OCCLUSAL ADJUSTMENT
Pembimbing :
drg. Kosno Suprianto, MDSc Sp. Perio
FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
SKENARIO PERIODONSIA
A. DATA PASIEN
Nama Pasien : AD
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Ampang
No. RM :-
B. HASIL PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Subjektif
a. Chief Complain (CC)
Pasien datang dengan keluhan gigi belakang atas bagian kanan terasa sakit saat
berkontak dengan gigi bawahnya dengan tekanan kuat.
b. Present Illnes (PI)
Pasien mulai merasakan keluhan ini sejak ± 2 tahun yang lalu. Awalnya pasien
merasakan gigi pada bagian belakang yang ditambal 3 tahun lalu terasa
mengganjal dan tinggi saat menggigit makanan dan berkontak dengan gigi
bawah dan pasien tidak pernah mengobati giginya. Rasa sakit mulai terasa saat
pasien makan makanan yang keras atau menggigit sesuatu dengan tekanan
yang kuat pada gigi tersebut. Rasa sakit hilang ketika penyebab dihentikan.
c. Past Dental History (PDH)
Pasien pernah ke dokter gigi pada tahun 2020 untuk menambal gigi belakang
kiri rahang bawah. Pasien menyikat gigi 2x sehari pada pagi hari saat mandi
dan malam sebelum tidur. Pasien tidak menggunakan sikat lidah dan obat
kumur.
d. Past Medical History (PMH)
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien dalam kondisi sehat dan
tidak pernah mengonsumsi obat jangka panjang
e. Family History (FH)
Ayah dan Ibu pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik
f. Social History (SH)
Pasien adalah seorang mahasiswa, istirahat 7 jam sehari. Pasien rutin
mengonsumsi buah dan sayur. Pasien jarang minum teh dan kopi, pasien cukup
mengonsumsi air putih.
C. ETIOLOGI
Restorasi yang overfill pada gigi 26 menyebabkan kontak edge to egde pada
gigi 16 dan 46
D. DIAGNOSA
Trauma oklusi pada gigi 46
E. RENCANA PERAWATAN
DHE dan Occlusal adjusment pada gigi 46
Alat Bahan
Diamond Bur
Bur Poles
G. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Periksa kontak premature pada posisi interkuspal (oklusi sentrik) dengan
cara meletakkan articulating paper tapal kuda pada gigi pasien
3. Instruksikan untuk pasien melakukan gerakan lateral. Kemudian daerah
prematuritas ditandai dari ketebalan warna kertas yang melekat ke
permukaan gigi
4. Lakukan pengurangan atau pengasahan menggunakan bur diamond pada
restorasi yang overfill.
5. Lakukan pengecekan kembali dengan articulating paper dan instruksikan
pasien untuk melakukan gerakan lateral seperti langkah sebelumnya. Jika
teraan sudah merata (tidak ada bagian yang lebih tebal) berarti
pengurangan sudah cukup dilakukan
6. Lakukan pemolesan pada bagian gigi yang dikurangi dengan
menggunakan bur poles
7. Olesi bagian gigi yang telah dilakukan pengurangan dengan topikal fluor,
diamkan selama 4 menit atau tunggu beberapa saat sesuai aturan pabrik,
kemudian bersihkan dengan cotton pellet dan tidak boleh berkumur
8. Intruksikan kepada pasien untuk tidak makan dan minum selama 30 menit
dan intruksikan pasien untuk kontrol 1 minggu kemudian.
KAJIAN PUSTAKA
A. Traumatic Occlusion
Traumatic occlusion adalah oklusi yang menyebabkan kerusakan pada
jaringan periodontal. Terjadi karena daya oklusal berlebih (occlusal excessive
force), mengakibatkan kontak prematur gigi. Contoh daya oklusal berlebih
misalnya tambalan overhang dan overilled, mahkota bridge yang overcontact,
daya berlebih pada pergerakan orthodontic, kasus maloklusi misalnya deep bite
atau palatal bite atau cingulum bite, dimana ujung insisal gigi insisif rahang
bawah mengenai bagian palatal gigi insisif rahang atas, akan menimbulkan daya
oklusal berlebih.
