Anda di halaman 1dari 25

Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

REKAM MEDIK

KASUS ORTODONSI

Nama Pasien : Annisa Rizky Rahmayeni

No. Rekam Medik : -

Nama Operator : Atika Rahmayeni, S.KG

1
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

REKAM MEDIK KASUS ORTODONSI

Nama Mahasiswa : Atika Rahmayeni No. Kartu :


No. Pokok : 2041412023 No Kasus :
Pembimbing : drg. Wulandani Liza Putri, Sp.Ort No Model :

Nama Pasien : Annisa Rizky Rahmayeni Nama Ayah : Yalmasril


Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 59
Suku : Tanjung Suku : Melayu
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jl. Ikan Arwana No.27 Nama Ibu : Yuselmida
Umur Kronologis : 13 Tahun 11 Bulan Umur : 55
Umur Dentalis : Suku : Tanjung
17 27
Pekerjaan : Guru
47 37

Waktu Perawatan
Tanggal Pendaftaran :
Tanggal Pencetakan :
Tanggal Pemasangan Alat :
Tanggal Periode Retensi :
Tanggal Perawatan Selesai :

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gigi depan jarang dan ingin dilakukan perawatan.

2. Riwayat Keluarga
Nama Ayah : Yalmasril
Nama Ibu : Yuselmida
Anak ke : ke 4 dari 4 bersaudara

3. Riwayat Kesehatan Umum


Keadaan waktu lahir : Normal/ Abnormal
Pemberian Susu : ASI s/d umur : 0 – 2 tahun
2
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Botol s/d umur : 2 – 4 tahun


Kesehatan Anak : Umur 0 bulan – 6 bulan : baik/ sedang/ jelek
Umur 6 bulan – 5 tahun : baik/ sedang/ jelek
Umur 5 tahun – 12 tahun : baik/ sedang/ jelek
Umur 12 tahun – sekarang : baik/ sedang/ jelek
Penyakit yang pernah diderita :
Kelainan jantung/ Perdarahan/ Diabetes/ Asma/ Alergi/ Epilepsi/ Keganasan/ Imunosupresi/
Hepatitis/…………………..

4. Riwayat Kesehatan Gigi


Periode Gigi Desidui :-
Periode Gigi Bercampur :-
Periode Gigi Permanen : Karies Superficial gigi 36 dan 46

Riwayat Perawatan Gigi :


Penambalan :-
Pencabutan :-
Kelainan Peridontal :-
Pernah dirawat ortodonti :-

5. Kebiasaan Buruk:
Jenis kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan
-

PEMERIKSAAN KLINIS
1. Tinggi Badan :
2. Berat Badan :
3. Jasmani : Baik/ Sedang/ Buruk/
4. Mental : Sehat
5. Gizi : Baik
6. Pengunyahan : TAK
7. Pencernaan : Baik

1. Pemeriksaan Ekstra Oral


3
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Bentuk Kepala : Brachicephali / Mesocephali/ Dolichocephali/Hipo Dolicocepali


Indeks : 12x100/14 = 85,7
Bentuk Muka : Euryprosop/ Hipo Euryprosop/ Mesoprosop/ Leptoprosop
: Simetris/ Asimetris
: Seimbang/ Tidak Seimbang
Indeks : 10x100/12 = 83,33
Profil : Cembung/ Lurus/ Cekung
Posisi Rahang :
Maksila : Normal/ Protrusif/ Retrusif
Mandibula : Normal/ Protrusif/ Retrusif
Dagu : Normal/ Ke kiri/ Ke Kanan

2. Pemeriksan Intra oral

Kebersihan mulut : Baik/ Sedang/ Buruk


Frenulum labii superior : Tinggi / Sedang/ Rendah
Frenulum labii inferior : Tinggi/ Sedang/ Rendah
Lidah : Normal/ Makroglosia/ Mikroglosia
Palatum : Normal/ Dalam/ Cleft
Adenoid : Normal/ Inflamasi
Garis tengah geligi atas : Kekiri …. mm/ Normal/ ke kanan…….. mm
Garis tengah geligi bawah : Kekiri…… mm/ Normal/ ke kanan…….. mm

