Anda di halaman 1dari 43

Tugas Makalah Anatomi Terapan

Kesejajaran dan Oklusi Gigi Geligi

Okeson, JP. 2013. Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion


7th Edition. St. Louis: Elsevier

Disusun oleh :

Oktaviani Margaretha (160221170001)


Astrie Yumeisa (160221170002)
Wenny Awalia Annisa (160221170003)
Irham M. Adinugraha (160221170004)
Fauziah Erfin (160221170005)

Pembimbing:
Dr. Rudi Hartanto, drg., MS.

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


DEPARTEMEN ILMU PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
201
BAB I

PENDAHULUAN

Oklusi dapat didefinisikan sebagai hubungan kontak statik antara tonjol-

tonjol gigi atau permukaan kunyah dari gigi geligi atas dan bawah.

Kesejajaran dan oklusi gigi geligi adalah hal yang sangat penting pada

sistem mastikasi. Aktivitas dasar dari mengunyah, menelan dan berbicara

sebagian besar tergantung tidak hanya dari posisi gigi- geligi pada lengkung gigi,

tetapi juga pada hubungan dari gigi lawannya yang dibawa dalam oklusi. Posisi

gigi-geligi ditentukan bukan secara kebetulan, tetapi oleh banyak faktor

pengendali, salah satunya seperti pengaruh dari jaringan lunak yang

mengelilinginya. Dalam bab ini dibagi dalam 3 bagian . Yang pertama

menjelaskan faktor-faktor dan gaya-gaya yang menjelaskan posisi gigi-geligi

dalam lengkung gigi. Yang kedua menjelaskan hubungan yang normal dari gigi-

geligi dalam kesejajarannya dengan lengkung. Yang ketiga menjelaskan hubungan

yang normal dari lengkung gigi satu sama lain yang dibawa dalam oklusi.

BAB II
KESEJAJARAN DAN OKLUSI GIGI-GELIGI

2.1 Faktor-faktor dan Gaya-gaya yang Menentukan Posisi Gigi-geligi

Kesejajaran dalam gigi-geligi pada lengkunng gigi terjadi sebagai hasil

dari tindakan gaya kompleks dengan arah yang bervariasi. Ketika gigi erupsi,

mereka merngarah langsung ke posisi dimana gaya-gaya yang berlawanan adalah

dalam keseimbangan. Gaya-gaya berlawanan yang besar yang berpengaruh pada

posisi gigi adalah berasal dari otot-otot di sekitarnya. Bagian labial dari gigi

adalah bibir dan pipi, dimana menyediakan gaya yang relatif ringan tetapi gaya

langsung yang konstan dihasilkan ke bagian lingual. Pada sisi yang berlawanan

dari lengkung gigi adalah lidah, yang menyediakan gaya langsung ke arah labial

dan bukal pada permukaan lingual dari gigi-geligi. Kedua gaya diaplikasikan dari

labial oleh bibir dan pipi seta dari lingual oleh lidah adalah gaya yang ringan

tetapi konstan, ini merupakan tipe dari gaya-gaya yang sepanjang waktu dapat

memindahkan posisi gigi dalam lengkungnya.

Gaya-gaya labiolingual dan bukolingual adalah sama pada posisi gigi

dalam rongga mulut. Ini disebut posisi netral atau ruangan netral, dimana

kestabilan gigi dicapai. Jika selama erupsi, sebuah gigi diposisikan terlalu jauh ke

arah lingual atau fasial, gaya yang terjadi (lidah jika dalam linguoversi, bibir dan

pipi jika dalam fasioversi) akan mendorong gigi tersebut ke posisi netral. Ini

secara normal terjadi ketika terdapat ruangan yang cukup untuk gigi di dalam
lengkung gigi. Jika ruangan tidak cukup, gaya dari otot-otot di sekelilingnya tidak

mencukupi untuk dapat mem-posisi-kan gigi pada lengkung yang sesuai. Gigi-

geligi kemudian menetap di luar lengkung yang normal, dan gigi berjejal

(crowding) terlihat. Crowding ini menetap sampai terdapat gaya luar tambahan

untuk memperbaiki perbedaan ukuran ggi dan lebar lengkung yang terjadi.

Gambar 1. Ini merupakan posisi dari


gigi ketika gaya lingual seimbang
dengan gaya labial (bibir dan pipi). Ini
terdapat pada gigi anterior dan juga
posterior.

Meskipun setelah erupsi, beberapa perubahan atau gangguan pada

besarnya, arah, atau frekwensi dari gaya otot-otot akan cenderung untuk
memindahkan gigi pada posisi dimana gaya-gaya melawan keseimbangan. Tipe

distribusi ini mungkin dihasilkan jika lidah aktif dengan tidak normal atau ukuran

lidah yang besar. Ini dapat dihasilkan pada gaya yang diaplikasikan dari arah

lingual ke gigi-geligi lebih besar daripada gaya dari arah labial yang dihasilkan

oleh bibir. Ruangan netral tidak hilang tetapi hanya dipindahkan ke labial. Pada

umumnya, ini yang menyebabkan terjadinya flaring labial dari gigi anterior,

sampai gigi-geligi ini mencapai posisi dimana gaya dari labial dan lingual

melawan equilibrium (keseimbangan). Sacara klinis, ini ditunjukkan sebagai open

bite anterior. Jika seseorang dengan kondisi ini diminta untuk menelan, lidah akan

mengisi ruang anterior. Pada awalnya diduga bahwa gaya yang diaplikasikan oleh

lidah selama penelanan dengan tipe ini bertanggungjawab untuk perpindahan gigi

ke arah labial atau flaring dari gigi anterior. Bukti akhir-akhir ini tidak

memperkuat konsep ini. Pada kenyataannya, kemungkinan yang lebih besar dapat

terjadi adalah bahwa gigi-geligi anterior berpindah ke labial oleh karena posisi

istirahat atau posisi posturing yang konstan dari lidah dan bukan aktivitas

menelan. Tongue thrusting selama menelan adalah lebih berhubungan dengan

usaha pasien untuk menutup mulut, dimana adalah penting untuk menelan secara

efisien.
Gambar 2. A, Open bite anterior
pada dewasa behubungan dengan
lidah yang lebar dan aktif. B,
Selama menelan, lidah terlihat
mengisi ruangan anterior, sehingga
mulut tidakmdapat terkunci rapat
untuk penelanan. C, seorang muda
yang telah mengalamai
perkembangan ke aktiv an lidah
menjadikan open bite anterior
kedua kali. D, Selama menelan,
lidah terlihat mengisi ruangan

