Anda di halaman 1dari 6

1.

Penyesuaian Oklusi

Lokasi Kontak prematur : Prinsip penyesuaian oklusinya


Hambatan :
Oklusi Sentrik Tonjol yang menentukan “Sentrik Stop”
tidak boleh diasah fosa didalamkan /
dilebarkan Freedom in Centric
Relasi Sentrik : (inklinasi mesial g. Asah mesial gigi atas (MU)
maxilla, inklinasi distal g. mandibula). Asah distal gigi bawah (DL)
Pergeseran Sentrik (centric slide) Asah mesial gigi atas (MU) Asah distal gigi
Inklinasi mesial g. maksila, inklinasi bawah (DL) Ujung cusp/ tonjol gigi boleh
distal g.mandibula diasah
Gerakan lateral/ eksentrik: Asah cusp palatal atas, tonjol distal bagian
Sisi keseimbangan dalam PU
Asal cusp bucal bawah, tonjol mesial bagian
dalam BL
Asah cusp bukal atas BU
Sisi kerja Asah cusp lingual bawah LL
Gerakan protrusif: Asah bukal atas/ asah cusp lingual bawah
Gigi belakang (BULL)
Asah inklinasi distal tonjol gigi atas DU
Asah inklinasi mesial tonjol gigi bawah
Gigi depan ML
Pengasahan pada lintasan hambatan tanpa
mengganggu sentrik stop

Untuk interferensi pada artikulasi kerja dan protrusi :

- Pada gigi insisivus dan kaninus pada artikulasi lateral dan protrusi; asah
permukaan lingual dari gigi atas untuk menghindari hilangnya oklusi interkuspal.
Insisal edge dapat diasah untuk mendapatkan kontak kelompok pada protrusi jika
estetik memungkinkan. Tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari pembuangan permukaan caninus guidance atau insisivus.4
a. Prinsip MUDL
Prinsip dasar melakukan grinding untuk mengoreksi hubungan anterior adalah
menggunakan prinsip MUDL (Mesial Upper-Distal Lower).
Gambar 7. Prinsip MUDL5

Kemudian dalam melakukan grinding, perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

 Melakukan perampingan pada  stamp cusp  terlebih dahulu sebelum


membentuk fossa. Stamp cusp adalah lereng bonjol yang menyentuh fossa gigi
lawannya saat posisi relasi sentrik. Perampingan cusp ini dilakukan, karena
biasanya pada keadaan dimana terdapat occlusal interference bentukcusp menjadi
memiliki konturyang lebih lebar. Dengan melakukan  perampingan lereng bonjol
ini dapat menyebabkan bonjol lebih mudah mencapai fossa gigi lawannya.

Gambar 8. Stamp cusp5

 Tidak diperbolehkan membuat  cusp  menjadi lebih pendek. Tujuan dari


merampingkan lereng bonjol adalah lebih memudahkan cusp menempati fossa
gigi lawan tanpa menciptakan gesekan pada gigi lawan yang apabila dibiarkan
terus-menerus dapat menyebabkan gigi lawan mengalami rotasi. Oleh karena itu
jika cusp dipendekkan, selain dapat menyebabkan dentin menjadi terbuka, juga
akan menyebabkan bentuk cusp tidak ramping lagi.
 Jika masih terdapat sangkutan, boleh dipertimbangkan untuk melakukan
reshaping pada fossa gigi lawannya.
Gambar 9. A, pergerakan cusp tip oleh selektif grinding. B, Grinding
fossa atas tidak boleh mengurangu posisi ujung cusp dan memutilasi gigi atas.
C, Grinding bukal posisi tip yang lebihrendah di tengah.5

Dengan menggunakan prinsip MUDL, menyebabkan jaringan email yang diambil lebih
sedikit. Hal ini diharapkan agar dentin masih dilindungi lapisan email, sehingga pasien
tetap merasa nyaman.

b. Prinsip BULL

Teknik ini paling banyak dilakukan oleh dokter gigi selama praktik sehari hari.
Saat melakukan grinding, bagian oklusal gigi yang digerinda adalah pada bagian bukal
rahang atas dan lingual rahang bawah.