Relasi Gigi Geligi


1. Molar pertama kiri
Sagital : Netroklusi/ Distoklusi/ Mesioklusi/ Tonjol-tonjol
Transversal : Normal/ Gigitan silang/ Tonjol-tonjol/ Scissor bite
Vertikal : Normal/ Gigitan terbuka/ Tonjol-tonjol
2. Molar pertama kanan
Sagital : Netroklusi/ Distoklusi/ Mesioklusi/ Tonjol-tonjol
Transversal : Normal/ Gigitan silang/ Tonjol-tonjol/ Scissor bite
Vertikal : Normal/ Gigitan terbuka/ Tonjol-tonjol
3. Kaninus kiri
4
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Sagital : Netroklusi/ Distoklusi/ Mesioklusi/ Tonjol-tonjol


Transversal : Normal/ Gigitan silang/ Tonjol-tonjol/ Scissor bite
Vertikal : Normal/ Gigitan terbuka/ Tonjol-tonjol
4. Kaninus kanan
Sagital : Netroklusi/ Distoklusi/ Mesioklusi/ Tonjol-tonjol
Transversal : Normal/ Gigitan silang/ Tonjol-tonjol/ Scissor bite
Vertikal : Normal/ Gigitan terbuka/ Tonjol-tonjol

Keadaan Lokal Gigi Geligi


VIII VII VI V IV III II I I II III IV V VI VII VII
UN So So So So So So So So So So So So So So UN
E u u u u u u u u u u u u u u E
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
UN So So So So So So So So So So So So So So UN
E u u u u u u u u u u u u u u E
VIII VII VI V IV III II I I II III IV V VI VII VIII

Keterangan:
Gigi decidui yang belum tanggal :-
Gigi permanen yang sedang erupsi :-
Gigi permanen yang belum erupsi : 48, 38, 28, 18
Gigi permanen yang impaksi :-
Karies :-

5
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

ANALISIS FOTO EKSTRA ORAL


Tampak Depan

Tampak Depan Tersenyum Tampak Samping

6
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Kesimpulan Analisis Foto Ekstra Oral:


Bentuk kepala mesocephali, bentuk muka euryprosop, wajah asimetris, wajah tidak
seimbang, profil wajah cembung, dagu normal, bibir kompeten, smile arch normal.

ANALISIS FOTO INTRA ORAL


Foto Oklusal Atas Foto Oklusal Bawah

Foto Samping Kanan Foto Depan Foto Samping kiri

Kesimpulan Analisis Foto Intra Oral:


Jumlah gigi yang ada 28 gigi. OH baik. Tidak ada kelainan periodontal. Bentuk
lengkung gigi RA oval dan RB trapesium. Relasi M kelas I Angle. Relasi C kanan dan kiri
kelas I, terdapat buccal crossbite pada gigi 25. Overjet 2,5 mm. Overbite 1,5 mm. Midline
gigi RA dan RB segaris dengan midline wajah.

3. Analisis Fungsional
TMJ : Normal/ Sakit/ Clicking/ Krepitasi/ Locking/ ……………..
Gerak buka tutup mulut : Normal/ Mandibular displacement/ Mandibular deviation
Occlusal Interference : Ada/ Tidak, pada gigi:………………….
Sentrik Relasi dan Oklusi : Sama/ Tidak sama
Freeway space :
Penutupan bibir : Competent/ Potencially competent/ Incompetent

7
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Bibir atas : Normal/ Hipertonus/ Hipotonus


Bibir bawah : Normal/ Hipertonus/ Hipotonus
Pola penelanan : Normal
Pola pengucapan : Normal

