Anda di halaman 1dari 6

Penanganan Patahnya Jarum Irigasi dalam Saluran Akar: Laporan Kasus

Abstrak
Latar belakang: irigasi merupakan salah satu bagian dari perawatan saluran akar yang baik.
Syringe dan jarum irigasi merupakan metode efektif untuk mengedalikan flora microbial saluran
akar. jarum dengan lubang multiple secara efisien menyemprotkan larutan irigasi. Konfigurasi
geometris dari jarum irigasi mungkin mempengaruhi jarum tersebut sehingga bisa patah saat
irigasi. Jarum yang patah menyebabkan kesulitan procedural pada saat perawatan. Pengangkatan
secara hati-hati patahan jarum dengan perusakan jaringan yang minim meningkatkan prognosa
perawatan.
Penjelasan Kasus: Laporan kasus ini menjelaskan penanganan jarum irigasi lubang 2 sisi yang
patah dalam saluran akar mesiobukal molar 1 maksila. Patahan jarum berhasil diambil dengan
bantuan ultrasonic indirect dengan mikroskop operasi dental.
Kesimpulan: perkembangan teknik dan armamentarium telah membuat pengangkatan patahan
jarum dari saluran akar berhasil. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan posisi instrument
yang patah membantu pengangkatan patahan tersebut hanya dengan pembuangan jaringan yagn
minim.

Latar Belakang
Perawatan endodontik bergantung pada kualitas pembersihan dan pembentukan saluran akar.
Syringe irigasi tetap menjadi metode pemberian irigasi yang luas digunakan. Bermacam jarum
irigasi dengan ukuran berbeda digunakan dalam perawatan saluran akar. Akan tetapi,
efektivitasnya berbeda-beda pada tiap tipe jarum. Hal ini dikarenakan kemampuan jarum untuk
mencapai 1/3 apikal dan menyemprotkan larugan sampai pada panjang kerja maksimum (FWL:
full working length) saluran akar.
Selama beberapa tahun, beberapa tipe jarum telah digunakan utnuk menyemprotkan larutan
irigasi kedalam saluran akar. Jarum ini umumnya memiliki perbedaan pada tampilan ujung
terbuka atau tertutup dan lubang keluar satu atau lebih. Di masa lampau, jarum besar (21-25G)
sering digunakan untuk menyemprotkan larutan irigasi. Jarum seperti ini dapat dengan mudah
mempenetrasi sampai 1/3 mahkota saluran akar, bahkan pada saluran akar yang lebar.
Belakangan ini, penggunaan jarum dengan diameter lebih tipis (28G, 30G, 31G) telah
dianjurkan, karena jarum tersebut dapat mengapai saluran akar lebih jauh, bahkan sampai
panjang kerja maksimum.
Ekstrusi periapikal larutan irigasi telah menjadi salah satu kerugian yang disebabkan oleh
penggunaan jarum irigasi. Untuk alasan tersebut, jarum irigasi dengan bukaan ditepi telah
dikembangkan untuk meminimalisir resiko ekstrusi dan kerusakan jaringan. Penelitian
melaporkan jarum dengan bukaan ditepi dan ujung tertutup lebih efisien dibandingkan dengan
jarum kovensional dalam mengangkat debris dari saluran akar. Tekanan berlebih pada saat
irigasi atau menempelkan ujung jarum irigasi pada saluran akar dapat menyebabkan jarum irigasi
patah pada saluran akar terutama jarum dengan bukaan di tepi. Dan juga, desain kosong tengah
jarum irigasi membuatnya mudah patah.
Pada saat irigasi saluran akar, resiko patah jarum mungkin terjadi karena konfigurasi geometris
jarum. Adanya patahan jarum dapat mempengaruhi disinfeksi yang baik dan obturasi sistem
saluran akar (RCS: root canal system). Hal ini, nantinya, mempengaruhi prognosa gigi jangka
panjang. Strindberg melaporkan 19% penurunan tingkat penyembuhan jaringan apikal pada saat
didapati adanya patahan instrument.
Saat instrument tersebut patah, keputusan harus diambil apakah patahan harus diangkat atau
meninggalkannya saja dan melanjutkan perawatan. Beberapa faktor komplikasi teah
dipertimbangkan saat merencanakan pilihan perawatan untuk pengangkatan patahan instrument
dari saluran akar. Yaitu anatomi RCS; perangkat yang tersedia untuk mengangkat patahan;
pengalaman dan kemampuan professional untuk mengatasi masalah; lokasi, ukuran, posisi dan
diameter patahan instrument.
Manajemen instrument patah termasuk (a) pengangkatan patahan instrument, (b) membiarkan
patahan instrument dan (c) melakukan obturasi sampai setinggi patahan fragmen. Berbagai
teknik telah dikemukakan untuk mengangkat patahan instrument yang termasuk teknik
ultrasonic, Masseran kit, dan system pengankat instrument. Penelitian menunjukan bahwa
penggunaan ultrasonic dengan perbesaran berujung pada tingkat keberhasilan pengangkatan
patahan instrument yang tinggi.
Manipulasi secara hati-hati jarum pada saat irigasi sangat penting terutama saat mengirigasi akr
yang tipis seperti akar mesiobukal molar maksila. Laporan ini menjelaskan kasus yang dimana
teknik ultrasonic digunakan untuk mengangkan jarum irigasi yang patah dari saluran akar
mesiobukal molar maksila atas dibawah perbesaran.

