Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO 4

Penderita wanita 40 tahun datang ke tempat praktek dokter gigi untuk memeriksakan giginya
yang terasa ngilu. Rasa ngilu terjadi terutama saat menggosok gigi dan berkumur-kumur
dengan air dingin. Dokter gigi kemudian melakukan pemeriksaan dan ditemukan pada gigi 14
terdapat keausan berupa cekungan di daerah servikal gigi, oral hygiene penderita baik. Dari
anamnesa diketahui bahwa penderita selama ini rajin menggosok gigi dengan tekanan yang
berlebihan dan cara yang salah. Dokter gigi kemudian melakukan prosedur pemeriksaan dan
perawatan.

PEMERIKSAAN GIGI 14
Keadaan umum Compos mentis
Ekstra Oral Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN SUYEKTIF
Rasa sakit (+)
Sifat rasa sakit Linu
Meningkat oleh karena Manis, Dingin
Durasi rasa sakit 1 menit
Lokasi rasa sakit Terlokalisir
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Perkusi (-)
Palpasi (-)
Fistula (-)
Pulpa Polip (-)
Gingiva Polip (-)
Gigi berubah warna (-)
Gigi goyang derajat (-)
Kavitas Servikal gigi
Gigi Perforasi (-)
Vitalitas (+)
INSTRUKSI UNTUK MAHASISWA
1. Step 1 : Mengidentifikasi aspek utama
Apakah organ/ hal penting yang menjadi aspek utama dalam permasalahan? Bagaimana
kondisi normal dan fungsinya?
Organ yang menjadi aspek utama yaitu gigi 14. Kondisi normal pada gigi 14 yaitu memiliki
struktur anatomi gigi lengkap berupa:
a. Enamel
Bagian paling keras yang melapisi anatomi gigi, mempunyai ketebalan bervariasi, serta
mengandung bahan anorganis (hidroksi apatit = 4-5mm) dengan jumlah 95-98% dan bahan
organic 1-2% serta 4% air, dalam berat. Fungsi enamel untuk melindungi gigi dari
kerusakan yang diakibatkan oleh suasana mulut yang bersifat asam yang dapat membuat
gigi rusak atau aus.
Ruang Pulpa : jaringan lunak yang berisi saraf
Sementum : fungsi utama sebagai perekat serabut ligament periodontal dalam menahan gigi
untuk tetap berhubungan dengan jaringan sekitarnya
b. Dentin
Dentin merupakan jaringan termineralisasi yang membentuk sebagian besar massa gigi. Di
daerah mahkota, dentin ada di lapisan dasar email dan di daerah akar, dentin ditutup oleh
sementum.
Secara klinis dentin sensitif terhadap rangsang. Rangsang diterima oleh cabang odontoblas
(serat Tome’s) kemudian dilanjutkan ke dalam badan sel odontoblas terus ke pulpa. Pada
odontoblas banyak ujung serat saraf yang berasal dari pulpa.
c. Pulpa dan Saluran Akar
Pulpa merupakan jaringan ikat lunak vaskuler yang menempati pertengahan gigi. Bentuk
pulpa mendekati bentuk permukaan luar gigi. Pulpa dibentuk oleh kamar pulpa di bagian
mahkota gigi dan saluran akar yang memanjang sepanjang gigi. Pada bagian apeks masing-
masing akar terdapat foramen apikal yang dilalui pembuluh darah, saraf dan pembuluh
limf. Fungsi pulpa:
 Induktif
Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila
terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email.
 Formatif
Odontblas membentuk dentin. Sel ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga
cara: 1) melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik; 2) melalui pengangkutan komponen
anorganik ke matriks yang baru terbentuk; 3) melalui penciptaan lingkungan yang
memungkinkan mineralisasi matriks. Odontoblas dapat pula membentuk dentin sebagai
respons atas cedera, yaitu jika ada karies, trauma, atau prosedur restorasi.
 Nutritif
Jaringan pulpa memasok nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya
dentin peritubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.