ANALISIS MODEL STUDY

Umur dentalis : 17 27
47 37
Bentuk/ ukuran/ jumlah gigi abnormal: -

Bentuk lengkung gigi : Segi empat/ square/ U form : RA/RB


Oval : RA/RB
Segitiga/ V form : RA/RB
Omega/ Lira (kontraksi di daerah P/M): RA/RB
½ Elips : RA/RB
½ Lingkaran : RA/RB
Trapezium : RA/RB
Hubungan Rahang : Orthognatic/ Prognatic/ Retrognatic

Lebar mesio distal gigi-gigi (mm)


UE PE 11 6,4 7,4 7 7,7 8,5 8,3 7,5 7,5 7,8 6,4 11 PE UE

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
UE 10,6 11 7,7 7,6 6,6 6 6 5,7 5,7 6,6 7,7 7,8 10, 10,7 PE
8

Posisi gigi pada lengkungnya


MLV LaV LaV

1 17 16 15 1 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
8 4
4 47 46 45 4 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
8 4

8
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

DLV MLV MLaV LV

M: Mesio, D: Disto, B: Buko, L: Linguo, La: Labio, T: Torsion, TV: Torsoversion, V: Version

Relasi Gigi Saat Oklusi Sentrik Pada Model Studi


1. Anterior:
Overjet : 2,5 mm
Overbite : 1,5 mm
Crossbite : Ada/ Tidak
Palatalbite : Ada/ Tidak
Deepbite : Ada/ Tidak
Edge to edge : Ada/ Tidak
Openbite : Ada/ Tidak,

2. Posterior:
Relasi M1 kanan : Kelas I/ Kelas II/ Kelas III
Relasi M1 kiri : Kelas I/ Kelas II/ Kelas III
Relasi C kanan : Kelas I/ Kelas II/ Kelas III
Relasi C Kiri : Kelas I/ Kelas II/ Kelas III
Crossbite : Ada/ Tidak
Openbite : Ada/ Tidak
Scissorbite : Ada/ Tidak, pada gigi 25

3. Median line : Segaris/ Tidak segasis


Rahang Atas : Ke kanan:….. mm/ Ke kiri……mm
Rahang Bawah : Ke kanan:….. mm/ Ke kiri:…...mm

9
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

GAMBAR MODEL GIGI DARI OKLUSAL


Rahang Atas Rahang Bawah

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG


1. Analisis Nance

Analisis dilakukan dengan mengukur lebar mesiodistal terbesar setiap gigi yang

berada di mesial gigi molar pertama permanen dengan menggunakan jangka berujung

runcing atau jangka sorong. Jumlah semua lebar gigi menunjukkan ruangan yang

dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal. Selanjutnya panjang lengkung rahang diukur

menggunakan kawat lunak seperti brass wire atau kawat kuningan. Kawat ini dibentuk

sehingga melewati setiap gigi, pada gigi posterior melalui perwajahan oklusalnya,

sedangkan pada gigi anterior melalui tepi insisalnya. Jarak diukur mulai dari mesial

kontak molar pertama permanen kiri hingga kanan. Penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan ukuran panjang lengkung gigi ideal dengan panjang lengkung rahang.

Jika hasilnya negative, berarti terdapat kekurangan ruang, jika hasilnya positif berarti

terdapat kelebihan ruangan.

10
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Rahang atas

∑ Lebar mesiodistal 15 – 25 : 74,5 mm

Panjang lengkung 15 – 25 : 78 mm

Kesimpulan : terdapat kelebihan ruang sebesar +3,5 mm

Rahang bawah

∑ Lebar mesiodistal 35 – 45 : 67,4 mm

Panjang lengkung 35 – 45 : 71 mm

Kesimpulan : terdapat kelebihan ruang sebesar +3,6 mm

2. METODE PONT

Jumlah lebar mesiodistal 12, 11, 21, 22 (Sum incisor width) : 32 mm

Hasil pengukuran Pont Selisih


(Measure value) (Calculated value)

