Anda di halaman 1dari 14

DISKUSI MODUL

PERIODONSIA :
OCCLUSAL
ADJUSMENT
Adinda Rachmalia Dwi Utami
J530195018
Pengertian
Jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Jaringan ini
merupakan jaringan yang mendukung dan mengelilingi gigi dan berfungsi meredam tekanan oklusi yang diterima
oleh gigi. Jaringan periodontal mempunyai batas ambang menahan tekanan oklusi, bila tekanan ini berlebih dapat
mencederai jaringan periodontal disekitarnya.

Periodontitis didefinisikan sebagai kondisi inflamasi gingiva yang disertai perubahan patologis serat kolagen pada
sementum, migrasinya epitel penyatu ke arah apikal, dan kehilangan tulang yang dapat dideteksi secara radiografi.
Etiologi penyakit periodontal adalah multifaktorial. Salah satu faktor yang dianggap bertanggungjawab dalam
inisiasi inflamasi penyakit periodontal adalah trauma karena oklusi.

Oklusi traumatik pada periodontal menyebabkan peningkatan mobilitas tetapi tidak menyebabkan hilangnya
perlekatan. Pada struktur periodontal yang meradang, oklusi traumatik menyebabkan penyebaran inflamasi pada
puncak tulang alveolar sehingga menyebabkan kehilangan tulang.
Trauma Oklusi
Trauma oklusi adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang melebihi kapasitas adaptasi
jaringan periodonsium. Trauma oklusi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan etiologi yang terjadi,
yaitu:

1. Trauma oklusi primer/Primary Occlusal Trauma: kerusakan dihasilkan oleh kekuatan berlebih pada 1 atau
lebih gigi dengan kondisi normal. Contohnya seperti restorasi yang tidak baik (high restoration), bruxism,
ekstrusi, dan pergerakan orthodonti.
2. Trauma oklusi sekunder/Secondary Occlusal Trauma: kerusakan dihasilkan dari kekuatan oklusi yang normal
pada 1 atau lebih gigi dengan kondisi yang inadekuat.
3. Kombinasi trauma oklusi/Combined Occlusal Trauma: kerusakan disebabkan kekuatan oklusi yang berlebih
pada kelainan periodontium. Pada kasus seperti inflamasi gingiva, poket, dan kekuatan oklusi berlebih
menyeluruh dari pergerakan parafungsional.
Beberapa indikator trauma oklusi berdasarkan klinis dan gambaran radiografi:
1. Klinis:
− Mobiliti (progresif)
− Nyeri saat diperkusi
− Fremitus
− Prematur oklusi/diskrepansi
− Migrasi gigi
− Sensitif thermal
1. Gambaran radiografi:
− Bone loss (furkasi; vertikal; sekeliling)
− Resorpsi akar
Oklusal Adjusment
Oklusal adjustment (penyelarasan oklusi) merupakan tindakan untuk mengembalikan hubungan
fungsional sehingga terciptanya hubungan oklusal yang dapat memberikan stimulasi fungsional
yang dibutuhkan periodonsium, dalam hal ini prosedur penyelarasan oklusal yang dikemukakan
dibatasi pada prosedur pengasahan gigi saja. Prosedur yang demikian dinamakan sebagai
koronoplastik (coronoplasty) atau pengasahan selektif (selective grinding).
Indikasi penyesuaian oklusal Kontraindikasi penyesuaian oklusa
1. Untuk mengurangi kekuatan traumatik pada gigi yang 1. Selective grinding tanpa pengetahuan pra
memperlihatkan: perawatan yang teliti, dokumentasi, dan
- Peningkatan mobiliti atau fremitus untuk mendorong mengedukasi pasien.
perbaikan pada perlekatan periodontal.
- Ketidaknyamanan selama kontak oklusi atau saat 2. Profilaksis adjustment tanpa bukti-bukti tanda dan
berfungsi. gejala dari trauma oklusal.

2. Untuk mencapai hubungan fungsional dan efisiensi 3. Sebagai perawatan primer dari inflamasi mikrobial
pengunyahan berhubungan dengan restorasi, penyakit periodontal.
orthodonti, bedah orthognati atau trauma rahang yang
diindikasikan. 4. Perawatan pada pasien dengan riwayat bruxism
tanpa bukti kerusakan, pathosis atau nyeri.
3. Sebagai terapi yang mungkin mengurangi kerusakan
dari kebiasaan parafungsional. 5. Ketika keadaan emosional pasien mempengaruhi
hasil yang baik.
4. Untuk membentuk kembali gigi yang berkontribusi
mencederai jaringan lunak. 6. Ekstrusi parah, kegoyangan, atau malposisi gigi
yang tidak merespon hanya dengan selective
5. Untuk memperbaiki hubungan tepi marginal dan grinding saja
tonjolan yang berkontribusi menjadi food impaksi..
Langkah penanganan kasus periodontal
● Penentuan diagnosis : Periodontitis et cause Traumatic Oklusi.
● Prognosis : Baik dan Sedang.
● Menentukan rencana perawatan :
Initial therapy : KIE, SRP, pengecekan ulang (OHI, BOP, GI, PI dan Mobiliti),
Oklusal adjusment
 Kontrol
 Fase maintenance :
DHE, instruksi pasien untuk kontrol berkala, instruksi pasien untuk
melakukan perawatan untuk menghilangkan faktor etiologi.
Prosedur Koronoplasti (Selective Grinding)
Prosedur koronoplastik dalam terapi periodontal baru dilakukan setelah inflamasi gingiva dan pocket periodontal
tersingkirkan.

