Anda di halaman 1dari 11

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS TRISAKTI

DUMMY EKSTRAKSI
NOMOR REKAM MEDIS
0 8 1 5 6 3

Nama Mahasiswa : Meilisa Hendianti


NIM Profesi : 04105181009 (KBK 15)
Dosen Pembimbing : drg. WiwiekPoedjiastoeti, M.Kes, Sp.BM

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Lie Dioni Sius
JenisKelamin : Pria
TanggalLahir : 11 April 1978
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agam : Katholik
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA
Berat Badan : 56kg
Tinggi Badan : 168cm
KeinginanPasien :Inginmencabutgigibelakang atas kanannya
yangterdapatsisaakar,gigi tersebut terasatajamdan
terdapatbenjolanpadagusinya. Pasien ingin giginya untuk
dicabut

KELUHAN UTAMA :
Gigi belakang atas kanan terdapat sisa akar gigi yang terasa tajam dan terdapat
benjolan pada gusinya. Pasien ingin giginya untuk di cabut.

1
ANAMNESIS :
Seorang laki-laki berusia 41 tahun datang ke RSGM FKG Usakti dengan
keluhan gigi belakang atas kanan terdapat sisa akar gigi yang terasa tajam dan terdapat
benjolan pada gusinya. Pasien ingin giginya untuk dicabut. Benjolan pada gusi atas
kanan timbul sejak 1 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien pernah merasakan sakit
pada benjolan tersebut, tetapi sekarang sudah tidak sakit lagi. Pasien pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas 5 tahun lalu yang membuat beberapa gigi pasien di
sisi kanan belakang dan mengalami fraktur. Pasien pernah menjalani operasi rahang.

PEMERIKSAAN KLINIS :
1. Pemeriksaanumum : tanggal 18 September 2019
a. TD : 112/76 mmHg
b. FN : 89x/ menit
c. FR : 20 x/ menit
d. Temperatur : 36oC
2. AsimetriWajah : simetris, ovoid
3. PemeriksaanSistemik : tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN LOKAL :
Ekstra Oral
Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
Perkusi : tidak ada kelainan
Kelenjar Limfe : tidak ada kelainan
Kelenjar Saliva : tidak ada kelainan

Intra Oral
Pergerakan sendi rahang : deviasi mandibula ke sisi kanan saat buka mulut
Gigi Geligi : gigi 12, 14, 15, 16, 47, 48 gangren radix
Gingiva : Terdapat fistula bagian bukal gigi 16

2
Mukosa Alveolar : tidak ada kelainan
Mukosa Labial : tidak ada kelainan
Bibir : tidak ada kelainan
Mukosa Bukal : tidak ada kelainan
Palatum Keras dan Lunak : tidak ada kelainan
Lidah : tidak ada kelainan
Dasar Mulut : tidak ada kelainan

GAMBARAN KLINIS :

PEMERIKSAAN TAMBAHAN:
Rontgen Foto : Periapikal

1. Rontgen foto :
a. Mahkota sudah hilang
b. Terlihat 3 akar dan furkasi terpisah
c. Ruang ligamen periodontal menghilang pada apical akar mesial

3
d. Lamina dura menghilang
e. Terjadi resorbsi tulang alveolar secara horizontal
f. Periapikal terlihat gambaran radiolusen berbatas tidak jelas dan tidak
tegas
g. Radiodiagnosis: gangren radiks disertai abses periapikal
2. Laboratorium :tidak dilakukan

3. Laboratorium PA : tidak dilakukan

RIWAYAT KESEHATAN :
1. Pasien tidak sedang dalam perawatan dokter.
2. Pasien pernah masuk rumah sakit/menjalani operasi
3. Pasien menderita diabetes mellitus.
4. Pasien tidak pernah menderita penyakit rheumatic fever, inflammatory
rheumatism,jaundice, hepatitis A, B, C, D, HIV, tuberculosis, venereal
disease, heart attack, gastric ulcer.
5. Pasien mengaku tidak menderita penyakit jantung.
6. Pasien tidak lekas lelah bila bekerja ringan/ jalan dekat.
7. Pasien tidak pernah batuk dalam jangka waktu lama.
8. Pasien tidak pernah batuk darah.
9. Pasien tidak alergi terhadap obat-obatan penicillin, dan anastheticum.
Pasien tidak tahu apakah dirinya alergi terhadap obat-obatan aspirin,
sulfadan barbiturat.
10. Pasien tidak alergi terhadap ikan, kepiting, telur, dan udang
11. Pasien tidak menderita asma.
12. Pasien sedang tidak dalam perawatan dokter untuk penyakit paru-paru dan
penyakit kelamin.
13. Pasien bukan penderita hipertensi dan hipotensi.
14. Pasien tidak mengalami perdarahan yang lama/ luar biasa bila terluka.
15. Pasien pernah mengalami cedera pada muka dan rahang.
16. Pasien pernah dioperasi.
17. Pasien pernah mengalami sakit gigi.