Jarak interpremolar 14-24 39,9 40 -0,1


Jarak intermolar 16-26 46,3 50 -3,7
Jarak interpremolar 34-44 35,6 40 -4,4
Jarak intermolar 36-46 45,4 50 -4,6
Hasil pengukuran Korkhaus Selisih
(Measure value) (Calculated value)
PLG anterior maksila 20 20 0
PLG anterior mandibula 14,625 18 -3,375

Kesimpulan :
 Lebar Lengkung Gigi (LLG) anterior < LLG perhitungan dengan selisih perhitungan
inter P1 RA adalah 0,1 mm. Pasien mengalami kontraksi ringan pada regio
interpremolar, sebesar 0,1 mm, sehingga lengkung gigi dapat dilakukan distraksi.
 Selisih perhitungan inter M1 RA adalah 3,7 mm. Ini menunjukkan bahwa Lebar
Lengkung Gigi (LLG) posterior pasien mengalami kontraksi ringan pada regio
intermolar, sebesar 3,7 mm.

11
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

 Berdasarkan metode Korkhaus pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi


maksila ke arah anterior normal dan lengkung gigi mandibula ke arah anterior
mengalami retraksi sebesar 3,375 mm.

3. METODE HOWES

Jumlah mesiodistal 16 – 26/ panjang lengkung gigi (tooth material) : 96,5 mm

Lebar lengkung gigi (puncak cusp bukal 14-24)/premolar diameter(PMD) : 45,3

Lebar lengkungbasal premolar (Premolar basal arch width /PMBAW)/basis apical :46,8

Indeks : PMBAW X 100%

TM

: 46,8 X 100%

96,5

: 48,5 %

Hasil perbandingan PMBAW dan TM:


 >44% = basis apikal cukup lebar untuk menampung semua gigi
 37-44% borderline case
 < 37% = kekurangan lengkung basal sehingga perlu pencabutan gigi premolar
Kesimpulan :
1. Perbandingan antara PMBAW dan TM > 44% berarti basis apical cukup lebar
untuk menampung semua gigi kedalam lengkung ideal sehingga tidak perlu
dilakukan pencabutan

2. PMBAW > PMD maka dapat dilakukan ekspansi premolar

4. METODE KESLING

Perhitungan pada plastik transparan


Selisih :
RB kanan kelebihan ruang 2 mm
RB kiri kelebihan ruang 2 mm

12
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Kesimpulan Analisis Kebutuhan Ruang


Lengkung gigi pada RA dan RB memiliki kelebihan ruang untuk mendapatkan lengkung
baru yang ideal.
Gambar RA Gambar RB

KESIMPULAN PERHITUNGAN RUANGAN


RA: Ekstraksi/ Non ekstraksi
RB: Ekstraksi/ Non ekstraksi

5. METODE BOLTON
Overall Ratio
Overall Ratio = (jumlah lebar 12 gigi RB x 100) : jumlah lebar 12 gigi RA
= (89,2 x 100) : 96,5
= 92,4 %
Overall ratio lebih dari 91,3% maka mengindikasikan kelebihan lebar gigi RB
Kelebihan ruang sebesar :
Jumlah lebar 12 gigi RB – (jumlah lebar 12 gigi RA x 91,3) : 100
= 89,2 – (96,5 x 91,3 : 100)
= 89,2 – 88,1
= 1,1 mm
Anterior Ratio
Anterior Ratio =(Jumlah Lebar 6 gigi ant RB x 100) : jumlah lebar 6 gigi ant RA
= (36,6 x 100) : 46,5
= 78,7 %
Anterior Ratio lebih dari 77,2% maka mengindikasikan kelebihan lebar gigi anterior RB
Kelebihan ruang sebesar :
Jumlah lebar 6 gigi ant RB – (jumlah lebar 6 gigi ant RA x 77,2) : 100
= 36,6 – (46,6 x 77,2 : 100)

