gigi supernumerari tuberculate pada rahang tersebut ditemukan yang mirip dengan
atas/ maksila selain supernumerari gigi bentuk gigi premolar. Gigi superumerari
premolar. Dari 3 kasus ini (didapatkan dari tersebut sebagian besar ditemukan diantara
file kasus perawatan orthodonti) dan lain- gigi molar kedua dan ketiga (paramolar)
lain (39,40), gigi supernumerari tuberculate atau di belakang gigi molar ketiga (molar
biasanya berada atau dekat dengan gigi keempat). Selain itu, selain dari karakteristik
Insisivus pertama rahang atas, pada posisi lain gigi supernumerari muncul di berbagai
palatal, dengan pertumbuhan akar yang tempat, hal ini dapat membantu
terlambat dibandingkan dengan gigi mendiagnosis perbedaan antara
Insisivus pada umunya atau gigi supernumerary gigi di daerah gigi molar dan
supernumerari dengan akar berbentuk supernumerary gigi yang ditransposisikan
kerucut. Kegagalan erupsi sering terjadi sebagai gigi premolar. Berbagai kasus
pada gigi yang berdekatan. Menurut kami, supernumerary gigi premolar di daerah gigi
tampaknya terdapat jenis-jenis gigi molar telah dianggap sebagai gigi premolar
supernumerari yang berbeda (tuberculate yang ditransposisikan (15,34,45). Gigi
maksila dan gigi premolar), waktu supernumerari yang berkembang lambat di
perkembangan yang berbeda dengan gigi- daerah gigi premolar sering terdeteksi pada
gigi normal dan gigi jenis supernumerari akhir perawatan orthodonti pada usia sekitar
lainnya. Hal ini dapat menjadi pendukung 13 tahun dan dapat mengganggu proses
suatu teori, bahwa jenis gigi supernumerari penutupan ruang dan penempatan implan
ini adalah sebuah bentuk dari generasi yang (46). Selanjutnya, kasus fusi antara
sama, gigi generasi baru atau generasi ke supernumerari gigi premolar dan gigi yang
tiga atau post-permanent dari pertumbuhan berdekatan telah dilaporkan (47,48).
gigi.
4. Consequences/ Sequelae
6. Kesimpulan