Gambar 10. Gerak working side dan balancing side


Gambar 11. Teknik BULL3

Selain dua teknik penyesuaian oklusal seperti diatas, terdapat metode lain yang
dapat dilakukan. Pasien menutup gigi-gigi pada relasi sentrik dan relasi gigi anterior.
Kemudian ditentukan apakah kaninus atau kelompok fungsi sebagai pedoman. Jika
suatu grup fungsi diperlukan maka gigi yang bisa membantu guidance haruslah dipilih.
Pasien menggerakkan mandibula ke berbagai gerakan lateral dan protrusif untuk
melihat kontak yang diinginkan. Kontak mediotrusif sebenarnya disocclude  gigi
anterior dan sulit untuk dilihat sebagai pedoman (guidance) yang terbaik. Saat hal ini
terjadi disarankan untuk menghilangkan kontak mediotrusif sebelum menentukan relasi
pedoman terbaik.

Gambar 12. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral protrusif anterior.3

Sekali pedoman kontak yang diinginkan telah ditentukan kemudiandihaluskan


dan kontak eksentrik yang ada dihilangkan. Untuk memastikan kontak relasi sentrik
yang sudah ada tidak berubah digunakan2 kertas penanda (marking papers). Setelah
gigi-gigi dikeringkan lalu kertas biru diletakkan diantaranya. Pasien menutup mulut dan
mengetuk (menyentuh) gigi-gigi posterior. Kemudian dari posisi relasi sentrik suatu
gerakan ekskursi kanan dibuat lalu kembali ke posisi awal (relasi sentrik) diikuti
dengan ekskursi kiri lalu kembali lagi ke posisi awal. Akhirnya gerakan protrusif
dilakukan dan balik lagi ke awal. Mulut lalu dibuka lalu kertas biru dilepas dan diganti
dengan kertas merah lalu pasien menutup mulut dan menggigit pada posisi relasi
sentrik. Semua posisi kontak eksentrik berwarna biru dan kontak relasi sentrik
berwarna merah. Kontak biru eksentrik ditambahkan untuk bertemu dengan kondisi
pedoman yang telah ditentukan tanpa adanya penambahan kontak merah relasi sentrik.
Titik merah dengan suatu garis biru memanjang.

Selama gerakan lateral, kontak laterotrusif bisa terjadi antara inklinasi dalam cusp
bukal maksila dengan inklinasi luar cusp bukal mandibula. Juga bisa terjadi antara
inklinasi luar cusp lingual maksila dengan cusp dalam mandibula. kontak mediotrusif
bisa terjadi antara inklinasi dalam bonjol lingual maksila dengan inklinasi dalam bonjol
bukal mandibula. Saat permukaan oklusal gigi-gigi posterior dilihat ada beberapa area
gigi-gigi yang berkontak.

Gambar 13. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral posterior terdapat
spot yang lebih tebal.5

Untuk menguji apakah penyelarasan pada posisi interkuspal telah selesai, dapat
digunakan pedoman berikut:

 Pola kontak gigi geligi sudah bilateral, stabil dengan banyak titik kontak.
 Apabila kertas artikulasi ditaruh pada gigi posterior, terasa bahwa setiap titik
kontak yang ada sama kuatnya menahan kertas artikulasi apabila kertas tersebut
ditarik.
 Pasien tidak merasakan adanya perbedaan antara sisi kiri dengan sisi kanan
apabila dia mengkatupkan gigi gerahamnya secara pelan-pelan dengan sekuat-
kuatnya.

c. Pemolesan permukaan gigi

Permukaan gigi yang telah diasah akan menjadi kasar. Untuk itu permukaan gigi
yang diasah harus dilicinkan dan dipoles sehingga terasa lebih nyaman bagi pasien.
Pemolesan gigi dengan menggunakan rubber cup white.

DAFTAR PUSTAKA

1. Reddy, Shantipriya. 2011. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. 3ed.


Jaypee. New Delhi, Hindia.
2. Michael G Newman_ Henry Takei_ Perry R Klokkevold_ Fermin A Carranza - Newman
and Carranza’s Clinical Periodontology-Saunders (2018)
th
3. Newman MG, HH Takei, FA. 2014.Carranza’s Clinical Periodontology. 11 ed. 200.
Saunders: Elsevier. Page : 151-157.
4. http://www.southarkansasendodontics.com/Downloads/Providers/Trauma-from-
occlusion.pdf
5. Thomsnon H. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta : EGC
6. Dawson, P.E., 2007. Functional Occlusion From TMJ to Smile Design. Mosby. Canada.
p. 200-4.

Anda mungkin juga menyukai