Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI KONSERVASI I

PRESERVING NATURAL TOOTH STRUCTURE WITH COMPOSITE RESIN

Oleh:
Aqil Fadhilah Karisma Lady (021611133056)
Adecha Ekalipta Primazafira (021611133057)
Sherina Windrianingrum (021611133058)
Tiara Sukmawati (021611133059)
Amelia Virginia Widyaningrum (021611133060)
Kemal Alif Athallandi (021611133061)
Eksa Arinda Pramesty (021611133062)
Putri Dea Amani Fadhilah (021611133063)
Anggita Devina Adilistyanti (021611133064)
Radinda Graceluvia Wijanarko (021611133065)
Ajeng Dyah Romadhoni (021611133066)
Brenda Regina Christy (021611133067)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018/2019
Pendahuluan
Kemajuan teknologi dan ilmiah pada material restorasi dan teknologi adesif dalam
praktek dokter gigi terus meningkat. Pemilihan perawatan yang benar, berdasar pada umur
pasien dan persyaratan fungsional, akan menentukan kesuksesan perawatan.
Mempertahankan struktur gigi pada pasien terutama yang masih muda sangat penting. Oleh
karena itu, perawatan yang terbaik untuk memenuhi restorasi dan estetik yang dibutuhkan
adalah resin komposit.

Berdasarkan uraian diatas, terdapat contoh kasus yaitu seorang pasien laki-laki
berumur 22 tahun tanpa ada riwayat kesehatan yang bersangkutan. Kesehatan keseluruhannya
bagus, namun pasien tidak senang dengan penampilan dari senyumnya yang “tidak sedap
dipandang”. Pasien memiliki riwayat restorasi komposit yang dibawah standart, termasuk
veener resin yang langsung ditempatkan di gigi depannya oleh dokter gigi sebelumnya.
Keluhan utamanya adalah gigi bagian depan tampak berubah warna dengan tidak teratur dan
permukaannya kasar. Pasien menginginkan gigi yang lebih putih dan senyum yang baru
untuk memulai karir setelah lulus dari kuliah.

Gambaran Klinis

Gambar 1. Keadaan klinis gigi anterior


pasien
Setelah dilakukan pemeriksaan radiologis :
1. Hubungan oklusal antar giginya termasuk kelas I (overjet normal dan overbite ringan
pada oklusal dan insisal).
2. Tidak ada gejala pada TMJ, tidak ada bunyi, dan rentang gerak nya normal.
3. Jaringan periodontal sehat, tidak ditemukan poket dan gigi goyang.
4. Terdapat mild gingivitis dan restorasi komposit yang kurang baik pada regio anterior.
5. Terdapat lesi karies aktif di regio posterior.
Hasil analisis estetik sebelum operasi:
● Terdapat asimetris dan proporsi yang kurang baik pada gigi 12-22.
● Terdapat hipoplasi enamel pada gigi 13-23.
● Garis median nampak sedikit miring dan tidak tegak lurus dengan bidang incisal.
● Kontak area interproksimal apico-incisal antara gigi 13-23 terlalu lebar.
● Bentuk dan kontur dari gigi 13-23 kurang baik.
● Terdapat restorasi komposit kelas III yang retak dan gagal pada gigi 13-23.

Rencana Perawatan (Treatment Plan)

Dengan kondisi semua gigi masih vital :


1. Mengganti restorasi komposit yang terkelupas/berubah warna terlebih dahulu
2. Secara konservatif mengembalikan senyum pasien dengan enam direct composite
resin veneer.

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan :


1. Pasien masih muda dan ada lebih dari cukup enamel yang tersisa untuk perlekatan
(bonding) yang sangat baik.
2. Veneer resin langsung dipilih karena sifat konservatif dari prosedur.
3. Semua gigi yang akan dirawat memiliki perlekatan yang bagus sebelumnya,
pemutihan tidak dipertimbangkan, karena tidak akan mempengaruhi hasilnya.
4. Penghilangan dan penggantian semua restorasi yang gagal di regio anterior.
5. Menghilangkan semua lesi karies aktif di regio posterior
6. Menyetimbangkan untuk memastikan stabilitas oklusal dan umur (kewaetan) dari
semua restorasi.
7. Melakukan direct intraoral mock-up.
8. Membuat indeks putty silikon palatal.
9. Mengaplikasikan direct composite veneers.

