Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ANTROPOLOGI DENTAL

“SEXUAL DIMORPHISM IN PERMANENT MAXILLARY CANINES”


(Dimofirsme Jenis Kelamin Pada Gigi Kaninus Permanen Rahang Atas)

Disusun oleh :

Linda Agustin 155070401111004


Devi Puspitaningrum 155070401111008

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
SEXUAL DIMORPHISM IN PERMANENT MAXILLARY CANINES

GLORIA STAKA DAN VENERA BIMBASHI

1. Assistant Professor,Department of Prosthodontics, Dental School, Faculty of


Medicine, University of Prishtina, Prishtina, Republic of Kosovo
2. PhD Candidate, Dental Science, School of Dental Medicine,University of Zagreb,
Croatia

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan dimorfisme jenis
kelamin gigi kaninus permanen rahang atas pada penduduk Kosovo-Albania. Penelitian
dilakukan pada 204 gigi mahasiswa, yang dipilih dari mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi
di Fakultas Kedokteran Universitas Prishtina. Pada penelitian ini, media yang digunakan
dalam mengukur diameter mesiodistal dan bukolingual gigi kaninus permanen rahang
atas adalah model gips gigi dan calliper electronic digital Boss Jerman yang memiliki
akurasi ± 0,01 mm. Penelitian ini menggunakan perhitungan statistik deskriptif dan t-
test. Hasilnya menunjukkan bahwa di populasi Kosovo-Albania, memiliki diameter
mesiodistal dan diameter buccolingual gigi kaninus permanen rahang atas lebih besar
pada laki-laki daripada pada perempuan dan memiliki perbedaan signifikan secara
statistik (p <0,0001). Diameter bukolingual gigi kaninus rahang atas memiliki
persentase yang lebih besar (6,72%) daripada diameter mesiodistal (3,71%). Penelitian
menunjukkan bahwa gigi kaninus permanen rahang atas menunjukkan peberdaan yang
signifikan.

KATA KUNCI :
Diameter Mesiodistal, diameter Buccolingual, gigi kaninus rahang atas, dimorfisme
jenis kelamin, populasi Kosovo-Albania
LATAR BELAKANG

Gigi dikenal sebagai organ yang terbuat dari jaringan yang termineralisasi dan memiliki
resistensi yang tinggi terhadap pembusukan dan efek akibat agen - agen eksternal
(fisik, termal, mekanik, kimia atau biologi) sehingga dapat digunakan dalam bidang
antropologi, genetik, odontologis, evolusioner dan forensik. Diameter mahkota
mesiodistal gigi dikurangi dengan penggunaan interproksimal dan pengukuran
buccolingual, dapat membuktikan bahwa indikator tersebut lebih banyak digunakan
untuk identifikasi jenis kelamin Laki-laki dan wanita. Pada jenis kelamin laki - laki
memiliki mahkota gigi yang lebih besar dari pada wanita. Hal tersebut dikarenakan fase
amelogenesis gigi sulung dan permanen pada laki-laki terjadi lebih lama. Dimorfisme
seksual lebih menonjol gigi permanen daripada gigi sulung. Studi tentang gigi kaninus
permanen rahang atas dan rahang bawah memiliki beberapa keuntungan yaitu gigi
kaninus paling sedikit untuk dilakukan ekstraksi, kurang berpengaruh terhadap penyakit
periodontal, jarang terkena plak, kalkulus, dan abrasi dari menyikat gigi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi adanya dimorfisme pada jenis kelamin dalam
diameter mesiodistal dan diameter buccolingual dari rahang atas gigi kaninus permanen
dalam suatu populasi.
BAHAN DAN METODE
Pada penelitian ini menggunakan sampel 204 model gips gigi yang terbagi atas 101 pria
dan 103 wanita mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas
Prishtina. Kriteria sampel yaitu mahasiswa usia antara 18-25 tahun setelah erupsi
sempurna, morfologi terbentuk dengan baik, tidak karies, non-attrited, intact, jaringan
periodontal gigi sehat, tidak memiliki riwayat cleft palate atau perawatan orthodontic,
tidak memiliki riwayat restorasi prostetik gigi. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa gigi geligi tersebut relatif utuh, bebas dari patologi dan keausan, dengan
demikian dapat memaksimalkan informasi mengenai odontometri. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah gabungan dari 2 kelompok etnis yang berbeda,
yaitu Kosovo-Albania. Pada penelitian ini, dalam mengukur mesiodistal (MD) dan
buccolingual (BL) gigi kaninus permanen rahang atas menggunakan beberapa media,
seperti model gips gigi, digital elektronik calliper Boss, Jerman, yang memiliki akurasi±
0,01 mm. Dengan tujuan untuk mengetahui dimorfisme seksual secara keseluruhan.
Diameter mahkota mesiodistal didefinisikan sebagai mesiodistal dengan dimensi
terbesar, diambil sejajar dengan oklusal dan permukaan wajah. Diameter mahkota
buccolingual didefinisikan sebagai jarak terbesar antara bukal (atau labial) dan lingual
(atau palatina) permukaan, tegak lurus dengan diameter mesiodistal. Setiap
pengukuran diambil tiga kali dan rata-rata dari tiga nilai diperoleh untuk meminimalkan
kesalahan intraobserver. Penelitian ini mengunakan perhitungan statistik deskriptif yang
dihitung (nilai rata-rata, range, dan standar deviasi) untuk gigi kaninus rahang atas.
Dimorfisme Jenis kelamin yang signifikan secara statistik dalam odontometri pria dan
wanita yang diuji pada mahasiswa dengan tingkat signifikansi statistik p <0,05.
Persentase dimorfisme jenis kelamin dihitung menggunakan rumus yang diberikan oleh
Garn dan Lewis, sebagai berikut:
Seksual dimorphism =
[Xm / Xf] - 1 x 100

Keterangan :

Xm = nilai rata-rata untuk laki-laki

Xf = nilai rata-rata untuk perempuan.

