Anda di halaman 1dari 3

Bowden (29) melaporkan 3 kasus mengenai merupakan gigi yang muncul di wilayah gigi

gigi supernumerari tuberculate pada rahang tersebut ditemukan yang mirip dengan
atas/ maksila selain supernumerari gigi bentuk gigi premolar. Gigi superumerari
premolar. Dari 3 kasus ini (didapatkan dari tersebut sebagian besar ditemukan diantara
file kasus perawatan orthodonti) dan lain- gigi molar kedua dan ketiga (paramolar)
lain (39,40), gigi supernumerari tuberculate atau di belakang gigi molar ketiga (molar
biasanya berada atau dekat dengan gigi keempat). Selain itu, selain dari karakteristik
Insisivus pertama rahang atas, pada posisi lain gigi supernumerari muncul di berbagai
palatal, dengan pertumbuhan akar yang tempat, hal ini dapat membantu
terlambat dibandingkan dengan gigi mendiagnosis perbedaan antara
Insisivus pada umunya atau gigi supernumerary gigi di daerah gigi molar dan
supernumerari dengan akar berbentuk supernumerary gigi yang ditransposisikan
kerucut. Kegagalan erupsi sering terjadi sebagai gigi premolar. Berbagai kasus
pada gigi yang berdekatan. Menurut kami, supernumerary gigi premolar di daerah gigi
tampaknya terdapat jenis-jenis gigi molar telah dianggap sebagai gigi premolar
supernumerari yang berbeda (tuberculate yang ditransposisikan (15,34,45). Gigi
maksila dan gigi premolar), waktu supernumerari yang berkembang lambat di
perkembangan yang berbeda dengan gigi- daerah gigi premolar sering terdeteksi pada
gigi normal dan gigi jenis supernumerari akhir perawatan orthodonti pada usia sekitar
lainnya. Hal ini dapat menjadi pendukung 13 tahun dan dapat mengganggu proses
suatu teori, bahwa jenis gigi supernumerari penutupan ruang dan penempatan implan
ini adalah sebuah bentuk dari generasi yang (46). Selanjutnya, kasus fusi antara
sama, gigi generasi baru atau generasi ke supernumerari gigi premolar dan gigi yang
tiga atau post-permanent dari pertumbuhan berdekatan telah dilaporkan (47,48).
gigi.

