Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI DISKUSI OCCLUSAL ADJUSMENT

NAMA : Devita Nuyco Putri Pratinu

NIM : 40620092

INSTRUKTUR : Multia Ranum Sari, drg., M.Med.Ed.

WAKTU : Senin, 12 Juli 2021 Sesi 2

DEFINISI OKLUSAL ADJUSMENT

Pengasahan daerah oklusal gigi untuk mendapatkan relasi/ hubungan kontak harmonis

antara gigi rahang atas dan gigi rahang bawah (Oklusi normal

ialah hubungan yang harmonis antara gigi-gigi di rahang yang sama dan gigi-gigi di rahang yang

berlainan di mana gigi-gigi dalam kontak yang sebesar-besarnya dan kondilus mandibularis

terdapat dalam fossa glenoidea).

TRAUMA OKLUSI

Trauma oklusi adalah kerusakan pada jaringan periodonsium akibat tekanan yang

berlebihan.

● Trauma oklusi primer adalah kerusakan berlebihan pada 1 / lebih gigi dalam kondisi

normal. Contohnya seperti restorasi yang tidak baik, bruxism, pergerakan ortho

● Trauma oklusi sekunder adalah kerusakan berlebihan pada 1 / lebih gigi dalam inadekuat.

Jaringan periodontium ada inflamasi

Video penjelasan Trauma Oklusi https://youtu.be/KbpMC-l-e9E


INDIKASI & KONTRAINDIKASI

a. Indikasi

● Trauma oklusi

● Kelainan mastikasi (mengunyah 1 sisi)

● Pasien merasa tidak nyaman selama kontak oklusi/ saat berfungsi dan pergerakan

terbatas

● Selama perawatan periodontal

● Tambalan overhanging

b. Kontraindikasi

1. Ekstrusi parah, mobilitas atau malposisi gigi tidak memberikan respon jika hanya

dilakukan penyesuaian oklusi saja

2. Sebagai perawatan trauma oklusi sekunder, karena perawatan pada trauma oklusi yang

disebabkan kelainan jaringan penyangga, bukan dengan penyesuain oklsusi saja,

melainkan dengan perawatan kelainan jaringan periodontal yang sesuai misalanya

Scalling Root Planing dan Kuretase

PROSEDUR

Alat Mikromotor

Kaca mulut Mata bur low speed

Pinset, Sonde Bahan

Brush Articulating paper

Petridish Povidone iodine


Tampon steril Cotton rol

Rubber dam

GERAKAN OKLUSI

1. Menentukan kontak premature pada centric oklusi

a. Model gigi RA dan RB dioklusikan dan pada posisi centric diberi articulating paper

merah kemudian dikatup-katupkan

b. Bagian yang ada spot tebal yang digrinding

2. Menghilangkan kontak premature pada centric oklusi

a. Model RB digerakkan ke working side

b. Bila pada working side, tidak kontak dengan gigi atas pengasahan dilakukan pada

gigi atas

c. Bila pada working side, kontak dengan gigi atas pengasahan dilakukan pada gigi

bawah atau gigi atas dipilih yang paling menonjol oklusal

d. Dilakukan pengasahan satu per satu sampai didapatkan balanced centric occlusion

e. Titik kontak pada keadaan balanced centric occlusion tersebut disebut centric stop

f. Centic stop tidak boleh diasah pada pengasahan selanjutnya

3. Menentukan kontak premature pada protrusive movement

a. Model RA diberi articulating paper biru kemudian digerak-gerakkan dalam arah

antero-posterior (protrusive excursion)

b. Ambil articulating paper warna merah, cek trauma articulating pada posisi centric

occlusion (balanced centric occlusion)


4. Menghilangkan kontak premature pada protrusive movement

a. Hanya tanda-tanda premature kontak yang tidak bertumpuk dengan centric stop yang

boleh digrinding

b. Menentukan kontak premature pada working side dan non-working side

c. Model RA diberi articulating paper biru kemudian digerak-gerakkan ke sisi working

side dan non working side

d. Ambil articulating paper warna merah, cek trauma articulasi pada posisi centric

occlusion (balanced centric occlusion)

5. Menghilangkan kontak premature pada working side dan non-working side

a. Hanya tanda-tanda kontak premature yang tidak bertumpuk dengan centric stop yang

boleh digrinding

BULL

Pengurangan dengan hukum “BULL” (buccal upper lingual lower) yang artinya, mengasah

pada bagian bukal untuk rahang atas dan lingual untuk rahang bawah
TATA CARA PEMERIKSAAN TMJ:

Pemeriksaan TMJ dapat dilakukan dengan: pasien diinstruksikan untuk membuka dan

menutup mulut. Operator akan melakukan palpasi di bagian depan tragus saat keadaan ini atau

dapat juga dengan cara memasukkan jari kelingking ke external auditory canal, diperiksa apakah

ada bunyi clicking atau pasien merasa nyeri. Selain itu juga harus dievaluasi besar maksimal

bukaan mulut pasien, ada/ tidaknya deviasi lateral saat membuka dan menutup mulut, dan tonus

otot mastikasi

1. Palpasi, meraba dengan dua jari pada bagian depan telinga (kondil tmj) dan pasien

diintruksikan untuk membuka menutup mulutnya secara perlahan apakah terdapat rasa

sakit pula Ketika pasien membuka dan menutup mulut.

2. Aukultasi, dengan menggunakan stetoskop dan diarahkan ke kondil tmj, mendengarkan

apakah ada suara clicking pada saat pasien membuka dan menutup mulut.

Anda mungkin juga menyukai