Anda di halaman 1dari 3

GINGGIVA OEDEMA

Ginggiva oedema dapat dideskripsikan sebagai inflamasi gingiva yang tidak terasa sakit ataupun nyeri, eritema, akan berdarah saat menyikat gigi, edema, dan terkadang kerap dibarengi dengan resesi gingiva. Bentuk umumnya adalah asosiasi dari plak dan inflamasi yang disebabkan oleh infeksi polymicrobial. Ginggiva oedema merupakan tahap atau stage pertama dari penyakit periodontal, tetapi masih tergolong reversibel apabila ditangani. Inflamasi dari gusi biasanya tidak terasa, kecuali bentuknya adalah penyakit yang progresif seperti nekrosis ulseratif gingivitis. Selain itu, tampak warna ginggiva yang kemerahan, dibarengi dengan halitosis dan adanya plak subginggival. Ginggiva oedema biasanya berada pada gigi insisivus dan gigi posterior molar.

Epidemiologi : Diantara orang orang dewasa, 50% sampai 90% mengalami gingivitis (berkisar antara 3 atau 4 gigi). Pada anak anak, hampir semua anak mengalami gingivitis, sekali ataupun berulang kali setidaknya pada satu gigi, tetapi mereka memiliki risiko rendah untuk mengalami penakit periodontal. Pada orang dewasa, gingivitis meningkat seiring umur dan menuju puncaknya pada umur 34 tahun. Wanita memiliki risiko tinggi pada gingivitis yang diawali ginggiva oedema karena keadaan hormonalnya yang kerap tidak stabil, sedangkan pada pria karena memiliki oral hygiene yang lebih buruk daripada wanita. Gingivitis tidak disebabkan karena faktor genetic, tetapi penelitian mempelajari bahwa anak dengan orang tua yang memiliki penyakit periodontal akan memiliki bakteri mulut yang sama dengan orang tuanya.

Penyebab dan Faktor Risiko : 1. Penyebab umum a. Ginggiva oedema disebabkan oleh plak pada gigi yang menempel pada kalkulus di ginggiva, dan poket diantara gigi dan gusi, plak dan bakteri tersebut melepaskan racun dan menyebabkan respons inflamasi yang menyebabkan bakteri Gram negatif. b. Disebabkan oleh kalkulus mencapai kronis atau parah dan yang mengarah kepada penyakit periodontal. Jika plak tidak dihilangkan, akan membentuk massa keras yang

disebut tartar, yang memerangkap bakteri yang nantinya akan menyebabkan gingivitis. Racun yang dilepaskan oleh bakteri akan menstimulasi respons imun (melalui sitokin) yang meningkatkan produksi kolagen. Apabila tidak ditangani akan merusak jaringan ikat, penyebab gigi goyang dan tooth loss yang menggambarkan penyakit periodontitis. c. Merokok d. Dental prosthesis yang gagal yang menyebabkan maloklusi dan menyebabkan gusi terluka e. Trauma lokal karena menyikat gigi secara berlebihan dan tidak benar f. Mulut kering: karena kurangnya aliran saliva. g. Defisiensi vitamin C

2. Penyebab khusus a. Fluktuasi hormonal saat mengandung dan menopause (menopause kerap disertai ginggivostomatitis yang dikarakteristikan dengan mulut kering, gusi bercahaya yang berdarah dengan mudah) b. Obat kontrasepsi oral c. Hyperplasia ginggiva yang disebabkan oleh pengobatan (efek dari kortikosteroid, phenytoin, cyclosporine, nifedipine) d. Leukemia dan penyakit kronis darah lainnya.

3. Faktor risiko a. Oral hygiene yang buruk b. Maloklusi yang menyebabkan sulit penyikatan gigi dan flossing c. Perubahan hormonal saat premenstruasi d. Obesitas e. Down syndrome karena meningkatnya sensitivitas proses inflamasi f. Malnutrisi

Rencana Perawatan :

Penyakit ginggiva oedema disebabkan karena oral hygiene yang buruk. Oral hygiene yang buruk akan berkembang menjadi penempelan bakteri dan plak pada gigi dan gusi yang berkembang jadi kalkulus. Di kalkulus bakteri juga menempel dan melepaskan racun dan menyebabkan penyakit ginggiva dan semakin buruk menuju ke penyakit periodontal. Oleh sebab itu, untuk penderita ginggiva oedema, harus meningkatkan kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi denga pasta gigi dengan tepat sebanyak 3 kali sehari, konsumsi fluoride yang cukup, dental flossing. Untuk penanganan pertama ginggiva oedema hanya diperlukan treatment scaling.

Referensi:
https://www.clinicalkey.com/topics/infectious-disease/gingivitis.html

Anda mungkin juga menyukai