UTS SMT 8
MATERI 1 ( ANNISA)
SURVEI KESGILUT
1. PERSONEL
1. Examiner : dokter gigi yang memeriksa pasien dalam kegiatan survey
● Setiap examiner yang berpartisipasi harus menjalani pelatihan dan
kalibrasi
● Seorang examiner selama pemeriksaan harus menyebut dengan suara
jelas dan lantang semua temuan pemeriksaan pada recorder
● Memeriksa kembali catatan temuan pada formulir survey
1
4. Reviewer : orang yg mereview kelengkapan data survey
● Penting bahwa setiap examiner mereview formulir penilaian yang telah
terkumpul setiap hari pada hari yang sama, untuk kelengkapan dan
keakuratan catatan.
● Mereview tahap pelaksanaan survei per hari
● Evaluasi sehingga keesokan hari survei berjalan lebih baik
2
3. INSTRUMEN
1. INSTRUMEN PEMERIKSAAN (Untuk Examiner) MIN 10 set
● Kaca mulut
- Anak2 : no. 3 (1- 5 tahun/ balita) atau no. 4 (5 tahun- 12 tahun),
- Dewasa : no. 4: guna untuk memberikan lapangan pandang
kepada operator
● WHO CPI probe yang sesuai dengan spesifikasi WHO, mis. Ujung bola
0,5 mm; pita hitam antara 3,5 dan 5,5 dan cincin pada 8,5 dan 11,5 mm
dari bola (minimal 30 set probe dan mirror): melakukan pemeriksaan
probing
● Masker dan gloves: proteksi diri
● Wadah ( 1 untuk instrumen bekas dan 1 untuk instrument desinfeksi/
sterilisasi) dan larutan desinfektan pekat dalam jumlah yang cukup
● Baskom (wash basin) untuk air dan sabun atau larutan desinfektan
● Handuk kain atau kertas
● Kasa
● Head lamp
● Trash bag
- warna kuning untuk sampah medis,
- warna hitam untuk sampah non-medis
● Neirbeikken
● Alas meja dan bantal kecil (untuk headrest)
4. FORMULIR
1. Informed Consent→2 lembar
Bawa informed consent dari sebelum hari H
Dewasa ttd sendiri, anak kasih ke ortu utk di ttd inform
consentnya
Ada 2 lembar:
o 1 lembar informasi (survey nya ngapain, diapain, alatnya, sakit ga,
benefit) detail!!!
o 1 lembar consent/persetujuan (nama, alamat, tanggal, setuju/tidak,
tanda tangan)
2. Form Pemeriksaan→pilih salah satu (data per gigi atau data per pemukaan gigi)
DAN sesuai dengan sasaran kelompok usia
Dewasa: (1 ATAU 3)
Annex 1 (oral/pergigi) data pergigi,co: gigi 11 karies
3
Annex 3 (oral, dengan per-permukaan gigi) satu gigi dibagi M-D-
B-L, co: gigi 11 karies mesial
Anak-anak: (2 ATAU 4)
Annex 2 (oral)
Annex 4 (oral, dengan per-permukaan gigi)
4. Form lainnya
Annex 5 Formulir penilaian untuk mencatat manifestasi oral yang
umum dari Human Immunodeficiency Virus / Acquired
Immunodeficiency Syndrome (HIV / AIDS)
Annex 6 Kondisi mulut utama yang relevan dengan survei
kesehatan mulut standar (Plates 1–71)
Annex 9 Tabel standar yang dihasilkan dari data survei klinis.
(form pemeriksaan)
Annex 10 Tabel standar dihasilkan dari data kuesioner.