4
18. Gusi pasien tidak mudah berdarah.
19. Pasien pernah mencabut gigi.
20. Pasien tidak mengalami kesukaran pada waktu membuka mulut lebar-lebar.
21. Rahang pasien tidak berbunyi klik ketika mengunyah.

ANALISIS KASUS:

PEMERIKSAAN GIGI-GELIGI :
 Gigi 12, 14, 15, 47, 48 : Gangrenradiks
 Gigi 16 : Gangren radiks disertai abses periapikal

No Gigi S P D Ch/pt Diagnosis

1 12, 14, 15, 47, 48 - - - - Gangrenradiks

2 16 - - - - Gangrenradiks disertai abses periapikal

5
CHAIR SIDE TEACHING MODUL 4 – EKSTRAKSI

Nama Mahasiswa : Meilisa Hendianti


NIM Profesi : 041051810092
Semester :I
Pembimbing : drg. Wiwiek Poedjiastoeti, M.Kes, Sp.BM.

PENCABUTAN GIGI 36
(Diagnosis:GangrenRadiksDisertai Abses Periapikal)

IdentitasPasien
Nama : Lie Dioni Sius
Jeniskelamin/ Usia : Pria / 41 tahun
Alamat : Jl. Mangga Besar XIII No. 7
Pekerjaan : Karyawan swasta
LaporanTindakan dan Perawatan
TemuanKasus :
Seorang Laki-laki berusia 41 tahun datang ke RSGM FKG Usakti dengan
keluhan gigi belakang atas kanan terdapat sisa akar gigi yang terasa tajam dan
terdapat benjolan pada gusinya. Benjolan pada gusi atas kanan timbul sejak 1
tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien ingin giginya untuk dicabut. Pasien
tidak pernah mencari pengobatan untuk mengobati benjolan yang terdapat pada
gusinya. Pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas 5 tahun lalu yang
menyebabkan beberapa gigi patah dan tulang rahangnya patah.
Pemeriksaan Ekstraoral ditemukan wajah simetris, tidak ada penyakit
sistemik. Terdapat deviasi mandibula ke arah kanan saat pasien membuka mulut.
Pada pemeriksaan intraoral terlihat gigi 16 terdapat sisa akar. Tes sondasi negatif
(-), kloretil negatif (-), perkusi negatif (-), palpasi negatif (-). Terdapat fistula pada
gigi 16, sementara lidah, dasar mulut, palatum bibir, mukosa tidak ada kelainan.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan,
tidak mengkonsumsi alkohol dan seorang perokok.

6
Pada pemeriksaan radiograf, mahkota gigi 16 sudah hilang, terdapat 3 akar
dengan furkasi terpisah. Pada bagian periapikal terdapat gambaran radiolusen
pada apikal gigi 16 dengan batas tidak jelas dan tidak tegas.

Pada kunjungan pertama pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan


pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk mengetahui keadaan periapikal
gigi 16. Pasien diberikan premedikasi berupa amoxicilin 500 mg sebanyak 12
tablet untuk 4 hari. Kemudian pasien diinstruksikan untuk datang kembali ke
RSGM FKG Usakti untuk dilakukan pencabutan.
Prosedur pencabutan dilakukan dengan metode intra-alveolar, yaitu dengan
asepsis, povidone iodine, anastesi topikal precaine, lalu anastesi infiltrasi dengan
pehacaine, dan proses pencabutan dilakukan dengan bein dan forcep. Setelaj
pencabutan, pasien diberi edukasi paska pencabutan, kemudian menginstruksikan
pasien untuk konsumsi asam mefenamat 500 mg untuk mengatasi nyeri paska
pencabutan.

7
TEKNIK PENCABUTAN CLOSED METHOD/ INTRA ALVEOLAR
EXTRACTION GIGI 36
1. Anamnesis:
Proses tanya jawab dengan pasien dengan tujuan untuk menggali
informasi agar dapat menegakkan diagnosis dan menentukan rencana
perawatan.
2. Pemeriksaan klinis: intraoral

Gigi 16 : Gangren radiks disertaiabsesperiapikal


1. PemeriksaanPenunjang: Rontgen periapikal

2. Pengukurantekanandarahpasien.
3. Persiapanalat dan bahan
 Peralatan set diagnostik: duakacamulut, pinset, sonde, dan eskavator
 Gloves dan masker
 Tampon dan cotton roll
 Syringe 3 cc,23G
 AmpulanestesilokalPehacaine
 Gel anestesitopicalPrecaine