Diagnostic Intra Oral Mock-up

1. Bahan dentin yang memiliki opacity lebih tinggi digunakan untuk melapisi restorasi
Kelas III yang ada dan menciptakan bayangan dasar untuk buildup resin berikutnya.
2. Komposit hybrid nano-filled dipilih karena sifat optik yang mirip dengan dentin.
3. Bahan dentin dengan warna sedikit lebih tinggi digunakan pada ⅓ servikal untuk
memberikan efek polychromy.
4. Pada insisal, microhybrid translucent diterapkan untuk memberikan kedalaman
insisal.
5. Sebuah nano-komposit enamel digunakan sebagai lapisan permukaan akhir karena
ketahanan terhadap keausan (wear) permukaan yang tinggi dan retensi polish jangka
panjang.
6. Posisi tepi insisal diperiksa untuk perbaikan garis senyum.
7. Setelah melakukan occlusal adjustment, indeks palatal dibuat secara internal
menggunakan bahan polivinil siloksan.
8. Mock-up membantu untuk mengevaluasi hasil perawatan kotor, untuk
mengkonfirmasi pilihan bahan restorasi dan pemilihan warna untuk veneer komposit,
dan untuk memungkinkan pembuatan langsung dari indeks silikon palatum sebagai
matriks selama buildup secara langsung.

Perawatan (Contouring, Refining, dan Final Polishing)

Preparasi Gigi

1. Gigi 13-23 di anastesi menggunakan lidokain 2%


2. Restorasi komposit kelas III di proksimal yang lama dan sudah berubah warna
dibersihkan/dihilangkan
3. Kavitas di preparasi, dihaluskan, dan pulpa dilindungi oleh pemberian basis
4. Kavitas dipreparasi dengan pengurangan axial sebesar 0,5-0,75 mm. margin gingiva
sedalam 0,3 mm menggunakan bur round end two grit tapered diamond
5. Setelah dipreparasi, dilakukan polishing menggunakan pumice dan chlorhexidine.
Penggunaan chlorhexidine 2% untuk proses polishing selain untuk menghilangkan
bakteri dan membersihkan gigi yang telah dipreparasi, yaitu dapat meningkatkan
porus mikro pada permukaan gigi yang dipreparasi agar pada saat pemberian
komposit perlekatannya semakin kuat.
6. Desain preparasi harus maximum enamel substrate agar perlekatan kuat
Perawatan Teknik Pelapisan Tambahan (Incremental layering technique)

Perawatan teknik pelapisan tambahan ini dikhususkan untuk gigi anterior yang
menampakkan estetik wajah, dalam kasus ini adalah gigi insisif mesial, lateral, dan kaninus.
Pertama-tama strip mylar transparan diletakkan pada interproksimal. Kemudian dilakukan
teknik total etch atau etsa total dengan sistem adhesive dentin generasi 5 Adper Single Bond,
3M ESPE. Etsa dilakukan dengan 32% asam fosfat dan ditunggu 15 detik sebelum kemudian
dibilas dan dikeringkan. Selanjutnya, dua sampai tiga lapis bonding diaplikasikan dan
digosok dengan micro brush. Kemudian, gigi dialirkan air syringe dan light cure selama 10
detik.
Color map atau peta warna digunakan sebagai petunjuk atau rencana desain
perawatan yang akan dilakukan. Lapisan pertama komposit digunakan untuk bagian palatal
sebagai scaffolding, yaitu penyangga sementara yang nantinya akan diatur lagi shade dan
opacity-nya. Silicone putty matrix dibasahi dengan composite wetting resin untuk aplikasi
komposit. Sisi lingual di-light cure. Pada pelapisan selanjutnya, komposit shade B1E
digunakan di area proksimal untuk memperjelas batas proksimal menggunakan Filtek
Supreme XT. Material komposit dibentuk dengan alat Greenstain color composite
instrument. Lapisan berikutnya, ditambahkan komposit dengan chroma lebih tinggi untuk
servikal menggunakan shade A2B2 Synergy Duo. Lapisan in dibentuk dengan Greenstain
instrument. Kemudian, #3 Artist brush digunakan bersama wetting resin Ultradent untuk
menghilangkan pori atau ruang hampa pada lapisan komposit Langkah berikutnya, komposit
diratakan ke arah insisal dengan brush. Sementara itu, veneer dibentuk menggunakan
material dentin shade.
Dekat sudut insisal, material dibentuk irreguler seperti bentuk mamelon insisif
dengan P1 composite instrument. Komposit hybrid shade B0.5 diaplikasikan pada insisal
untuk memberi efek ‘halo’ memakai Greenstein instrument. Area di antara lobe mamelon
diisi dengan komposit translusen kebiruan untuk menambah translusensi insisal. Lapisan
terakhir B1E diaplikasikan pada permukaan untuk menyempurnakan veneer. Digunakan #2
artist brush untuk menghaluskan, mengkontur, dan mengukir lapisan komposit sampai tahap
curing. Curing dilakukan selama 40 detik. De-ox gel diaplikasikan pada seluruh permukaan
veneer. Contouring, refining, finishing pun dapat dilakukan. Teknik pelapisan tambahan ini
dilakukan untuk gigi 9,7,10,6,11. Gigi kaninus menggunakan chroma yang sedikit lebih
tinggi untuk bagian servikal yaitu A3B3 dan A2B2.
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum perawatan :

