Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 1

Perbandingan
keberhasilan
perawatan pulpotomi
vital pada gigi sulung
dengan bahan pasta

Narasumber
Dr. drg. Essie Octaria, Sp. KGA., Subsp. PKOA (K)
Anggota :
Mia Isabela Br Sembiring Milala (210600001) Sarah Gustiayu Ardhana (210600120)

Ashila Najwa (210600002) Aisyah Fathinah (210600121)

Carla Angelina Putri FS (210600003) Natasya Umaira Balqis Lubis (210600122)

Lilis Tiara Kasih Mendrofa (210600004) Masyhuri Taufiqul Haq (210600123)

Virginia Frederica Salim (210600005) Evelin Theresia Tampubolon (210600124)

Rizky Parsaulian Siregar (210600007) Nasywa Salsabila Putri (210600125)

Khoirunnisa Lubis (210600008) Jose Halim (210600126)

Sri Rejeki M Simorangkir (210600010) Adinda Putri Astia (210600127)

Najla Alya Putri (210600011) Nazar Bela Bangsa (210600129)

Patricia Iviolan Angelia Simbolon (210600119) Hasanah (210600130)


Formokresol
Pendahuluan
Formokresol merupakan salah satu obat pilihan dalam perawatan
pulpa gigi sulung dengan karies atau trauma.

Ditemukan oleh Buckley (1904) =


gold standard bahan pulpotomi

Bahan ini memiliki sifat


bakteriostatik yang paling Tingkat kesuksesan
sering digunakan pada
0

bahan pulpotomi
Indikasi perawatan
1. Perawatan pulpotomi pada gigi sulung
( karies, trauma yang pulpanya vital,
pulpa terbuka dan belum asimtomatis)
2. Tidak adanya kelainan patologis pada
lamina dura dan resorbsi
internal/eksternal
3. Tanda klinis jaringan pulpa (normal)
ISI BAHAN FORMOKRESOL APA SAJA?

19-37% 35% Tri Kresol Air 15%


Formaldehid Formalin (TKF) Gliserin
MEKANISME KERJA FORMOKRESOL
Formokresol mengikat asam amino (dari protein bakteri ataupun dari sisa
jaringan pulpa) > berperan sebagai agen bakterisidal dan merubah
bakteri serta jaringan pulpa menjadi bahan campuran yang lembam.

Formokresol menonaktifkan enzim-enzim oksidatif pulpa. Dengan adanya


sifat pengikatan dari protein dan hambatan enzim, formokresol dapat
memutus jaringan pulpa, menghasilkan fiksasi dari jaringan pulpa, serta
menghambat dan menimbulkan resistensi terhadap pecahnya enzimatik.

Formokresol membentuk zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi


yang berkontak dengan jaringan vital, yang mana zona ini bersifat bebas
dari bakteri dan berperan sebagai pencegah infiltrasi mikroba.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

KEUNTUNGAN

Dengan adanya kandungan kresol dalam larutan formokresol, maka larutan


ini memiliki efek antiseptic yang dapat membunuh bakteri dengan baik.
formokresol ini dapat mengkoagulasi protein sehingga dapat berperan
sebagai bakterisid yang kuat dan kaustik.
Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk
suatu zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi yang berkontak
dengan jaringan vital.
KEUNTUNGAN

Tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium


hidroksida.
Merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler
untuk menguatkan jaringan.

KERUGIAN

Beberapa penelitian klinis menyatakan bahwa medikamen yang


tergolong aldehid ini tidak terlalu efektif untuk mencegah atau
mengendalikan rasa nyeri pada pemakaian medikamen intrakanal.
Bahan dapat menyebabkan iritasi kronis pada healing zone
Tahap Perawatan
Gigi di anestesi
Isolasi gigi dengan memasang rubber dam
Pembuangan jaringan karies
Pembukaan dan pelebaran atap kamar pulpa
Pulpa pada bagian kamar pulpa dibuang dan pulpa bagian koronal juga dibuang
Semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum
steril.
Aplikasikan formokresol, Kapas steril yang sudah dibasahi formokresol
diletakkan pada orifis saluran akar dan ditutup selama 5 menit, kapas kecil yang
dibasahi dengan formokresol jangan terlalu basah
Campuran dari zink oxide dan eugenol diletakkan di atas orifis
Aplikasi SIK tipe 3 sebagai lining diatas zink oxide eugenol, tambalan sementara
berupa cavit diletakkan diatasnya
Perbandingan Evaluasi Keberhasilan
dari Kedua Bahan

Kalsium Angka kegagalan lebih tinggi daripada formokresol.


hidroksida Penyebabnya adalah terjadinya resorpsi akar internal.

