DASAR TEORI
Oklusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua
kata yakni oc yang berarti ke atas (up) dan clusion yang berarti
menutup
(closing).
Jadi
occlusion
adalah
closing
up
atau
Oklusi morfologik
Oklusi dikatakan baik dan benar dinilai melalui hubungan natara
geligi pada rahang bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut
berkontak. Serta menitik beratkan pada morfologi gigi.
1.1.2
Oklusi dinamik
Efektifitas fungsional tak dapat ditentukan oleh hubungan
hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove) saja tetapi ada keserasian
antara komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak
antara geligi tersebut. Komponen tersebut adalah gigi geligi dan
jaringan pendukungan; otot mastikasi, sistem neuro muskular, dan
sendi temporo mandibula.
pertama berkontak. Keadaan ini akan berubah bila terdapat gigi supraposisi ataupun overhanging restoration
1.4 Oklusi statik
Oklusi statik yaitu hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior
(premolar) berada pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada
posisi cusp to fossa. Sedangkan pada hubungan gigi anteror dapat
ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan
milimeter
1.5 Oklusi dinamik
Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, ke depan
(anterior) dan ke belakang (posterior). Oklusi yang terjadi pada
pergerakan mandibula ini sering disebut dengan artikulasi. Kontak gigigeligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Intercuspal contact position (ICP), adalah kontak maksimal
antara gigi geligi dengan antagonisnya.
2. Retruded contact position (RCP), adalah kontak maksimal
antara gigi-geligi pada saat mandibula bergerik lebih ke
posterior dari ICP, Namun rahang bawah masih mampu
bergerak secara terbatas ke lateral.
3. Protrusif contact position (PCP), adalah kontak gigi-geligi pada
saat rahang bawah digerakkan ke anterior
4. Working side contact position (WSCP), adalah kontak gigigeligi pada saat rahang bawah digerakkan ke lateral.
Pola oklusi juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi
kerja dan sisi keseimbangan ,keduanya dalam keadaan kontak
2. Unilateral balanced occlusion, bila gigi-geligi posterior pada
sisi kerja dan sisi keseimbangan tidak kontak
3. Mutually balanced occlusion, dijumpai kontak ringan/tidak
kontak pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi posterior
tidak kontak.
1.6 Hubungan mandibula terhadap maksila
RELASI GIGI
NOMOR GIGI
Rahang Atas
27
26
Rahang Bawah
37
36
25
35,3
6
24
34,3
5
14
44,45
15
45,4
6
16
17
46
47
Overjet (mm)
2
3
14
44
14
44
15
45
15
45
16
46
16
46
Jarak (mm)
2
3
17 24
47 34
17 24
47 34
25
35
25
35
26
36
26
36
27
37
27
37
INDIKATOR
Saat melakukan oklusi sentris, apakah hubungan
kedua rahang stabil
Saat melakukan oklusi sentrik, apakah mengalami
hambatan
Saat melakukan pergerakan relasi sentris ke oklusi
sentris, apakah mengalami hambatan
Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior,
Ya
Tidak
V
V
V
V
5
5
6
7
V
V
V
Relasi Gigi
ICP
RCP
PCP
KEGIATAN
Gerakan Mandibula MembukaMenutup mulut
Pemeriksaan Gerakan
HASIL PENGAMATAN
Tidak sakit, mandibula seperti
tertahan
Condyl sakit sebelah kanan pada saat
bergerak anterior
Tidak sakit
6
4
5
Simetris
Tidak sakit
b. Saat menengadah
Tidak sakit
Tidak sakit
Tidak sakit
Tidak sakit
BAB III
PEMBAHASAN
Merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah
(RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-gelig dalam
keadaan tidak berfungsi (statik). Sehingga pada orang coba didapatkan kontak
gigi gigi posterior cusp to marginal ridge dan cusp to fossa yang berbeda,
alasan perbedaan ini adalah karena perbedaan lengkung gigi antara kedua
orang coba.
Selain itu arah erupsi gigi geligi permanen orang coba yang berbeda
juga menyebabkan cusp to marginal dan cusp to fossa antara rahang atas dan
rahang bawah berbeda. Pada gigi posterior yang mengalami erupsi yang tidak
sempurna misalnya rotasi ataupun mengalami angulasi, hal ini mempengaruhi
oklusi statik pada orang tersebut dan dapat dikatakan terjadi maloklusi, dalam
penangananya kelainan erupsi gigi yang mempengaruhi oklusi gigi geligi ini
segera ditindak lanjuti dalam perawatan ortodontik agar orang tersebut mampu
melakukan oklusi sempurna dan melakukan fungsional sendi temporo
mandibula dengan sempurna.
sentris dimana mandibula terletak paling posterior dari maksila atau kondil
terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih adanya gerakan ke arah
lateral.
Pada hasil pengamatan yang didapatkan yaitu jarak gigit pada relasi
sentrik didaptak jarak gigi yang sangat kecil sekali karena orang coba susah
untuk menggerakan mandibulanya kearah posterior, namun pada saat
digerakkan kearah posterior mandibula masih bisa digerakkan ke arah lateral
namun sangat sedikit sekali dan susah untuk menggerakkannya.
10
BAB IV
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Rostiana T.Penuntun Kuliah Ortodonsi I:Oklusi,Maloklusi, dan Etiologi
Maloklusi.Medan;Bagian ortodonsia FKG USU,1997
Novarida Z.Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Gigi
Universitas
Sumatera
Utara
ortodonti:Pertumbuhan
dan
perkembangan
12
13