Anda di halaman 1dari 4

Gustafson and Koch

Gustafson (1950) adalah ilmuan pertama yang memperkenalkan metode ilmiah dalam estimasi umur
gigi. Ada enam karakteristik gigi yang menjadi parameter utama dalam temuannya antara lain deposisi
dentin sekunder, atrisi, resesi gingiva, pembentukan sementum, resorpsi akar dan translusensi akar.
Metode Gustafson ini termasuk invasif karena memerlukan ekstraksi gigi.

Estimasi usia pada orang dewasa dipublikasikan oleh Gustafson tahun 1950, studi ini menilai usia
dewasa dengan mengevaluasi 6 perubahan pasca pembentukkan yang dapat diobservasi pada gigi
manusia yakni, atrisi, periodontitis, dentin sekunder, aposisi sementum, resorbsi akar, dan translusensi
akar. Teknk ini memerlukan ke6 kriteria tersebut untuk di evaluasi dan kemudian diberikan skor antara 0-
3 tergantung pada derajat progressive change. Ke6 skor tersebut dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam
rumus yang hasilnya akan memberikan estimasi 95% populasi.

Metode ini merupakan penentuan usia berdasarkan perubahan makrostruktural gigi geligi. Skala nilai
adalah 0,1,2,3 . nilai masing2 perubahan dijumlah (X) dan kemudian dihitung dengan rumus : Y=3,52X +
8,88. Sampel yang digunakan adalah gg insisif dengan standar error sekitar 4,5 tahun.
T1 : tidak ada , T2: meluas ke 1/3 apikal Akar, T3: meluas ke 2/3 apikal akar.

Nolla

Metode Nolla, membagi periode klasifikasi gigi permanen 10 tahap. Dimulai dari terbentuknya benih
gigi hingga penutupan foramen apical gigi. Pembentukan krepi hingga penutupan apeks akar gigi yang
dapat idlihat pada foto radiografi -> tingkat 1. Dan selanjutnya sampai penutupan apeks akar gigi adalah
tingkat 10. Masing2 tahapn juga diberi nilai skor dengan foto panoramic cukup menggunakan 1 ssi dgn
mengabaikan gigi molar 3. Gigi permanen RA dan RB dianalisis, dicocokkan tahapannya dan diberi skor.
Skor Masing2 tahapan kemudian ditotal

Johanson

Metode johanson, membuat diagram yang disimpulkan sebagai triangle one yaitu 4 landmark dari
formasi gigi. Stadium mineralisasi gigi, tahap formasi akar, dan penutupan foramen apical gigi.

Teknik johanson sectioning merupakan modifikasi metode Gustafson. Metode ini merekomendasikan
pemeriksaan oklusi gigi dan mencatat jumlah jumlah gigi yang ada,lokasinya, dan potential habits.
Penggunaan beberapa gigi berakar satu dari kedua rahang seharusnya dipertimbangkan. Giginya
dipotong dalam bidang buko-lingual menjadi potongan 0,25mm sepanjang bagian terlebar dari pulpa gigi.
Keenam gigi tersebut kemudian diamati dan dinilai berdasarkan 6 kriteria berdasarkan modified Gustafon
7 stage system. Ketika menggunakan beberapa gigi, nilai rata-rata dari setiap variabel dandimasukkan ke
dalam formula regresi yang secara berbeda mengukur keenam kriteria,namun tidak memungkinkan untuk
perbedaan gender, ras, dan posisi gigi. The Johnason Regression fomula menghasilkan estimasi usia
dan dua tingkat error standard deviasi yaitu sekitar 10 tahun ketika menggunakan beberapa gigi dan 16
tahun saat menggunakan satu gigi. Johanson mengusulkan amandemen dalam metode Gustafson. Dia
menyarankan tujuh kelas (0, 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5, dan 3) untuk enam kriteria yang sama. Ketebalan
potongan gigi 0,25 mm direkomendasikan untuk evaluasi transparansi akar yang lebih baik, dan rumus
regresi berganda berikut disarankan Age = 11.02 + (5.14 × A) + (2.3 × S) + (4.14 × P) + (3.71 × C) +
(5.57 × R) + (8.98 × T)

Attrition of the enamel (A) Secondary dentin deposit (S) Alteration/recession of periodontal ligament (P)
Cementum apposition (C) Root resorption (R) Transparency/translucency of dentin (T).

Demirjian

Metode Demirjian. Metode ini didasarkan pada perkembangan 7 gg permanen bawah kiri melalui
foto rontgen panoramic. Didasarkan pada kriteria bentuk dan nilai relative dan bukan pada panjang
mutlak gigi. Hanya terdapat 1 kriteria, harus dipenuhi untuk mencapai tahap tertentu. Jika terdapat 2
kriteria, maka dianggap terpenuhi jika yang pertama telah ditemukan. Jika terdapat 3 kriteria, maka 2
pertama harus ditemukan agar dianggap terpenuhi. Analisis statistik skor maturase digunakan untuk
masing-masing gigi dari 7 gigi dari tiap-tiap tahap dari 8 tahap perkemmbangan. Standar perhitungan
anak laki-laki dan perempuan dipisah.

Demirjian menggunakan penilaian gigi yang diubah kedalam skor dengan menggunakan tabel
untuk anak laki-laki dan anak perempuan secara sendiri-sendiri. Semua skor untuk masing-masing gigi
dijumlah dan skor maturasi dihitung. Skor maturase kemudian dikonversi langsung kedalam usia gigi
dengan menggunakan tabel konversi.
Bang and Ram

Menggunakan metode translusensi dentin, saat usia bertambah maka translusensi dentin akan
meningkat kearah mahkota. Variasi ini terjadi karena penurunan diameter tubulus dentin karena
peningkatan kalsifikasi intratubular.

Kagerer dan Grupe

Menyarankan bahwa mungkin untuk memperkirakan usia menggunakan garis incremental sementum
aseluler. Juga disarankan bahwa pita hipomineralisasi pada garis incremental memberikan indikasi
situasi seperti kehamilan, trauma skeletal, gangguan ginjal, dll. Kerugian utama dari metode ini adalah
membuthkan pencabutan gigi, jadi lebih layak pada jenazah daripada manusia yang masih hidup.

Anda mungkin juga menyukai