Klinisi harus mengingat bahwa gaya otot-otot ini bertindak secara kontan

dan mengatur fungsi gigi. Gaya-gaya tidak secara langsungsung diperoleh dari

sistem otot-otot mulut tetapi berhubungan dengan kebiasaan yang dapat juga
mempengaruhi posisi gigi. Sebagai contohnya; menggigit pipa secara konstan

dapat merubah posisi gigi. Instrumen musik yang ditempatkan di antara gigi

rahang atas dan bawah (contoh; klarinet) mungkin menghasilkan gaya dari labial

ke arah permukaan lingual dari gigi-gigi anterior rahang atas, menghasilkan

flaring labial. Ketika posisi abnormal dari gigi di ketahui, adalah penting untuk

menanyakan tipe kebiasaan ini. Jika penyebab dari posisi yang tidak normal ini

tiak dihilangkan, perbaikan dari posisi gigi dapat dipastikan gagal.

Permukaan proksimal dari gigi juga tergantung dari variasi gaya-gaya.

Kontak proksimal antara gigi-gigi yang bersebelahan membantu dalam menjaga

gigi-gigi pada kesejajaran yang normal. Respon fungsional dari tulang alveolar

dan serat-serat gingival yang mengelilingi gigi-gigi tampaknya menghasilkan

mesial drifting dari gigi ke arah midline. Selama mastikasi terdapat sedikit

pergerakan ke arah bukolingual, dan juga arah vertikal, pergerakan dari gigi

sepanjang waktu ini juga menghasilkan daerah kontak proksimal. Ketika daerah

ini menjadi aus, mesiap drifting membantu untuk menjaga kontak anatara gigi

yang bersebelahan dan dengan begitu men-stabil-kan lengkung. Mesial drift

menjadi paling terlihat terjadi ketika terdapat permukaan dari gigi posterior yang

rusak oleh karies atau adanya sisa gigi yang diekstrasi. Dengan hilangnya kontak

proksimal, gigi yang berada pada bagian distal dari gigi yang diekstrasi akan drift

dengan arah mesial ke ruangan tersebut, yang mana (khususnya pada daerah

molar) sering menyebabkan gigi ini berada miring pada ruangan tersebut.
Faktor penting lainnya yang membantu ke- stabil-an kesejajaran gigi

adalah kontak oklusal, yang mencegah terjadinya ekstrusi atau supererupsi dari

gigi, dengan begitu dapat menjaga ke-stabil-an lengkung. Setiap kali mandibula

menutup, kontak oklusak yang unik membentuk pola reem-phasize, dan menjaga

posisi gigi. Bila bagian dari permukaan oklusal gigi ini hilang atau berubah,

struktur periodontal yang dinamis akan mengikuti perpindahan dari gigi. Gigi

yang berlawanan sering mengalami supererupsi sampai kontak oklusal terjadi

kembali. Oleh karena itu ketika terdapat gigi yang hilang, tidak hanya bagian

distal dari gigi yang sering pindah ke arah mesial, tetapi juga gigi lawannya

sengkali juga mengalami erupsi. Oleh karena itu, kontak proksimal dan oklusal

adalah penting dalam menjaga kesejajaran dan integritas dari lengkung. Akibat

dari hilangnya satu gigi dapat menjadi berbahaya pada hilangnya ke-stabil-an dari

lengkung gigi.

Gambar 3. Hilangnya satu gigi dapat


menimbulkan akibat yang signifikan pada ke-
stabil-an kedua lengkung. Dapat dicatat bahwa
dengan hilangnya molar satu rahang bawah,
maka molar dua dan tiga menjadi miring ke
arah mesial, premolara kedua rahang bawah
bergerak ke arah distal, dan gigi molar satu
lawannya pada rahang atas terjadi supererupsi.

2.2 INTRAARCH TOOTH ALIGNMENT (KESEJAJARAN DI DALAM

LENGKUNG GIGI)
Kesejajaran dalam lengkung gigi mengacu pada hubungan antara gigi satu

sama lain di dalam lengkung gigi. Bagian ini menjelaskan karakteristik normal

antar lengkung dari gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah.

Dataran dari oklusal (plane) merupakan dataran yang akan bertahan jika

sebuah garis yang digambarkan sepanjang seluruh ujung buccal cusp dan icisal

edge dari gigi rahang bawah, kemudian diperluas menuju dataran untuk

melingkupi ujung lingual cusp dan dilanjutkan melintasi lengkung untuk

melingkupi sisi ujung bucal cusp dan lingual cusp yang berlawanan. Ketika

dataran oklusal diperiksa, akan menjadi nyata terlihat bahwa dataran tersebut tidak

rata. Adanya kedua temporomandibular joint, yang sangat jarang berfungsi

dengan stimulus pergerakan yang identik, menjelaskan banyaknya gerakan yang

ditemukan. Karena kebanyakan pergerakan rahang adalah kompleks, dengan pusat

rotasi yang bergeser secara konstan, occlusal plane yang datar tidak akan

membiarkan kontak fungsional secara simultan pada lebih dari satu daerah dari

lengkung gigi. Oleh karena itu occlusal plane dari lengkung gigi membengkok

dengan cara yang memperbolehkan pemakaian maksimum dari kontak gigi selama

berfungsi. Pada pokoknya, kurva dari occlusal plane merupakan hasil dari

peristiwa nyata dimana gigi di posisi kan pada lengkung dengan derajat inklinasi

yang bervariasi.

Ketika menguji lengkung dari pandangan lateral, hubungan sumbu

mesiodistal dapat terlihat. Jika garis-garis diperpanjang sepanjang sumbu panjang

dari akar melewati mahkota, sudut dari gigi-geligi yang berhubungan dengan

tulang alveolar dapat diamati (gambar 5). Pada lengkung rahang bawah, gigi-gigi
anterior dan posterior condong ke aran mesial. Molar kedua dan ketiga lebih

condong daripada premolar. Pada lengkung rahang atas, pola inklinasi yang

berbeda terlihat (Gambar 6). Gigi-geligi anterior pada umumnya condong ke

mesial, dengan kebanyakan gigi molar posterior condong ke distal. Jika dari

pandangan lateral sebuah garis khayal digambar melewati ujung buccal cusp dari

gigi-gigi posterior (molar dan premolar), garis membengkok mengikuti dataran

oklusal akan terlihat (Gambar 4), yang cembung untuk lengkung rahang atas dan

cekung untuk lengkung rahang bawah. Garis cembung dan cekung ini benar-benar

cocok ketika lengkung gigi ditempatkan pada oklusal. Kurva dari lengkung gigi

ini pertama kali dijelaskan oleh von Spee dan karena itu disebut dengan curve of

Spee.