13
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

= 36,6 – 36
= 0,6 mm

ANALISIS RADIOLOGI

14
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

15
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

1. Foto Sefalometri Lateral

Parameter Rata-rata   Analisis


Nilai Parameter Skeletal Horizontal
Posisi maksila terhadap basis cranii
SNA (Steiner) 82°±2°  80°
normal
Posisi mandibula terhadap basis cranii
SNB (Steiner) 80°±2°  78°
normal
ANB (Steiner) 2°±2°  2° Pola skeletal 1
Facial angle
87°±3° 86°  Posisi dagu terhadap profil normal
(Down)
Angle of
0°±2°  0° Profil skeletal lurus
Convexity (Down)
Nilai Parameter Skeletal Vertikal
Y- axis (Down) 60°±6°  62° Arah pertumbuhan mandibula normal
Arah pertumbuhan 1/3 wajah bawah
Go angle 123°±7°  118°
normal
Pertumbuhan vertikal wajah tengah dan
SN-MP (Steiner) 32°±3°  36° bawah lebih ke arah bawah dan
belakang
FMA (Down, Pertumbuhan vertikal wajah bawah
25°±3° 29,5° 
Tweed) hiperdivergen
Nilai Parameter Dental
Interincisal angle Inklinasi insisif atas terhadap bawah
135°±2°  115,5°
(Down, Steiner) protrusif
Inklinasi insisif atas terhadap basis
U1- SN 104°±6°  119°
cranii protrusif
Inklinasi insisif bawah terhadap bidang
IMPA (Tweed) 90°±4°  98,5°
mandibula normal
Inklinasi insisif atas terhadap maksila
U1 - NA (Steiner) 22° 36°
protrusif
Posisi insisif atas terhadap maksila
U1- NA (Steiner) 4 mm±2  11 mm
potrusif
Posisi insisif atas terhadap profil
U1-Apg (Down) 4 mm±2  12 mm
protrusif
L1- Apg Posisi insisif bawah terhadap profil
2 mm±2  9 mm
(McMamara) protrusif
Inklinasi insisifus atas terhadap
L1 – NB (Steiner) 25° 28°
mandibula protrusif
Posisi insisif bawah terhadap mandibula
L1 – NB (Steiner) 4 mm 5 mm
protrusif
Nilai Parameter Jaringan Lunak

Upper lip- E line ± 1mm 0 mm Posisi bibir atas normal


Lower lip- E line
-2 mm±2 +3 mm Posisi bibir bawah protrusif
(Ricketts)

16
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Kesimpulan analisis Foto Sefalometri Lateral:


Pola skeletal klas I dengan maksila dan mandibular normal terhadap basis cranii, posisi
dagu terhadap profil normal dan profil skeletal lurus. Arah pertumbuhan mandibula normal,
Pertumbuhan vertikal wajah tengah dan bawah lebih ke arah bawah dan belakang. Inklinasi
insisif atas terhadap bawah protrusif, inklinasi insisif atas terhadap basis cranii protrusif,
inklinasi insisif bawah terhadap bidang mandibula normal. Posisi insisif atas terhadap
maksila potrusif, posisi insisiv bawah terhadap mandibular protrusif, posisi insisif atas dan
bawah terhadap profil protrusif. Posisi bibir atas normal dan bawah protrusive.

2. Foto Panoramik

Keadaan tulang : Normal


Agenesis :-
Keadaan jaringan periodontal : Nomal
Impaksi : 38 dan 48
Karies : Tidak ada

17
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Gigi berlebih : Tidak ada


Kehilangan gigi : Tidak ada
3. Foto Dental
Kesimpulan : Analisa foto panoramik memperlihatkan keadaan tulang normal, agenesis
tidak ada, keadaan jaringan periodontal nomal, dan impaksi pada gigi 38 dan 48.

