C. Periodontitis Kronis
D. Periodontitis Agresif
Terapi periodontal konvensional untuk periodontitis agresif
terdiri dari pendidikan pasien, perbaikan kebersihan mulut, skaling root
planing, dan pemeliharaan rongga mulut secara teratur (Rahman, 2010).
1. Skaling dan root planing
Skaling subginggiva adalah metode paling konservatif dari
reduksi poket dan bila poket dangkal, merupakan satu-satunya
perawaan yang perlu dilakukan. Meskipun demikian, bila kedalaman
poket 4 mm atau lebih, diperlukan perawatan tambahan root planing
dengan atau tanpa kuretase subginggiva.
Skaling adalah suatu tindakan pembersihan plak gigi,
kalkulus dan deposit-deposit lain dari permukaan gigi. Penghalusan
akar dilakukan untuk mencegah akumulasi kembali dari deposit-deposit
tersebut. Tertinggalnya kalkulus supragingival maupun kalkulus
subgingival serta ketidak sempurnaan penghalusan permukaan gigi dan
akar gigi mengakibatkan mudah terjadi rekurensi pengendapan
kalkulus pada permukaan gigi (Ferry, 2010).
2. Antibiotik
Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi
pada gusi dan jaringan di bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh
pasien sendiri juga sangat penting.
Obat pilihan adalah tetrasiklin, tetapi akhir-akhir ini obat
yang mengandung metronidazol dibuktikan sangat efektif terhadap
bakteri patogen periodontal. Pengalaman klinik menunjukkan bahwa
metronidazol dikombinasikan dengan amoksisilin sangat efektif untuk
perawatan periodontitis lanjut dan hasilnya memuaskan (Ferry, 2010).
3. Kumur-kumur antiseptik
Terutama yang sering digunakan pada saat sekarang adalah
chlorhexidin atau heksitidin yang telah terbukti efektif dalam
meredakan proses peradangan pada jaringan periodontal dan dapat
mematikan bakteri patogen periodontal serta dapat meghambat
terbentuknya plak. (Ferry, 2010).
4. Splint Periodontal
Peridontal splint adalah alat yang dapat digunakan untuk
stabilisasi atau immobilisasi gigi-geligi yang mengalami kegoyangan.
Splint terdiri dari splint sementara, splint semi permanen dan splint
permanen. Indikasi splinting sementara adalah untuk stabilisasi gigi
goyang sebelum dan selama terapi peridontal dengan tujuan unutk
mengurangi trauma pada waktu perawatan dan mempercepat proses
penyembuhan, contohnya wire ligature splint. Splint semi permanen
dan permanen dapat digunakan pada gigi dengan kegoyangan berat
yang dapat mengganggu pengunyahan setelah terapi periodontal. Untuk
gigi-gigi anterior splint semi permanen cekat, bahan yang sering
dipergunakan adalah komposit resin (Soewandi, 2010).
Intruksi paska splinting adalah :
a. OH
Pemberian obat kumur sodium hipoklorit untuk digunakan
3xdalam sehari
Menggunakan sikat dan pasta gigi sesuai dengan kemampuan
terbaiknya
Profilaksis : biasanya dilakukan scalling
Dilakukan pembersihan dengan cara menyemprotkan cairan
antiseptik 3x dalam seminggu
b. Makanan
Cara memberikan makanan dengan menggunakan tabung
minum atau sedotan darimangkuk atau cangkir, sendok
maupun dari nasopharinx
Diet makanan cair, misalnya jus buah dan susu
Makanan lunak
Makanan pokok (utama)
Makanan tambahan
Kemudian dilakukan kontrol rutin ke dokter gigi 3x seminggu untuk
irigasisekitar gigi dan rongga mulut dan spint dapat dilepas antara 6-8
minggu (Soewandi, 2010).
DAPUS
Soewandi T. 2010. Perawatan Awal Penutupan Diestema Gigi Pada Penderita
Periodontitis Kronis Dewasa. Fakultas Kedoteran Gigi. Universitas Trisakti,
Indonesia. Jurnal PDGI 2010 : Vol 59.no 3 hal : 105-109
Rahman Taufik. 2010. Peran Bakteri dalam Patogenesis Penyakit Periodontal. USU
press. Medan, Indonesia.
Ferry RK, Richard J. 2010. Treatment of Aggressife and Atypical Forms of
Periodontitis. Dental Journal. Chapter 46.Hal 693-710.
Manson, J.D. and Eley, B.M. 2012. Buku Ajar Periodonti. Jakarta : EGC.