Trauma oklusal dapat dibagi dalam 3 kategori atau klasifikasi, yaitu:
1. Trauma oklusi primer/Primary Occlusal. Trauma : kerusakan dihasilkan oleh
kekuatan berlebih pada 1 atau lebih gigi atau bersifat lokal yang
mengakibatkan terjadinya kontak prematur.
Adapun beberapa contoh yang menyebabkan cedera periodonatal yaitu:
a. Tambalan overhang.
b. Alat prostetik
c. Drifting gigi
d. Daya berlebih ( pergerakan orthodontic )
e. Anatomi ( mulberry teeth, gigi konus, gigi molar dengan bentuk mahkota
premolar, dan sebagainya )
2. Trauma oklusi sekunder/Secondary Occlusal. Trauma : Trauma dari oklusi
yang disebabkan terjadinya inflamasi pada ligamen periodontal yang
disebabkan oleh bakteri pemicu penyakit periodontal, hal ini menyebabkan
terjadinya migrasi, ekstrusi sehingga mengakibatkan puncak bonjol atau
puncak insisal melewati batas curve of spee sehingga terciptanya kontak
prematur.
3. Kombinasi trauma oklusi/Combined Occlusal Trauma: kerusakan disebabkan
kekuatan oklusi yang berlebih pada kelainan periodontium. Pada kasus seperti
inflamasi gingiva, poket, dan kekuatan oklusi berlebih menyeluruh dari
pergerakan parafungsional.
Pasien yang mengalami trauma oklusi, dapat dilihat pada pemeriksaan adanya
tanda-tanda sebagai berikut:
a. Pelebaran Ligamen periodontal dan lamina dura terputus
b. Temporo Mandibula disorder
c. Otot kunyah terjadi rasa sakit dan kelelahan otot
d. Bruxism atau clenching
e. Gigi mobility
f. Atrisi gigi
g. Migrasi patologis pada gigi
h. Radiolusensi pada furkasi
B. Occlusal Adjustment
Definisi : Pengurangan secara selektif permukaan oklusal dengan tujuan
mencapai oklusi yang stabil dan non traumatik untuk memperbaiki dan menjaga
kesehatan periodonsium. Occlusal adjustment disebut juga coronoplasty adalah
pembentukan kembali selektif permukaan oklusal dengan tujuan membuat
stabilitas, oklusi nontraumatik.1 Tujuan dari terapi oklusi ini adalah untuk
mengembalikan oklusi ideal dan menjaga fungsi jaringan periodontal dengan
berbagai macam prosedur seperti membentuk kembali gigi atau penyesuaian
oklusi dengan grinding atau pengasahan gigi, mengubah bentuk gigi dengan
pembuatan restorasi, pencabutan gigi yang menimbulkan hambatan oklusi,
megubah posisi gigi dengan menggerakan gigi secara orthodonsi, dan mengubah
relasi gigi dan rahang dengan bedah ortognasi.
Prosedur occlusal adjustment telah digunakan secara luas sebelumnya untuk
mengobati berbagai masalah termasuk trauma oklusal, gejala TMD, bruxism, dan
sakit kepala.
Adapun indikasi untuk dilakukannya occlusal adjustment adalah :
a. TFO (Trauma From Occlusion).
b. Gigi hipermobilitas yang berhubungan dengan gaya oklusal.
c. Fungsi mastikasi yang terbatas sehingga diperlukan OA untuk mencapai
hubungan fungsional yang baik serta efesiensi fungsi mastikasi.
d. Perawatan persiapan untuk protesa cekat maupun lepasan yang aktivitas
pergeserannya pada saat menutup mulut telah terdiagnosis
e. Perawatan pasca orthodonti
f. Perawatan pasca periodontal
g. Sebagai bagian dari perawatan gigi-gigi goyang dan migrasi
h. Mengurangi efek buruk dari kebiasaan parafungsional.
