Anda di halaman 1dari 13

STUCTURED ORAL CASE ANALYSIS (SOCA)

LESI SEDERHANA 2
Varicella In Covid-19: A Case Report

NAMA : ENI YUNITA SIAGIAN

NIM : 40622036

PRODI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2022
A. ILUSTRASI KASUS

Seorang laki-laki berusia 29 tahun dating ke klinik untuk melakukan tes PCR.

Pasien dinyatakan positif covid-19, disaat yang bersamaan pasien mengalami demam

ringan dan malaise ringan. Pada pemerikasaan, terdapat papula eritematosa dan lesi

vesikula dengan lingkaran merah pada wajah dan seluruh badan serta dinding posterior

faring terdapat eritematosa dan ulkus.

B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

1. DATA PRIBADI

a. Nama : Tn. Boly

b. Jenis Kelamin: Laki-laki

c. Usia : 29 Tahun

d. Alamat : Jl. Patimura Gg. 10 No.18, Kota Kediri

e. Pekerjaan : Pengacara

f. Status : Belum Menikah

g. Telepon : 0878745980

h. Suku Bangsa : Jawa

2. RIWAYAT KASUS

a. Keluhan Utama: Pasien mengelukan pada bagian wajah, badan, leher,

Pundak,terdapat ruam berwarna merah, juga terdapat benjolan padat yang

timbul dengan ukuran 2-3 mm, dan terdapat juga lentingan yang berisi cairan,

dengan pinggiran kemerahan, bentuknya bulat, jumlahnya banyak.

b. Riwayat Penyakit: Sejak dinyatakan positif covid-19 pasien merasakan demam

dan tidak enak badan. Pada bagian wajah dan badan mulai mengalami ruam,

terdapat juga benjolan kecil kemerhanan, dan ada lentingan berisi cairan

berbentuk bulat, jumlahnya banyak, dengan pinggiran kemerahan, terdapat pada


daerah tubuh yang lain, pasien tidak ingat pernah kontak dengan pasien cacar

air, keluarga pasien juga tidak memiliki keluhan yang serupa, pasien tidak

memiliki batuk dan sesak nafas. Untuk mengurangi keluhan tersebut pasien

meminum obat paracetamol dan multivitamin, untuk mengurangi rasa gatal

serta benjolan berisi cairan pasien mengoleskan salep.

3. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU

Penyakit/Kelainan Diakui Disangkal Keterangan


(beri tanda ✓ )
Penyakit Jantung ✓
Hipertensi ✓
Diabetes Melitus ✓
Kelainan Darah ✓
Penyakit Hepar ✓
HIV+/ ✓
Kelainan Pernafasan ✓
(PPOK,TB,Pneumoni)
Kelainan GIT ✓
Penyakit Ginjal ✓
Penyakit Autoimun ✓
Atopi (Asma, eskim, ✓
alergi dll)
Hamil ✓
Kontrasepsi ✓
Lain-lain Pasien menderita positif covid-19, sejak 2 hari yang lalu, pasien
tidak mengonsumsi obat, pasien mengalami demam ringan dan
merasakan tidak enak badan.

4. RIWAYAT PERAWATAN DENTAL

a. Perawatan yang telah dilakukan :-

b. Aktivitas menyikat gigi : 2 kali per hari

c. Menggunkan obat kumur :-

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Kakek nenek dari ayah :- Saudara kandung :-

Kakek nenek dari ibu :- Saudara sepupu :-

Ayah/ibu :- Anak kandung :-


Paman/bibi :- Cucu :-

6. KEADAAN SOSIAL DAN KEBIASAAN

Kebiasaan Diakui Disangkal Keterangan


Menyirih ✓
Minum beralkohol ✓
Merokok ✓
Mengigit bibir ✓
Menjilat bibir ✓
Menghisap jari ✓
Mengigit kuku ✓
Pola makan -
Pola minum -
Olahraga -
Lain-lain -

7. PEMERIKSAAN KLINIS

a. Tekanan Darah : 125/80 mmHg Nadi : 80 x/menit

b. Suhu Tubuh : 38° C Berat Badan : 78 kg

c. Respirasi : 12 x/menit Tinggi badan : 171 cm

C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

1. EKTRA ORAL

a. Wajah : simtri, terdapat papula dan vesikel ertitematosa, dengan diameter ± 2-

3mm, multiple, pada dahi dan pipi kanan.

b. Dahi : ada papula, bentuk bulat, warna kemerahan, dengan diameter ± 2-3mm,

tidak sakit, multiple.