1. POSISI PEMERIKSAAN
1. Examiner/ subjek : tergantung ada furniture ato ga
● Subjek tiduran di meja dengan examiner duduk di belakang kepala subjek
(paling nyaman)
● Subjek duduk di kursi dengan sandaran yang tinggi dengan examiner
duduk di belakang atau di depan meja
● Subjek tiduran di bawah dengan kepala senderan di kaki examiner yang
duduk di sila (ga ada furniture)
2. Recorder :
● Harus duduk di dekat examiner untuk memudahkan terdengarnya
instruksi dan mudah pula melakukan pengecekan
4
trash bag (warna hitam untuk non-medis, kuning untuk limbah medis) di ujung
meja
○ Meja instrumen sebelah kanan pemeriksa (sedekat mungkin)
● Posisi meja subjek klo ada furniture diletakkan di depan examiner
2. PEMBUATAN PELAPORAN
a. summary/ringkasan secara singkat (misal: berdasarkan hasil survey…., tanggal)
b. jumlah subjek (misal: laki2 10 orang, perempuan 10 orang, usia 10-12 tahun)
c. observasi secara umum dari tim survey melaporkan keadaan hasil survey
misal:
1. situasinya panas krn outdoor, berisik krn lagi jam istirahat
2. kendala2 yg ditemukan saat survey jg harus dilaporkan agar tim
berikutnya yg mau survey bisa lebih baik lagi
3. lingkungannya gimana
d. panduan tabel, lihat annex:
i. annex 9 data oral (dari form pemeriksaan)
ii. annex 10 data kuesioner (dari form kuesioner)
5
6
MATERI 2 ( FAUZIAH)
PENILAIAN & INTERPRETASI DATA SURVEI KESGILUT
§ Data SDM yang dimiliki : berapa bidan yang kita punya, berapa dokter yang ada--
>puskesmas, pustu, posyandu, mobil puskesling
§ Data epidemiologi : angka kelahiran bayi, angka kesakitan, angka kematian dll
co data kategorik:
Jenis kelaminpake bar chart (dari output, bikin tabel sendiri)
Pendidikan pake pie chart
pangkat, level2 sekolah, status sosial
7
2. RASIO: data interval yang punya 0 mutlak
Co: berat (gram), panjang (meter), DMFT, standar kolestrol
3. DISCRETE: hasil penghitungan (jumlah anak), tidak ada desimal, co: Jumlah
anak mean
4. KONTINYU: hasil pengukuran (berat badan), ada desimal, co: kadar ureum,
berat badan mean
Co data numerik:
Usia, DMFT bisa pake grafik histogram (dari output, bikin tabel
sendiri frek mean, median, mode, standar deviasi dll)
● Cleaning : Tahap pemeriksaan kembali data hasil entry data pada komputer agar
terhindar dari ketidak sesuaian antara data komputer dan coding kuesioner.
8
• Mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti
• Bentuknya tergantung dari jenis datanya
• Data numerik digunakan nilai rata-rata (mean), median, modus, standard deviasi dll
• Data kategorik hanya dapat menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase
9
3. Klik jendela Data view: isilah sesuai dengan data pada kasus hasil survey
4. Klik Analyze: untuk menganalisis data
5. Klik Descriptive statistics: untuk melihat gambaran statistic
6. Klik Frequency: klik label yg akan dianalisis -> masukkan ke variables lalu pilih chart
sesuai dengan jenis skala yg digunakan (bar chart, pie chart, histogram), kemudian klik
continue.
10
7. Klik
Statistic-> lihat pada bagian Central Tendency, centang bagian: Mean, Median, Mode.
kemudian lihat pada bagian Dispersion-> centang bagian: Std. deviation, Range,
Minimum, Maximum. Kemudian klik Continue.
11
8. Setelah itu klik Ok: nanti akan muncul frekuensi data berupa tabel dan chartnya
12
E. Bentuk Penyajian Data Univariat
● Narasi : Deskripsi
● Tabel : Tabel distribusi frekuensi, tabel induk paling populer
● Grafik (lihat dulu datanya numerik/kategorik) :
- numerik Histogram
- kategorik Pie chart, Batang-daun dsb
13
F. Prinsip penyajian data :
● Sederhana
● Menonjolkan informasi penting yang ingin disampaikan
● Mudah dibaca dan dipahami
● Sesuai dengan skala variabel data yang ditampilkan
● Enak dilihat sehingga tidak bosan dibaca
14
15
Q Hasil analisis didapatkan rata-rata umur ibu adalah 25,10±4,85 tahun, yaitu dengan
rentang antara 21 – 29 th.
Q Umur termuda 19 tahun dan umur tertua 35 tahun.
Q Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata umur
ibu adalah diantara 23,72 sampai dengan 26,48 tahun.
Q Nilai tengah 22, menandakan bahwa 50% usia responden dibawah 22 tahun,
sedangkan 50% nya lagi usia responden diatas 22 tahun.
