yang rapuh. Karena alasan inilah penggunaan bahan tersebut
umumnya terbatas pada restorasi konservatif dan umumnya kelas I. Bahan
tampaknya mempunyai kinerja yang relatif baik pada situasi seperti itu dan
terutama cocok untuk pasien muda yang rentan terhadap karies.
Semen-semen ini mengeras dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan
penyelesaian dalam waktu yang realatif singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi
dan daya tahannya terhadap karies, sifat-sifat ini telah mendorong semen tersebut
digunakan untuk membangun badan inti untuk gigi yang akan diperbaiki dengan
mahkota cor penuh. Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan
sifatnya yang rapuh, sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini
sebaiknya tidak digunakan jika bagian yang akan dibangun dengan semen adalah
32
lebih besar dari 40% dari keseluruhan badan inti. Untuk kasus seperti ini sebaiknya
digunakan pasak atau bentuk retensi lainnya (Anusavice, 2003).
B. Sifat mekanis
Kekuatan
Kekakuan
Compressive strenght
Modulus elastisitas
Kelarutan dan disentrigasi dalam H2O
Setting time
Mengurangi pengerutan sewaktu mengeras
Merendahkan koefesien muai panas
C. Sifat biologi
Mengiritasi pulpa
Tidak toksik
D. Sifat fisik
Ketebalan
E. Cara manipulasi
G. Aplikasi
Jembatan berikatan-resin
Bracket ortodontik
Restorasi kaca keramik
H. Indikasi
bahan perekat untk restorasi
peralatan ortodontik, dan
restorasi sementara (Anusavice, 2003).
atau dapat langsung melekat pada kalsium dari struktur apatit gigi. Kekuatan
perlekatan GIC pada dentine atau enamel berkisar antara 1 hingga 3 Mpa. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kekuatan perlekatan GIC kurang baik jika
dibandingkan dengan semen zink polycrylate. Yang mungkin disebabkan oleh
sensitivitas GIC terhadap kelembaban selama setting.
Oleh karena itu , diberikan acidic cleaning agent. Dan larutan FeCl3 untuk
meningkatkan perlekatan pada dentine. GIC mengalami ekspansi jika dalam
keadaan yang basah(lembab) dan akan mengkerut dalam keadaan yang terlalu
kering. GIC mengalami perubahan dimensi jika berada pada lingkungan dengan
kelembaban relatif sebesar 80%. GIC dapat menempel dengan baik pada enamel,
stainless steel , tin oxide- plated platinum dan gold alloy (Anusavice, 2003).
1). Zinc Phosphat Cement, selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara,
pemakaian yang umum adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk
melekatkan pekerjaan logam pada gigi (misalnya inlay).
2). Zink Oksida Eugenol memiliki fungsi : Bahan perekat smntara dan permanen
restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik, bahan
pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan pulpotomi,
restorasi sementara dan menengah.
3). Silikat, pada dasarnya digunakan sebagai restorasi anterior, kemudian
berkembangnya semen ionomer kaca menyebabkan semen silikat tidak
digunakan sebagai tumpatan tetap, namun tetap digunakan sebagai tumpatan
sementara, karena memiliki sifat anti karies dari kandunga fluor (Anusavice,
2003).
1). Amalgam adalah bahan tambal berbakan dasar logam dimana komponen
utamanya liquid yaitu logam merkuri, dimana bubuk yaitu logam paduan yng
kandungan utamanya terdiri dari perak , timah dan tembaga.
2). Resin komposit, adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar polimer
dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan tambal ini
umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (sinar UV, atau
bisa juga dengan visible light).
3). Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen
utamanya adalah: a). Liquid yang merupakan gabungan air dengan polyacid
(asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat). b). Bubuk yang berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anusavice, 2003).