- Prinsip :
b. Pengasahan selektif permukaan oklusal dan insisal dilakukan apabila
hubungan oklusal menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium
c. Terdapat tanda-tanda trauma oklusi :
Penebalan lamina dura dan terputus
Pelebaran ruang periodontal
Kerusakan tulang angular
Poket dalam
Nyeri
Gigi mobility
Atrisi
Abses periodontal
Migrasi patologis pada gigi
Radiolusensi pada furkasi
- Oklusal Adjusment terbagi dalam 2 macam :
a. Komprehensif : dilakukan apabila cedera akibat trauma melibatkan banyak
gigi sehingga diperlukan perubahan posisi mandibula
b. Setempat : dilakukan apabila cedera akibat trauma hanya melibatkan satu
atau beberapa gigi saja
Prosedur dasar
Prosedur dasar untuk mengkoreksi prematuritas oklusal adalah:
1. Memperdalam alur (groove)
Memperdalam alur (grooving) adalah prosedur untuk mengembalikan
kedalaman alur pertumbuhan (developmental groove) yang telah menjadi
dangkal akibat keausan oklusal. Prosedur ini dilakukan dengan bur berbentuk
runcing sampai diperoleh kedalaman yang sesuai.
2. Membulatkan
Membulatkan (spheroiding) adalah prosedur untuk mengurangi
prematuritas dan memperbaiki kontur gigi. Alat yang digunakan adalah bur
yang runcing. Pengasahan permukaan prematuritas dilakukan dengan sapuan
seperti mengecat dimulai 2 - 3 mm mesial atau distal dari prematuritas mulai
dari tepi oklusal gigi sampai 2 - 3 mm apikal dari tanda prematuritas. Dalam
melakukan pembulatan harus dijaga jangan sampai tinggi tonjol gigi dikurangi
• Pada gigi insisivus dan kaninus pada artikulasi lateral dan protrusi; asah
permukaan lingual dari gigi atas untuk menghindari hilangnya oklusi
interkuspal. Insisal edge dapat diasah untuk mendapatkan kontak kelompok
pada protrusi jika estetik memungkinkan. Tindakan ini harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari pembuangan permukaan caninus
guidance atau insisivus.
D. PRINSIP MUDL
Prinsip dasar melakukan grinding untuk mengoreksi hubungan anterior
adalah menggunakan prinsip MUDL (Mesial Upper-Distal Lower).
Gambar 6. A, pergerakan cusp tip oleh selektif grinding. B, Grinding fossa atas
tidak boleh mengurangu posisi ujung cusp dan memutilasi gigi atas. C,
Grinding bukal posisi tip yang lebihrendah di tengah.
E. PRINSIP BULL
Teknik ini paling banyak dilakukan oleh dokter gigi selama praktik sehari
hari. Saat melakukan grinding, bagian oklusal gigi yang digerinda adalah
pada bagian bukal rahang atas dan lingual rahang bawah.
Selama gerakan lateral, kontak laterotrusif bisa terjadi antara inklinasi dalam
cusp bukal maksila dengan inklinasi luar cusp bukal mandibula. Juga bisa terjadi
antara inklinasi luar cusp lingual maksila dengan cusp dalam mandibula. kontak
mediotrusif bisa terjadi antara inklinasi dalam bonjol lingual maksila dengan
inklinasi dalam bonjol bukal mandibula. Saat permukaan oklusal gigi-gigi
posterior dilihat ada beberapa area gigi-gigi yang berkontak.
1. Pola kontak gigi geligi sudah bilateral, stabil dengan banyak titik kontak.
2. Apabila kertas artikulasi ditaruh pada gigi posterior, terasa bahwa setiap titik
kontak yang ada sama kuatnya menahan kertas artikulasi apabila kertas
tersebut ditarik.
3. Pasien tidak merasakan adanya perbedaan antara sisi kiri dengan sisi kanan
apabila dia mengkatupkan gigi gerahamnya secara pelan-pelan dengan
sekuat-kuatnya
DAFTAR PUSTAKA
th
1. Newman MG, HH Takei, FA. Carranza Clinical Periodontology. 10 ed.
2006. Saunders: Elsevier. Pp.(chapter 56)
2. http://www.southarkansasendodontics.com/Downloads/Providers/Trauma-
from-occlusion.pdf
3. Dawson, P.E., 2007. Functional Occlusion From TMJ to Smile Design.
Mosby. Canada. p. 200-4.
4. Thomsnon H. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta : EGC
Working side: daerah yg menjauhi midline (bupl)
Gerakan mandibula dmna sisi akan menjauhi median line,
Balancing: mendekati median line (publ)