c. Mata : T.A.K

d. Hidung : T.A.K

e. Pipi : pada pipi bagian sebelah kanan terdapat papula eritema, bentuk bulat,

multiple, dengan diameter ± 2-3mm, tidak sakit.

f. Telinga : T.A.K

g. Bibir : T.A.K
h. Sirkum Oral : T.A.k

i. Sendi TMJ : suara sendi (-) devisiasi/keterbatasan gerakan (-)

j. Kelenjar Limfe : terdapat pembesaran pada bagian retroarikuler dextra : teraba,

kenyal, nyeri tekan,dapat digerakkan, ukuran 1 x 1 x 0,5 cm

k. Kelenjar Tiroid : T.A.K

l. Kelenjar Saliva : T.A.K

m. Lesi lain ditubuh : leher, dada, Pundak, terdapat papula dan vesikel berisi

cairan, tepi kemerahan, bentuk bulat, berubah menjadi pustula eritematosa

multiple, kemudian pecah menjadi krusta dengan warna kecoklatan, diameter

± 2-3mm, batas jelas, gatal.

2. INTRA ORAL

a. Mukosa Labial : T.A.K

b. Gingiva : T.A.K

c. Mukosa Bukal : T.A.K

d. Lidah : T.A.K

e. Dasar mulut : T.A.K

f. Palatum : T.A.K

g. Orofaring : terdapat ulkus berwarna putih, tepi kemerahan, berbentuk oval,

batas jelas, dengan ukuran 3x1 mm, terletak disebelah kanan dinding posterior

faring. Terdapat eritema, batas tidak jelas, berwarna kemerahan, diameter 2-

3mm, terletak disebelah kiri dinding posterior faring.


D. DIAGNOSIS SEMENTARA

Suspek Varicella etcausa SARS -CoV2

E. PERAWATAN DAN RENCANA PERAWATAN

a. Tindakan KIE :

K : mengkomunikasikan kepada pasien menderita Varicella etcausa SARS-

CoV2, adanya lentingan pada wajah dan badan, karena adanya infeksi varicella

zoster dan timbul karena factor daya tahan tubuh melemah dan berkontak dengan

orang yang terkena cacar.

I : informasikan bahwa varicella zoster bersifat reaktivasi, bisa Kembali

menyerang tubuh jika daya tahan tubuh melemah. Kembali virus ini

menyebabkan pasien terkena Herpes Zoster.

E : edukasi pasien agar tidak memperparah keadaan dengan menggaruk lesi,

berkontak dengan orang lain (isolasi mandiri), menjaga kebersihan tubuh, dan

makan makanan yang bergizi.

b. Tindakan Farmakologis :

1. Memberikan obar Acyclovir 400 mg untuk diminum 4x sehari selama 5

hari.

2. Obat paracetamol 500 mg diminum 3x sehari.

3. Vitamin Becomzet diminum 1x sehari.

4. Obat topical acyclovir 5% dioleskan selama 5 hari pada bagian yang sakit

tiap 4 jam.

F. RUJUKAN

Dilakukan rujukan laboratorium patologi klinik minat imunoserologi pada

tanggal 22 Oktober 2022 (14 hari pasca covid-19), untuk pemeriksaan VZV pada IgM

dan IgG.
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTA WIYATA
JL. KH Wahid Hasyim No.65 Kediri, Jawa Timur
(0335) 431998

Kediri, 22 Oktober 2022


SURAT RUJUKAN
Kepada Yth.
TS Dr. Sp.PK di Lab Patologi Klinik, Minat Imuno serologi
Di Tempat

Dengan Hormat
Dengan ini kami hadapkan pasien:
Nama : Tn. Boly
Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Patimura Gang 10 No.18, Kota Kediri
No. HP : 0878755980
Dari pemeriksaan klinis extra oral didapatkan pada wajah dan badan terdapat papula
kemerahan, vesikel berisi cairan jernih kemudian berubah menjadi pustula yang berisi cairan
nanah, pecah menjadi krusta berwarna kecoklatan dengan ukuran kurang lebih 2-3mm, gatal
dan tidak sakit. Adanya eritema dan ulkus pada dinding posterior faring, dari anamnesis
didapatkan pasien tidak ingat pernah kontak dengan pasien cacar air dan keluarga pasien juga
tidak pernah memiliki keluhan yang serupa. Dengan diagnosis kerja Varicella etcausa SARS-
Cov2, mohon pemeriksaan imuno serologi VZV pada IgM dan IgG. Pasien masih dalam
perawatan kami. Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. mohon sedikit kabar