Q Responden terbanyak adalah berusia 24 tahun.
● Insidensi : Tingkat pertambahan penyakit pada suatu populasi pada suatu periode
waktu tertentu (biasanya 1 tahun)
●
Rate : Mengukur terjadinya suatu kejadian atau penyakit pada populasi tertentu pada kurun
waktu tertentu biasanya selama 1 tahun (tingkat kelahiran, kematian, pertumbuhan, dsb) →
Umumnya dinyatakan per 100 atau per 1000 penduduk
____________________________________________________________________________
MATERI 3 ( MAYA )
PERENCANAAN PROGRAM KESGILUT
16
1. stlh di analisis akan terlihat 3 Dilakukan hny utk Dari kasus prioritas
kasus yg paling tinggi 1 masalah dibuat program
jumlahnya prioritas/plg pencegahan 3&5
tinggi preventive itu
2. Akan ada 4 metode
Dalam penentuan prioritas program intervensi yang dilakukan terdapat 2 metoda , yaitu:
- Analisis Biaya
- Metoda Hanlon
2. Beratnya kerugian yang timbul (Severity), misal dilihat dari disability days
17
4. Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (community
and political concern), misal dilihat dari respon masyarakat sekitar
● Penentuan skor terendah dan tertinggi (misal 1-5) oleh panel expert dari 5
kriteria tadi pake skala likert
B. METODE DELBEQUE
1. METODE KUALITATIF dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh
panel expert.
µ Catt: Expert2 akan menentukan kriteria yg mau dipake dari 5 kriteria yg ada di metode
matematik tadi, dipilih apa aja yg mau dipakai
µ Catt: Setelah disepakati oleh expert2 ttg brp kriteria yg mau dipake, tentukan skor dg
skala likert & bikin tabel ky metode matematik lalu hitung
3. menentukan skoring
18
4. menuliskan urutan prioritas masalah dalam kertas tertutup dan melakukan
semacam perhitungan suara
5. hasil perhitungan disampaikan kembali kepada para pakar dan setelah itu dilakukan
penilaian ulang oleh para expert dengan cara yang sama. Diharapkan dalam
pehitungan ulang ini akan terjadi kesamaan/ konvergensi pendapat, sehingga
akhirnya diperoleh suatu konsensus tentang penyakit atau masalah mana yang
perlu prioritaskan
C. METODE DELPHIE
µ Kelemahan : cara ini adalah waktunya yang relatif lebih lama dibandungkan
metode delbecq serrta kemungkinan pakar yang dominan mempengaruhi pakar
yang tidak dominan.
o Inti: ekspert dikumpulin terus ngobrol. Menurut masing2 ekspert mana yg lebih
penting ky musyawarah mufakat l
Susunan petugas untuk metode teknik scoring dengan metode USG, yakni sebagai
berikut :
● Pimpinan USG
● Petugas pencatat flipchart
● Petugas scoring dan ranking
● Personil yang bertugas sebagai notulis
● Persiapan ruang pertemuan
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni sebagai
berikut:
● Hasil analisa situasi
● Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
● Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan
pemerintah yang berlaku.
2. PICO ANALYSIS
Setelah mengetahui prioritas masalah maka kita akan melakukan Analisis PICO.
PICO merupakan singkatan dari :
P = Population/Patient Problem
I = Intervention
C = Comparison
O = Outcome
20
POPULATION/PATIENT/PROBLEM
Cara mengidentifikasi komponen P antara lain dengan panduan berikut
a) Bagaimana kita menjelaskan tentang kondisi kelompok yang memiliki masalah
yang sama dengan pasien kita?
o Co: prevalensi erosi gigi 83%, problem nya adlh erosi gigi erosi lah masalah
yg hrs di selesaiin
I
NTERVENTION
µ Kita wajib mengidentifikasi rencana apa/treatment apa yang akan kita lakukan
terhadap pasien/kelompok tersebut.