 Defensif
Odontoblas membentuk dentin sebagai respons terhadap cedera, terutama jika ketebalan
dentin yang asli telah berkurang akibat karies, atrisi, trauma, atau prosedur restoratif.
Dentin dapat juga terbentuk pada lokasi yang kontinuitasnya terputus, seperti pada tempat
terbukanya pulpa. Hal ini terjadi melalui induksi, diferensiasi dan migrasi odontoblas baru
atau sel-sel mirip odontoblas pada lokasi yang tersebut
2. Step 2 : Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan
Apa saja informasi yang dapat diketahui dari hasil anamnesis dan pemeriksaan yang
menggambarkan kondisi rongga mulut pasien ?
Pemeriksaan dalam kedokteran gigi dibedakan menjadi 2, yaitu pemeriksaan subyektif
dan pemeriksaan obyektif.
Pemeriksaan subyektif berupa anamnesis yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan
antara dokter sebagai pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang penyakit yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat
mengarahkan diagnosis penyakit pasien.
Sedangkan untuk pemeriksaan obyektif dapat berupa:
 Visual dan Inspeksi Taktil
 Colour
 Contour
 Consistency
 Tes Termal berupa tes panas (air panas, burnisher panas, gutta percha panas) dan
dingin (chlor ethyl, ice pencil, CO2 snow)
 Electrical Pulp Testing
 Tes Kavitas
 Tes penunjang radiografik dan tes jarum
Berdasarkan pemeriksaan, didapatkan hasil anamnesis pasien merasakan sakit bersifat
linu dan rasa sakit tersebut meningkat bila terdapat rangsangan dari makanan manis dan
rasa dingin, terutama ketika menggosok gigi dan berkumur dengan air dingin. Rasa sakit
terlokalisir dengan durasi 1 menit. Pasien selama ini rajin menggosok gigi dengan
tekanan yang berlebihan dan cara yang salah.
Pemeriksaan obyektif pada pasien didapatkan hasil:
Tes perkusi (-)
Tes palpasi (-)
Fistula (-)
Pulpa polip (-)
Gingiva polip (-)
Tidak terjadi perubahan warna pada gigi
Gigi goyang derajat (-)
Terdapat kavitas pada daerah servikal gigi
Gigi perforasi (-)
Vitalitas (+)
3. Step 3 : Menghubungkan aspek utama dengan data/ informasi
Bagaimanakah hubungan dari setiap data/ informasi yang diperoleh dari step 2 dengan
hasil yang didapatkan pada step 1?
(Hubungan dari permasalahan utama dengan tanda dan gejala gigi 11)
Setiap data yang diperoleh pada step 2 merupakan pemeriksaan klinis yang dilakukan oleh
dokter gigi untuk kemudian dicocokkan dengan data keluhan yang didapatkan dari hasil
anamnesis pasien pada step 1. Nantinya kedua data tersebut akan digunakan sebagai
arahan untuk diagnosis penyakit yang diderita oleh pasien.
4. Step 4 : Menjelaskan patomekanisme penyakit/ kelainan
Bagaimanakah hubungan sebab akibat yang dapat menjelaskan terjadinya tanda
dan gejala penyakit/ kelainan?
(Patomekanisme penyakit)
Patomekanisme penyakit yang diderita oleh pasien disebabkan karena kebiasaan pasien
yang menggosok gigi dengan tekanan berlebih dan cara yang salah. Kebiasaan yang
dilakukan secara terus menerus tsb. menyebabkan gigi mengalami keausan sehingga
timbul kavitas di daerah servikal gigi. Kavitas tersebut kemudian terinfeksi bakteri karies
dan menyebabkan karies servikal yang meluas hingga ke pulpa sehingga pasien
merasakan ngilu ketika diberi stimulan.
5. Step 5 : Membuat diagnosis dan diagnosis banding (jika ada)
Apa dugaan diagnosis/kelainan tersebut dan diagnosis bandingnya?