Memberikan hasil sebanding dengan formokresol,


Glutardehid banyak klinisi percaya bahwa formokresol (1:5)
masih tetap memberikan hasil unggul dalam jangka
panjang.
Glutaraldehyde
PENDAHULUAN

Glutaraldehyde telah disarankan sebagai bahan alternative dari formokresol. Glutaraldehyde antigenisitas yang
rendah, dan toksisitas yang rendah.Glutaraldehyde memproduksi fiksasi permukaan jaringan pulpa yang cepat.
Sebuah zona eosinofilik sempit, jaringan yang terperbaiki ditemukan langsung dibawah tempat dari
pengaplikasian glutaraldehyde, dan jaringan ini berbaur dengan jaringan apical yang vital dan normal.

INDIKASI PERAWATAN

Glutaraldehyde merupakan bahan yang sering digunakan untuk pulpotomi vital sebagai pengganti formokresol
pada gigi sulung .
Untuk perawatan gigi sulung yang pulpanya terlibat dengan manifestasi klinis perubahan inflamasi yang terbatas
pada pulpa mahkota.
Pemeriksaan klinis menyeluruh harus diulang, termasuk pemeriksaan visual pada vestibulum , palpasi, dan
perkusi pada gigi yang terlibat dan gigi di sekitarnya.
ISI BAHAN GLUTARALDEHYDE

Larutan glutaraldehyde dalam air bersifat asam dan umumnya tidak


bersifat sporisidal. Glutaraldehyde aktif menjadi sporisidal dengan
menggunakan zat alkalinasi pada pH 7,5-8,5. Setelah diaktifkan,
larutan ini memiliki masa simpan minimal 14 hari karena polimerisasi
molekul glutaraldehyde pada tingkat pH basa. Glutaraldehyde,
karbon-5 linear dialdehid, merupakan zat bening, berwarna pucat
kekuning-kuningan, cairan berminyak yang berbau tajam, larut
dalam semua perbandingan air dan alkohol, serta pelarut organik.
MEKANISME KERJA GLUTARALDEHYDE
Menurut teori mengenai konsentrasi Glutaraldehyde merupakan desinfektan golongan
aldehyde, termasuk desinfektan yang kuat, spektrum aplikasi luas, dapat membunuh
mikroorganisme dan virus.

Bekerja dengan cara denaturasi protein dan umum digunakan dalam campuran air
konsentrasi 0,5% – 5%. Golongan aldehyde yaitu sifatnya yang stabil, persisten, efek
samping minimal, dapat di biodegradasi dan tidak menyebabkan kerusakan pada
material peralatan.

Larutan glutaraldehyde 2% efektif terhadap bakteri vegetative seperti mycobacterium


tuberculosis, fungi dan virus akan mati dalam waktu 10 – 20 menit. Glutaraldehid
memiliki mekanisme kerja berupa bakterisida melalui proses alkilasi protein membran
dan inti sel.
Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan
Fiksasi yang baik, Memiliki bau yang tidak menyengat dan efek samping yang minimal.

Toksisitas yang rendah, Memiliki daya aktivitas optimum pada pH antara 7,5 dan 8,5

Memberantas bakteri: Bacillus anthracis, Clostridium tetani, Mycobacterium


tuberculosis, E coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aereus, Salmonella
Sangat efektif untuk memberantas bakteri gram positif dan gram negatif

Efektif terhadap Mycobacterium Tuberculosis, beberapa jamur dan virus termasuk virus
Hepatitis B dan HIV.
Tidak menginduksi reparative dentin
Kerugian
Dapat terjadinya reaksi alergi dan iritasi pada mata.