Ada beberapa metoda koronoplastik yang diperkenalkan oleh para pakar. Pada dasarnya koronoplastik dapat
dibedakan atas:
1. Koronoplastik komprehensif : dilakukan apabila cedera akibat trauma melibatkan banyak gigi sehingga
diperlukan perubahan posisi mandibula.
2. Koronoplastik setempat dilakukan apabila cedera akibat trauma hanya melibatkan satu atau beberapa gigi saja.
Pada kasus penyakit periodontal kebanyakan yang diindikasikan adalah koronoplastik setempat.

Secara garis besar prosedur pengasahan selektif/koronoplastik setempat terdiri atas tahapan berikut:
3. Menjelaskan pengasahan selektif pada pasien.
4. Penyelarasan posisi interkuspal untuk mendapatkan kontak yang simultan dengan banyak titik kontak.
5. Penyingkiran kontak yang berlebihan pada gigi dalam posisi interkuspal.
6. Pemolesan permukaan gigi.
Alat dan Bahan
1. Diagnostik set
2. HP Low speed
3. Bur flamed diamond
4. Tappered bur diamond
5. Artikulating Paper
6. Rubber Cup White
1. Menjelaskan pengasahan selektif pada pasien :
Pasien perlu lebih dulu dijelaskan bahwa pengasahan yang hendak dilakukan bukan
untuk memendekkan giginya, melainkan mengubah bentuknya sehingga dapat
berfungsi secara lebih baik. Pasien harus diberi pengertian bahwa oklusi dapat berubah
akibat pemakaian, dan pada kunjungan-kunjungan berkala berikutnya kemungkinan
terjadinya perubahan kembali harus tetap diperhatikan.
2. Penyelarasan posisi interkuspal untuk mendapatkan kontak yang
simultan dengan banyak titik kontak.
Untuk melakukan prosedur ini, prematuritas harus diidentifikasi berdasarkan gerak
mandibula pasien sendiri tanpa bantuan tangan operator. Untuk pengungkapan
prematuritas pada posisi interkuspal, alat pendeteksi diletakkan pada daerah yang
hendak diperiksa. Alat pendeteksi bisa berupa kertas artikulasi (articulating paper)
Setelah alat pendeteksi ditempatkan pada posisinya, kepada pasien diinstruksikan
untuk mengkatupkan gigi belakang kiri dan kanan secara bersamaan, pelan-pelan dan
sekuat-kuatnya.

Bila menggunakan kertas artikulasi, daerah prematuritas ditandai


dari ketebalan warna kertas yang melekat ke permukaan gigi.
Daerah prematurius ditandai dengan warna tebal dari articulating
paper
Prosedur dasar untuk mengkoreksi prematuritas oklusal

a. Memperdalam alur.
Memperdalam alur (grooving) adalah prosedur
untuk mengembalikan kedalaman alur pertumbuhan
(developmental groove) yang telah menjadi dangkal
akibat keausan oklusal. Prosedur ini dilakukan
dengan bur berbentuk runcing sampai diperoleh
kedalaman yang sesuai.
b. Membulatkan.
Membulatkan (spheroiding) adalah prosedur untuk
mengurangi prematuritas dan memperbaiki kontur
gigi. Alat yang digunakan adalah flame bur.
c. Meruncingkan (pointing) adalah prosedur untuk Ada dua hal yang harus diperhatikan
memperbaiki kembali kontur tonjol gigi yang dalam pengasahan gigi, yaitu:
runcing. Alat yang digunakan adalah bur tappered
diamond. Bila kontak gigi dengan gigi antagonisnya
berada tidak pada posisi yang tepat,
koreksi dilakukan untuk menciptakan
kontak tonjol yang lebih ideal.

Bila kontak gigi terlalu tinggi (keadaan


suprakontak yang sebenarnya), koreksi
dilakukan dengan memperdalam
kedalaman fossa atau mengurangi tinggi
tonjol gigi tergantung pada hubungan
fossa-tonjol gigi individu. Bila yang
dilakukan berupa pengurangan tinggi
tonjol gigi, harus diperhatikan jangan
sampai mengurangi dimensi vertikal pada
gigi posterior.
3. Penyingkiran kontak yang berlebihan
pada gigi anterior pada posisi interkuspal 4. Pemolesan permukaan gigi

Permukaan gigi yang telah diasah akan


Dalam keadaan normal, gigi anterior hanya menjadi kasar. Untuk itu permukaan gigi
berkontak ringan atau tidak berkontak sama sekali yang diasah harus dilicinkan dan dipoles
dengan gigi antagonisnya. sehingga terasa lebih nyaman bagi pasien.
Untuk menguji apakah penyelarasan pada posisi
Pemolesan gigi dengan menggunakan
interkuspal telah selesai, dapat digunakan
pedoman berikut: rubber cup white.
 Pola kontak gigi geligi sudah bilateral, stabil
dengan banyak titik kontak. Setelah melakukan perawatan, cek ulang
 Apabila kertas artikulasi ditaruh pada gigi kembali oklusi. Kemudian pasien Pasien
posterior, terasa bahwa setiap titik kontak harus diberi pengertian bahwa oklusi dapat
yang ada sama kuatnya menahan kertas berubah akibat pemakaian, dan pada
artikulasi apabila kertas tersebut ditarik. kunjungankunjungan berkala berikutnya
 Pasien tidak merasakan adanya perbedaan
antara sisi kiri dengan sisi kanan apabila dia
kemungkinan terjadinya perubahan
mengkatupkan gigi gerahamnya secara pelan- kembali harus tetap diperhatikan. Bukan
pelan dengan sekuat-kuatnya. tidak mungkin bahwa pada masa
mendatang perlu dilakukan pengasahan

Anda mungkin juga menyukai