Gambar 4. A, Curve of
Spee. B,Curve of Wilson

Ketika mengamati lengkung gigi dari pandangan frontal, sumbu

bukolingual dapat terlihat. Pada umumnya, gigi-geligi posterior pada lengkung

rahang atas memiliki sedikit inklinasi bukal (gambar 7). Pada lengkung rahang

bawah, gigi posterior memiliki sedikit inklinasi lingual (gambar 8). Jika sebuah

garis digambarkan sepanjang ujung buccal dan lingual cusp dari kedua gigi

posterior kanan dan kiri, dataran / lempeng yang membengkok dari oklusal akan

terlihat (gambar 4). Kurva ini berbentuk cembung pada lengkung rahang atas dan

cekung pada lengkung rahang bawah. Sebaliknya, jika lengkung dibawa ke


oklusal, kurva gigi akan benar-benar cocok. Kurva pada lempeng oklusal yang

diamati dari pandangan frontal ini disebut curve of Wilson.

Pada awalnya dalam kedokteran gigi, pengamat menyelidiki

perkembangan formula standar yang akan menjelaskan hubungan antar lengkung.

Bonwill, salah satu ilmuwanpertama yang menjelaskan lengkung gigi, mencatat

bahwa terdapat segitiga sama sisi di antara pusat dari condilus dan daerah kontak

mesial dari insisiv satu rahang bawah. Ia menggambarkan ini sebagai sisi yang

memiliki 4 inch. Di lain sisi, jarak dari daerah kontak mesial insisiv satu rahang

bawah ke pusat dari salah satu condilus adalah 4 inch, dan jarak antara pusat dari

condilus adalah 4 inch. Pada 1932, Monson menggunakan segitiga Bonwill dan

mengemukakan teori bahwa terdapat sebuah bulatan dengan jari-jari 4 inch,

pusatnya memiliki jarak yang sama dari permukaan oklusal gigi posterior dan dari

pusar dari condilus. Meskipun konsep ini diperbaiki secara kasar, mereka terlalu

meyederhanakan dan tidak akan dibenarkan pada seluruh kejadian. Reaksi dari

teori yang sederhana ini memicu penyelidikan untuk pertentangan dan pembelaan

dari ide ini. Dari komtroversi ini dikembangkan teori-teori dari oklusi yang

digunakan dalam kedokteran gigi saat ini.


Gambar 5. Gigi –gigi anterior
dan posterior condong ke arah
mesial

Gambar 6. Gigi-gigi anterior yang


condong ke arah mesial, dimana
kebanyakan gigi posterior
menjadi lebih condong ke distal
dengan mengacu pada tulabg
alveolar.
Gambar 7. Seluruh gigi-
gigi posterior sedikit
membengkok ke bukal.

Permukaan oklusal dari gigi-gigi dibuat dari banyak cusp, groove,dan

sulci. Selama berfungsi, bagian oklusal ini membiarkan penghancuran makanan

secara efektifdan pencampuran dengan saliva untuk membentuk bolus makanan

sehingga mudah untuk ditelan. Untuk tunjuan diskusi, permukaan oklusal dari

gigi-gigi posterior dapat dibagi menjadi beberapa daerah. Daerah dari gigi di
antara ujung buccal dan lingual cusp dari gigi-gigi posterior disebut occlusal

table (tabel oklusal) (Gambar 9). Gaya- gaya besar dari mastikasi di aplikasi-kan

pada daerah ini. Tabel oklusal menunjukkan kira-kira 50% sampai 60% dari

dimensi bukolingual total dari gigi posterior dan di-posisi-kan sepanjang sumbu

panjang dari struktur akar. Ini dipertimbangkan sebagai aspek dari dalam (inner

aspect) giginya karena berada turun di antara ujung cusp. Demikian juga daerah

oklusal di luar ujung cusp disebut outer cusp. Aspek inner dan outer dari gigi

disusun dari inklinasi yang diperluas dari ujung cusp ke salah satu daerah

CF(cental fossa) atau jarak ketinggian kontur pada permukaan lingual atau labial

dari gigi-gigi. Kemudian kecondongan lereng disebut inner dan outer incline.

Incline inner dan outer di identifikasi lebih jauh dengan menjelaskan cusp yang

dipisah-pisah kan. Sebagai contohnya, incline inner dari cusp bukal premolar

pertama kanan rahang atas meng identifikasi daerah yang spesifik pada lengkung

gigi. Incline gigi juga di identifikasi dengan menghubungkan permukaan ke arah

yang dituju (contohnya mesial atau distal). Permukaan lereng yang mengarah ke

mesial merupakan yang menghadap bagian mesial dari gigi, dan permukaan

lereng yang mengarah ke distal merupakan yang menghadap bagian distal

(gambar 11).
Gambar 8. Seluruh gigi posterior sedikit condong ke
arah lingual

Gambar 9. Tabel
oklusal dari premolar
rahang atas

2.3 INTERACH TOOTH ALIGNMENT (KESEJAJARAN ANTAR

LENGKUNG GIGI)

Kesejajaran antar lengkung gigi ditunjukkan sebagai hubungan antara gigi-

geligi dalam satu lengkung dengan lengkung lainnya. Ketika kedua lengkung

berkontak, seperti dalam penutupun mandibula, hubungan oklusal dari gigi-gigi

terlihat. Bagian ini menjelaskan karakteristik normal antar lengkung dari gigi-gigi

rahang atas dan rahang bawah dalam oklusi.


Gigi-geligi rahang atas dan bawah menutup dengan cara yang tepat dan

presisi. Jarak dari garis yang dimulai pada permukaan distal dari molar ketiga,

diperpanjang ke arah mesial melewati seluruh daerah kontak proksimal

mengelilingi lengkung yang tersisa, dan diakhiri pada permukaan distal dari molar

ketiga lawannya menunjukkan panjang lengkung. Kedua lengkung memiliki

panjang lengkung yang kira-kira sama, dengan lengkung rahang bawah hanya

sedikit lebih kecil (lengkung rahang atas, 128mm; lengkung rahang bawah,

126mm). perbedaan yang kecil ini merupakan hasil dari jarak mesiodistal yang

lebih sempit pada insisiv rahang bawah dibandingkan dengan insisiv rahang atas.