µ Dalam penentuan rencana yang akan kita lakukan maka kita memerlukan informasi
mengenai uji diagnosis, perawatan, terapi tambahan, obat-obatan yang spesifik
o Co: melakukan penambalan dengan GIC untuk treatment erosi gigi
COMPARISON
µ Penentuan prosedur perawatan lain yang menjadi alternatif perawatan (selain
perawatan utama)
o Co: selain di tambal, gigi erosi bisa di veneer/crown
OUTCOME
Tahap akhir adalah outcome yang menjelaskan hasil spesifik dari rencana perawatan
yang kita pilih. (harapan yg mau didapat dr rencana perawatan)
Outcome yang dihasilkan harus bisa terukur
o co: penurunan prevalensi erosi gigi dari 83% menjadi 60%.
Jawaban
21
Prioritas Masalah : Penyakit Corona Virus (COVID 19)
● Problem : Penyakit Corona Virus (COVID 19) yang dialami warga Jakarta pada
periode Januari-Maret 2020 dengan prevalensi sebesar “x”%
➢ Setelah dilakukan prioritas masalah dan analisis PICO berarti kita sudah
menemukan fokus pada satu masalah utama yang harus kita atasi.
➢ Bagaimana Mengatasinya???
➔ Kita harus mulai merencanakan program kesehatan.
➔ Dalam Kedokteran Gigi, perencanaan program masyarakat dapat dilakukan
berdasarkan “ Level of Prevention”.
OHI-S
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan kebersihan gigi
dan mulut siswa SMP Bina Pertiwi thn 2020
menggunakan Oral Hygiene Index Simplified diperoleh
hasil rata- rata skor debris dan kalkulus pada gigi indeks
yang diperiksa adalah 2.3, dalam kriteria WHO termasuk
cukup/sedang (1.3-6.0).
22
contoh singkat OHIs: hasil rata2 skor debris & kalkulus
gigi indeks siswa SMP tahun 2020 adalah 2.3, dalam
===================== kriteria WHO termasuk cukup/sdg
Catt: usahakan cari ===============================================
5W+1H !!! (survey catt: besar angka (sesuai ril nya) harus dibaca dulu baru
epidemiologi) di interpretasi
co: DMFT 2.8 artinya rata rata-rata terdapat 2.8 (2-3) gigi yang
mengalami karies
Data yang biasa digunakan untuk IDENTIFIKASI MASALAH kesehatan gigi dan mulut:
µ PREVALENSI
Jumlah kasus yang ada dari suatu penyakit pada waktu tertentu
Co: prevalensi erosi gigi di SMP bina tahun 2020 adalah 83%
total populasi
µ INSIDENSI
Kasus baru yang ada didalam populasi selama periode waktu tertentu
Ket:
µ e = gigi dicabut krn karies (telah/harus) bisa bias gigi dicabut krn karies/exfo fisiologis
Ket:
µ P/p = Pulpal involvement
µ U/u= Ulserasi
µ F/f = Fistula
µ A/a = Abses
D+d
24
Kategori PUFA/pufa:
0 – 20 gigi susu
0 – 32 gigi permanen
µ KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT → OHI-S (Oral Hygine Index-Simplify) (DI + CI)
OHI-S adalah indeks utk mengukur daerah permukaan gigi yang tertutup
oleh debris dan kalkulus
4. Perencanaan Program
Terdapat 2 macam tingkat pencegahan suatu penyakit, yaitu :
3 TINGKAT PENCEGAHAN:
1. PRIMARY PREVENTION
- prioritas pencegahan
- Periode prepathogenesis (stage of susceptibility)
- (belum ada penyakitnya)
- Memutus mata rantai interaksi “agenthost-environment”
KUNCI PRIMER:
➔ Kita bisa lakukan modifikasi faktor risiko
➔ Melakukan edukasi: ngajarin, ngasah skill
➔ Edukasi penyebab penyakit
➔ Promosi kesehatan
➔ Melakukan perlindungan spesifik pada penyakit tsb meskipun peny tsb belum
muncul pada komunitas
2. SECONDARY PREVENTION
● (sudah mulai ada penyakit) (tahap awal) → Pencegahan saat awal mulai terjadinya penyakit
→ patogenesis awal
● Mencegah penyakit yang sudah terjadi tidak berkembang, tidak bertambah parah dan
mencegah rekurensi penyakit.
KUNCI SEKUNDER:
25
➔ Deteksi dini dan pengobatan segera ,
➔ Contoh : karies (ada white spot) → kasih fluor/CPP-ACP ( untuk tindakan pencegahan
lesi awal tjd nya karies ).
