Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koronoplasti merupakan mekanisme eliminasi dari kontak supra oklusal yang mungkin ada
selama pergerakan fungsional. Ini diilakukan dengan pengurangan area oklusal secara selektif
untuk membangun hubungan fungsional yang menguntungkan bagi periodonsium dengan
membentuk reshaping gigi (grinding), terapi alat intra oklusal dan pergerakan ortodontik serta
bedah ortognatik. Pengaruh lingkungan lokal pada periodonsium dipengaruhi oleh oklusi gigi.
Salah satu perusak lingkungan yang memiliki dampak buruk pada periodonsium adalah kekuatan
oklusal yang berubah. koronoplasti dilakukan untuk menghilangkan kekuatan yang tidak
diinginkan dan untuk menghasilkan kekuatan yang menguntungkan bagi jaringab periodonsium.

Posisi dan lengkung gigi dipertahankan oleh keseimbangan antara kekuatan oklusi dan otot-
otot mulut. Ketika keseimbangan ini terganggu, perubahan dalam lingkungan fungsional dapat
merusak jaringan periodontium.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan adalah untuk membahas mengenai peran koronoplasti dalam
perawatan kelainan periodontal.

C. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai peran koronoplasti
dalam perawatan kelainan periodontal.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Oklusi
Oklusi dapat didefinisikan sebagai hubungan bidang miring oklusal dengan gigi ketika
rahang ditutup, disertai dengan kontak proksimal yang benar dan posisi aksial dari semua gigi
dan pertumbuhan normal, perkembangan, lokasi dan korelasi dari berbagai jaringan dan bagian
yang terkait.1 Ash dan Ramfjor mendefinisikan oklusi sebagai posisi ketika gigi rahang atas
dan rahang bawah intercuspate satu sama lain dalam segala posisi dan pergerakan mandibula.2

Tiga kelas oklusi fungsional telah diidentifikasi, yaitu oklusi fisiologis, oklusi non
fisiologis dan oklusi terapeutik. Tujuan optimal dari oklusi terapeutik adalah eliminasi
supracontact oklusal yang tidak diinginkan dan menciptakan posisi mandibula yang stabil.1

Pedoman dasar oklusi terapeutik adalah:

1. Evaluasi prematur oklusi gigi

2. Merencanakan perubahan oklusal

3. Evaluasi pasca perawatan dari oklusi gigi.

B. Prinsip Koronoplasti

1. Kerusakan jaringan & mobilitas gigi yang disebabkan oleh kekuatan oklusal yang dapat
dihentikan jika kekuatan oklusal yang tidak diinginkan dieliminasi oleh koronoplasti.

2. Koronoplasti harus dilakukan hanya setelah peradangan di sekitar gigi terkontrol

Tujuan dari koronoplasti adalah untuk menghilangkan secara mekanik semua supracontact
oklusal dalam fungsi & parafungsi

2
Indikasi Koronoplasti:

1. Trauma oklusi

2. Penyesuaian oklusal preventif.

3. Perencanakan rekonstruksi oklusal.

4. Untuk meningkatkan hubungan fungsional antar gigi.

C. Koronoplasti Dalam Perencanaan Perawatan

Oklusi biasanya disesuaikan setelah peradangan gingiva mereda. Aspek patogenesis dan
penyembuhan trauma akibat oklusi menunjukkan bahwa manfaat koronoplasti tidak terlihat jika
peradangan tidak dihilangkan terlebih dahulu.

Jika peradangan dihilangkan sebelum koronoplasti, peningkatan kehilangan perlekatan


klinis dapat diperoleh. Jika oklusi disesuaikan sebelum peradangan diatasi, mungkin harus
disesuaikan kembali setelah kesehatan pulih.

Urutan perawatan harus dimodifikasi dalam kondisi-kondisi berikut ini:

1. Pada soket infraboni

2. Pada operasi mukogingiva,

3. jika mobilitas gigi berlebihan & dicurigai ada gigi fraktur

Moller telah mengkarakteristikkan ICP sebagai working position karena pentingnya sebagai
posisi titik masuk dan keluar saat mengunyah. Ketidakstabilan dalam ICP menyebabkan ada
hambatan refleks dari otot pengunyahan & meningkatkan kontrol neuromuskular diatas posisi
mandibula.

RCP sebagai titik paling belakang dari oklusal untuk koronoplasti jarang diindikasikan
karena aktivitas ototnya lebih positif daripada ICP. Perbedaan antara ICP & RCP lebih dari 2mm
besarnya harus dievaluasi secara hati-hati untuk CP karena dapat menginduksi aktivitas otot yang
meningkat.

3
.

D. Analisis Oklusal

Sebelum melakukan koronoplasti, gips harus dibuat. Hal ini dapat berguna sebagai rekam
data selama prosedur & selam kunjungan selanjutnya. Percobaan pada gips memungkinkan
latihan penyesuaian yang direncanakan dengan keyakinan & efisiensi yang lebih besar.

Bahan yang diperlukan untuk mengidentifikasi kontak gigi abnormal & untuk melakukan
koronoplasti adalah

1. Occlusion registration strips

2. Occlusion indicator wax

3. Blue articulator paper

4. Green red marking ribbon

5. Micromotor

E. Informed Consent

Dokter harus menjelaskan bahwa gigi tidak akan dihabiskan, namuni dibentuk sehingga
dapat berfungsi lebih baik. Pembentukan dilakukan di daerah di mana kerusakan gigi jarang
terjadi.

F. Oklusi Seimbang

Istilah oklusi seimbang mengacu pada kontak simultan antara segmen posterior kanan dan
kiri lengkung rahang dalam perjalanan lateral mandibula dan antara segmen posterior dan anterior
lengkung rahang dalam perjalanan protrusif. Kontak mesiotrusif selama fungsi dapat
menimbulkan risiko kerusakan pada periodontium

Korioth et al menyatakan bahwa gaya tekan kondilus yang lebih tinggi terjadi dengan oklusi
seimbang. De Amico menyatakan bahwa gigi kaninus maksila berperan dalam memandu

4
mandibula agar gigi posterior menutup dengan oklusi kekuatan horizontal yang minimum. Dokter
gigi harus mempertimbangkan kebutuhan masing-masing individu, daripada mencoba oklusi
standar untuk semua pasien. Tujuan klinis penyesuaian ICP & RCP adalah untuk mengurangi
supracontacts. Terdiri atas grooving, spheroiding dan pointing.

G. Tahapan Koronoplasti

1. Prematuritas retrusif dihilangkan.

Langkah ini adalah untuk menghilangkan supracontacts yang mengganggu saat


penutupan dengan posisi mandibula posterior ke RCP bilateral yang stabil.

Dapat dikatakan penyesuaian terhadap hambatan saat retrusif hanya selesai ketika
kondisi berikut ini tercapai.

a. Pola kontak bersifat bilateral dengan beberapa titik kontak.

b. Pergeseran deflektif dengan dorongan lateral dari RCP ke ICP telah dihilangkan.

c. RCP dan ICP mendekati dimensi vertikal oklusi yang sama.

d. Jalur dari RCP ke ICP harus dalam arah sagital.

e. Penutupan gigi yang berulang bersamaan dalam posisi engsel menghasilkan suara
resonansi yang tajam.

2. Sesuaikan ICP untuk mencapai kontak yang stabil dan simultan.

Ini adalah langkah utama dalam koronoplasti. Tujuannya adalah untuk mencapai ICP
yang stabil & untuk memperbaiki hubungan anatomi oklusal. Identifikasi supracontacts
tanpa arahan tangan operator adalah perlakuan utama dari langkah ini.

Tujuan penyesuaian ICP adalah untuk mencapai stabilitas oklusal. Dua syarat utama
harus dipenuhi untuk memenuhi tujuan penyesuaian ICP.

5
Jika kontak berada pada posisi yang tidak menguntungkan pada gigi, koreksi dilakukan
untuk mendukung posisi kontak yang lebih ideal & jika ada kontak supra, harus dibuat fossa,
mendalamkan atau menghilangkan ketinggian cuspal

3. Tes terhadap kontak oklusal berlebih pada insisivus saat ICP

Menurut Mac Donald et al, gigi insisivus harus sedikit keluar dari kontak atau kontak
ringan di atas jumlah maksimum gigi

4. Eliminasi kontak protrusif posterior.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mencapai kontak bilateral yang terdistribusi
dengan baik pada tepi insisal pada gigi insisivus rahang atas dan rahang bawah. Kontak
protrusive dikurangi untuk memberikan panduan kontak bilateral yang mulus di sepanjang
jalan mendekati posisi protrusive yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Mengurangi prematuritas mediotrusif

Sangat penting untuk mengidentifikasi gangguan mesiotrusif yang timbul dari RCP &
ICP. Menurut Helsing et al, probabilitas kontak supra mediotrusif adalah sekitar 84,2% dari
orang sehat yang secara rutin diamati sebagai aspek miring pada gigi molar 1 dan 2.

6. Prematuritas laterotrusif

Pada orang dewasa yang sehat, bimbingan secara lateral didominasi oleh kaninus &
premolar. Gigi taring paling sering terlibat. Kurangnya bimbingan yang memadai di daerah gigi
meningkatkan risiko supracontact molar gigi tunggal yang dapat menghasilkan trauma pada
gerakan fungsional dan parafungsional. Grinding lebih baik dibatasi pada cusp rahang atas karena
grinding cusp mandibula membahayakan cusp ICP fungsional.

Pada titik koronoplasti ini, semua supracontact yang ditargetkan telah dihilangkan atau
dikurangi. Faktor oklusal yang tidak diinginkan harus dimodifikasi. Perawatan harus dilakukan
untuk menghindari mengubah atau mengeliminasi hubungan kontak oklusal yang sebelumnya
tercapai.

Faktor oklusal yang tidak diinginkan termasuk gigi ekstrusi, plunger cusps, marginal ridge
yang tidak rata, gigi yang rotasi, malposisi & miring, facet & aus pada oklusal, dll.

6
Menghilangkan ketidakharmonisan oklusal saat awal CP penting dan diperbolehkan, tetapi harus
tanpa merusak stabilitas oklusi di masa depan.

7. Disharmoni ketidakharmonisan oklusal

8. Pemeriksaan Hubungan Kontak.

Hubungan kontak gigi di semua posisi dan segala pergerakan diperiksa ulang.

9. Poles semua permukaan terlalu tertekan untuk membuat pasien merasa nyaman,
permukaan oklusal dihaluskan dan dipoles.

BAB V
KESIMPULAN

7
Tujuan utama dalam terapi oklusal adalah untuk mempertahankan atau mencapai stabilitas
oklusal. Perhatian pertama dalam perencanaan perawatan oklusal adalah apakah akan mengubah
posisi mandibula dengan koronoplasti. Jika posisi mandibula dinilai cukup, tujuannya adalah
untuk mempertahankan oklusi yang ada untuk menghilangkan intervensi yang terisolasi selama
terapi. Ada bukti bahwa koronoplasti memberikan stabilitas yang lebih baik jika oklusi dan
metode penyesuaian oklusal menciptakan hubungan oklusal permanen. Oklusi harus diperiksa
secara berkala dan pasien harus selalu diberi pengertian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Malathi K, Anand AJ, Karthikeyan R. Coronoplasty. Journal of Dental and Medical


Sciences (IOSR-JDMS). Sep 2014; Volume 13, Issue 9 Ver.I.64-67

8
2. Singh M. Coronoplasty: Unexplored treatment modality in periodontal Therapy. Internat
ional Journal of Current Research. 2018; Vol. 10. 72253-72256,

Anda mungkin juga menyukai