Ditemukan tingkat kegagalan yang tinggi dalam follow up jangka panjang (3


tahun) yang mengindikasikan bahwa klinisi harus berhati-hati sebelum
menggunakan glutaraldehyde secara ekstensif sebagai medikamen pulpotomi.
Prosedur kerja Glutaraldehid

1. Pengambilan pulpa mahkota sampai orifisi saluran akar


2. Kontrol pendarahan dengan tekanan
3. Aplikasi gulungan kapas yang dibasahi dengan glutaraldehid (+/- 5 menit)
4. Aplikasikan campuran ZOE yang berbentuk krim pada pulpa
5. Kemudian buatkan mahkota stainless steel atau restorasi amalgam
Pembahasan(perbandingan evaluasi keberhasilan dari bahan)

Dalam beberapa tahun terakhir telah ditunjukkan bahwa hasil


pulpotomi glutaraldehid lebih unggul dibandingkan dengan
pulpotomi vital dengan formokresol.
0

Tingkat keberhasilan klinis pemakaian gluraldehyde sebesar 90%


dilaporkan setelah 1 tahun, dimana 2% buffer glutaraldehid
diaplikasikan selama 5 menit pada pulpotomi.
Ferric Sulphate
PENDAHULUAN
Dalam kedokteran gigi, Ferric sulfate 15%-20%
digunakan sebagai astrigen dan obat penahan darah.
Ferric sulfate telah umum digunakan sebagai agen
hemostatik lokal pada kedokteran gigi selama lebih
dari tiga dekade.
Ferric sulfate telah menjadi sangat penting sebagi obat
pulpotomi dalam kedokteran gigi kontemporer.

Ferric sulfate di indikasikan untuk agen pulpotomi didasari


dari kelebihannya dalam mengontrol perdarahan pulpa dan
pembentukan pelindung gumpalan metal protein di atas
pulpa vital radikuler
Isi Bahan
FERRIC SULFAT PADA KEDOKTERAN
GIGI BERISI SULFAT DARI BESI
TRIVALEN. BESI SULFAT NON
ALDEHID DENGAN KONSENTRASI
15%-20% MERUPAKAN SALAH
SATU REAGEN KIMIA HEMOSTATIK
YANG PALING UMUM DIGUNAKAN
DALAM KEDOKTERAN GIGI
RESTORATIF.
Mekanisme Kerja Ferric Sulphate
Ketika diterapkan langsung ke jaringan pulpa, kompleks ion-protein besi
terbentuk yang menghalangi pembuluh darah yang dipotong secara
mekanis.

Meskipun bukan bersifat fiksatif, hanya memiliki sifat bakteriostatik, besi


sulfat digunakan untuk mengendalikan perdarahan dengan pemberian
larutan 15,5% secara intermiten hingga 15 detik

Basa seng oksida-eugenol kemudian ditempatkan untuk menutupi


tunggul pulpa, sebelum restorasi mahkota.
Prosedur Kerja
(Tahap Perawatan)

1 Informed consent
5 Eksisi pulpa ke orifice

2 Gigi dianastesi
Cotton pellet steril ditempatkan
6 dalam kamar pulpa koronal
3 Rubber dam dipasang
15,5 % larutan ferric sulphate
7
Jaringan karies disingkirkan (Astringedent) diberikan selama 5
4 detik, diikuti pencucian dan
dan enamel dibuang sedikit
pengeringan
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Hemostatis yang adekuat : Ferric 1. Tidak memiliki sifat
Sulphate dapat mengontrol memfiksasi pulpa seperti
perdarahan pulpa yang mencegah formokresol
pembentukan gumpalan, sehingga
meminimalkan kemungkinan
peradangan dan resorpsi internal
jaringan pulpa yang tersisa
2. Memiliki waktu kerja yang lebih
cepat dengan pasien anak
3. Respon inflamasi reversibel pada
jaringan lunak mulut
4. Biokompatibel
Pembahasan (Perbandingan Evaluasi
Keberhasilan dari Kedua Bahan)

Berdasarkan studi in vivo yang diteliti dalam


Journal of Oral Health and Dental Management
tentang evaluasi secara klinis dan radiologis:
-Klinis :
100% dengan glutaraldehyde
96,7% dengan ferric sulphate
86,7% dengan formocresol.

-Radiografi :
Formocresol : 56,7%
Glutaraldehyde : 83,3%
Ferric sulphate : 63,3%.

Anda mungkin juga menyukai