3. TERTIARY PREVENTION
● (Sudah ada penyakit) Pencegahan saat akhir dari perjalanan penyakit →
patogenesis akhir .
● Mencegah kehilangan fungsi.
KUNCI TERSIER
➔ Pengobatan : kuratif ( tambal / cabut / psa dst).
➔ Rehabilitasi.
➔ Pembatasan kecacatan Tersier juga bisa mencegah kehilangan fungsi.
Misal gigi dicabut gabisa ngunyah → kembalikan fungsi dgn membuat GT.
5 TINGKAT PENCEGAHAN
27
CONTOH:
Early Diagnosis Kalau ada White spot kasih CPP-ACP Kalau ada White
(calcium) spot kasih CPP-
and Prompt ACP
28
PENYAKIT PERIODONTAL KANKER MULUT
29
5. Evaluasi Program
Terdapat 6 evaluasi program, yaitu :
1. Evaluasi Kebutuhan
→ Apakah program yang dijalankan sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat?
Co: mau adain program di ambon kita harus tau dulu apakah disana tingkat karies
tinggi/pengetahuannya rendah (harus ada evidence base & data nya)
2. Evaluasi Masukan
→ Evaluasi terhadap SDM dan SDA yang mendukung pelaksanaan program
(termasuk dana, sarana, prasarana).
Co: kalo di klinik ikgm kan kerjasama sm org pusat kesehatam, cocok ga nih sama
pelaksanannya, komite ortu ngedukung program kesehatan
3. Evaluasi Tujuan
→ Apakah tujuan awal sudah tercapai?
co : apakah dgn program tsb dapat menurunkan prevalensi. dari 75% menjadi 50%
4. Evaluasi Proses
→ Biasa dilakukan dengan meminta umpan balik dari peserta.
Contoh : tanya ke audience apakah cara penyajian udh ok?
5. Evaluasi Hasil
→ Dapat dilihat dari tingkat penyerapan dan penerapan audiens.
Contoh : Pengukuran tingkat pengetahuan pre & post test dari treat intervensi yg
dilakukan dari sebelum dan sesudah penyuluhan.
6. Evaluasi Dampak
→ Dilakukan pengukuran.
Contoh : melakukan program sikat gigi Bersama, setelah dilakukan rutin maka skor
OHI-S nya menjadi turun.
____________________________________________________________________________
30
MATERI 4 (PINDO)
KOMKES DRG - PASIEN
31
D. APLIKASI KOMUNIKASI DOKTER PASIEN (PPT 4 halaman 29 - 41)
1. Sikap profesional dokter
a. Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan
dengan tugasnya (dealing with task), yang berarti :
mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai peran dan fungsinya;
mampu mengatur diri sendiri seperti ketepatan waktu, pembagian
tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing with one-
self);
mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta
mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing
with others).
Q Contoh sikap dokter ketika menerima pasien:
a. Mempersilahkan masuk dan mengucapkan salam.
b. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.
c. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya
cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan
diberikan, menghindari tampak lelah).
d. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah
dokter umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif,
konsultan gizi, konsultan tumbuh kembang, dan lain-lain).
e. Menilai suasana hati lawan bicara
MACAM2 PERTANYAAN
Pertanyaan TERBUKA pertanyaan yg pasien bs menjelaskan gmn proses
terjadi (Co: dapat diceritakan lebih jauh?)
pertanyaan TERTUTUP yg jawabannya ya/tdk (Co: apakah ortu punya
riwayat penyakit diabetes?)
____________________________________________________________________________
33
MATERI 5 ( PINDO)
PROMOSI KESEHATAN
● Pengertian SAP
Satuan acuan pembelajaran adalah suatu perencanaan pelaksanaan
pendidikan kesehatan gigi yang menitikberatkan masalah utama dari
komunitas masyarakat sehingga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
dengan cara merubah persepsi masyarakat yang salah menjadi suatu
perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik
B. BENTUK KOMUNIKASI
● LANGSUNG
Komunikasi langsung artinya komunikasi tanpa menggunakan alat, Komunikasi
berbentuk kata-kata, gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,
misalnya kita berbicara langsung kepada orang di hadapan kita.