BTK
Wass coll

drg. Eni Yunita Siagian


SIP.178/XX/PDGI/2022
G. DIAGNOSIS AKHIR

Varicella etcausa SARS-CoV2

Lampiran Foto Kasus ( 08 Oktober 2022 )

Pada kunjungan pertama, terdapat ruam kemerahan serta papula dengan tepi

kemerahan, multiple dan kemudian muncul vesikel berisi cairan bening, dengan tepi

lesi kemerahan, bentuknya bulat diameter ± 2-3mm, batas jelas, dan multiple.

Kemudian berubah menjadi pustula berisi cairan nanah, tepi lesi berwarna kemerahan,

bentuknya bulat, multiple, diameter ± 2-3mm.

Adanya ulkus dan eritema muncul pada hari kedua setalah dinyatakan positif

covid-19, lokasi terletak pada dinding posterior faring, selama depalan hari terasa sakit

saat menelan, terdapat ulkus berwarna putih dengan tepi kemerahan, terdapat juga

eritema pada dinding posterior faring.


H. LEMBAR RESEP

I. LEMBAR CONTROL

Tanggal Keterangan (tuliskan SOAP) Tandatangan


Kontrol DPJP
22-10-2022 S : pasien sudah tidak ada keluhan, sudah tidak
(setelah 14 hari ditemukan lentingan atau cairan yang berisi nanah
pasca covid-19) diseluruh tubuh pasien, serta dinyatakan negative
SARS CoV2

O:
E.O : terdapat hiperpigmentasi pasca inflamasi
dengan sedikit bekas luka diwajah dan dibadan

I.O : T.A.K

A : Varicella disertai SARS CoV2

P : KIE

K : Komunikasikan kepada pasien bahwa lesi


varicella yang berisi cairan atau nanah sudah
hilang, hanya saja bekas luka pada wajah dan
badan

I:
1) Informasikan kepada pasien bahwa varicella
zoster bersifat reaktivasi, bisa kembali
menyerang tubuh jika daya tahan tubuh
melemah. Kembalinya virus ini menyebabkan
pasien terkena Herpes Zoster.
2) Menginformasikan bahwa pada pemerikasaan
tes PCR SARS CoV2 didapatkan hasil Negatif
3) Menginformasikan kepada pasien bahwa
pemeriksaan serologi VZV didapatkan IgG
dan IgM positif. IgG ini utnuk mendeteksi
virus varicella zoster dimasa lalu, serta IgM
untuk mendeteksi virus varicella saat ini. Dan
hal ini pasien mendapatkan hasil positif yang
menunjukkan bahwa pasien belum terkena
varicella. Maka disampaikan bahwa hasilnya
positif dan pasien terbukti belum pernah
terkena varicella.

E : Operator memberikan edukasi pada pasien


untuk tetap menjaga pola makan, istirahat yang
cukup, serta control kembali jika ada keluhan, dan
jangan lupa untuk tetap memakai masker agar tidak
tertular covid-19 serta bisa melakukan vaksin
covid-19.

LAMPIRAN FOTO CONTROL (22 Oktober 2022, setalah 14 hari pasca Covid-
19)

Pasien sudah tidak ada keluhan, dinyatakan negative Covid-19. Terdapat

hiperpigmentasi berwana kecoklatan, multiple pasca inflamasi serta bekas luka pada

wajah dan badan.

J. PEMBAHASAN PERTANYAAN DISKUSI

1. Apakah ada hubungan SARS CoV2 dengan Varicella?

Hubungan SARS CoV2 dengan Varicella terdapat pada sistem kekebalan tubuh

seseorang. Virus SARS CoV2 menginfeksi sel-sel pada saluran napas, kemudian
virus bereplikasi dan menyerap protein-protein yang dibutuhkan, lalu terbentuknya

virion baru yang muncul pada permukaan sel. Sehingga respon imunitas selular

host menjadi lebih rendah disebabkan oleh sedikitnya sel T untuk menghasilkan

respon imun yang adekuat, menyebabkan resiko lebih mudah terinfeksi virus

varicella, serta memiliki resiko reaktivasi VZV yang lebih tinggi (Hidayati et.al.,

2021).