Penjelasan Kasus
Seorang pasien laki-laki 56 tahun datang melapor ke bagian dengan keluhan nyeri sehubungan
dengan gigi 26 sejak 2 minggu lalu. Gigi direstorasi 1 tahun lalu dan mengalami nyeri spontan
parah, dan gigi sakit saat perkusi. Kasus tersebut merupakan periodontitis apikal simtomatis, dan
perawatan saluran akar segera dimulau. Dibawah anastesi lokal dan isolasi rubber dam, restorasi
permanen diangkat dan akses kamar pulpa dibuka, dan ke empat saluran akar MB1, MB2, DB,
dan P ditemukan. Pada saat preparasi biokimia, jarum irigasi 30G lubang tepi ganda digunakan
untuk irigasi. Pada saat akhir preparasi, pada saat pencabutan jarum, terdapat resistensi dan 4
mm ujung jarum irigasi patah pada area berkelok dalam saluran akar MB di 1/3 mahkota. Pada
pemeriksaan X-ray, fraktur ujung jarum irigasi dikonfirmasi dibagian mahkota (gambar 1 dan 2).
Fraktur terjadi pada bagian mahkota saluran akar, dan percobaan pengankatan patahan
dilakukan. Dibawah perbesaran, ujung jarum yang patah didapati mencuat di orifice saluran akar
MB1 (gambar 3). Sebelum mencoba melakukan pengangkatan patahan, orifice lainnya ditutup
dengan perekat Teflon untuk menghindari paparan patahan jarum pada saat pengangkatan.
Forcep Steiglitz (Hu-Fried, IL, USA) digunakan dengan tekanan minim koronal untuk
mengangkat patahan, namun patahan tetap bertahan. Eksploler DG-16 ditempatkan berkontak
dengan patahan jarum dalam saluran akar dan energy ultrasonic tingkat rendah diaplikasikan
pada eksploler dengan ujung scaler ultrasonic. Prosedur ini dengan segera melonggarkan patahan
jarum dan mengetarkannya keluar dari orifice dan kemudian diambil dengan pinset dan
dikeluarkan secara hati-hati (gambar 4 dan 5). Tinjauan radiografis memastikan pangankatan
patahan secarah menyeluruh dengan gambaran saluran akar yang jelas (gambar 6). Setelah
protocol irigasi, obturasi dilakukan mengguakn metode kompaksi dingin lateral (gambar 7).
Restorasi pasca endodontik dipasangkan, dan pasien di observasi 3 bulan kemudian setelah
restorasi menyeluruh diberikan (gambar 8).

Pembahasan
Penyemprotan irigasi dengan syringe dan jarum pada saat perawatan saluran akar pertama kali
dilakukan lebih dari 1 abad lalu. Terlepas dari perkembangan sistem irigasi yang lebih baru, hal
ini masih merupakan metode irigasi yang disarankan.