● TIDAK LANGSUNG
Komunikasi tidak langsung artinya komunikasi menggunakan alat, dan
mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (sasaran) ataupun
untuk menghadapi hambatan geografis dan waktu misalnya menggunakan radio,
buku dan lain-lain.
2. Pada tahap tertarik (interest), pemberian informasi yang perlu amat penting → apakah
sesuai kebutuhan? Apakah informasinya terbaru? Itu juga disesuaikan kebutuhan
komunikan
3. Pada tahap evaluasi (evaluation), perlu dukungan mental dan sosial serta dorongan
dari orang lain yang berpengalaman disertai contoh yang nyata → harus sesuai dengan
materi yg dibawakan
4. Pada tahap mencoba (trial), perlu dukungan mental dan sosial, perlu komunikasi
langsung, serta perlu media informasi lebih lanjut → dicoba, tapi harus ada dukungan
34
mental social juga, harus dilakukan berkali2, pake media informasi yg berbeda juga
supaya ada ketertarikan komunikan
5. Pada tahap adopsi (adoption), perlu informasi lebih lanjut. Perlu diadakan variasi
motif dalam rangka penyampaian informasi. Media komunikasi yang informatif
perlu dilanjutkan untuk pemantapan perilaku
1. Judul
o Judul harus sesuai dengan tema yang akan dibawakan.
o Judul tidak perlu menggunakan bahasa yang sulit dimengerti dan disesuaikan
dengan latar belakang peserta didik
Catt: sesuaikan tema, jgn pake bahasa sulit, kata2 simpel aja
Misal:
tema gigi berlubang
judul apakah gigi berlubang itu?/ yuk pergi ke drg. sesuaikan dg audience!!
2. Sasaran
o Penetapan sasaran harus tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan komunitas
tersebut
misalnya : anak usia sekolah dasar, anak usia remaja, PAUD, Lansia,
Anak berkebutuhan khusus, Ibu hamil dan menyusui dll
o dan harus dilengkapi tempat dimana akan dilaksanakan kegiatan tersebut
Catt: sertakan usia !!
3. Tujuan
a. Tujuan kognitif, dalam bahasa latin cognition yang artinya memiliki arti
pengenalan, yang mengacu kepada proses mengetahui. Aspek kognitif ini merupakan
aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berfikir sehingga seseorang menjadi
tahu
Catt:
Kognitif: memberikan pengetahuan kpd org yg kita akan tuju mengenai
materi kita (ngasih pengenalan ke audience)
Co: karies tuh apa kasih penjelasan, efek, cara mengatasi agar tdk
terjadi karies
b. Tujuan afektif, merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Artinya
setelah seseorang sudah mendapatkan informasi yang lengkap dan diterima maka
timbulah suatu kemauan untuk dapat merubah perilaku
Co: timbulnya kemauan supaya gigi ga jadi karies
35
c. Tujuan psikomotor, tujuan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
mampu melakukan sesuatu setelah seseorang tersebut menerima apa yang sudah
dipelajari atau dengan kata lain seseorang tersebut mau mempraktekkan apa yang
sudah diterima
Co:
Mempraktekkan dg sikat giigii teratur, ke drg mempraktekkan dg
cara apa, metode sikat gigi apa, mengurangi makanan karbo apa
4. Pokok bahasan
5. Materi
µ Materi isinya adalah penjabaran mengenai pokok bahasan yang akan kita angkat.
µ Materi ini perlu dikuasai karena di dalamnya terkandung penjelasan yang lengkap
dan jelas untuk dapat diutarakan oleh komunikator.
µ Materi dapat dilengkapi dengan gambar, bagan dan tabel sesuai dengan kebutuhan.
Materi tidak boleh keluar dari tema yang akan diangkat agar komunikator bisa lebih
fokus pada inti masalah.
7. Alat Peraga
µ Alat peraga yang dapat digunakan antara lain: poster, buku, fliyer, flipcart, video,
panggung boneka, flanel board, pop art dan ppt. Pemilihan alat peraga juga dipilih
harus disesuaikan dengan materi dan latar belakang penerima.
8. Waktu kegiatan
µ Waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan ini adalah 15 – 30 menit sesuai
dengan sarana dan jumlah peserta didik
MATERI 6 ( MUTI)
PENILAIAN RISIKO KARIES GIGI ANAK DAN DEWASA
38
?????