Lebar lengkung merupakan jarak lintas lengkung. Lebar dari lengkung rahang

bawah sedikit lebih kecil daripada lengkung rahang atas, dengan demikian ketika

lengkung-lengkung menutup, masing-masing gigi rahang atas posisinya lebih ke

fasial daripada gigi rahang bawah.

Oleh karena gigi-geligi rahang atas posisinya lebih ke fasial (atau

setidaknya memiliki inklinasi lebih ke fasial), hubungan oklusal yang normal dari

gigi-gigi posterior adalah ujung cusp bukal rahang bawah untuk

menutup/mengatup sepanjang daerah CF dari gigi-gigi rahang atas. Demikian juga

halnya dengan cusp lingual gigi rahang atas mengatup sepanjang daerah CF dari

gigi-gigi rahang bawah (gambar 12). Hubungan oklusal ini menjaga jaringan

lunak di sekitarya. Cusp bukal dari gigi-geligi rahang atas mencegah mukosa

bukal pipi dan bibir dari penurunan di antara permukaan oklusal dari gigi-gigi

selama berfungsi. Demikian juga halnya dengan cusp lingual dari gigi-gigi rahang
bawah yang membantu dalam menjaga agar lidah tidak berada di antara gigi-gigi

rahang atas dan rahang bawah.

Gambar 10. Incline inner dan


outer dari premolar rahang atas.

Gambar 11. Incline yang


berdampingan dengan masing-
masing ujung cusp posterior.

Peran dari lidah, pipi, dan bibir tentunya penting selama berfungsi karena

mereka secara terus menerus menempatkan makanan pada permukaan oklusal dari

gigi-geligi untuk menguraian dengan lebih sempurna. Hubungan bukolingual

yang normal membantu efisiensi sebaik mungkin dari sistem otot (musculus)

ketika kemungkinan berbagai trauma dari jaringan lunak (dari pipi atau tongue

biting) diperkecil. Kadang- kadang, karena adanya perbedaan dalam ukuran

lengkung skeletal atau pola erupsi yang berbeda, gigi-geligi mengatup seperti

dengan cara cusp bukal rahang atas berkontak pada daerah CF gigi-gigi rahang

bawah. Hubungan ini menunjukkan crossbite (gambar 13).

Cusp bukal dari gigi-geligi posterior rahang bawah dan cusp lingual dari

gigi-geligi posterior rahang atas mengatup dengan daerah CF lawannya. Cusp-


cusp ini disebut cusp pendukung (supporting cusp), atau cusp pusat (centric

cusp), dan merupakan yaang terutama bertanggung jawab untuk menjaga jarak

antara rahang atas dan rahang bawah. Jarak ini mendukung tinggi vertikal dan

disebut dimensi vertikal dari oklusi. Cusp-cusp ini juga berperan besar dalam

mastikasi karena kontak terjadi pada aspek dalam maupun luar dari cusp. Pusat

dari cusp membulat dan lebar. Ketika dilihat dari oklusal, ujung-ujungnya

berlokasi kira-kira sepertiga jarak lebar total bukolingual dari gigi (gambar 14).

Cusp bukal dari gigi-geligi posterior rahang atas dan cusp lingual dari gigi-

geligi posterior rahang bawah disebut guiding atau noncentric cusp. Ini relatif

tajam, dengan ujung yang nyata berada pada kira-kira seperenam jarak lebar total

bukolingual dari gigi (gambar 14). Daerah kecil dari cusp nonsentrik dapat

mempunyai fungsi penting. Area ini terletak pada lereng dalam dari cusp

nonsentrik, dekat CF dari gigi dan berkontak atau berdekatan dengan bagian kecil

dari bagian luar cusp sentrik lawannya. Daerah kecil dari cusp sentrik (sekitar

1mm) merupakan satu-satunya daerah yang bagian luarnya memiliki beberapa

fungsi penting. Karena itu daerah ini dsebut bagian luar fungsional (functional

outer aspect). Bagian sebelah luar yang kecil pada masing-masing cusp sentrik

dapat berfungsi melawan lereng bagian dalam dari cusp nonsentrik (gambar 15).

Karena daerah ini membantu dalam memotong makanan selama mastikasi, cusp

nonsentrik juga disebut shearing cusp.


Gambar 12. Cusp bukal rahang
bawah mengatup pada fosa sentral
dari gigi-gigi rahang atas, dan cusp
lingual rahang atas mengatup pada
fosa sentral dari gigi-gigi rahang
bawah

Gambar 13. Crossbite posterior, cusp lingual


rahang bawah mengatup pada fosa sentral dari
gigi-gigi rahang atas dan cusp bukal rahang atas
mengatup pada fosa sental dari gigi-gigi rahang
bawah.

Gambar 14. Gigi Molar Pertama Rahang


Bawah. Posisi ujung cusp sentrik dan
nonsentrik.

Peran besar dari cusp nonsentrik adalah untuk mengurangi benturan,

seperti yang telah dijelaskan dan untuk menjaga bolus makanan pada tabel oklusal

untuk mastikasi. Cusp nonsentrik juga memberikan ke stabil an pada rahang

bawah, sehingga ketika gigi-gigi berada dalam oklusi penuh, hubungan oklusal

yang kencang dan pasti dihasilkan. Hubungan dari gigi pada posisi intercusp

terbesar disebut maximum intercuspal position (ICP). Jika rahang bawah

bergerak ke arah lateral dari posisi ini , kontak nonsentrik akan berkontak dan

mengarahkan tambahan daerah perpotongan, selama mastikasi cusp-cusp ini

kemudian menutup, cusp nonsentrik akan membantu mengarahkan rahang bawah


kembali ke ICP. Sebagai tambahan, selama mastikasi cusp-cusp ini akan

menyelesaikan pengarahan untuk kontak yang kemudian diarahkan kembali pada

sistem neuromuscular, yang mengatur gerakan mengunyah. Oleh karena itu, cusp

nonsentrik juga cocok disebut sebagai guiding cusp.

Gambar 15. FOA (functional outer aspect) dari


cusp sentrik merupakan satu-satunya daerah dari
lereng luar dengan fungsi yang penting

2.4 HUBUNGAN KONTAK OKLUSAL BUKOLINGUAL

Ketika lengkung gigi dilihat dari oklusal, tanda yang pasti dapat dilihat,

membuatnya sangat membantu dalam mengerti hubungan interocclusal dari gigi-

geligi.

1. Jika garis khayal diperpanjang sepanjang seluruh ujung cusp bukal dari

gigi posterior rahang bawah, garis bukooklusal akan dapat ditetapkan.

Pada lengkung normal, garis ini menggaris dengan lembut dan secara

berkelanjutan, memunculkan bentuk lengkung yang umum. Itu juga

menunjukkan batas antara bagian luar dan dalam dari cusp bukal (gambar

16).

2. Begitu pula, bila garis khayal dipanjangkan melewati cusp lingual dari

gigi-gigi posterior rahang atas, garis linguooklusal (LO) dapat terlihat.


Garis ini menunjukkan bentuk lengkung pada umumnya dan

memperlihatkan batas antara bagian luar dan dalam dari cusp sentrik

(gambar 17)

3. Jika garis khayal ketiga ini diperpanjang sepanjang groove perkembangan

sentral dari gigi-gigi posterior rahang atas dan bawah, garis CF akan dapat

ditetapkan. Pada lengkung kesejajaran normal yang baik, garis ini

bersambung dan menunjukkan bentuk rahang (gambaar 18)

Gambar 16. Garis Bukooklusal dari


lengkung rahang bawah kiri

Gambar 17. Garis lingooklusal


(LO) dari lengkung kanan rahang
atas.
Sekali garis CF ditentukan, akan bermanfaat untuk mencatat hubungan

penting dari daerah kontak proksimal. Daerah ini secara umum terletak sedikit

lebih ke bukal dari garis CF (gambar 19), yang memyediakan daerah embrasure

lingual lebih besar dan daerah embrasure bukal lebih kecil. Selama berfungsi,

kemudian, embrasure lingualyang lebih besar akan bertidak sebagai katup besar

untuk makanan dapat di mastikasi. Ketika gigi akan berkontak, sebagian besar

makanan akan berpindah jalur menuju ke lidah, yang mana lebih efisien dalam

mengembalikan makanan pada tabel oklusal daripada sistem musculus buccinator

dan perioral.

Gambar 18. Garis CF dari


lengkung gigi kiri

Gambar 19. Daerah kontak


proksimal di antara gigi-gigi
posterior pada umumnya terletal
sedikit ke bukal dari garis CF.
Untuk melihat hubungan bukolingual gigi-gigi dalam oklusi, seseorang

harus mencocokan secara sederhana ketepatan garis khayal. Seperti dalam gambar

20, garis BO dari gigi-gigi rahang bawah mengatup dengan garis CF dari gigi-gigi

rahang atas. Secara bersamaan, garis LO dari gigi-gigi rahang atas berkontalk

dengan garis CF dari gigi-gigi rahang bawah.

2.5 HUBUNGAN KONTAK OKLUSAL MESIODISTAL

Kontak oklusal terjadi ketika cusp sentrik berkontak dengan garis CF

lawannya. Dilihat dari fasial, cusp-cusp ini secara khas berkontak dengan antara

satu dari dua daerah: 1) daerah CF, dan 2) daerah embrasure dan marginal ridge.

Kontak antara ujung cusp dan daerah CF telah disamakan dengan

penghalusan menggiling menggunakan alu dan lumpang. Ketika kedua

permukaan yang lengkungan/ bengkokan nya tidak sama bertemu, hanya bagian

tertentu yang berkontak, meninggalkan daerah bebas dari kontak lainnya untuk

bertindak sebagai katup agar substansi dapat dihancurkan. Ketika rahang bawah
berpindah selama mastikasi, daerah yang berbeda berkontak, membuat katup-

katup yang berbeda. Perpindahan ini meningkatkan efisiensi dari mastikasi.

Gambar 20. A, Cusp bukal (sentrik) dari gigi rahang bawah mengatup pada
CF dari gigi-gigi rahang atas. B, cusp lingual (sentrik) dari gigi-gigi rahang
atas mengatup pada CF dari gigi-gigi rahang bawah.

Jenis kedua dari kontak oklusal adalah antara ujung cusp dan marginal

ridge. Marginal ridge merupakan daerah sedikit meninggi/naikan cembung pada

batas mesial dan distal dari permukaan oklusal yang bergabung dengan

permukaan interproksimal dari gigi. Bagian yang paling tinggi dari marginal

ridege sedikit cembuang. Oleh karena itu, jenis kontak ini digambarkan dengan
ujung cusp yang berkontak dengan permukaan yang rata. Pada hubungan ini,

ujung cusp dapat menembus makanan dengan mudah dan katup dapat ditemui

pada semua arah. Bersamaan dengan gerakan lateral dari rahang bawah, daerah

kontak yang tepat berpindah-pindah, meningkatkan ke-efisiensi-an dari

pengunyahan. Dicatat bahwa ujung cusp yang tepat tidak bertanggung jawab

sendiri untuk kontak oklusal. Daerah sirkuler di sekeliling ujung cusp yang

sebenarnya dengan jari-jari sekitar 0,5mm menyediakan daerah kontak dengan

permukaan gigi lawannya

Ketika hubungan antar lengkung yang normal dilihat dari lateral, itu dapat

terlihat bahwa masing-masing gigi mengatup dengan dua gigi lawannya.

Bagaimanapun, terdapat dua pengecualian dari aturan ini: insisiv central rahang

bawah dan molar ketiga rahang atas. Pada kasus ini gigi-gigi mengatup dengan

hanya satu gigi lawannya. Oleh karena itu, di sepanjang lengkung gigi apapun

ditemukan mengatup dengan gigi senama/sejenis pada lengkung lawannya

ditambah sebuah gigi yang berdampingan. Hubungan one-tooth-to-two-teeth ini

membantu menyalurkan gaya oklusal ke beberapa gigi dan pada akhirnya

disalurkan ke seluruh lengkung. Ini juga membantu menjaga keutuhan dari

lengkung,bahkan ketika satu gigi hilang, karena adanya ke stabil an kontak

oklusal yang tetap dijaga pada seluruh gigi-gigi.

Pada hubungan yang normal, gigi-gigi rahang bawah ditempatkan sedikit

ke lingual dan mesial dari pasangannya. Ini terjadi pada gigi-geligi anterior

maupun posterior (gambar 21). Pemerikdaan pola kontak yang umum dari
lengkung gigi, sangat membantu untuk mempelajari gigi-gigi posterior dan

anterior secara terpisah.

