Oklusi antara gigi-gigi rahang atas dan bawah dapat terjadi oleh karena
aktifitas otot-otot kunyah. Semua otot-otot mastikasi atau kunyah berfungsi pada
semua pergerakan mandibula, baik untuk fase kontraksi maupun relaksasi. Adapun
otot-otot yang berperan di dalam proses mastikasi adalah : M. Temporalis (elevator),
M. Masseter (elevator), M. Disgastric (ant.Belly) (depressor), M. Pterygoideus
Eksternus (depressor), M Pterygoedeus Internus (elevator), M. Mylohyoideus
(depressor), M. Geniohyoid (depressor).
Adanya otot-otot mastikasi tersebut yang di dalam kerjanya yang kompleks
akan menyebabkan timbulnya daya tarikan pada rahang atas maupun bawah, sehingga
pada kasus-kasus trauma yang menyebebkan terjadinya fraktur di daerah sepertiga
wajah maupun mandibula, maka dengan segera akan terjadi tarikan pada fragmen-
fragmenyang mengalami fraktur, sehingga maloklusi dapat terjadi.
Beberapa otot yang dalam kerjanya dapat menimbulkan daya tarikan pada
mandibula dan maksila adalah : M. Maseter, M. Temporalis, M Pterygoideus
eksternus, M. Pterygoideus internus, M. Genioglossus, M. Geneiohyoid, M.
Mylohioid dan M. Digastricus.
Beberapa jenis otot yang dalam kerjanya akan menyebabkan tarikan-tarikan di
beberapa daerah di rahang adalah : M. Stylopharyngeus, M Constrictor Pharyngis
Superior, Ligamentum Stylohyoid, M. Glassopharyngeus, M. Hyoglossus, M.
Genioglossus, M. Longitudinal inferior dan M. Geniohyoid.
Archer W H. 1975. Text Book of Oral and Maxillofacial Surgery 5th Ed. W.B.
America: Saunders Co
Peterson L.G. 1998. Contemporary of Oral and Maxillofacial Surgery 3th ed.
America: Mosby