4. Consequences/ Sequelae

Supernumerari gigi premolar pada rahang


bawah/ mandibula memiliki kecenderungan
yang ditandai dengan pertumbuhan kista dan
pertumbuhan patologis (20,41,42).
Supernumerari gigi premolar yang
mengganggu oklusi telah dilaporkan dalam
kasus (15, 34,43,44). Namun, dalam kasus
supernumerary dengan bentuk gigi premolar
ditemukan di daerah gigi graham/ molar
(Gambar 7) sulit untuk menentukan apakah Gambar 7. Supernumerari gigi premolar
gigi supernumerary ini berasal dari gigi yang erupsi pada regio molar atas kanan.
premolar normal dengan beberapa alasan
5. Diagnosis dan Rencana Perawatan
dipindahkan ke daerah gigi molar atau
Diagnosis dini kasus gigi supernumerari di maka gigi premolar tersebut dapat dibiarkan.
daerah gigi premolar penting dalam Namun, jika gigi tersebut erupsi dengan
menentukan rencana perawatannya. Dalam kekurangan ruang, makan ekstraksi harus
membuat rencana perawatannya dibutuhkan dilakukan demi mencegah/ meredakan
riwayat/ rekam medis gigi secara kondisi berjejal atau mencegah masalah
menyeluruh dan melakukan pemeriksaan oklusi (52,53). Jika gigi premolar
radiografi setelah dilakukan pemeriksaan supernumerari tidak erupsi, seperti yang
klinis. Kebanyakan kasus supernumerari di terjadi pada sebagian besar pasien, dan
gigi premolar tidak erupsi, tanpa tanda atau dilakukan diagnosis dini lalu selanjutnya
gejala klinis dan sering ditemukan tidak diekstraksi lebih awal sebelum dimulai
sengaja saat pemeriksaan radiografi perawatan orthodonti sering kali
(7,15,16, 34). Selanjutnya, gigi direkomendasikan oleh ahli (7,11).
supernumerari di daerah gigi premolar Sebaliknya, banyak ahli merekomendasikan
sering berkembang terlambat, dan sering penundaan ekstraksi gigi premolar
ditemukan setelah dilakukan perawatan supernumerari sampai penutupan akar
orthodonti (7,18) atau gigi tersebut dapat sempurna (6,12,15,34,54) atau sampai
muncul kembali setelah dilakukan dengan gigi permanent pengganti telah ada
pencabutan. Maka dari itu, penegakan foto untuk menghindari kerusakan iatrogenik dari
radiografis harus ditekankan karena sangat struktur anatomi gigi tetangga yang normal.
berperan pada rencana perawatan pasien Dalam kasus gigi supernumerari yang telat
(1,16,34,49,50). Teknik pengambilan berkembang pada regio premolar, rencana
radiografi yang paling tepat adalah teknik perawatan yang akan dipilih adalah
panoramik dilengkapi dengan teknik mengekstraksi atau dengan mengamatinya
periapikal jika dibutuhkan, sebagi gigi melalui pemeriksaan berkala radiografi dan
supernumerari yang tidak erupsi sering kali klinis tergantung pada waktu kemunculan
berada lebih ke arah lingual atau apikal dari gigi supernumerari. Jika gigi tersebut sudah
gigi yang normal (7,29). Foto panoramik erupsi sebelum atau pada tahap awal
dibutuhkan sebagai syarat awal perawatan perawatan orthodonti dan kemungkinan
orthodonti untuk membuat diagnosis yang akan mengganggu perawatan maka akan
pasti mengenai ada/ tidaknya anomali direkomendasikan untuk diekstraksi. Namun
jumlah gigi, atau hal lain yang mungkin jika tidak atau erupsi saat akhir dari
diperlukan di kemudian hari selama perawatan orthodonti tanpa meyebabkan
perawatan untuk mencegah dampak buruk gangguan maka akan direkomedasikan
yang mungkin terjadi pada perkembangan untuk cukup dilakukan obervasi (38). Pada
perawatan orthodonti tau efek iatrogenik akhirnya, semua pertimbangan yang ada
lainnya. Keputusan harus dibuat setelah merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari
menegakkan diagnosis mengenai harus/ dokter/ klinisi untuk menjelaskan semua
tidak mencabut/ mengekstraksi gigi pilihan perawatan yang sesuai dan
premolar supernumerari (38,51). Jika gigi dibutuhkan oleh pasien termasuk resiko dan
premolar supernumerari erupsi dalam posisi manfaat setiap pilihan yang merupakan
yang benar dan tanpa konsekuensi oklusi, suatu proses persetujuan perawatan.
Keinginan pasien/ wali mengenai pilihan bawah, seperti pembentukan kista,
perawatan haruslah dihormati. Pasien/ wali dapat menyebabkan transposisi, serta
dapat memilih yang untuk membiarkan/ maloklusi.
mengekstraksi gigi supernumerary yang
belum erupsi, terutama jika belum 7. Conflicts of Interest
menyebabkan efek iatrogenik atau tidak Penulis mengkonfirmasi bahwa artikel ini
mengganggu perawatan orthodonti. Dalam tidak memiliki konfilik berkelanjutan.
kasus seperti itu, penting untuk menyorot
resiko yang mungkin dapat terjadi di
kemudian hari dan dibutuhkan observasi/
pemantauan secara berkala melalui
pemeriksaan radiografi dari gigi
supernumerari yang tidak erupsi (56).

6. Kesimpulan

a) Gigi supernumerari pada daerah


premolar tidak seperti kasus
supernumerari lain, lebih sering
terjadi di rahang bawah/ mandibula.
Di mana gigi supernumerari
umumnya merupakan jenis
tambahan.
b) Gigi tersebut bisa terjadi secara
tunggal/ ganda dapat erupsi dengan
normal atau impaksi, namun lebih
sering terjadi tidak erupsi dan tidak
menyebabkan gejala apapun.
c) Prevalensi dari gigi supernumerari di
daerah premolar adalah antara 0,01
sampai 1 persen tergantung pada
populasi yang diteliti dengan
populasi dari Timur atau Afrika yang
paling berpengaruh.
d) Dikatakan bahwa supernumerari gigi
premolar muncul dari generasi ke
tiga (post-permanent) berkembang
dari ekstensi lamina dura.
e) Beberapa konsekuensi dapat hadir
dari kehadiran supernumerari gigi
premolar, terutama pada rahang

Anda mungkin juga menyukai