Semua analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS 18 for Windows (SPSS


Inc.,Chicago, Illinoiss, USA) dan MS Excel (Microsoft Office, Windows 2007, USA).
HASIL

Hasil studi disajikan dalam bentuk tabel (Tabel 1-3). Terdapat hasil yang signifikan
secara statistik pada perbedaan antara pria dan wanita dalam diameter mesiodistal
mahkota gigi kaninus rahang atas permanen (laki-laki 7,81 ± 0,43 mm, wanita 7,53 ±
0,34 mm,
p <0,0001).

Tabel 1
(Dasar statistik deskriptif diameter mesiodistal gigi kaninus rahang atas)

Ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara pria dan wanita pada diameter
buccolingual mahkota gigi kaninus permanen rahang atas (laki-laki 8,57 ± 0,58 mm dan
perempuan 8,03 ± 0,54 mm, p <0,0001).

Tabel 2

(Dasar statistik deskriptif diameter buccolingual gigi kaninus rahang atas)


Diameter buccolingual gigi kaninus permanen rahang atas menunjukkan dimorfisme
jenis kelamin yang lebih besar 6,72% dari diameter mesiodistal gigi yang sama, 3,71%.

Tabel 3

(Dimorfisme jenis kelamin diameter mesiodistal dan buccolingual pada gigi kaninus rahang
atas)
PEMBAHASAN
Beberapa studi odontometri yang dilakukan pada lengkungan gigi manusia,
membuktikan bahwa ada perbedaan pola ukuran gigi antara jenis kelamin. Perbedaan
tersebut bervariasi antara populasi. Gigi kaninus menunjukkan derajat dimorfisme jenis
kelamin yang lebih tinggi dalam populasi, dan dijadikan sebagai salah satu gigi yang
digunakan dalam pemeriksaan post mortem karena gigi kaninus merupakan gigi yang
utuh dan tahan lama. Pada penelitian ini, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pengukuran gigi kaninus permanen rahang atas sisi kanan dan kiri
untuk kedua jenis kelamin. Pernyataan tersebut dilaporkan dalam studi sampel tiga
populasi, yaitu Mesir, Meksiko dan Amerika Serikat. Berdasarkan temuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam populasi Kosovo-Albania pengukuran satu sisi bisa
mewakilkan pengukuran sisi lain tidak bisa diakses. Meskipun demikian, terdapat juga
sebuah studi dengan temuan yang kontradiktif dimana penulis menyimpulkan ada
secara statistik terdapat perbedaan signifikan antara sisi kanan dan kiri kaninus rahang
atas. Perbedaan dapat dikaitkan dengan beberapa faktoryaitu, lingkungan, etnis dan
faktor nutrisi.

Dalam penelitian ini, secara statistik didapatkan hasil yang signifikan yaitu perbedaan
yang ditemukan pada MD dan BL gigi kaninus permanen rahang atas antara laki-laki
dan perempuan. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian lain yang mengamati hal itu,
laki-laki memiliki gigi yang lebih besar daripada perempuan. Dimorfisme jenis kelamin
dalam ukuran gigi kaninus dipengaruhi secara nyata oleh faktor genetik. Kedua
kromosom X dan Y memiliki keterlibatan. Kromosom Y adalah ukuran gigi dengan
mengendalikan ketebalan dentin, sedangkan kromosom X bertanggung jawab atas
modulasi ketebalan enamel. Dimorfisme jenis kelamin pada gigi disebabkan oleh
adanya dentin yang relatif lebih besar pada mahkota gigi laki-laki. Diameter servikal gigi
tidak dipengaruhi oleh keausan. Diameter servikal gigi terbukti lebih berguna daripada
diameter mahkota. Diameter servikal gigi kurang menguntungkan untuk pengukuran
diameter BL, tetapi sangat penting untuk pengukuran diameter MD, terutama pada gigi
anterior. Diameter BL rahang atas gigi kaninus permanen menunjukkan persentase
dimorfisme jenis kelamin yang lebih besar yaitu (6,72%) dibandingkan dengan diameter
MD kaninus rahang atas, yaitu (3,71%). Pada populasi Yunani modern, Taiwan Cina,
Populasi Mesir, dan Kaukasia memiliki dimorfisme jenis kelamin pada diameter MD yang
lebih kecil daripada diameter BL . Persentase dimorfisme jenis kelamin gigi kaninus
rahang atas pada populasi Albania Kosovo relatif tinggi. Ditemukan perbedaan
persentase dimorfisme gigi antara pria dan wanita berkisar antara 3-9%. Dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan yang bertanggung jawab atas variasi
dalam besarnya dimorfisme. Manusia dengan populasi yang berbeda mungkin
menunjukkan ekspresi yang berbeda pada dimorfisme jenis kelamin. Sehingga
menghasilkan dimorfisme jenis kelamin yang bervariasi.

KESIMPULAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa diameter mesiodistal dan buccolingual gigi
kaninus permanen rahang atas lebih besar pada laki-laki daripada perempuan dan
perbedaannya adalah signifikan secara statistik (P <0,0001). Pada populasi Kosovo-
Albania, diameter mesiodistal gigi kaninus rahang atas menunjukkan dimorfisme jenis
kelamin sebesar 3,71%, sedangkan diameter buccolingual sebesar 6,72%. Penelitian ini
menunjukkan bahwa gigi kaninus permanen rahang atas menunjukkan hasil yang
signifikan pada dimorfisme jenis kelamin dan dapat digunakan dalam investigasi
forensik sebagai tambahan untuk menentukan jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai