dianggap sebagai gangguan oklusal. Bernhard el al. meneliti hubungan potensial antara
gangguan oklusal dinamis dan gejala penyakit periodontal pada gigi posterior berdasarkan
studi epidemiologi cross-sectional berjudul, “Study of Health in non-working side contact and
increased probing depth and attachment loss” (Bernhardt, 2006). Faktor predisposisi
gangguan oklusal adalah kurangnya keseimbangan, pengunyahan secara unilateral,
kehilangan gigi dan gangguan trauma relasi sentris.
Rencana perawatan: Saat merencanakan perawatan untuk pasien, hal-hal berikut harus
diingat:
Informed consent: Pasien sering khawatir tentang apakah coronoplasty akan mengubah
penampilan mereka, menyebabkan kerusakan gigi, atau meningkatkan sensitivitas gigi. Oleh
karena itu, kewajiban dokter untuk menjelaskan kepada mereka bahwa gigi tidak akan
dikurangi, tetapi dibentuk kembali sehingga berfungsi lebih baik.
Langkah-langkah coronoplasty: Coronoplasty dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai tahapan yang berbeda, terutama jika area yang akan dikoreksi hanya melibatkan
beberapa gigi. Namun, ketika dicapai coronoplasty yang komprehensif, diperlukan
pendekatan tahapan demi tahapan, meskipun dokter yang berpengalaman cenderung
memadukan tahapan tersebut (Carranza, 1975). Serangkaian tahapan tersebut biasanya
diselesaikan melalui dua atau lebih kunjungan, dengan setiap kunjungan berlangsung tidak
lebih dari 30 menit. Urutan di mana coronoplasty dilakukan dapat disebutkan dalam tahapan
berikut:
Menurut Clyde Schuyler, penyesuaian oklusal dapat dibagi menjadi dua bagian
utama: penyesuaian kasar dan penyesuaian halus. Penyesuaian kasar dapat dilakukan
sebelum terapi jaringan lunak, tetapi penyesuaian halus biasanya mengikuti eliminasi
inflamasi dan infeksi. Jika gigi sangat goyang (sebagai akibat dari trauma oklusal sekunder)
atau mengalami gangguan yang parah, penyesuaian oklusal dilakukan sesegera mungkin.
Prosedur ini sederhana dan tidak rumit di mana perubahan mencolok, baik penampilan
maupun fungsi, dicapai dalam satu atau dua sesi grinding selama 15 menit.
Eliminasi prematuritas retrusif dan eliminasi pergeseran defleksi dari retruded contact
position (RCP) ke intercuspal position (ICP):
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengurangi supracontact yang mengganggu
penutupan batas posterior mandibula ke posisi retruded contact position (RCP) yang stabil.
Langkah ini menghasilkan eliminasi retruded contact position (RCP) ke intercuspal position
(ICP) dan menetralkan atau menghilangkan pergeseran retruded contact position (RCP) ke
intercuspal position (ICP).
Penyesuaian intercuspal position untuk mencapai kontak yang stabil, simultan, multipointed
didistribusikan secara luas: Tujuan tahapan ini adalah untuk mencapai intercuspal position
(ICP) yang stabil dan untuk memperbaiki hubungan anatomi oklusal. Gambaran utama
tahapan ini adalah identifikasi supracontact tanpa panduan dengan penyesuaian operatif
yang sama selama satu atau lebih kunjungan. Gigi posterior disesuaikan terlebih dahulu,
diikuti dengan penyesuaian gigi anterior secara konservatif. Di antara perubahan yang
biasanya dilakukan sehubungan dengan tahapan ini adalah:
Pengurangan cusp yang berlebihan pada kontak laterotrusif (working side): Pada
tahapan ini, kaninus yang menyebabkan disklusi dihilangkan karena mengarah ke
suprakontak molar gigi tunggal dan akhirnya mengakibatkan trauma pada gerakan
fungsional dan parafungsional (Reynolds, 1975 dan Scaife, 1961).
Memeriksa ulang hubungan kontak gigi: Dalam prosedur ini, hubungan kontak gigi di
semua posisi dan gerakan diperiksa ulang untuk memverifikasi pedoman yang membantu
menentukan hasil yang memuaskan melalui occlusal adjustment
Teknik finishing dan instruksi pasien: Pada tahapan ini, permukaan oklusal dihaluskan
dan dipoles sehingga terasa “nyaman” bagi pasien. Banyak situasi dalam terapi periodontal
yang memerlukan coronoplasty hanya satu atau dua gigi dan tidak diperlukan occlusal
adjustment. Pada kasus ini, coronoplasty lokal sering terbatas pada pengurangan
supracontact pada gigi yang terlibat (yaitu hanya dilakukan tahap 2, 4 dan 5). Keputusan
untuk memasukkan retruded contact position RCP) biasanya didasarkan pada penggunaan
retruded contact position (RCP) sebagai posisi referensi daripada sebagai posisi titik akhir
oklusal. Langkah-langkah berikut digunakan untuk coronoplasty:
Bruxism dan terapi alat: Istilah 'la bruxomanie' pertama kali diperkenalkan oleh Marie
Pietkiewicz pada tahun 1907. Istilah ini kemudian diadopsi sebagai 'bruxism' untuk
menggambarkan kertakan gigi yang terjadi tanpa tujuan fungsional. Bruxism didefinisikan
sebagai aktivitas parafungsional diurnal atau nocturnal yang meliputi clenching, bracing,
gnashing dan grinding gigi. Glossary of Prosthodontic Terms (GPT-8) mendefinisikan
bruxism sebagai “grinding gigi parafungsional atau kebiasaan oral yang terdiri dari kertakan,
grinding atau clenching non-fungsional yang tidak disengaja atau spasmodik selain dari
gerakan pengunyahan mandibula yang dapat menyebabkan trauma oklusal.”. Hal ini dapat
disebabkan karena stres psikis, iritasi dari poket periodontal, kebiasaan bruxing dan trauma
oklusal yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan pembentukan faset, gigi
lepas dan open contact.