Gambar 21. Masing-masing gigi rahang


bawah posterior sedikit lebih ke lingual dan
2.6 HUBUNGAN OKLUSAL mesial dari pasangannya.

DARI GIGI-GELIGI

POSTERIOR PADA

UMUMNYA

2.6.1 Kelas I

Karakteristik dari kebanyakan jenis hubungan molar ditemukan pada gigi-

geligi yang alami, pertama kali diungkapkan oleh Angle sebagai hubungan kelasI:

1. cusp mesiobukal molar pertama rahang bawah mengatup pada daerah

embrasure, di antara premolar kedua dan molar pertama rahang atas.

2. Cusp mesiobukal molar pertama rahang atas sejajar langsung di atas bukal

groove dari molar pertama rahang bawah.

3. Cusp mesiolingual molar pertama rahang atas berada pada daerah CF dari

molar pertama rahang bawah.

Dua variasi pada pola kontak oklusal dapat dihasilkan berhubungan

dengan daerah marginal ridge. Pada beberapa kejadian, cusp berkontak dengan

daerah embrasure (dan sering kedua marginal ridge yang berdampingan) secara

langsung, menghasilkan dua kontak pada daerah dari ujung cusp (gambar 22).

Pada kejadian lainnya, ujung cusp terletak seperti berkontak dengan hanya satu
marginal ridge, menghasilakan hanya satu kontakpada ujung cusp. Situasi

kemudian digunakan dalam penjelasan hubungan molar pada umumnya. gambar

23 menggambarkan pandangan dari bukan dan pola jenis kontak oklusal dari

hubungan molar kelas I.

2.6.2 Kelas II

Pada beberapa pasien, lengkung rahang atas besar dan maju ke arah

anterior, atau lengkung rahang bawahnya kecil atau terletak lebih ke posterior.

Kondisi ini akan meghasilkan molar pertam rahang bawah menjadi terletak lebih

ke distal dari hubungan molar kelas I (gambar 24), menjelaskan hubungan molar

kelas II. Hal ini sering digambarkan melalui karakteritik:

1. cusp mesiobukal gigi molar pertama rahang bawah mengatup pada daerah

CF dari molar pertama rahang atas.

2. Cusp mesiobukal dari molar pertama rahang bawah sejajar dengan buccal

groove molar pertama rahang atas.

3. Cusp distolingual dari molar pertama rahang atas mengatup pada daerah

CF dari molar pertama rahang bawah


Gambar 22. Beberapa
cusp sentrik mengatup
pada embrasure di antara
gigi lawannya.
Gambar Ini
23. Hubungan antar
menyebabkan terdapat
lengkung dari oklusi molardua
kontak
kelas I. di sekitar ujung
puncak
A, bukal.cusp. Yang
B, oklusal
lainnya mengatup
menunjukkan kekhasan pada
embrasure
daerah dan berkontak
kontak
hanya satu marginal
ridge lawannya.

Gambar 24. Hubungan


antar lengkung dari
oklusi molar kelas II.
A, bukal. B, Kekasan
daerah kontak diliat
dari oklusal
2.6.3 Kelas III

Jenis ketiga dari hubungan molar, sering ditemukan berhubungan dengan

pertumbungan berlebih dari rahang bawah. Pada hubungan ini posisi pertumbuhan

dari molar rahang bawah lebih ke mesial dar molar rahang atas (gambar 25).

Karakteristik kelas III ini:

1. cusp distobukal dari molar ertama rahang bawah terletak pada embrasure

di antara premolar kedua dan molar pertama rahang ats

2. cusp mesiobukal dari molar pertama rahang atas terletak di atas

embrasure di antara molar pertama dan kedua rahang bawah.

3. Cusp mesiolingual dari molar pertama rahang atas terletal pada pit mesial

dari molar kedua rahang bawah.

Sebaliknya, masing-masing pasangan kontak oklusal terletak lebih ke

mesial dari pasangan kontak hubungan kelas I, sekitar lebar dari premolar.

Gambar 25. Hubungan antar


lengkung dari oklusi molar kelas
III.
A, Bukal. B, pandangan oklusal
menunjukkan daerah kontak yang
khas
2.7 HUBUNGAN OKLUSAL YANG UMUM DARI GIGI-GELIGI

ANTERIOR

Seperti juga gigi-gigi posterior rahang atas, gigi anterior rahang atas secara

normal terletak lebih ke labial dari gigi anterior rahang bawah. Tidak sepeti gigi

posterior, bagaimanapun, gigi-gigi anterior rahang ats dan bawah sejajar ke arah

labial, dengan perkiraan kemiringan 122 sampai 28 derajat dari garis acuan

vertikal. Meskipun jumlah yang besar dari variasi terjadi, hubungan yang normal

akan ditemukan hubungan antara incisal edge dari gigi insisiv rahang bawah

berkontak dengan permukaan lingual dari insisiv rahang atas. Kontak ini pada

umumnya terjadi pada fosa lingual dari insisiv rahang atas, kira-kira 4mm dari

gingival ke incisal edge. Dengan kata lain, ketika dilihat dari labial, 3 sampai

5mm dari gigi anterior rahang bawah akan berada di belakang gigi anterior rahang

atas (gambar 26). Karena mahkota dari gigi anterior rahang bawah kira-kira 9mm

panjangnya, sedikit lebih dari setengah mahkota tetap terlihat dari pandangan

labial.

Gambar 26. Secara normal gigi-


gigi anterior rahang atas overlap
dengan gigi-gigi anterior rahang
bawah di hampir setengah
panjang mahkota rahang bawah
Petunjuk anterior berperan penting dalam fungsi sistem mastikasi. Masing

masing karakterisktik ditentukan oleh posisi dan hubungan yang tepat dari gigi-

geligi anterior, yang dapat diperiksa secara horizontal dan vertikal. Jarak

horizontal dimana gigi-gigi anterior rahang atas overlap dengan gigi-gigi anterior

rahang bawah, dikenal dengan horizontal overlap (overjet) (gambar 27),

merupakan jarak antara insisal edge labial dari insisiv rahang aran dan prmukaan

labial dari insisiv rahang bawah pada ICP. Petunjuk anterior juga dapat ditentukan

dalam dataran vertikal, dikenal sebagai vertical overlap (overbite). Vertical

overlap merupakan jarak antara incisal edge dari gigi anterior lawannya. Sepeti

yang telah disebutkan sebelumnya, oklusi normal mempunyai kira-kira 3 sampai 5

mm overlap vertikal. Karakteristik yang penting dari petunjuk anterior dijelaskan

oleh hubungan yang rumit dari kedua faktor ini.