1. Resin yang berlebihan harus dihilangkan dari permukaan restorasi dan margin
menggunakan pisau bedah Bard-Parker # 12.
2. Oklusi diperiksa dan disesuaikan dengan football- shaped carbide, begitu pula dengan
bagian anterior dan lateral juga harus disesuaikan.
3. Bentuk anatomi utama dan contour dibuat dengan menggunakan carbide finishing burs.
4. Sudut garis dan bagian yang menonjol pada permukaan labial semua permukaan veneer
ditandai dengan menggunakan pensil. Hal ini dilakukan agar dapat mempertahankan dan
menyempurnakan anatomi utama.

Gambar 2. Sudut garis dan bagian yang menonjol ditandai menggunakan pensil

Langkah selanjutnya dilakukan untuk memulai perawatan, yaitu:

1. Bagian yang berlebihan dipotong menggunakan 10-bladed carbide finishing bur, begitu
pula dengan contour. Hal ini dilakukan karena secara selektif dapat memindahkan
komposit sambil mengkonservasikan enamel.
2. Tiga bidang kontur wajah dipertegas tanpa meratakan sudut garis.
3. Membuat permukaan halus yang siap untuk dipoles menggunakan 20-bladed car- bide
bur. Namun, untuk bagian ruang interproksimal dan daerah transisi di margin gingiva
menggunakan Safe End burs SE3 dan SE4.
4. Contour harus diperbaiki, lekukan yang sesuai harus dibuat, dan anatomi sekunder dibuat
dengan menggunakan Coarse rubber abrasive points and wheels dan Sof-Lex pop-on
discs.
5. Finishing dan polishing dilakukan pada daerah interproksimal dengan menggunakan 2
keping plastic abrasive.
6. Veneer dipoles dengan menggunakan fine rubber abrasive points dan sikat dengan bulu
silikon carbide.
7. Pasta polishing komposit berbasis alumunium oksida (enamelize, cosmedent)
diaplikasikan dengan felt cone dan digunakan dengan tekanan ringan untuk
menghasilkan kilau yang halus.
8. Menggosok seluruh permukaan dry veneer dengan felt cone dengan kecepatan tinggi
tetapi tekanannya sangat rendah.

Gambar 3. Gambar retraksi pra operasi dan pasca operasi yang menunjukkan
penciptaan estetika alami yang mulus dengan efek internal dan tembus cahaya.

Gambar 4. Gambar pra operasi dan pasca operasi yang menunjukkan bentuk anatomis gigi
insisivus dan kaninus yang sangat baik, chroma kaninus yang lebih tinggi, dan lekukan insisum
yang terbentuk sempurna.
Kesimpulan

Restorasi resin komposit dapat menggantikan struktur gigi yang hilang dengan sangat
cepat dan konservatif dengan hasil estetik yang sangat baik. Luasnya variasi pilihan shade,
translusensi, dan opasitas membuat dokter gigi dapat memilih warna yang paling cocok
dengan kebutuhan pasien sehingga memberi hasil akhir yang sangat aesthetic dan restorasi
dapat terlihat seperti jaringan hidup gigi. Komposit dengan teknologi nano membuat operator
mampu mengkombinasikan fracture streght yang tinggi dan longterm polishability. Pada
kasus ini, telah dibuktikan bahwa direct veneer dengan resin komposit dapat menjadi pilihan
yang sangat konservatif dengan hasil estetik yang sangat baik dan menghasilkan kepuasan
pasien. Ekspektasi pasien telah lebih dari terpenuhi, dan dengan kata lain, pasien merasa
sangat puas.
Daftar Pustaka

Hatkar, Prashan. 2010. Preserving Natural Tooth Strucuture with Composite Resin.
Journal of Comestic Dentistry. Vol 26. No 3. Hal 26-36.

Sheikh Z, Ghazali NZ, Sheikh A. 2015. Direct Composite Resin Veneer Technique: A
Clinical Case Report of Management of Misaligned Dentition. International Dental Journal of
Student’s Research. Vol 3. No 1. Hal 34-39.

Anda mungkin juga menyukai