Anda di halaman 1dari 7

HASIL BELAJAR MANDIRI

Keren Esterlita/1206247562

SUMBER : INTERNET
WEBSITE : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127472-R22-PH-178-Hubungan%20gangguan-
Literatur.pdf
Oklusi
Oklusi berasal dari kata occlude yang berarti menutup. Jadi oklusi dapat diartikan sebagai keadaan
dimana gigi-gigi pada maksila dan mandibula berkontak saat mulut menutup.
Terdaat 2 jenis oklusi yaitu oklusi statis yang merupakan hubungan atau kontak yang statis antara gigi
rahang atas dengan rahang bawah. Dan oklusi fungsional merupakan gerak dinamis dari rahang bawah sehingga
terjadi kontak dengan rahang atas saat sedang melkukan fungsi tertentu sseperti mengunyah, berbicara dsb.
Oklusi yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang juga saling mempengaruhi satu sama lain,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan yang baik dari lat-alat pengunyah, integritas (hubungan) yang normal
dari gigi-geligi, fungsi yang normal dari otot-otot, hubungan yang normal dari TMJ
Oklusi sentrik (centric occlusion) adalah hubungan yang harmonis antara cusp dan incline plane dari
gigi maksila dan mandibula saat rahang menutup dan kepala sendi terletak wajar di bagian paling belakang
cekungan sendi. Relasi sentrik adalah posisi yang sentral atau wajar dari mandibula apabila permukaan antero-
superior dari kepala sendi saat berkontak dengan cekungan dari diskus artikularis

SUMBER : INTERNET
WEBSITE : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125370-R17-PRO-196%20Korelasi%20jumlah-
Literatur.pdf
Terdapat beberapa terminologi seperti oklusi normal dan oklusi ideal.Istilah oklusi normal tidak terlalu
penting dibandingkan kebutuhan untuk mencapai fungsi oklusi yang efisien dan nyaman. Leroy Johnson
menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses
metabolik untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.Oklusi
dikatakan normal jika: susunan gigi di dalam lengkung gigi teratur dengan baik; gigi dengan kontak proksimal;
hubungan seimbang antara gigi dan tulang rahang terhadap kranium dan muskular disekitarnya; kurva Spee
normal; ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal interdigitasi dan minimal overbite dan
overjet; cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal molar 1 mandibula dan cusp disto-
bukal molar 1 maksila berada di embrasure antara molar 1 dan 2 mandibula dan seluruh jaringan periodontal
secara harmonis dengan kepala dan wajah.Perubahan terhadap oklusi normal terjadi pada kondisi kehilangan
gigi, destruksi substansi gigi, migrasi gigi dan sebagai akibatnya adalah maloklusi.
Sedangkan oklusi ideal merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional yang
mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi.Menurut Kamus Kedokteran
Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya setiap gigi, kecuali insisivus sentral bawah dan molar tiga atas,
beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami
keausan.

SUMBER : INTERNET
WEBSITE : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125321-R17-PRO-197%20Korelasi%20usia-
Literatur.pdf
Ada beberapa faktor yang menentukan efisiensi oklusi pada gigi tetap asli, salah satunya adalah bidang
oklusal.Bidang oklusal adalah permukaan imajiner yang menyentuh incisal edges insisif mandibula dan atau
cusp tip kaninus dan cusp distobukal molar 2 mandibula. Karena adanya inklinasi sagital dari gigi-geligi
posterior tersebut, maka bidang oklusal akan membentuk lengkung oklusal. Dari sisi lateral, penyusunan
morfologis ini disebut kurva Spee dimulai dari kaninus hingga molar. Ada 5 tipe lengkung oklusal yaitu normal
(average), tajam (acute), datar (flat), terbalik (reverse) dan two-level. Dari ke lima kurva ini yang ideal adalah
kurva normal. Secara umum, kurva maksila dan mandibula sama dari molar sampai premolar pertama tetapi
kemudian bervariasi tergantung besar supraoklusi gigi anterior. Pada beberapa individu, gigi posterior dan
anterior terlihat memiliki dua level yang berbeda yakni, gigi posterior lebih rendah dan gigi anterior lebih tinggi.
Keadaan ini disebut bidang oklusi two-level.
Selain kurva Spee, kurva lain yang berhubungan dengan lengkung oklusal adalah kurva Wilson dan kurva
Monson.
Kurva Spee
Kurva Spee merupakan kurva anteroposterior dari permukaan oklusal rahang bawah, dimulai dari cusp tip
kaninus mandibula cusp tip bukal Premolar 1 dan 2 cusp tip bukal Molar 1, 2, 3 - menyambung sampai ke
tepi anterior ramus mandibula.
Dalam studi hubungan vertikal dan horizontal oklusi geligi, tercapainya keseimbangan fungsi oklusal selama
pergerakan fungsional mandibula merupakan hal yang penting. Bersamaan dengan itu, pembentukan kembali
kurva kompensasi atau kurva spee pada prosedur rehabilitasi bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan
oklusal yang maksimum. Kurva ini merupakan refleksi fraksional yang dimulai dari sendi TMJ, mengikuti
bentuk anatomis fossa glenoid dan berhubungan dengan ukuran dan bentuk cusp gigi geligi.
Fungsi utama dari kurva Spee dipercaya memiliki fungsi biomekanikal selama pengunyahan makanan. Kurva
ini penting untuk pergerakan yang efisien dari cusp-cusp gigi geligi untuk beroklusi sewaktu proses mastikasi
sehingga gaya dan fungsi biomekanikal pengunyahan menjadi efisien. Pergerakan fungsional mandibula yang
lain seperti gerak protrusif dan lateral juga sangat dipengaruhi kurva ini. Kurva Spee untuk rahang atas disebut
juga sebagai kurva kompensasi.
Bullent Bayda dalam penelitian mengungkapkan klasifikasi kurva Spee berdasarkan kedalamannya menjadi;
datar (kedalaman kurva 2mm), sedang atau normal (kedalaman kurva >2mm tetapi 4mm), dan dalam
(kedalaman kurva >4mm). Namun begitu umumnya Kurva Spee pada setiap individu dengan gigi normal
memiliki kedalaman rata-rata 1,5mm. H.Xu,dkk. mengungkapkan kurva Spee pada gigi normal memiliki radius
rata-rata 83.4mm dan kedalaman rata-rata 1.9mm. sedangkan kurva kompensasi memiliki radius rata-rata
106.4mm dan kedalaman 1.6mm. Dengan demikian, bentuk kurva kompensasi adalah sedikit lebih datar
dibandingkan Curve of Spee.
H.Xu dalam penelitiannya juga mengungkapkan kedalaman kurva Spee dapat diukur pada gigi permanen
lengkap, overbite dan overjet 2-4 mm, tidak ada kelainan sendi temporomandibular atau kelainan kranioservikal,
tidak ada restorasi yang ekstensif dan cast restoration, belum pernah dirawat ortodontik, tidak ada kondisi
periodontal yang patologi dan secara klinis bentuk lengkung normal dengan gigi berjejal yang minimal.
Pertama; buat garis referensi yaitu suatu garis yang menghubungkan cusp bukal kaninus dan cusp tip distobukal
molar 2. Kemudian buat garis-garis yang tegak lurus dari garis referensi tersebut ke cusp tip gigi premolar 1 dan
2, molar 1 dan mesiobukal molar 2. Jarak yang paling besar merupakan kedalaman Kurva Spee.
Secara fisiologis, terdapat kecenderungan alami bahwa kurva ini akan semakin dalam pada masa pertumbuhan.
Pertumbuhan RB ke arah bawah dan depan terkadang berlangsung lebih cepat dan lama daripada RA. Jadi,
selama masa pertumbuhan, kedalaman kurva Spee masih akan berubah-ubah hingga kurva menjadi relatif stabil
pada dewasa muda.
Perubahan Kurva Spee secara patologis dapat menyebabkan berbagai hal. Perubahan ini terjadi pada beberapa
situasi seperti adanya geligi yang rotasi, tipping maupun ekstrusi. Melakukan restorasi terhadap gigi yang sudah
mengalami perubahan pada bidang oklusal dapat mengakibatkan terjadi gangguan gerak protrusive posterior.
Gangguan tersebut selanjutnya akan memulai terjadinya aktivitas abnormal levator mandibula terutama otot
masseter dan temporal yang selanjutnya dapat menyebabkan keausan, fraktur restorasi dan disfungsi TMJ.
Kedalaman kurva Spee dan kurva kompensasi merupakan hal yang penting dalam prosedur perawatan. Kurva
Spee dapat dijadikan sebagai referensi dalam merekonstruksi oklusal pada kasus kehilangan gigi posterior
sebagian atau seluruhnya. Tujuan utama yang paling penting adalah dalam hal ini adalah untuk mendapatkan
stabilitas gigi tiruan. Perlu diperhatikan jika pada pasien yang telah mengalami penurunan dimensi vertikal,
maka pembuatan cusp gigi yang tajam dengan kurva yang datar adalah kontraindikasi karena dapat mengurangi
freeway space. Pembuatan cups yang tajam, dalam, dan curam yang tidak mengikuti kurva spee dalam bentuk
fisiologis sebelumnya mengakibatkan pengaruh traumatik pada jaringan penyangga sehingga jaringan
periodontal dan tulang resorpsi, dan kehilangan lebih lanjut pada gigi sisa.

SUMBER : INTERNET
WEBSITE : a.yimg.com/kq/.../maloklusidanmalabsorpsi.ppt
KRITERIA OKLUSI NORMAL:
Seluruh gigi pada arkus maksila berada dalam kontak maksimal dengan seluruh gigi pada arkus
mandibula dalam pola yang jelas.
Gigi maksila sedikit menutupi gigi maksila pada permukaan fasial.
Hubungan molar
Hubungan kaninus
Profil wajah mesognatia

Tahap Oklusi
1. Perkembangan gigi geligi susu
Seluruh gigi geligi susu akan lengkap erupsi (2,5 tahun) .
Adanya l engkung gigi oval dengan gigitan dalam (Deep bite) pada overbite dan overjet .
Terdapat generalized interdental spacing karena adanya pertumbuhan transversal tulang rahang untuk
mempersiapkan tempat gigi permanen
2. Perkembangan gigi geligi permanen
Tahap 1 erupsi molar 1 dan incisivus permanen, yaitu:
o Biasanya pada u mur 68 tahun
o Terjadi penggantian incisivus dan penambahan molar 1 permanen.
Tahap 2 erupsi C aninus , P re M olar dan M olar 2 , yaitu
o Biasanya u mur 1013 tahun
o Molar sulung bawah sudah diganti premolar permanen
o Molar sulung atas belum diganti
o Terdapat penambahan besar overbite
Tahap 3 erupsi Molar 3, yaitu :
o Penyesuaian oklusi (occusal adjustment) Salzmann (1966) : 3 mekanisme penyesuaian
oklusi normal gigi susu ke periode gigi bercampur sampai tercapai stabilisasi pada periode
gigi permanen

SUMBER : INTERNET
WEBSITE : http://rssm.iwarp.com/gigi.htm
PERKEMBANGAN OKLUSI
Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama
pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi
karena adanya interaksi antara Dental system, Skeletal systemdan iluscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah
merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi,
misalnya : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal,lingual dsb.
Dikenal dua macam istilah oklusi yaitu :
Oklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak
mungkin terjadi pada manusia.
Oklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang
sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa
glenoidea.
Selain itu astilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal hal diluar oklusi normal. Pada oklusi normal masih
memungkinkan adanya beberap variasi dari oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih dapat
diterima/ memuaskan.
Ada dua tahap oklusi pada manusia :
1. Perkembangan gigi geligi susu
2. Perkembangan gigi geligi permanen.

Perkembangan gigi geligi susu
Seluruh gigi geligi susu akan lengkap erupsi pada anak berumur lebih kurang 2,5 tahun. Pada periode ini
lengkung gigi pada umumnya berbentuk oval dengan gigitan dalam ( Deep bite ) pada overbite dan overjet dan
dijumpai adanya generalized interdental spacing ( celah celah diantara gigi- geligi ). Hal ini terjadi karena
adanya pertumbuhan tulang rahang kearah transversal untuk mempersiapkan tempat gigi gigi permanen yang
kan tumbuh celah yang terdapat dimenssial cainus atas dan disebelah distal caninus bawah disebut primate
space . Primate space ini diperlukan pada early mesial shift .
Adanya celah celah ini memberi kemungkinan gigi-gigi permanen yang akan erupsi mempunyai cukup tempat,
sebaiknya bila tidak ada memberi indikasi kemungkinan terjadi gigi berjejal ( crowding ).
Hubungan molar kedua dalam arah sagital dapat :
1. Berakhir pada satu garis terminal ( flush terminal plane ), yang merupakan garis vertikal disebelah
distal molar kedua.
2. Molar kedua mandibula letaknya lebih kedistal dari molar kedua maksila (distal step ) .
3. Molar kedua mandibula lebih kearah mesial molar kedua maksila ( mesial step ) .

Perkembangan Oklusi gigi- geligi permanen. Foster ( 1982 ) membagi dalam tiga tahap perkembangan :
1. Tahap erupsi molar pertama dan incisivi permanen.
Tahap 1 ( terjadi pada umur antara 6 8 tahun )
Terjadi penggantian gigi inncisivi dan penambahan molar pertama permanen . Pada umur 6,5 tahun ketika
incisivus sentral atas erupsi akan terlihat space pada garis median prosesus alveolaris sehingga dapat
menyebabkan kesalahan diagnosis sebagai suatu keadaan frenulum yang abnormal, keadaan ini disebut dengan
istilah Ugly duckling stage .
Kadang kadang incisivi permanen terlihat croding pada saat erupsi dan incisivi
Lateral berhimpitan ( overlap ) dengan gigi caninus susu. Keadaan ini bisa diatasi bila terdapat leeway space.
Leeway space adalah perbedaan ruangan antara lebar mesiodistal gigi caninus, molar pertama dan kedua susu
dengan caninus premolar pertama dan kedua permanen.
Hubungan distal molar kedua susu atas dan bawah mempengaruhi hubungan molar pertama permanen, molar
pertama permanen penting peranannya pada tinggi vertikal rahang selama periode penggantian gigi susu
menjadi gigi permanen . Pada umur 8 tahun incisivi dan molar pertama permanen telah erupsi. Apabila incivisi
atas lebih dulu erupsi dari yang bawah, dapat menyebabkan terjadinya gigitan dalam ( deep overbite ). Dengan
adanya pertumbuhan gigitan dalam yang terjadi dapat terkoreksi dengan occlusal adjustment yang terjadi
kemudian.
2. Tahap erupsi caninus, premolar dan molar kedua.
Tahap 2 ( terjadi pada umur antara 10 13 tahun )
Pada tahap ini bila molar susu bawah sudah diganti oleh premolar permanen, sedangkan molar susu atas belum,
maka akan terdapat penambahan besar overbite dan bila sebaiknya maka kontak gigi terlihat edge.
3. Tahap erupsi molar ketiga.

Anda mungkin juga menyukai