Pada beberpa orang, keadaan normal dari gigi anterior tidak terjadi.

Variasi nya dapat dihasilakn dari perkembangan dan pola pertumbuhan yang

berbeda. Beberapa hubungan telah di identifikasi dengan menggunakan syarat-

syarat spesifik (gambar 28). Ketika seseorang mempunyai kurangnya

perkembangan rahang bawah (hubungan molar kela II), gigi-geligi anterior rahang

bawah sering berkontak pada daerah sepertiga gingival permukaan lingual dari

gigi rahang atas. Hubungan anterior ini dikenal dengan istilah deep bite (deep

overbite). Jika pada hubungan anterior kelas II, rahang atas bagian sentral dan

lateral, inklinasi labial nya normal, maka dipertimbangkan sebagai divisi 1. Ketika
insisiv rahang atas condong ke lingual, hubungan anterior dikenan dengan istilah

kelas II divisi 2. Deep bite yang parah dapat menghasilkan kontak dengan jaringan

gingiva bagian palatal dari insisi rahang atas. Pada orang lainnya yang

menunjukkan pertumbuhan rahang bawag, gigi-geligi anterior rahang bawah

sering terletak maju dan berkontak dengan incisal edge dari gigi-gigi anterior

rahang ats (hubungan molar kelas III ). Pada kasus yang parah, gigi-geligi anterior

rahang bawah dapat terletak sangat jauh maju dimana tidak ada kontak yang

terjadi pada ICP.

Gambar 27. Hubungan antar lengkung yang


normal dari gigi-gigi anterior menunjukkan
dau jenis overlap.

Hubungan gigi anterior lainnya merupakan satu yang sebenarmya

memiliki overlap vertikal yang negatif. Dengan kata lain, dengan gigi-gigi

posterior pada hubungan antar cusp yang maksimal, gigi-gigi anterior lawannya

tidak boleh overlap atau bahkan berkontak satu sama lain. Hubungan anterior ini
dikenal dengan istilah anterior open bita. Pada seseorang dengan open bite

anterior, tidak terdapat kontak gigi anterior yang mungkin terjadi selama

pergerakan rahang bawah.

Gambar 28A. Enam variasi


hubungan gigi anterior

Gambar 28.B, Kelas I


normal. C, Kelas II
divisi 1. D, Kelas II
divisi 2. E, kelas II end
to end. F, kelas III. G,
anterior open bite.
2.8 KONTAK OKLUSAL SELAMA PERGERAKAN MANDIBULA

Sampai pada titik ini , hanya hubungan statik dari gig-geligi anterior dan

posterior telah dibahas. Mengingat baaimanapun bahwa sistem mastikasi sangat

dinamis. Temporomandibular joints dan hubungan dengan muscular

memperkenankan rahang bawah untuk bergerak dalam ketiga datarang/lempeng

(sagital, horizontal, dan frontal). Bersamaan dengan pergerakan ini, terdapat

kontak gigi potensial. Sebuah pengeritan dari jenis dan lokasi dari kontak gigi

yang terjadi selama pergerakan dasar dari rahang bawah adalah penting. Istilah-

istilah eksentrik telah digunakan untuk menjelaskan beberapa pergerakan rahang

bawah dari ICP yang menghasilkan kontak gigi-geligi. Tiga gerakan eksentrik

yang dibahas:

1. Protrusif
2. Laterotrusif

3. Retrusif

Gambar 29. Guiding Incline, dari gigi-gigi


rahang atas merupakan permukaan yang
bertanggung jawab untuk karakteristik dari
anterior guidance.

Gambar 30. Kontak posteriorprotusif dapat terjadi di antara incline distal dari gigi-
gigi rahang atas dan incline mesial dari gigi-gigi rahang bawah
2.8.1 Pergerakan Protrusif Rahang Bawah

Pergerakan protusif rahang bawah terjadi ketika rahang bawah bergerak

maju dari ICP. Beberapa daerah dari gigi yang berkontak dengan lawannya

selama gerakan protusif dipertimbangkan sebagai kontak protusif. Pada hubungan

oklusal normal, kontak protusif yang lebih dominan terjadi pada gigi anterior, di

antara incisal dan labial edge dari gigi insisif rahang bawah yang bertentangan

dengan daerah fosa lingual dan incisal edge dari insisiv rahang atas. Ini

dipertimbangkan sebagai guiding incline pada gigi-gigi anterior (gambar 29).

Pada gigi-gigi posterior, pergerakan protusif menyebabkan cusp sentrik rahang

bawah (bukal) untuk melewati ke arah anterior melalui permukaan oklusal dari

gigi-gigi rahang atas (gambar 30). Kontak protusif posterior terjadi di antara

incline distal dari cusp lingual rahang atas dan incline mesial dari fosa dan

marginal ridge lawannya. Kontak protusif posterior dapat juga terjadi di antara

incline mesial dari cusp bukal rahang bawah dan incline dari fosa dan marginal

edge lawannya.
Gambar 31. Kontak dapat terjadi di antara inclinei dalam dari cusp bukan rahang
atas dan incline dari cusp bukal rahang bawah; hal ini juga dapat terjadi di antara
incline luar dari cusp lingual rahang atas, dan incline dalam dari cusp lingual
rahang bawah. Kontak mediotrusif dapat terjadi di antara incline dalam dari cusp
lingual dan incline dalam dari cusp bukal rahang bawah. Ketika rahang bawah
bergerak ke kanan, kontak yang serupa dapat terjadi pada gigi-gigi kontralateral.

2.8.2 Pergerakan Laterotrusif Rahang Bawah

Selama pergerakan lateral rahang bawah, gigi-gigi posterior rahang bawah

kanan dan kiri bergerak melintasi gigi-gigi lawannya pada arah yang berbeda.