3. Interpretasi Cariogram
Cariogram menunjukkan risiko tinggi untuk karies. Beberapa tindakan segera
direkomendasikan. Pertimbangkan semua parameter di mana skor 2 atau 3 telah
ditambahkan di kotak - manakah yang paling mudah diubah menjadi lebih baik?
Contoh tindakan dalam hal ini adalah:
● Situasi diet sehubungan dengan kandungan karbohidrat yang dapat difermentasi
dan frekuensi makan adalah masalah yang jelas - diperlukan "disiplin diet" yang
jauh lebih baik.
39
● Dianjurkan untuk mengevaluasi kedua "Faktor bakteri" (jumlah plak dan tingkat
streptokokus Mutans) dalam kasus ini untuk tindakan pencegahan yang efektif.
● Karena risiko karies yang tinggi, program fluorida yang diperkuat selain pasta
gigi berfluoride dianjurkan.
● Dalam kasus ini, disarankan untuk memeriksa kapasitas buffer air liur. Dalam
memutuskan faktor etiologi mana yang akan coba dikurangi, penting untuk
memahami MENGAPA faktor tertentu yang tidak menguntungkan itu ada.
● Pendekatan seperti itu dapat memudahkan untuk menilai apakah mungkin untuk
memperbaiki faktor tersebut atau tidak.
● Sekitar setengah tahun setelah tindakan yang tepat telah dipasang, disarankan
untuk melakukan evaluasi risiko karies baru untuk memastikan risiko karies
berkurang.
● Cariogram hanya menunjukkan risiko karies secara keseluruhan. Ini tidak
memperhitungkan masalah seperti patah gigi atau tambalan, perubahan warna
dll yang mungkin membuat tambalan baru diperlukan.
Ket :
40
setelah didapatkan diagram cariogram, kita klik icon interpretasi hasil, dan didapatkan hasil:
Pada sector warna hijau : yaitu kesempatan pasien untuk terhindar dari munculnya karies
baru dimasa yang akan datang sebesar 42 %
Kemudian sector warna biru tua: yaitu menunjukkan faktor pengaruh pola makan atau
diet, baik kandungan makanan maupun frekuensi makanan sebesar 16%
Sector warna merah: yaitu kombinasi jumlah plak dan jumlah bakteri streptococcus
mutans sebesar 21 % merupakan faktor yang paling dominan dalam menyebabkan karies
Selanjutnya sector warna biru muda: yaitu kombinasi antara program fluoridasi, sekresi
saliva, dan kapasitas buffer saliva menunjukkan kerentanan pasien terhadap karies
sebesar 11 %
Yg terakhir adalah sector warna kuning: yaitu kombinasi dari pengalaman karies masa
lalu dan penyakit yg terkait sebesar 10 %
Dari Cariogram tersebut pasien memiliki risiko menengah untuk karies. perlu
rekomendasi tindakan untuk mengurangi risiko tersebut.
41
6. Interpretasi IRENE DONUT
Berikut ini adalah faktor dominan yang kemungkinan menyebabkan risiko gigi berlubang
pada: BRAM
setelah menjawab dari 20 pertanyaan yang sudah diajukan, maka didapatkan hasil berupa
grafik yg memiliki sector berwarna merah dan hijau. Pada sektor hijau yang merupakan
kesempatan anak untuk terhidar dari karies didapatkan hasil x% . Sedangkan pada sector
merah yang merupakan kesempatan anak untuk terjadi karies didapatkan hasil x%.
Dibawahnya, terdapat kotak – kotak berwarna merah yang menggambarkan faktor – faktor
penyebab karies, jika orang tua berkomitmen untuk merubah kebiasaan buruk pada faktor –
faktor tersbut, maka dapat menurunkan persentase kesempatan anak untuk terjadi karies.
42
MATERI 7 ( LUKAS)
MANAJEMEN FKTP
A. DEFINISI MUTU
● Mutu ( Crosby, 184 )
→ Kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
● Mutu ( Zimmerman )
→ Memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan
melalui perbaikan seluruh proses secara berkelanjutan.
B. PERSPEKTIF MUTU
● Mutu dapat ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu :
a. Penerima pelayanan kesehatan.
b. Profesi tenaga pelaksana pelayanan kesehatan.
c. Pengelola program / sarana kesehatan.
d. Penyandang dana.
e. Pembuat dan pelaksana kebijakan pelayanan kesehatan.