Jawab: Pulpitis reversible
6. Step 6 : Menjelaskan alasan menetapkan diagnosis
Apakah hal- hal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan diagnosis tersebut?
Jawab:
a. Anamnesa: Adanya keausan berupa cekungan di daerah servikal gigi 14 yang
diakibatkan karena sering menyikat gigi terlalu keras, merupakan indikasi karies
kelas 5. Bakteri yang terdapat pada karies kemudian menginfeksi pulpa dan
menyebabkan pulpitis reversible.
b. Pemeriksaan Subyektif: rasa sakit akibat rangsang dingin yang terlokalisir, tidak
berlangsung lama dan akan hilang jika rangsang tersebut dihilangkan
c. Pemeriksaan Objektif: gigi masih dalam keadaan vital
7. Step 7 : Membuat rencana perawatan
Apakah rencana perawatan dan penatalaksanaan yang tepat untuk kelainan tersebut?
Meliputi :
Jawab:
 Berdasarkan klasifikasi GV Black, karies pada daerah servikal gigi merupakan
karies kelas 5
 Rencana perawatan dengan membersihkan lesi karies dan melakukan penumpatan
atau restorasi kelas 5
 Bahan restorasi dapat menggunakan kompositataupun GIC karena lesi pada
permukaan gigi anterior membutuhkan sifat estetika, dan komposit dapat
memenuhi kebutuhan tersebut karena memiliki pigmen warna yang dapat
disesuaikan dengan warna gigi. Dan GIC memiliki warna yang kuranglebih sama
dengan warna gigi sehingga mendukung kebutuhan estetika tumpatan.
 TAHAPAN PENATALAKSANAAN
a. Preparasi
- Membuat outline form preparasi kavitas karies servikal berbentuk
ginjal.
- Preparasi kavitas berbentuk ginjal dengan kedalaman kurang lebih 1-
1,5 mm (sampai mengenai dentin). Pertama-tama menggunakan round
diamond bur untuk membentuk ginjal.
- Setelah mencapai dentin dilanjutkan dengan pemakaian fissure
diamond bur yang berujung datar, sehingga sekaligus dapat
menghaluskan dasar kavitas. Dasar kavitas dapat pula dihaluskan
menggunakan inverted diamond bur.
- Terakhir, kavitas diulasi cavity cleanser dengan tip applicator
b. Penumpatan
- Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan
dentin conditioner menggunakan tip applicator serta ditunggu selama
15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.
- Manipulasi bahan tumpat , di atas paper pad, di aduk dengan gerakan
melipat hingga homogen kemudian dimasukkan kedalam kavitas
menggunakan plastic filling instrument.
- Matriks ginjal dipasang diatasnya dan ditahan pada posisinya sampai
bahan mengeras. Matriks berbentuk ginjal yang konkaf dapat
digunakan untuk membentuk kontur mesio-distal maupun insiso-
gingival. Matriks ini cukup lunak untuk dibentuk sehingga dapat
menciptakan tepi yang baik. Untuk mempermudah pemasangan matriks
ini, matriks dapat dicekatkan sementara ke pemampat berbentuk
silindris dengan varnish.
- Sebelum terjadi pengerasan, sisa bahan yang melebihi matriks
dibersihkan dengan ujung sonde dan matriks ditahan pada posisinya
sampai bahan mengeras.
- Bila sudah terjadi pengerasan awal, matriks dapat dilepas. Pengerasan
ini terjadi kira-kira 3 menit setelah bahan dimasukkan ke kavitas tetapi
instruksi pabrik sebaiknya ditaati.
- Diulasi dengan varnish
- Setiap kelebihan tumpatan yang dibersihkan dengan menggunakan
ekskavator yang tajam atau bur.
c. Finishing
- Setelah restorasi dibentuk dan dipoles menggunakan arkansas, restorasi
dapat segera dilapisi dengan varnish menggunakan pinset dan gulungan
kapas, sebagai pelapis sehingga terhindar dari cairan saliva.

Anda mungkin juga menyukai