Gambar 1.
Radiografi menunjukan patahan jarum 4 mm pada 1/3 mahkota saluran akar MB1

Gambar 2. Foto menunjukan konfigurasi jarum lubang tepi ganda utuh: jarum patah pada area
berkelok
Gambar 3. Ujung jarum yang patah yang timbul dari orifice saluran akar MB1

Gambar 4. Getaran ultrasonic indirect – ujung ultrasonic diletakan berkontak dengan eksploler
DG-16

Gambar 5. Jarum irigasi yang patah bersamaan dengan patahan yang telah diangkat.
Gambar 6. Radiografi pasca pengangkatan patahan jarum

Gambar 7. Radiografi pasca operatif

Gambar 8. Radiografi tinjauan pasca 3 bulan tindakan endodontik

Salah satu keutungan irigasi syringe mudah untuk mengendalikan penetrasi jarum dalam saluran
akar dan volume irigasi yang dialirkan dalam saluran akar.
Jarum dengan ujung terbuka menyemprotkan larutan irigasi keular dari ujung menuju apeks
yang karnanya meningkatkan tekanan apikal. Selain itu, ujung yang berbevel memiliki
kemungkinan tinggi bengkok dalam sauran akar. Jarum dengan ujung tertutup dapat memiliki
bukaan samping, bukaan samping ganda, dan bukaan multiple. Ujung jarum irigasi tertutup
membuat tekanan lebih pada dinding saluran akar dan meningkatkan aktivasi hidrodinamis
larutan irigasi dan menurunkan kemungkinan ekstrusi apikal. Jarum bukaan tepi ganda memiliki
2 kelok pada mm dari ujungnya yang dimana memiliki resiko fraktur karena lemahnya
konfigurasi jarum pada area tersebut. pada saat irigasi, sedikit putaran atau perubahan tekanan
dapat menyebabkan fraktur jarum pada area berkelok. Patahan dentin yang tersisa dalam saluran
akar pada saat irigasi dapat membuat jarum irigasi tertahan dalam saluran akar, karenanya
menghambat gerakan bebas aktif jarum dan membuat resiko patah.
Pengangkatan patahan instrument yang berhasil bergantung pada faktor seperti panjang, tipe,
dan posisi patahan terkait kurvatur saluran akar. Patahan instrument dapat dengan mudah
diangkat bila hanya berada pada bagian lurus saluran akar dan bila panjang keseluruhannya
terlihat dikamar pulpa. Bila instrument patah terletak apikal terhadap kurvatur saluran akar, maka
biasanya tidak mungkin untuk diangkat. Menurut Nevares dkk, saat patahan instrument terlihat
dengan mikroskop dental, terdapat peningkatan kemungkinan untuk diangkat. Pengangkat
patahan fragmen juga menjadi lebih dapat diperkirakan bila terdapat jarak antara patahan dan
dinding saluran akar. Dalam kasus ini patahan terlihat pada 1/3 mahkota saluran mesiobukal.
Jadi, percobaan pengangkatan dilakukan karena terdapat visual yang baik dan akses yang lurus.
Ultrasonic, bersamaan dengan mikroskop, dianggap sebagai metode paling konservatif dalam
pengangkatan patahan instrument. Dalam metode langsung (direct), panas dihasilkan akibat
gesekan ujung ultrasonic terhadap dinding saluran akar dentin atau instrument patah yang
mungkin dapat menyebabkan jenuhnya instrument dan fraktur sekunder. Dalam kasus ini
ultrasonic indirect digunakan untuk mengurangi jumlah dentin akar yang diangkat dan untuk
mencegah kemungkinan fraktur sekunder patahan yang dapat menyebabkan pengangkatan
selanjutnya lebih sulit. Dalam laporan kasus diatas, getaran ditransmisikan dengan frekuensi
rendah pada jarum yang patah yang membantu pengangkatannya tanpa menyebabkan fraktur
lebih lanjut. Penggunaan perbesaran juga membantu dalam keberhasilan perawatan.

Kesimpulan
Perkembangan teknologi, armamentarium yang maju, dan keahlian memampukan dalam
penanganan instrument patah dengan baik. Teknik ultrasonic indirect membuat metode yang
sesuai harapan dalam mengangkat instrument yang patah dari saluran akar dengan kehilangan
dentin yang minim. Jarum irigasi ujung tertutup bukaan samping menawarkan irigasi saluran
akar yang efisien dan manipulasi yang seksama dari jarum saat irigasi mengurangi kemungkinan
patahnya jarum.

Signifikansi Klinis
Irigasi merupakan langkah penting pada saat preparasi kemomekanis saluran akar. Pada saat
irigasi, terdapat resiko fraktur jarum irigasi karena konfigurasi jarum tersebut. Dengan kemajuan
teknologi dalam visualisasi dan instrument ultrasonic, patahan instrument dapat diangkat yang
dimana meningkatkan hasil dari perawatan saluran akar.

Anda mungkin juga menyukai