ETIOLOGI MALOKLUSI

1. Skeletal
Normal
2. Dental
Gigi anterior rahang atas dan bawah crowding dan diastem, yaitu terdapat
perbedaan antara panjang lengkung rahang dan ukuran gigi kemungkinan dapat
disebabkan karena faktor genetik.

DIAGNOSIS
Pasien perempuan usia 13 tahun ingin merapikan gigi, bentuk kepala mesocephali,
bentuk muka euryprosop, tidak simetris dan tidak seimbang, serta pola penutupan bibir atas
dan bawah kompeten. Pola skeletal kelas I, profil skeletal lurus. Pertumbuhan mandibula
normal. Inklinasi insisif atas terhadap basis crani protrusif, inklinasi insisif bawah terhadap
mandibula normal, serta inklinasi insisif atas terhadap insisif bawah protrusif. Hubungan
molar kiri dan kanan kelas I Angle, klasifikasi maloklusi Klas I Angle modifikasi 1 dewey,
hubungan caninus kiri dan kanan kelas I. Terdapat buccal crossbite pada gigi 25. Overjet 2,5
mm dan overbite 1,5 mm. Bentuk lengkung rahang atas oval dan rahang bawah U form.
Midline gigi segaris RA dam RB. Berdasarkan analisa perhitungan ruang pasien kelebihan
ruang RA dan RB dengan indikasi non ekstraksi.

PROGNOSIS
Menguntungkan/ Tidak Menguntungkan
Perawatan segera/ ditunda
Observasi
Kooperasi : baik/ tidak baik
Perawatan konservatif/ operatif

18
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

DAFTAR MASALAH DAN TUJUAN PERAWATAN


Daftar Masalah Tujuan perawatan

1 Malposisi MLV gigi 23 Malposisi gigi terkoreksi

2 Malposisi LaV gigi 25,27 Tidak dikoreksi

3 Malposisi MLV gigi 41 Malposisi gigi terkoreksi

4 Malposisi DLV gigi 33, 43 Malposisi gigi terkoreksi

5 Malposisi LV gigi 35 Tidak dikoreksi

RENCANA PERAWATAN
Perawatan ortodonti menggunakan piranti lepasan.
Rahang Atas Rahang Bawah

1 DHE DHE

3 Pemasangan piranti lepasan Pemasangan piranti lepasan

4 Mengoreksi malposisi dengan aktivasi labial Mengoreksi malposisi dan diastem


bow dan z spring anterior dengan aktivasi labial bow
dan z spring

5 Hawley Retainer Hawley retainer

19
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

GAMBAR PIRANTI LEPASAN

Rahang Atas Rahang Bawah

Keterangan:
Mekanoterapi
Rahang Atas Rahang Bawah
Komponen Pasif Komponen aktif
- Labial bow (14 13 12 11 21 22 23 24) - Labial bow (34 33 32 31 41 42 43 44)
dengan loop pada 14 dan 24 dengan loop pada 34 dan 44
Komponen Aktif - Z spring (41 dan 43)
- Z sping (23)
Komponen Retentif Komponen Retentif
- Adam claps pada gigi 16 dan 26 - Adam claps pada gigi 36 dan 46
Basis Basis
- Basis akrilik dan verkeilung - Basis akrilik dan verkeilung

20
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

TAHAPAN PEKERJAAN
No Hari/ Tahap Pekerjaan Nilai Nama/ Paraf
Tanggal Supervisor

21
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

PETUNJUK PENGISIAN STATUS

22
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

ANAMNESA

1. Data Pasien
Merupakan data pasien ( nama, alamat, umur, jenis kelamin) yang dapat ditanyakan langsung
pada pasien/ orang tua atau wali jika pasien masih anak-anak. Data – data ini juga mengenai
latar belakang keluarga (nama ibu/bapak, suku, pekerjaan) kesehatan secara umum (kesesuain
umur, dengan berat, tinggi badan dan pekerjaan)

2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang pertama kali diutarakan pasien mengenai alasan mengapa ingin
dirawat.