Jika, sebagai contohnya, rahang bawah bergerak secara lateral ke kiri

(gambar 31), gigi-gigi posterior kiri rahang bawah bergerak secara lateral

melintasi gigi-gigi lawannya. Bagaimanapun, gigi-gigi posterior kanan rahang

bawah akan bergerak secara medial melewati gigi lawannya. Daerah dengan

kemungkinan kontak untuk gigi-gigi ini adalah pada lokasi yang berbeda dan oleh

karena itu dibuat dengan nama yang berbeda. Dengan melihat dengan lebih

seksama pada gigi-gigi posterior sisi kiri selama pergerakan lateral kiri dapat

diungkapkan bahwa kontak tersebut dapat terjadi pada dua daerah incline.
Pertama, di antara incline dalam dari cusp bukal rahang atas dan incline luar dari

cusp bukal rahang bawah. Yang lainnya adalah di antara incline luar dari cusp

lingual rahang atas dan incline dalam dari cusp lingual rahang bawah. Kedua

kontak ini disebut dengan laterotrusive. Untuk membedakan antara yang terjadi

di antara cusp lingual lawannya dengan yang terjadi di antara cusp bukal

lawannya, istilah kontak laterotrusif lingual-to-lingual digunakan untuk

menjelaskan bentuknya. Istilah working contact juga digunakan secara umum

untuk kedua kontak laterotrusif ini. Dikarenkan banyaknya fungsi yang terjadi

pada sisi di mana rahang bawah berpindah, istilah working contact cocok

digunakan.

Selama pergerakan lateral kiri yang sama, gigi-gigi posterior kanan rahang

bawah melewati arah medial melintasi gigi-gigi lawannya. Tempat potensial

untuk kontak oklusal adalah di antara incline bagian dalam dari cusp lingual

rahang atas dan incline bagian dalam dari cusp bukal rahang bawah. Ini sebuat

dinamakan kontak mediotrusif. Selama pergerakan lateral kiri, banyak fungsi

terjadi pada sisi kiri, dan oleh karena itu sisi kanan mempunya kerangka bentuk

sisi nonworking. Dengan begitu kontak mediotrusif ini juga disebut nonworking

contact. Pada literatur awal, istilah balancing contact digunakan.

Jika rahang bawah bergerak secara lateral ke kanan, tempat potensi dari

kontak akan sama persis , akan tetapi terbalik dari yang terjadi pada pergerakan

lateral kiri. Sisi kanan sekarang mempunyaikontak laterotrusif, dan sisi kiri

mempunyai kontak mediotrusif. Daerah kontak ini berada pada incline yang sama
dengan pergerakan lateral kiri tetapi pada gigi-gigi pada sisi yang berlawanan dari

lengkung.

Seperti yang pernah disebutkan di atas, gigi-gigi amterior berperan sebagai

pengarah selama pergerakan lateral rahang bawah kiri dan kanan. Pada hubungan

oklusan normal, caninus rahang atas dan bawah berkontak selama pergerakan

lateral kiri dan kanan dan karena itu mempunyai kontak laterotrusif. Ini terjadi di

antara permukaan labial dan incisal edge dari caninus rahang bawah dan fosa

lingual dan incisal edge dari caninus rahang atas. Seperti kontak protrusif, kontak

ini dipetimbagkan juga sebagai guiding incline.

Dapat disimpulkan, kontak laterotrusif (working) pada gigi-gigi posterior

terjadi pada incline dalam dari cusp bukal rahang atas melawan incline luar dari

cusp bukal rahang bawah dan incline luar dari cusp lingual rahang atas melawan

incline dalam dari cusp lingual rahang bawah. Kontak mediotrusif (nonworking)I

terjadi pada invlinedalam dari cusplingual melawan incline dalam dari cusp bukal

rahang bawah.

Gambar 32. Kontak retrusif


posterior dapat terjadi di
antara incline mesial dari
giggi-gigi rahang atas dan
incline distal dari gigi-gigi
rahang bawah.
2.8.3 Pergerakan Retrusif Rahang Bawah

Gerakan Retrusif terjadi ketika rahang bawah bergerak secara posterior

dari ICP. Dibandingkan dengan gerakan lainya, grakan retrusif adalah kecil.

Gerakan retrusif dibatasi oleh struktur ligamen seperti yang telah dibahas pada

bab I. Selama gerakan retrusif, cusp bukal rahang bawah bergerak ke arah distal

melintasi permukaan oklusal dari gigi-gigi rahang atas yang berlawanan (gambar

32). Daerah dari kontak potensial terjadi di antara incline distal dari cusp bukal

rahng bawah sentrik) dan incline mesial dari fosa dan marginal ridge lawannya.

Kontak retrusif terjadi pada incline yang terbalik dari kontak protrusif karena

gerakannya benar-benar berlawanan.


BAB III

KESIMPULAN

Ketika dua gigi-gigi posterior yang berlawanan mengatup dengan cara

yang normal (cusp lingual rahang atas berkontak dengan central fossae lawannya

dan cusp bukal rahang bawah berkontak dengan lawannya (centaral fossae),

daerah kontak potensial selama beberapa pergerakan eksentrik rahang bawah jatuh

pada daerah yang dapat diperkirakan dari permukaan oklusal gigi-gigi. Masing-

masing incline dari cusp sentrik dapat memberikan kontak eksentrik yang

potensial dengan gigi lawannya. Incline dalam dari cusp nonsentrik dapat juga

berkontak dengan gigi lawannya selama pergerakan eksentrik spesifik. Gambar 33

menggambarkan kontak oklusal yang mungkin terjadi pada molar pertama rahang

atas dan bawah. Mengingat bahwa dareah ini hanya merupakan daerah kontak

potensial karena seluruh gigi-gigi posterior tidak berkontak selama seluruh

pergerakan rahang bawah. Pada beberapa kejadian, beberapa gigi berkontak

selama pergerakan spesifik dari rahang bawah, yang memisahkan gigi-gigi

sisanya. Jika, bagaimanapun, gigi akan berkontak dengan gigi lawannya selama

pergerakan spesifik dari rahang bawah, diagram ini menggambarkan daerah

tersebut.
Gambar 33. A, sumbu potensial dari kontak selama pergerakan eksentrik
(pandangan lateral dan proksimal). B, sumbu potensial dari kontak eksentrik di
sekeliing di sekeliling cusp-cusp dari molar pertama rahang34.
Gambar atasSumbu
dan bawah
yang
(pandangan oklusal) Kontak diperlihatkan. LT, Laterotrusif;
umumnya MT,untukMediotrusif;
kontak
P, Protusif; R, Retrusif. eksentrik pada gigi-gigi
anterior rahang atas. LT,
Laterotrusif; P, Protrusif
Ketika gigi-gigi anterior mengatup dengan cara yang biasanya, sumbu

potensial dari kontak selama pergerakan rahang bawah yang bervariasi juga dapat

diperkirakan dan digambarkan pada gambar 34.

Anda mungkin juga menyukai