C. MANAJEMEN MUTU
● Manajemen Mutu ( Quality Management ) adalah seluruh aktivitas kegiatan
fungsi manajemen dari kebijakan, tugas dan tanggung jawab yang dituangkan
dalam bentuk :
1. Perencanaan mutu ( quality planning ),
2. Kendali mutu ( quality control ),
3. Jaminan mutu ( quality assurance ),
4. Peningkatan mutu ( quality improvement ), serta
5. Kendali biaya dalam satu sistem mutu.
43
D. PUSKESMAS
➔ Pengertian
➢ Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. (DEPARTEMEN KESEHATAN 2011)
➢ Dengan adanya puskesmas di setiap kecamatan atau tingkat yang lebih rendah
lainnya diharapkan seluruh warga mendapatkan akses yang merata → permenkes
2019 ditambahkan dengan daerah yang terpencil →harapannya adalah semua
mendapatkan akses Kesehatan yang merata di seluruh Indonesia
44
➔ VISI DAN MISI PUSKESMAS
a. VISI PUSKESMAS
➢ Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju
Indonesia sehat ( sesuai dengan wilayahnya co: puskesmas
kecamatan )
b. MISI PUSKESMAS
➢ Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
➢ Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
➢ Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
45
b. Pandemi Covid-19, garda terdepan penanganan dan pencegahan
penyebaran COVID-19.
46
➔ Kegiatan Pokok Puskesmas, tdd :
◆ Kesehatan ibu dan anak (KIA)
◆ Keluarga Berencana
◆ Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan
◆ Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
◆ Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
◆ Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan
Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa,
Kesehatan Mata
◆ Laboratorium Sederhana
◆ Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan
◆ Kesehatan Usia Lanjut
◆ Pembinaan Pengobatan Tradisional
47
E. PERBAIKAN MUTU BERKESINAMBUNGAN DI PUSKESMAS
Tata cara penyelesaian masalah / persoalan mutu → PDCA secara terus menerus.
48
CONTOH:
➔ PLAN
Contoh kasus yang perawat viral → bisa dilihat sbg contohnya identifikasi hasil
penyelenggaraan upaya di puskesmas (misalnya, krn masalah bisa datang di mana saja
RS/puskesmas) → misal: kebetulan kemarin contoh kasusnya melepaskan infus, bisa jadi
kasus lain tjd efek samping dari vaksinasi COVID-19, misal di lansia dan keluarga tidak
terima jadi…
➔ DO
49
● Laksanakan upaya penyelesaian masalah, lakukan trial/uji coba
➔ Dari peluang itu apa yang sudah dilaksanakan ? Apakah
dilaksanakan segera.
➔ CHECK
● Apabila upaya yang dilaksanakan dinyatakan berhasil/sukses, maka
standarisasikan perubahan tersebut, selanjutnya upayakan langkah-
langkah perbaikan/peningkatan mutu serata terus menerus
berkesinambungan. Bila dinyatakan kurang berhasil, harus dicari jalan
lain dengan melakukan identifikasi ulang atas masalah ataupun upaya
yang dilaksanakan
➔ Bagaimana setelah dilaksanakan, akan berhasil atau tidak?
➢ Jika berhasil, akan dijadikan standard/peningkatan
mutu
➢ Misal di SOP yang lama tidak ada SOP
→ pemberitahuan kpd keluarga,
➢ Misal puskesmas → telpon lagi kpd lansia/keluarga setelah
suntik vaksin → informasikan lagi kpd keluarga.
➔ ACTION
● Pelajari efek perubahan yg terjadi terhadap kondisi yang ada, selanjutnya
kumpulkan data baru dan bandingkan dengan data sebelumnya,
kemudian lihat efek perubahan, dan atas perbaikan yang diperoleh
direplikasikan
➔ Perbandingannya bagaimana? Apakah efek yg telah dilakukan
dengan baik?
Contoh baik itu tjd perubahan komunikasi yg efektif dan
efisien terjadi, keluarga dpt membantu lansia dlm upaya tjd efek
alergi yg harus segera dilakukan misal sesegera mungkin datang
ke faskes terdekat.
51
d. Mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan
serta meningkatkan Keselamatan Pasien;
52