2. Apa gambaran klinis Varicella pada rongga mulut?

Pasien merasakan sakit, rasa terbakar, nyeri saat menelan dan biasanya lesi ini

terdapat pada palatum keras dan gingiva bukal. Dapat berupa vesikel yang cepat

berubah menjadi ulser dengan ukuran 1-3mm, multiple, batas jelas berwarna merah

pada tepi ulser, ulser ini biasanya sembuh dalam kurun waktu 10-14 hari (Greenbeg

et.al., 2008).

3. Ada berapa macam Imunnoglobulin?

a) IgM

Kadar IgM terbentuk pada masa awal infeksi atau fase akut. IgM

merupakan imunnoglobulin terbesar dan merupakan antibodi pertama

yang dihasilkan oleh respon imun humoral (Lestari dan fristiani, 2022).

b) IgG

IgG terbentuk berdasarkan memori terhadap infeksi sebelumnya

atau fase kronis, muncul sekitar 7-10 hari pasca infeksi. IgG merupakan

antibodi dihasilkan pada respon sekunder (Lestari dan fristiani, 2022).

c) IgA

Adalah molekul glikoprotein yang dihasilkan oleh sel plasma dan

berfungsi sebagai antibody, serta terdiri atas immunoglobulin yang terdapat

dalam serum dan mukosa (Saputele, 2015).


d) IgD

Konsentrasi IgD hanya sedikit didalam serum, namun cukup tinggi

pada darah tali pusat. IgD ditemukan dalam permukaan sel B, terutama

dalam sel B neonates (Aliviameita dan Puspitasari, 2020).

e) IgE

Konsetrasi IgE dalam serum sangat rendah, dapat ditemukan dalam

cairan sekresi. Fungsi IgE yaitu melepaskan mediator dari sel Mast dan

Basofil setelah seseorang terkena alergen (Aliviameita dan Puspitasari,

2020).

4. Apa perbedaan Rekurensi, Reaktivasi, Reinfeksi?

Reaktivasi adalah kembalinya infeksi (tidak aktif) yang sebelumnya laten

menjadi patogen aktif. Rekurensi adalah suatu kondisi kekambuhan terhadap

penyakit yang sebelumnya menyerang tubuh. Reinfeksi adalah kondisi dimana

seseorang yang sudah sembuh dari virus tersebut, kemudian terinfeksi kembali

dengan virus yang berbeda.

5. Bagaimana mengambil spesmen pada kasus ini pada pemeriksaan lab, apabila

akan dilakukan pemgambilan spescimen berupa swab?

Pada pemeriksaan laboratorium dapat menggunakan tes Tzanck smear. Dengan

cara melakukan pengerokan pada dasar lesi vesikel, kemudian diwarnai dengan

pewarnaan yaitu hematoxylin eosin dengan mikroskop cahaya akan dijumpai

gambaran yang khas yaitu multinucleated giant cells.


DAFTAR PUSTAKA

Afif Nurul Hidayati, Indah Purnamasari, Felix Hartanto, Tessa Thendria, Soraya Isfandiary
Iskandar, Dewi Nurasrifah, Yuri Widia, Medhi Denisa Alinda. 2021. Herpes zoster in
COVID-19 patient: A coexistence or coincidence?. Malaysian Journal of Medicine and
Health Sciences, vol 17 (3); 182-184
Andika Aliviameita, S.ST., M.Si., Puspitasari., S.ST.,MPH. 2020. Buku Ajar Mata Kuliah
Imunohematologi. UMSIDA Press
Erma Lestari dan Arista Kurniasari Budi Fristiani. 2022. Munculnya IgM dan IgG Terhadap
Kadar NLR Pada Pasien Suspek Covid-19. Jurnal Labora Medika 1; 12-15
Ivonny M. Saputle. 2015. Kajian Terhadap Kadar Imunoglobulin A (Iga) Serum
Yang Diinduksi Olahraga Pada Pagi Hari Penelitian Pada Rattus Novergicus (Sprague
Dawley). Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol3, No 2
Martin S. Greenberg, DDS, FDS RCS., Michael Glick, DMD, FDS RCS., Jonathan A. Ship,
DMD, FDS RCS., 2008. Burket’s Oral Medicine Edition 11. BC Decker Inc Hamilton
Nina Marliana SPd. M Biomed dan Retno Martini Widhyasih, SSI. M.Biomed. 2018. Bahan
Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Imunoserologi. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan
Shrestha S.K., Joshi A., 2021. Varicella in COVID-19: A Case Report. Nepal Journal of
Dermatology, Venereology & Leprology, Vol 19, No. 1

Anda mungkin juga menyukai