3. Riwayat kesehatan umum dan kebiasaan buruk


Ditanyakan mengenai riwayat kesehatan umum serta faktor-faktor yang dapat menjadi
riwayat maloklusi (proses kelahiran, pemberian susu ketika bayi, penyakit-penyakit yang
pernah diderita dan kebiasaan buruk)

PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Meliputi pemeriksaan muka/wajah pasien dilihat secara langsung maupun dengan bantuan
foto frontal, foto tersenyum dan beroklusi sentrik, dan foto profil.

Muka
Pemeriksaan muka yang sempit, sedang atau lebar adalah dengan membandingkan lebar
kepala dan tinggi kepala. Apakah muka sempit (dolicofacial), sedang (mesofacial) atau besar
(brachyfacial).
Muka simetris yaitu bagiian muka kanan dan kiri sama panjang. Digunakan foto frontal
dengan membuat garis bantu yaitu garis midsagital (melalui trichion, glabela dan sub nasion)
dan tiga garis horizontal (garis melalui sudut mata luar kanan dan kiri, garis melalui cuping
hidung kanan dan kiri dan garis melalui sudut mulut kanan dan kiri). Ketiga garis tersebut
akan memotong garis midsagital, bila sisi kanan sama dengan sisi kiri, atau minimal kedua
garis horizontal tersebut saling sejajar maka muka dianggap seimbang.
Muka seimbang bila 1/3 muka tengah dan 1/3 muka bawah sama tinggi, atau minimal
memiliki perbandingan 45%:55%. Digunakan garis bantu horizontal yang akan membagi
23
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

muka menjadi tiga bagiab dan tegak lurus pada garis midsagital. Garis horizontal tersebut
masing-masing melalui titik glabela dan subnasion.

Dagu
Posisi dagu normal, ke kanan atau ke kiri, dilihat melalui garis midsagital
Maksila, mandibula dan profil
Posisi maksila dan mandibula dinyatakan maju, normal atau mundur dilihat dengan bantuan
foto frontal melalui bidang KPF. Maksila diwakili oleh dagu, dinyatakan normal bila berada
pada 1/3 tengah bawah bidang KPF
Profil muka ditentukan dengan melihat posisi maksila dan mandibula

PEMERIKSAAN INTRAORAL

Kesehatan mulut
Meliputi kegiatan intra oral pasien dengan melihat ada tidaknya karies, karang gigi,
tumpatan, protesa, jumlah gigi yang hilang dan gingival (merah, bengkak, berdarah).

Frenulum Labii RA dan RB


Frenulum labialis superior yang tinggi dapat menjadi penyebab diastema sentral. Letak
frenulum labii dinyatakan tinggi bila dasar perlekatan frenulum mendekati servikal gigi,
dinyatakan rendah bila menjauhi servikal gigi.

Lidah, palatum dan adenoid


 Dilakukan pemeriksaan terhadap ukuran lidah dan adenoid (normal, besar atau kecil).
Lidah yang besar ditandai dengan adanya jejas gigi posterior pada sisi lateral lidah.
 Kedalaman palatum dilihat dengan menggunakn kaca mulut no. 3
 Adenoid yang bengkak dan merah dapat dicurigai adanya kebiasaan bernafas melalui
mulut yang dapat berhubungan dengan terjadinya maloklusi.

Hubungan Rahang

24
Rekam Medik Kasus Ortodonti FKG UNAND2016

Pemeriksaan hubungan rahang adalah untuk melihat letak mandibula terhadap maksila. Pada
pemeriksaan intra oral dapat dilakukan dengan cara “digital examination. Digunakan
telunjuk yang diletakkan pada vestibulum labialis di rahang atas dan ibu jari pada vestibulum
labialis di rahang bawah. Bila posisi telunjuk lebih ke anterior dari ibu jari, dinyatakan
sebagai retrognati, sebaliknya disebut prognati dan bila lurus dinyatakan ortognati.

25

Anda mungkin juga menyukai