8
 Povidone Iodine
 Forcepekstraksiuntukgigi 16
(gangrenradiks)untukgigirahangatasposterior ( beak, joint, dan
handlenya berbentuk S atau bayonet) denganujungbeaktertutup.
 Bein (elevator)dimasukanmelaluisulkus gingiva,
mencaricelahantaragigi dan tulang alveolar untuk melepaskan
perlekatanligamen periodontal antara gigi dan sementum.
4. Menggunakan universal precaution (cucitangan dan
alatpelindungdiriseperti masker, face shield, dan gloves).
5. Mengatur posisi pasien
kepala, leher, punggung pasienberadapada 1 garis lurus. Pengaturan
angulasi kursi yaitu headrest dan backrest diatur untuk dapat melihat area
kerja dengan baik.Bidang oklusi rahang atas membentuk sudut 45-60o
terhadap bidang datar (lantai) ketika membuka mulut. Bidang oklusal
rahang atas setinggi bahu operator. Mengatur lampu dental unit ke arah
daerah kerja.
6. Keringkan jaringan mukosa pada daerah yang akan diinsersikan jarum.
7. Asepsis daerah kerja. Regangkan mukosa, lalu lakukan asepsis (povidone
iodine) pada daerah yang akan diinsersikan jarum untuk mengurangi risiko
bakteri pada jaringan yang dapat menyebabkan inflammasi atau
infeksi.Setelah itu, keringkan dengan three way syringe.
8. Aplikasikan anastesi topikal (precaine) dengan cotton roll.
9. Menyiapkan larutan anestesi lokal (pehacaine) sebanyak 2 cc, pastikan
tidak ada gelembung udara pada syringe
10. Komunikasi dengan pasien. Hindarkan kata-kata seperti injeksi, menusuk,
nyeri.
11. Anastesi infiltrasi bukal gigi 16
Untuk melakukan anestesi gigi 16, posisi operator berada di depan kanan
pasien atau arah jam 8.
Regangkan mukosa bukal, lalu insersikan jarum pada mucobuccal fold di
sekitar apeks gigi 16. Arah jarum 45o dengan bevel menghadap tulang,

9
diinsersikan hingga mentok tulang. Lakukan aspirasi, apabila negatif
deponir larutan anastesi sebanyak 1,5 cc untuk menganastesi nervus
alveolaris superior posterior dan nervus alveolaris superior middel. Setelah
itu tarik jarum keluar secara perlahan.
12. Anastesi lokal infiltrasi palatal gigi 16
Insersikan jarum suntik pada bagian palatal gigi 16, kira-kira 1 cm dari
tepi gusi atau daerah apeks gigi 16. Arah jarum 45o dengan bevel
menghadap tulang, diinsersikan hingga mentok tulang. Lakukan aspirasi,
apabila negatif deponir larutan anastesi sebanyak 0,5 cc untuk
menganastesi nervus palatinus mayus sampai terlihat pucat. Setelah itu
tarik jarum keluar secara perlahan.
13. Lakukan cek baal/numbness dengan menjepit mukosa mengunakan pinset
pada daerah gingiva bukal dan palatal gigi 16
14. Ekstraksi Gigi 36
Untuk melakukan ekstraksi gigi 16, posisi operator berada di depan kanan
pasien arah jam 7-8. Lakukan fiksasi rahang dengan tangan kiri dengan
posisi ibu jari pada bukal, telunjuk pada bagian palatal. Tujuan dari fiksasi
adalah untuk menjaga kestabilan rahang dan mencegah bein dan forcep
masuk terlalu dalam. Tangan kanan memegang bein dengan teknik palm
grasp. Masukkan bein di antara gigi dan tulang alveolar, kemudian
lepaskan gigi dari ligamen periodontal sekeliling gigi sampai gigi terasa
goyang.Setelah itu, ambil forcepdenganhandle, joint, beakbentuk bayonet
atau S, ujungbeaktertutup.Jepitkanforcep se-apikalmungkin dan
searahsumbugigi, kemudianlakukangerakanluksasiarahbuko-palataldan
tariksisa akar keluarsoketnya.
15. Debridement.
Lakukan pembersihan soket dengan kuret dan irigasi. Pastikan tidak ada
bagian gigi yang tertinggalpada soket. Kuretase dilakukan untuk
menghilangkan jaringan granulasi dan membersihkan soket gigi dari abses
atau granuloma yang berada di apikal gigi sampai bersih. Lalu lakukan
pengecekan apakah ada tulang yang tajam dan menonjol (bila ada

10
haluskan dengan bone file). Setelah itu lakukan pijatan kompresi untuk
mengembalikan bukal kortikal plate. Irigasi / spooling menggunakan
povidone iodine yang diencerkan.

16. Instruksi Pasca Pencabutan:


 Edukasi pasien bila gigi telah berhasil tercabut
 Pasien diinstruksikan untuk menjaga area bekas pencabutan dan
tidak dimainkan oleh gigi, lidah dan tusuk gigi
 Tidak boleh makan makanan yang terlalu pedas dan panas
 Jangan berkumur dengan kuat dan terlalu sering
 Jangan banyak meludah
 Resepkan analgesik asam mefenamat 500 mg apabila terdapat rasa
sakit.
17. Buang jarum suntik pada kotak kuning needle disposal box dan bekas
tampon atau cotton roll yang terkena darah dibuang ke tempat
pembuangan sampah infeksius (kantong kuning).

11

Anda mungkin juga menyukai